6 research outputs found

    Tanggung jawab balai konservasi sumber daya alam sumatera utara tentang masuknya hewan buas kepemukiman warga di Padang Lawas menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan perspektif Fiqih Siyasah (Studi di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara)

    Get PDF
    Latar belakang dalam penelitian ini adalah masuknya hewan buas ke pekarangan warga yang berada di desa siundol julu,kecamatan sosopan kabupaten padang lawas.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tanggung jawab Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara tentang masuknya Hewan Buas ke Pemukiman Warga di Padang Lawas,dan bagaimana Pandangan Fiqih Siyasah terhadap Pertanggung Jawaban Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara tentang masuknya Hewan Buas ke Pemukiman Warga di Padang Lawas. Metode penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu kualitatif yang dilakukan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara. Dalam penelitian ini penulis menetapkan masyarakat dan pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara sebagai sample penelitian.Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan cara: Observasi (pengamatan), Interview (Wawancara) dan Dokumentasi.Dan mengambil sumber data dengan menggunakan data primer,dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa realita masih ada kedapatan hewan buas yang masuk ke pekarangan warga.Beberapa pihak balai konservasi sumber daya alam sumut menyatakan bahwa sudah melakukan semaksimal mungkin agar hewan buas kedepannya tidak akan pernah masuk ke pekarangan warga yang berada di desa siundol julu,kecamatan sosopan kabupaten padang lawas. Namun,pada fakta dilapangan masih ada beberapa hewan buas yang masih berkeliaran yang akan berdampak membuat tidak nyaman di masyarakat. Sedangkan dalam perspektif siyasah dusturiyah upaya untuk mencegah hewan buas masuk kepekarangan masyarakat bertujuan untuk membuat masyarakat sejahtera dan nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang di atur didalam undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.Dan analisis dari siyasah dusturiyah merupakan fiqh siyasah yang membahas tentang perundang- undangan negara yang dimana bertujuan membuat masyarakat nyaman

    Effectiveness Trichoderma and Beauveria bassiana on Larvae of Oryctes rhinoceros On Palm Oil Plant (Elaeis Guineensis Jacq.) In Vitro

    Full text link
    O. rhinoceros horn beetle (Coleoptera: Scarabaeidae) is the main pest attacking oil palm crops in Indonesia, especially in palm oil rejuvenation areas. The study was conducted from April to August 2016 in the laboratory of the Faculty of Agriculture, Al-Azhar University, Medan. The materials used in this research are horn beetle pest larvae (O. rhinoceros) originating from PT. Socfin Indonesia, Trichoderma sp fungi originating from the Food Crops and Horticultural Fields of Medan and the B. bassiana fungi are derived from the Plant Seed Plant Protection Center (PBPPTP), aqua pro injection, Tween 80, rice and 96% alcohol. This research uses Completely Randomized Design (RAL) Non Factorial consisting of 13 treatments. The result of mortality of O. rhinoceros larvae on 1-14 DAA observation can be seen in appendix 2-43. Based on fingerprint analysis showed that the application of Trichoderma sp and B. basianna fungi on O. rhinoceros larvae had no significant effect on observation of 1 DAA to 9 DAA, but had a very significant effect on observation of 10 DAA to 14 DAA. The results of germination of Trichoderma sp and B. basianna fungus 4 hours after incubation period can be seen in appendix 61-66. Precentages mortality of the highest larvae of O. rhinoceros to Trichoderma sp fungus with a dose of 20 gr (96.67%) with the application method spread on the larvae. The highest amount of conidial density is found in Trichoderma sp fungi with doses of 60 g x 100-1 ml of aqua pro injection of 7.25 x 106 conidia/ml.Germination level of conidia mushroom highest in Trichoderma sp fungi with dose 60 gr x 100-1 ml aqua pro injection that is as much as 91%

    PENANAMAN AKAR WANGI (VETIVERIA ZIZANIOIDES) DI TANAM EDUKASI DAN KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN LEMBAH JUHAR

    Get PDF
    Konservasi sumber daya tanah adalah perlindungan sumber daya alam tanah. Hal ini dicapai dengan menghilangkan atau mengurangi dampak manusia terhadap lingkungan alam, pemanenan sumber daya lahan yang bertanggung jawab, serta upaya konservasi yang bertujuan untuk membalikkan kerusakan manusia terhadap sumber daya lahan. Konservasi dan pelestarian lingkungan menawarkan dua pendekatan tentang bagaimana mengelola lahan publik secara bertanggung jawab. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk melakukan penanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) di taman edukasi dan konservasi sumber daya lahan Lembah Juhar, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa penanaman 200 bibit tanaman akar wangi yang dilakukan di taman edukasi dan konservasi sumber daya lahan Lembah Juhar, Kabupaten Langkat bersama dengan beberapa praktisi dan akademisi dari berbagai institusi di daerah Sumatera Utara dalam rangka Hari Air Sedunia, selain itu pengabdian masyarakat ini juga memberikan sosialisasi mengenai tanaman akar wangi kepada masyarakat sekitar lahan Lembah Juhar, Kabupaten Langkat mengenai pentingnya konservasi dan pelestarian lingkungan yang sekaligus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sebagai taman edukasi

    Potensi Pengelolaan Nutrisi Tanaman Terpadu (PNTT) untuk Mengendalikan Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) pada Tanaman Kakao

    No full text
    Menanam tanaman pada umumnya merupakan kegiatan komersial tanaman yang hasilnya diekspor atau digunakan sebagai bahan baku industri. Pendekatan pembangunan dengan perkebunan rakyat sebagai urat nadi pembangunan, didukung oleh perkebunan besar, telah berhasil meningkatkan kinerja perkebunan. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan, Medan. Munculnya gejala penyakit pembuluh kayu pada bibit yang meliputi munculnya klorosis/nekrosis pada daun, pembengkakan lentisel dan gugur daun akibat PPK. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi teknologi pengendalian penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) yang dapat menjadi alternatif pengendalian yang ramah lingkungan melalui Pengelolaan Nutrisi Tanaman Terpadu (PNTT). Gejala penyakit yang muncul biasanya adalah menguningnya daun, terutama pada daun kedua atau ketiga dari ujung. Ada hubungan antara unsur hara tanaman dengan serangan VSD pada tanaman kakao. Tanaman kakao yang terserang VSD mengalami kerusakan pada jaringan xilem, berkas yang mengangkut air dan nutrisi dari akar ke daun

    The Role of Tuberculosis Cadres in the Tuberculosis Control Program in Medan City

    No full text
    Background. North Sumatra Province is included in the top seven provinces in Indonesia with a high TB incidence rate. Prevalence of pulmonary TB based on a doctor's diagnosis history of 0.30%, Case Notification Rate (CNR) for smear pulmonary TB is 104.3 per 100,000, success rate of treatment (SR) reached 91.31 percent. The percentage of TB cure in 2017 of 82.40 percent, is considered to be lower compared in 2016 of 85.52 percent. Purpose. The purpose of study was to analyze the role of TB cadres in TB control programs in Medan City. Method. This research was an observational analytic with a cross sectional approach. The population in this study were all cadres in Belawan Health Center (25 cadres), Helvetia Health Center (28 cadres), Amplas Health Center (24 cadres), Glugur Darat Health Center (24 cadres) and Sering Health Centre (24 cadres) totaling 125 cadres. Result. There is an influence of knowledge, attitudes and actions of Tuberculosis cadres on the role of Tuberculosis cadres. The results of multivariate analysis of knowledge with p = 0.014, attitude with p = 0,001, actions with p = 0.010. Conclusion. Behavioral factors, namely cadre attitudes become the dominant factor influencing the role of TB cadres with p = 0.014 and Exp (B) = 14.651. Suggested to health center do coaching and training, and position cadres as partners
    corecore