512 research outputs found
Office Ergonomics Assessment pada Kantor Bank X
Seiring dengan tingginya intensitas penggunaan komputer, risiko MSDs menjadi semakin tinggi. Kerja komputer memiliki tiga faktor risiko, seperti pengulangan, kekuatan statis dan postur canggung. Sebuah tindakan pencegahan untuk meminimalisir risiko adalah untuk melakukan penilaian office ergonomic. Hasil penilaian akan menjadi dasar tindakan pencegahan lebih lanjut. Pada penelitian ini, MIRTH Office digunakan untuk penilaian. Dalam kuesioner ini ada tiga bagian, yaitu informasi umum, penilaian kesesuaian, dan survei pengaduan. Data lingkungan fisik juga akan dikumpulkan pada penelitian ini. Pengolahan data dilakukan, antara lain, identifikasi masalah, masalah pengelompokan, dan pengolahan survei pengaduan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat kelompok masalah, antara lain isu manajemen workstation, lingkungan fisik, fasilitas kerja, dan istirahat. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar keluhan responden pernah mengalami rasa tidak nyaman di mata, punggung, dan pinggang. Hasil ini menunjukkan perlunya intervensi ergonomi sedini mungkin, untuk mencegah risiko gangguan musculoskeletal disorders (WMSDs). Intervensi ergonomi dapat dilakukan dengan fasilitas penyesuaian dan kondisi kerja, serta penyediaan ergonomi pelatihan yang terkait
Relaparotomy in obstetrics and gynecological surgeries: a retrospective study in a tertiary care hospital
Background: Relaparotomy is biggest dilemma to the surgeon as well as to the patient to undergo second surgery in a short span of time. It may be required due to post-operative complications as lifesaving procedure. Objectives of this study are to determine the risk factors, indications, management and outcome in obstetric and gynecological surgeries in a tertiary care hospital attached to Mysore Medical College and Research Institute (MMCRI), Mysore.Methods: It is a retrospective observational study for the duration of 5 years from January 2016 to December 2020 in Cheluvamba Hospital attached to MMCRI, Mysore.Results: Incidence of relaparotomy was 0.11%; 0.1% for obstetric indication and 0.06% for gynecological procedure most common indication for relaparotomy was atonic postpartum hemorrhage (PPH) (35%) followed by burst abdomen (26%), uterine scar dehiscence 13%. Time interval between primary and secondary surgery is <24 hours in 57% of cases mainly due to obstetric hemorrhage. About 74% of patients post relaparotomy were stable and 26% patients needed intensive care unit (ICU) admission. Out of 23 relaparotomy cases 4 patients died with mortality rate of 17% (all relaparotomies were related to obstetric causes) with zero mortality rate for relaparotomies done for gynecological case. The major cause of death was found to be multiorgan dysfunction syndrome (MODS).Conclusions: Relaparotomy is lifesaving procedure; early recognition of complications, good primary surgery, good surgical techniques, meticulous hemostasis and strict asepsis can prevent relaparotomy
Pregnancy in Ellis Van Creveld syndrome women: a rare case report
Ellis Van Creveld (EVC) syndrome also known as chondroectodermal dysplasia is a rare genetic disorder characterized by congenital heart defect, short ribs, polydactyly, dwarfism, deformed teeth and genu valgum. It is a rare disease with approximately 150 cases reported worldwide. The exact prevalence in India is not known, but the syndrome seems more common among Amish population of Pennsylvania in the United States of America (USA). Heart defects occur in about 60% of cases. Cognitive and motor development is normal. It shows autosomal recessive trait with variable expression. The patients with this syndrome rarely survive into adulthood but here we report a case of 25 years old pregnant lady with Ellis Van Creveld syndrome
Attitude and acceptability of assisted reproductive technology among women in a tertiary hospital in Sokoto, northern Nigeria
Background: Infertility couple affects the couple's life, work, health, personality, identity and quality of life. The aim of the study is to determine the attitude and acceptability of assisted reproductive technology among women at the Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital, Sokoto.Methods: This is a cross-sectional study that involved three 350 women attending infertility clinic. They were recruited via convenient sampling method using semi-structured questionnaire. The data obtained was managed using the statistical package for social sciences version 20. A p value of <0.05 was considered statistically significant and the result obtained was presented in charts and tables.Results: Among the 350 women recruited, their ages ranged between 14-58 years with a modal age of 25-35 yeas (58.0%) and a mean of 28.59±6.7. They are mostly (78.6%), of the Hausa/Fulani ethnic group. Almost all (98.9%) of them were married and unto 40.5% of them were in polygamous marriage. Majority, 36.9% had tertiary education, and about same proportion, about half, 51.7%% were gainfully employed. About 60.3% of them were nulliparae with a mean duration of infertility of 5.07±4.8 years. Approximately half, 53.1% had secondary infertility and only about half, 51.4% will accept ART if offered. Unfortunately, among those who declined, majority (40.9%) had no reason for doing so. There was statistically significant association between educational status and acceptance of assisted reproductive technology (ART) at p value 0.02.Conclusions: The acceptance of ART in our environment is influenced by the educational status and number of living children
Analisis Usulan Perencanaan Kapasitas Tangki Crude Oil Berdasarkan Tingkat Keekonomisan Refinery Unit X PT Y
Crude Oil merupakan bahan utama dalam pembuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan non BBM. Crude Oil bahan baku produksi diperoleh dari berbagai macam lokasi eksplorasi di Indonesia harus ditampung terlebih dahulu dalam tangki penampungan. Penerimaan Crude Oil melalui beberapa macam jalur, yaitu kapal tongkang dan pipa. Penerimaan melalui jalur pipa diterima selama 24 jam sehari. Hal ini mengakibatkan perlunya perencanaan kapasitas tangki penampungan Crude Oil agar dapat cukup menampung Crude Oil yang diterima oleh refinery unit. Penelitian menggunakan metode deskrispsi sistem yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi dengan lebih baik. Perencanaan kapasitas menggunakan model matematis yang telah digunakan Perusahaan untuk dapat memperoleh solusi optimal. Hasil analisis mengungkapkan bahwa kapasitas tangki yang dibutuhkan sebanyak 1.165,79 Mega Barel (MB) per hari dengan total cost sebesar USD 668.051,55. Hasil ini dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam simulasi untuk memperoleh kapasitas tangki paling optimal
Perancangan Standard Operating Procedure untuk Menyusun Rpjmd Kabupaten Bandung dengan Memenuhi Peraturan Menteri dalam Negeri dan Iso 9001:2008 Klausul 7.3 Berdasarkan Metode Business Process Improvement
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan salah satu rencana pembangunan pemerintah yang dibuat untuk perencanaan selama lima tahun. Badan teknis pemerintahan yang bertanggung jawab membuat rencana pembangunan termasuk RPJMD adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Pemerintah telah memiliki kebijakan yang mengatur mengenai tahapan-tahapan untuk menyusun perencanaan pembangunan, termasuk RPJMD yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri merupakan panduan umum dalam menyusun perencanaan pembangunan untuk seluruh daerah, salah satunya adalah Kabupaten Bandung. Dalam hal ini, Kabupaten Bandung memiliki beberapa masalah untuk menyusun RPJMD, yaitu tidak adanya pedoman teknis dan ketidakmerataan pekerjaan antar pegawai dalam merancang RPJMD. Hal ini berdampak dengan terjadinya revisi RPJMD Kabupaten Bandung pada periode 2011-2015 pada tahun 2013.
Pada penelitian ini akan dibuat Standard Operating Procedure (SOP) dalam menyusun RPJMD Kabupaten Bandung yang memenuhi requirement Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 berdasarkan metode Business Process Improvement (BPI) untuk meminimasi dan mengeliminasi masalah yang terjadi. Selain Peraturan Menteri Dalam Negeri, SOP yang dibuat memenuhi requirement ISO 9001:2008 Klausul 7.3. Peran ISO 9001:2008 Klausul 7.3 dalam menyusun RPJMD adalah memastikan bahwa output yang dihasilkan dalam sebuah perancangan dapat sesuai dengan input requirement dan stakeholders requirement. Metode BPI digunakan untuk memperbaiki bisnis proses yang akan menjadi urutan proses dalam SOP dengan dilakukan analisis aktivitas dan analisis streamlining. Penelitian ini menghasilkan model konseptual untuk memperbaiki proses bisnis penyusunan RPJMD
Neonatal outcomes and congenital anomalies in pregnancies affected by hypothyroidism
Background: Maternal hypothyroidism has been reported to have concerns over neonatal outcomes, not only in the context of neurocognitive development but also in the short term as birth weight and neonatal jaundice.Patients and methods: We conducted a cross-sectional retrospective study on 638 cases who delivered live births in the Aga Khan University Hospital after ethical approval. Data were collected on hypothyroid pregnant females who were diagnosed before conception or during their antenatal visits during the year 2008-2016. Neonatal outcomes were noted for birth weight, maturity, and neonatal jaundice, neonatal hypothyroidism, neonatal respiratory distress syndrome, sepsis, hypocalcaemia, congenital anomalies, need for intensive care admission, and neonatal death. Subgroup analysis was performed on the timing of diagnosis of maternal hypothyroidism. Data analysis was performed on Statistical Package for the Social Sciences version 20.0.Results: Neonatal jaundice was the most common neonatal outcome (37.6%) in our cohort of 662 live births. Nearly 15% required intensive care unit admission, however, neonatal death was very rare. The most common clinically significant congenital anomalies were cardiovascular defects, whereas Mongolian spots were the commonest congenital condition to report. There is a statistically significant association between low birth weight (OR 1.86, 95% CI 1.0-3.2, p ≤ 0.05) and congenital anomalies (OR 2.39, 95% CI 1.4-4.0, p ≤ 0.05) with women diagnosed with hypothyroidism before pregnancy.Conclusion: We report the neonatal outcomes and spectrum of congenital anomalies of hypothyroid pregnancies diagnosed before and during conception for the first time from the region of Pakistan.Key Message: Overall, none of the neonates of hypothyroid pregnancies developed congenital hypothyroidism.Cardiovascular defects in these neonates imply extensive screening and monitoring during pregnancy.Low birth weight and congenital anomalies are associated with the timings of diagnosis of hypothyroidism in pregnancy
Analisis True Customer Needs Produk Green Tea Chocolate Berdasarkan Integrasi Product Quality Dan Model Kano Pada UKM Arafa Tea
UKM Arafa Tea merupakan salah satu UKM di Bandung yang bergerak dalam produksi produk olahan teh, dengan Green Tea Chocolate (GTC) sebagai salah satu produk unggulannya. Pendapatan GTC mampu memberikan kontribusi terbesar dan memiliki perputaran uang paling cepat dibandingkan dengan produk olahan lainnya. Melihat kesempatan tersebut, UKM Arafa Tea berniat untuk memperluas pasarnya dengan mengembangkan pasar sekaligus memposisikan GTC sebagai jajanan olahan teh khas Bandung. Untuk melakukan hal tersebut, dilakukan penelitian menggunakan integrasi Product Quality dan Model Kano guna mengetahui kebutuhan dan kepuasan pelanggan GTC Arafa Tea. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan output berupa rekomendasi true customer needs yang perlu diperhatikan sebagai upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh Arafa Tea. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi 21 atribut kebutuhan yang digunakan untuk mengukur kinerja eksisting Arafa Tea dan mengategorikannya berdasarkan dampak kepuasan yang diberikan. Berdasarkan hasil integrasi diperoleh bahwa terdapat sepuluh atribut kebutuhan GTC yang memiliki nilai kepuasan pelanggan yang lemah, yang terdiri dari dua atribut one-dimensional, tiga attractive dan lima atribut must-be. Seluruh atribut ini dianalisis dan disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki UKM guna memperoleh rekomendasi akhir true customer needs. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat delapan true customer needs, diantaranya adalah peningkatan intensitas rasa cocoa, kesesuaian kombinasi rasa, peningkatan intensitas rasa manis, warna hijau yang menarik, penurunan intensitas rasa green tea, kejelasan pencantuman periode tanggal kedaluwarsa, penurunan intensitas rasa pahit dan kejelasan pencatuman merek yang menarik pada kemasan
- …