78 research outputs found
Mother and Child Nutrition; (A Review of Stunting Studies)
Stunting is still remains a global problem and one of the main problems of malnutrition often found in under-five children. The impacts include delayed growth, low endurance, lack of intelligence and low productivity. The incidence of stunting is related to environmental factors, low birth weight (LBW), socioeconomic factor, lack of nutrition, maternal education, low family income and number of family members. The data of WHO showed that the prevalence of stunting among children under five is 32% in developing countries. Indonesia is also known as the country with the number of children under five short height (stunted) and become a fifth country that have children stunted in the world after India, China, Nigeria, and Pakistan. Prevalence of stunting in Indonesia in 2010 was 35.6% and is still above the set threshold (20%)
HUBUNGAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DENGAN TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN SILIH NARA KABUPATEN ACEH TENGAH
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Tatanan Rumah Tangga adalah semua perilaku kebersihan dan kesehatan yang dilakukan atas kesadaran masing masing sehingga setiap anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan ikut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu: anak dan remaja, pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui, usia lanjut, dan pengasuh anak. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat) dengan tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan PHBS terbesar 41 orang (48,2%) berada pada kategori sehat II, 29 responden (34,1 %) pada kategori sehat IV, dan hanya ada 15 responden (17,6 %) yang berada pada kategori Sehat II, sedangkan strategi promosi kesehatan (advokasi) terbesar yaitu 44 responden (51,7%) bependapat kategori tidak baik, dan hanya ada 5 orang responden (5,9%) yang berpendapat kategori sangat baik. Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh angka nilai signifikansi dari variabel advokasi sebesar sig= 0,034 < 0,05, berdasarkan hasil uji korelasi yang diperoleh dari bina suasana sebesar sig= 0,045 < 0,05. Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi yang diperoleh dari pemberdayaan sebesar sig= 0,038 < 0,0
HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA DURIAN KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat dan pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Ruang lingkup sanitasi dasar meliputi ketersediaan jamban sehat, sarana air bersih, sarana pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air limbah. Ruang lingkup sanitasi dasar meliputi ketersediaan jamban sehat, sarana air bersih, sarana pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air limbah. Masyarakat yang tinggal di daerah sanitasi buruk dapat menyebabkan penyakit diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi dasar dengan kejadian diare pada anak usia 0 β 4 tahun di Desa Durian Kecamatan Pantai Labu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan sampel sebanyak 83 anak usia 0 β 4 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi keluhan diare pada anak sebanyak 63,9%. Ketersediaan jamban sehat yang tidak memenuhi syarat 41,0%, sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat 84,3%, sarana pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat 100%, dan SPAL yang tidak memenuhi syarat 95,2%. Sanitasi dasar yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian diare pada anak 0 β 4 tahun di desa durian adalah ketersedian jamban sehat, sarana air bersih, dan SPAL. Hubungan sarana pengelolan sampah dengan kejadian diare pada penelitian ini tidak dapat dianalisis secara statistik karena data homogen. Perlu adanya peningkatan pembangunan sanitasi dasar di kawasan desa durian. Kondisi sanitasi dasar yang belum memenuhi syarat dapat menjadi penyebab dari penyakit lingkungan seperti diare. Melalui hasil analisis kuesioner menunjukaan bahwa kejadian diare pada anak 0 β 4 anak di desa durian memiliki hubungan dengan kondisi sanitasi dasar yang tidak memenuhi syarat. Perbaikan sanitasi dasar dapat dilakukan dengan kerja sama antara masyarakat, pemerintah desa, bidan desa, puskesmas dan dinas kesehatan
HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA DURIAN KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat dan pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Ruang lingkup sanitasi dasar meliputi ketersediaan jamban sehat, sarana air bersih, sarana pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air limbah. Ruang lingkup sanitasi dasar meliputi ketersediaan jamban sehat, sarana air bersih, sarana pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air limbah. Masyarakat yang tinggal di daerah sanitasi buruk dapat menyebabkan penyakit diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi dasar dengan kejadian diare pada anak usia 0 β 4 tahun di Desa Durian Kecamatan Pantai Labu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan sampel sebanyak 83 anak usia 0 β 4 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi keluhan diare pada anak sebanyak 63,9%. Ketersediaan jamban sehat yang tidak memenuhi syarat 41,0%, sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat 84,3%, sarana pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat 100%, dan SPAL yang tidak memenuhi syarat 95,2%. Sanitasi dasar yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian diare pada anak 0 β 4 tahun di desa durian adalah ketersedian jamban sehat, sarana air bersih, dan SPAL. Hubungan sarana pengelolan sampah dengan kejadian diare pada penelitian ini tidak dapat dianalisis secara statistik karena data homogen. Perlu adanya peningkatan pembangunan sanitasi dasar di kawasan desa durian. Kondisi sanitasi dasar yang belum memenuhi syarat dapat menjadi penyebab dari penyakit lingkungan seperti diare. Melalui hasil analisis kuesioner menunjukaan bahwa kejadian diare pada anak 0 β 4 anak di desa durian memiliki hubungan dengan kondisi sanitasi dasar yang tidak memenuhi syarat. Perbaikan sanitasi dasar dapat dilakukan dengan kerja sama antara masyarakat, pemerintah desa, bidan desa, puskesmas dan dinas kesehatan
HUBUNGAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DENGAN TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN SILIH NARA KABUPATEN ACEH TENGAH
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Tatanan Rumah Tangga adalah semua perilaku kebersihan dan kesehatan yang dilakukan atas kesadaran masing masing sehingga setiap anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan ikut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu: anak dan remaja, pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui, usia lanjut, dan pengasuh anak. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan strategi promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat) dengan tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan PHBS terbesar 41 orang (48,2%) berada pada kategori sehat II, 29 responden (34,1 %) pada kategori sehat IV, dan hanya ada 15 responden (17,6 %) yang berada pada kategori Sehat II, sedangkan strategi promosi kesehatan (advokasi) terbesar yaitu 44 responden (51,7%) bependapat kategori tidak baik, dan hanya ada 5 orang responden (5,9%) yang berpendapat kategori sangat baik. Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh angka nilai signifikansi dari variabel advokasi sebesar sig= 0,034 < 0,05, berdasarkan hasil uji korelasi yang diperoleh dari bina suasana sebesar sig= 0,045 < 0,05. Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi yang diperoleh dari pemberdayaan sebesar sig= 0,038 < 0,0
Penyuluhan Dan Deteksi Dini Ibu Hamil Bermasalah Bekerjasama Dengan Puskesmas Dan Dinas Kesehatan Di Kabupaten Nias Barat
Penyakit kudis atau skabies adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau Sarcoptes scabei yang berupaya membentuk terowongan dibawah kulit dan ditularkan lewat kontak langsung manusia. Parasit tungau Sarcoptes scabei merupakan parasit obligat yang semua siklus hidupnya berproses pada manusia. Masa inkubasi pajanan pertama berlangsung tiga sampai enam minggu, sedangkan masa inkubasi pajanan berikutnya terjadi lebih cepat, yaitu satu sampai tiga hari. Angka kejadian skabies di negara berkembang dilaporkan terdapat sebanyak 6-27% dari populasi umum (Muzakir, 2008). Tujuan Umum, yaitu mengetahui Faktor-Faktor yang menyebabkan kejadian Scabies pada siswa/I SDN. Inpress 174568 Simorangkir Julu , Kec. Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Sasaran pada kegiatan sosialisasi ini ialah siswa-siswi SD.Inpres 174568 Simorangkir Julu kec.Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara yaitu 20 orang dengan menggunakan 2 metode ( Pemaparan materi dan Diskusi) dan dilaksanakan di SD.Inpres 174568 Simorangkir. Pengmas ini dilaksanakan pada bulan Maret β Juni tahun 2022. Dari hasil sosialisasi diketahui bahwa banyak siswa-siswi yang belum mengetahui apa itu penyakit scabies. Dengan adanya sosialisasi ini siswa-siswi mengetahui apa itu scabies, faktor-faktor penyebab terjadinya dan pencegahan yang dapat dilakukan. Dari hasil sosialisasi diketahui bahwa personal hygiene pada siswa masih kurang. Siswa-siswi diharapkan mengetahui apa itu penyakit scabies dan pencegahan yang akan likakukan. Disarankan siswa-siswi diharapkan lebih memperhatikan personal hygene (kebersihan pribadi) untuk dapat mencegah. Jika terjadi kasus/ penyakit scabies diharapkan berobat ke puskesmas/ sarana Kesehatan
Penyuluhan Dan Deteksi Dini Ibu Hamil Bermasalah Bekerjasama Dengan Puskesmas Dan Dinas Kesehatan Di Kabupaten Nias Barat
Penyakit kudis atau skabies adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau Sarcoptes scabei yang berupaya membentuk terowongan dibawah kulit dan ditularkan lewat kontak langsung manusia. Parasit tungau Sarcoptes scabei merupakan parasit obligat yang semua siklus hidupnya berproses pada manusia. Masa inkubasi pajanan pertama berlangsung tiga sampai enam minggu, sedangkan masa inkubasi pajanan berikutnya terjadi lebih cepat, yaitu satu sampai tiga hari. Angka kejadian skabies di negara berkembang dilaporkan terdapat sebanyak 6-27% dari populasi umum (Muzakir, 2008). Tujuan Umum, yaitu mengetahui Faktor-Faktor yang menyebabkan kejadian Scabies pada siswa/I SDN. Inpress 174568 Simorangkir Julu , Kec. Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara. Sasaran pada kegiatan sosialisasi ini ialah siswa-siswi SD.Inpres 174568 Simorangkir Julu kec.Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara yaitu 20 orang dengan menggunakan 2 metode ( Pemaparan materi dan Diskusi) dan dilaksanakan di SD.Inpres 174568 Simorangkir. Pengmas ini dilaksanakan pada bulan Maret β Juni tahun 2022. Dari hasil sosialisasi diketahui bahwa banyak siswa-siswi yang belum mengetahui apa itu penyakit scabies. Dengan adanya sosialisasi ini siswa-siswi mengetahui apa itu scabies, faktor-faktor penyebab terjadinya dan pencegahan yang dapat dilakukan. Dari hasil sosialisasi diketahui bahwa personal hygiene pada siswa masih kurang. Siswa-siswi diharapkan mengetahui apa itu penyakit scabies dan pencegahan yang akan likakukan. Disarankan siswa-siswi diharapkan lebih memperhatikan personal hygene (kebersihan pribadi) untuk dapat mencegah. Jika terjadi kasus/ penyakit scabies diharapkan berobat ke puskesmas/ sarana Kesehatan
PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SD NEGERI 060820&SD NEGERI 064030 TELADAN KOTA MEDAN
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan seiring munculnya berbagai penyakit yang umumnya berkaitan dengan PHBS. Upaya PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, danmasyarakat di lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). SD Negeri 060820 dan SD Negeri 064030 Teladan Kota Medan merupakan salah satu lembaga pendidikan dasar yang terletak di Jl.H.Bahrum Jamil SH, No.16 Kecamatan Medan Kota, Letak sekolah yang juga dekat dengan pemukiman masyarakat menjadi salah satu sebab lingkungan sekolah tersebut sering terkontaminasi dengan sampah dari pemukiman masyarakat sekitar yang kerapkali membuang sampah sembarangan, Ditambah lagi dengan kebiasaan siswa yang mengonsumsi jajanan yang tidak higenis dan kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pembinaan dan pendampingan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SD Negeri 060820 dan SD Negeri 064030 Teladan Kota Medan ini telah dilaksanakan dengan baik, dimana semua pihak yang terlibat sangat antusias dan berperan aktif dalam kegiatan tersebut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu persiapan kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi. Luaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat diperoleh informasi bahwa warga sekolah telah menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan sekolah yang bersih dan sehat; meningkatnya prestasi akademik siswa; dan meningkatnya animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SD Negeri 060820 dan SD Negeri 064030 Teladan Kota Medan
BUDAYAKAN PROTOKOL KESEHATAN DEMI INDONESIA BEBAS COVID-19 DESA RAMBUNG KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG
Penyakit infeksi virus SARS-Cov2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 (Corona virus disease) dengan gejala pneumonia yang misterius pertama kali dilaporkan pada bulan Desember 2019 di kota Wuhan, provinsi Hubei. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di Cina dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Di Indonesia sendiri, kasus covid-19 pertama kali diketahui pada tanggal 2 Maret 2020. Melihat kondisi pertambahan yang terus menerus meningkat, maka pemerintah pusat melalui gugus tugas percepatan penanganan covid-19 membuat strategi yang diharapkan akan dilaksanakan secara konsisten demi mengatasi pandemi virus covid-19. Untuk mengatasi virus covid-19, maka kita harus bagaimana cara penularan dari virus tersebut. Sesuai dengan cara transmisi atau penularan infeksi virus corona yang sudah disebutkan sebelumnya, maka pemerintah pusat bersama dengan WHO mendeklarasikan usaha promotif dan preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko masyarakat terinfeksi virus covid-19 yaitu berupa penerapan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang meliputi 3M (memakai masker, menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang di sekitar, mencuci tangan pakai sabun). Hal tersebut menjadi penyebab perlunya dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan di Desa Rambung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021 di Balai Desa, Desa Rambung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Hasil Pengabdian ini bahwa Pemberian giveaway kepada masyarakat yang mampu mengikuti tantangan dari pemateri yaitu memperagakan kembali cara mencuci tangan yang baik menurut WHO. Masyarakat Desa Rambung dapat terus konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan untuk menghindari infeksi covid-19 sehingga pandemi ini dapat segera berakhir. Diharapkan seluruh masyarakat tersebut dapat konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan dan bisa saling memberikan motivasi kepada semua sanak saudara yang belum memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai protokol kesehatan tersebut sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat ikut berpartisipasi untuk menurunkan angka penularan dan kesakitan infeksi covid-19 tersebut
SOSIALISASI TENTANG GIZI DAN KESEHATAN REMAJA PADA KADER POSYANDU REMAJA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS KELAS 1 MEDAN TAHUN 2021
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pasal 17 dinyatakan bahwa kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujutkan pertumbuhan dan perkembangan anak dan kesehatan anak dilakukan melalui peningktan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia pra sekolah dan usia sekolah. Selanjutnya dalam pasal 45 dinyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hudup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Disamping itu kesehatan sekolah juga diarahkan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat aktif berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesehatan, baik di sekolah, rumah tangga maupun dalam lingkungan masyarakat. Konsep hidup sehat yang tercermin pada perilaku sehat dalam lingkungan sehat perlu diperkenalkan seawall mungkin pada generasi penerus dan selanjutnya dihayati dan diamalkan. Peserta didik bukanlah lagi semata-mata sebagai objek pembangunan kesehatan melainkan sebagai subjek dan dengan demikian diharapkan mereka dapat berperan secara sadar dan bertanggung jawab dalam pembangunan kesehatan. Anak sekolah tingkat SMP dan SMA atau sederajat memasuki usia remaja dimana periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisi, psikologis maupun intelektual. Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Kelas 1 Medan adalah tempat dimana remaja yang terlibat dalam berbagai masalah kejatan, narkoba dan sejenisnya dibina untuk perbaikan kea rah yang positif, maka diperlukan pembinaan secara khusus sehingga mereka nanti pada saat keluat=r, dapat menjadi kader kesehatan yang mempengaruhi teman sebaya mereka. Metode pelaksanaan dengan ceramah dan praktek secara langsung
- β¦