45 research outputs found

    HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

    Get PDF
    Latar Belakang : Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitasdan kuantitas yang baik serta benar. Sarapan adalah suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktivitasbelajar mengajar. Tanpa sarapan seseorang akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa di bawah normal.Hipoglikemia mengakibatkan susah berkonsentrasi dalam belajar. Itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakansumber energi bagi otak. Seseorang yang mempunyai kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari nilai normal,menyebabkan gangguan dalam berkonsentrasi. Untuk bisa mempertahankan daya ingat maupun kemampuanberkonsentrasi diperlukan energi yang tersedia dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungankebiasaan sarapan pagi dan kadar hemoglobin terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswi program studi kedokteranangkatan 2014 universitas malahayati bandar lampung.Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek berjumlah 146 responden pengukuran kadarhemoglobin menggunakan easy touch nesco GHb dan pengukuran konsentrasi menggunakan tes Wechsler AdultIntelligence Scale (WAIS) . Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015. Analisis data menggunakan ujiSpearman dengan program SPSS versi 16.00.Hasil : Responden dengan katakteristik sarapan pagi tertinggi sebanyak 57 orang (39,0%), karakteristik kadarhemoglobin rendah paling banyak 84 orang (57,5%), konsentrasi belajar kurang paling banyak 81 orang (51,5%). Hasil ujiChi-square didapatkan ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi (p = 0,000) dan kadar hemoglobin (p = 0,000)terhadap konsentrasi belajar.Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi (p = 0,000) dan kadar hemoglobin(p = 0,000) terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswi program studi kedokteran angkatan 2014 universitas malahayatibandar lampung

    HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIANKELAINAN KO NGENITAL PADA BAYI BARU LAHIRDI RSU D DR. H. ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

    Get PDF
    Latar Belakang: Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yangtimbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kelainankongenital yaitu faktor gizi ibu selama masa kehamilan. Kekurangan gizi pada ibu akanmenimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin serta dapat menyebabkan kelainan bawaan padajanin. Kelainan ini dapat menimbulkan dampak buruk pada saat setelah lahir atau mengganggutumbuh kembang yang permanen sampai dengan usia dewasa. Data rekam medik RSUDDr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015 jumlah bayi baru lahir dengan kelainankongenital berjumlah 183 (17,24%) dari 1.061 angka kelahiran bayi.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian kelainankongenital pada bayi baru lahir di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015.Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif, desain Case Control dengan pendekatanretrospektif yaitu menggunakan data rekam medik di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek ProvinsiLampung Tahun 2015. Kelompok kasus adalah 88 bayi dengan kelainan kongenital dan 88 bayitanpa kelainan kongenital sebagai kelompok kontrol. Teknik sampling penelitian ini menggunakanSimple Random Sampling. Analisis data menggunakan Uji Chi Square.Hasil: Dari 176 responden bayi baru lahir, terdapat 88 bayi (50%) mengalami kelainan kongenital.Sedangkan untuk status gizi ibu hamil yang kurang baik terdapat 19 responden (10,8%). Dari hasiluji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian kelainankongenital pada bayi baru lahir (p value < α, 0,004 < 0,05) OR= 6,296.Kesimpulan: Ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian kelainan kongenital pada bayibaru lahir di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 201

    HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

    Get PDF
    Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertaipelepasan (deskuamasi) endometrium.Gangguansiklus menstruasi merupakan indikator penting yangmenunjukkan adanyagangguan fungsi sistem reproduksi yang dihubungkan dengan peningkatanberbagaipenyakit seperti kanker rahim, kanker payudara, infertilitas, dan patahtulang. Tujuan :Mengetahui adanyahubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteranangkatan 2013 Universitas Bandar Lampung tahun 2016. Metode :Jenis penelitian ini adalah penelitiankuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional.Jumlah responden 162 berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.Analisis data menggunakan analisisunivariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Hasil penelitian didapatkanmahasiswi dengan IMT normal 63,6%, IMT tidak normal 36,4% dan mahasiswi dengan siklus menstruasinormal 71%, siklus menstruasi tidak normal 29%. Uji Chi-Squaremenunjukkan p.value = 0,005 denganOR (CI) = 2,70 (1,34-5,44). Kesimpulan :Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengansiklus menstruasipada mahasiswi Fakultas Kedokteran angkatan 2013 Universitas Malahayati BandarLampung tahun 2016

    Faktor – faktor riwayat ibu yang menyebabkan terjadinya stunting pada balita usia 6-59 bulan di Lampung Tengah

    Get PDF
    Factors associated with stunting among children of age 6 to 59 months in Central Lampung, IndonesiaBackground: Stunting is a chronic condition that describes the inhibition of growth for the long-term malnutrition, causing stunting is two directly and indirectly. Indirect causes are factors of education, history of the antenatal care (ANC), granting exclusive breastfeeding, maternal nutritional status, consumption of iron (Fe), occupational factors, and economic status.Purpose: To determine the Factors associated with stunting among children of age 6 to 59 months in Central Lampung, IndonesiaMethods: Its quantitative descriptive cross-sectional design with total sampling. The sample is toddlers aged 5-59 months of 106 toddlers. The location was conducted in the village of Mataram Ilir, Seputih District, Surabaya, Central Lampung in 2019. Research instruments in the form of questionnaires, scales, Microtois/Staturmeter and midline. This research has passed research ethics with ethics number no. 62 / EC / KEP-UNMAL / 2019.Results: There are of 54,2% of women not  breastfeeding, 74.0%  never pay attention for antenatal care during pregnancy, 71,9% of mothers suffer from chronic energy deficiency (CED), 52,1% of mothers never consume iron (Fe) during pregnant, and there were of 50.0% has a poor knowledge due to less education.Conclusion: Factors of maternal of an indirect cause stunting is exclusive breastfeeding, consumption of iron (Fe), maternal nutritional status, history of the antenatal care and maternal education level can cause stunting to the children of age 6 to 59 Months.Keywords: Socio-Economic; Maternal Nutritional Status; Stunting; Children of age 6 to 59 MonthsPendahuluan: Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang, penyebab stunting terbagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. penyebab tidak langsungnya adalah faktor pendidikan,riwayat ANC,Pemberian asi eksklusif , status gizi ibu,konsumsi zat besi (fe), faktor pekerjaan, dan status ekonomi keluargaTujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor riwayat ibu yang menyebabkan terjadinya stunting pada balita 6 – 59  bulan di desa  mataram  ilir kecamatan seputih surabaya  lampung tengah tahun 2019.Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional dengan menggunakan total sampling. Sampel penelitian adalah balita usia 5-59 bulan berjumlah 106 balita. Tempat penelitian dilakukan di desa Mataram Ilir , Kecamatan Seputih Surabaya, Lampung Tengah tahun 2019.  Instrumen penelitian berupa kuesioner, timbangan, mikrotois dan midline. Penelitian ini sudah lulus etik penelitian dengan nomor etik no.62/EC/KEP-UNMAL/2019.Hasil: Didapatkan 54,2% ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif,  74,0%  ibu tidak melakukan perawatan ANC Saat hamil, 71,9 % ibu menderita KEK,  52,1% ibu tidak mengkonsumsi zat besi (Fe)  saat hamil, dan terdapat 50,0 % ibu berpendidikan rendah.Simpulan: Faktor-faktor riwayat ibu secara tidak langsung yang menyebabkan stunting yaitu pemberian ASI Eksklusif , riwayat konsumsi zat besi (Fe), status gizi ibu ,riwayat ANC dan tingkat pendidikan ibu dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita usia 6-59

    Hubungan Kepatuhan Konsumsi Kelasi Besi Terhadap Pertumbuhan Anak Dengan Thalassemia

    Get PDF
    Thalassemia is a hereditary synthesis of hemoglobin. Based on data from the Association of Parents of Indonesian Thalassemia Patients known that thalassemia sufferers in Indonesia increased from 4,896(2012) to 9,028(2018). This study aims to determine the relationship between compliance with consumption of iron chelation to the&nbsp;growth of children with thalassemia in thalassemia shelter Bandar Lampung. This research uses correlation analytic method with cross-sectional approach. Sampling uses purposive sampling technique. The sample in this study were children with beta major thalassemia aged 5-10 years who recorded in thalassemia transit home in Bandar Lampung totaling 55 respondents. The results obtained 60% of respondents who have good consumption of iron chelation and who have good growth as much as 76.4% of respondents. Results of the Spearman test found that there is a significant relationship between compliance with consumption of iron chelation to the growth of children with thalassemia (p=0.001). With the correlation coefficient value of 0.419 having a positive sign which means the compliance value of consumption of iron chelation is high, the growth value of thalassemia children is also high, and vice versa if compliance with iron chelation consumption is low, the growth value of thalassemia children is also low.Penyakit Thalassemia di Indonesia&nbsp; termasuk dalam kelompok negara yang berisiko tinggi . Salah satu penyakit genetik yang tersering di dunia adalah penyakit thalasemia. Berdasarkan data Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia diketahui penyandang thalassemia di Indonesia mengalami peningkatan dari 4.896(2012) menjadi 9.028(2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan konsumsi kelasi besi&nbsp; terhadap pertumbuhan anak dengan thalassemia di rumah singgah thalassemia Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi&nbsp; dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah anak dengan thalassemia beta major yang berusia 5-10 tahun yang terdata di rumah singgah thalassemia Bandar Lampung berjumlah 55 responden. Hasil penelitian didapatkan 60% responden yang memiliki kepatuhan konsumsi kelasi besi baik dan yang memiliki pertumbuhan baik sebanyak 76.4% responden. Hasil dari uji Spearman, didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi kelasi besi terhadap pertumbuhan anak dengan thalassemia (p = 0.001). Dengan nilai koefisian korelasi 0.419 bertanda positif yang artinya nilai kepatuhan konsumsi kelasi besi tinggi maka nilai pertumbuhan anak thalassemia juga tinggi, demikian sebaliknya bila kepatuhan konsumsi kelasi besi rendah maka nilai pertumbuhan anak thalassemia juga rendah

    Karakteristik Pasien Demam Tifoid pada Anak dan Remaja

    Get PDF
    Background: Typhoid fever is an acute bowel disease caused by the bacterial salmonella typhi or Salmonella paratyphi A, B and C. characteristics of the sufferer of typhoid fever in children and adolescents often founded various kinds are age, gender, duration with a fever, degree of fever, results of the most numerous Widal test, Giving antibiotic drug. And the characteristics will be explained in this research. Aim: To know the characteristics of the patients with typhoid fever in children aged (4-11) years and Adolescents age (12-25) years in the hospital Pertamina Bintang Amin in 2018. Methods: This research is a descriptive study with a qualitative approach. The Sources of user research data were used secondary data obtained based on the medical record data of patients who diagnosed with typhoid fever in children and adolescents at Pertamina Bintang Amin Hospital. The population was 1539. A sample of 317 patients diagnosed of typhoid fever. Data collection in January 2020, data analysis process of univariate analysis. Results: Characteristics of the sufferers of typhoid fever in children and adolescents at Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Hospital in 2018 with the most age were 5-11 years (57.1%). Most genders were women (57.7%). The most degree of fever is febrile fever (93.4%). The most fever duration with a fever of ≤ 1 week (77.0%). The results of the most numerous Widal test were patients with positive results (84.2%). The most history of another test was yes they did (100%). Giving antibiotic drugs was giving antibiotic drugs Line 2 (99.1%). Conclusion: Based on these results, characteristics of the sufferer of typhoid fever in children and adolescents at Pertamina Bintang Amin Hospital in 2018 which is aged 5-11 years, with female gender, degree of febrile fever, old fever of ≤ 1 week, test results Positive, the history of conducting other checks is yes, giving antibiotics drugs is antibiotic drugs line 2 which is ceftriaxone and cefiximeLatar Belakang : Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C. Karakteristik pasien demam tifoid pada anak dan remaja sering ditemukan berbagai macam yaitu usia, jenis kelamin, lama demam, derajat demam, hasil uji tes widal, dan pemberian antibiotik pada pasien. Dan karakteristik diatas ini yang akan dipaparkan pada penelitian ini. Tujuan : Untuk mengetahui karakteristik pasien demam tifoid pada anak usia (4-11) tahun dan remaja usia (12-25) tahun di Rumah Sakit Peratamina Bintang Amin pada tahun 2018. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian data sekunder yang diperoleh dari data catatan medis pasien yang terdiagnosis demam tifoid pada anak dan remaja di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Populasi 1539 pasien. Sampel 317 pasien dengan diagnosis demam tifoid. Pengumpulan data pada bulan januari tahun 2020. Analisa melalui analisa univariat. Hasil : Karakteristik penderita demam tifoid pada anak dan remaja di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2018 yaitu umur paling banyak 5-11&nbsp; tahun (57.1%). Jenis kelamin paling banyak pada perempuan (57.7%). Derajat demam paling banyak demam febris (93.4%). Lama demam paling banyak demam pada waktu ≤ 1 minggu (77.0%). Hasil uji tes widal paling banyak hasil uji tes widal positif (84.2%). Riwayat melakukan pemeriksaan lain paling banyak ya melaukan (100%). Pemberian obat antibiotik pemberian obat antibiotik lini 2 (99.1%). Kesimpulan : Berdasarkan hasil tersebut, karakteristik penderita demam tifoid pada anak dan remaja di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin tahun 2018 yaitu berumur 5-11 tahun, dengan jenis kelamin perempuan, derajat demam febris, lama demam ≤ 1 minggu, hasil uji test widal positif, riwayat melakukan pemeriksaan lainnya ya melakukan, pemberian obat antibiotik diberikan obat antibiotik lini 2 yaitu seftriaksone dan sefixim

    GAMBARAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN OSCE UKMPPD PADA MAHASISWA FIRST TAKER PENDIDIKAN PROFESI DOKTER UNIVERSITAS MALAHAYATI BATCH NOVEMBER 2019

    Get PDF
    Kecemasan adalah keadaan tegang berlebihan ditandai perasaan khawatir, tidak menentu, atau takut. Kecemasan sering di alami pada mahasiswa khususnya mahasiswa kedokteran yang akan melaksanakan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) diantaranya ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Computer Based Test (CBT). OSCE merupakan instrumen penilaian keterampilan klinik pada mahasiswa kedokteran. Kecemasan apabila sudah mencapai tingkat kecemasan yang berat akan mengganggu proses jalannya ujian dan juga memungkinkan mempengaruhi hasil ujian pada mahasiswa program profesi dokter yang melaksanakannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Tujuannya untuk mengetahui gambaran kecemasan dalam menghadapi OSCE UKMPPD pada mahasiswa first taker pendidikan profesi dokter di Universitas Malahayati tahun 2019. Hasil penelitian didapatkan kecemasan paling tinggi yaitu sebesar 78 (56%) pada kecemasan ringan. Distribusi usia paling banyak mengikuti ujian OSCE UKMPPD adalah  usia 24 tahun 88 peserta (63,8%). Ditribusi jenis kelamin paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 99 peserta (71,7%). Distribusi masa studi paling banyak dari peserta OSCE UKMPPD yaitu Masa studi 6 tahun yaitu sebanyak 108 peserta (78,26%). Berdasarkan distribusi data terbanyak untuk gambaran kecemasan dalam menghadapi ujian OSCE UKMPPD pada mahasiswa first taker pendidikan profesi dokter di Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2019 adalah kecemasan ringan, usia 24 tahun, jenis kelamin perempuan, dan dengan masa studi 6 tahun

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTU A TENTANG AUTISME TERHADAP PERKEMBANGAN TERAPI PADA ANAK DEN GAN AUTIS SPECTRUM DISORDERDI GROWING HOPE DAN SNETS BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

    Get PDF
    Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang sangatkompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Kondisi inimenyebabkan terganggunya perilaku dan hubungan dengan orang lain. Melaluibeberapa terapi anak autism akan mengalami kemajuan seperti anak normallainnya, dan hampir 90% keberhasilan terapi bagi anak autis bermula dariketerlibatan orang tua. Tujuan penelitian adalah untuk dapat mengetahui hubunganpengetahuan dan sikap orangtua tentang autisme terhadap perkembangan terapipada anak dengan Autis Spectrum Disorder di Growing Hope dan SNETS BandarLampung Tahun 2015.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desainstudy cross sectional dan menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Tekhnikpengambilan sample yang digunakan adalah total sampling. Dari 34 sampeldidapatkan 32 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, sedangkan yang termasukkriteria eksklusi sebanyak 2 sampel.Hasil: Diperoleh nilai p-value 0,041 < α 0,05, dan OR = 6.300, yang menunjukanada hubungan yang bermakna antara pengetahuan orangtua tentang autismterhadap perkembangan terapi, dan juga pengetahuan yang baik memiliki peluang6.300 kali untuk meningkatkan perkembangan terapi. Kemudian diperoleh nilai pvalue0,010 < α 0,05, dan OR = 15,423, yang menunjukan ada hubungan yangbermakna antara sikap orangtua tentang autisme terhadap perkembangan terapi,dan juga sikap yang positif memiliki peluang 15,429 kali untuk meningkatkanperkembangan terapi.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orangtua tentangautisme terhadap perkembangan terapi pada anak dengan Autis Spectrum Disorder diGrowing Hope dan SNETS Bandar Lampung tahun 2015, dan terdapat hubungan yangbermakna antara sikap orangtua tentang autisme terhadap perkembangan terapi pada anakdengan Autis Spectrum Disorder di Growing Hope dan SNETS Bandar Lampung tahun2015

    Sosiodemografi Dengan Kepatuhan Peserta Prolanis Di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung

    Get PDF
    Background: Prolanis is an integrated proactive health service system that involves participants, Health Facilities and BPJS health in the context of health care for BPJS Health participants who suffer from chronic diseases including type 2 diabetes to achieve optimal quality of life. Objective: to determine the sociodemographic relationship with the compliance of PROLANIS participants at the Kedaton Bandar Lampung Health Center. Method: This research was an analytic observational study with cross sectional approach. Data sources of research data obtained from questionnaires and attendance book records of patients participating in PROLANIS at the Kedaton Health Center in Bandar Lampung. Population of 250 patients participating in PROLANIS. The sample consisted of 72 PROLANIST participants. Data collection in February 2020. Analysis through univariate and bivariate analysis. Results: that there was no relationship in age with results p = 0.09 (p&gt; 0.05), sex with results p = 0.183 (p&gt; 0.05) and there was a relationship in education with results p = 0.000 (p &lt; 0.05), work with results p = 0.022 (p &lt;0.05), family support with results p = 0,000 (p &lt;0.05). The sociodemographic relationship with the compliance of PROLANIS participants at the Kedaton Health Center in Bandar Lampung. Conclusion: there is no relationship between age and gender with adherence to Prolanis and there is a relationship between education, employment, family support with adherence to follow ProlanisLatar Belakang : Prolanis adalah sistem pelayanan kesehatan proaktif terintegrasi yang melibatkan peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis termasuk diabetes tipe 2 untuk mencapai kualitas hidup yang optimal. Tujuan: mengetahui hubungan sosiodemografi dengan kepatuhan peserta PROLANIS di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sumber data penelitian data yang diperoleh dari kuesioner dan catatan buku kehadiran pasien peserta PROLANIS di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Populasi 250 pasien peserta PROLANIS. Sampel terdiri atas 72 peserta PROLANIS. Pengumpulan data pada bulan februari 2020. Analisis melalui analisis univariat dan bivariat. Hasil: bahwa tidak ada hubungan pada usia dengan hasil p=0,09 (p&gt;0,05), jenis kelamin dengan hasil p=0,183 (p&gt;0,05) dan adanya hubungan pada pendidikan dengan hasil p=0.000 (p&lt;0,05), pekerjaan dengan hasil p=0,022 (p&lt;0,05), dukungan keluarga dengan hasil p=0,000 (p&lt;0,05). Hubungan sosiodemografi dengan kepatuhan peserta PROLANIS di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Kesimpulan: tidak terdapat hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan kepatuhan mengikuti Prolanis dan terdapat hubungan antara pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga dengan kepatuhan mengikuti Prolanis

    HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN IBU HAMIL TERHADAP BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR BARU KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2018

    Get PDF
    Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 –27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr. BBLR berisiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang berat badan lahirnya diatas 2500 gram. BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak dan memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes di masa yang akan datang. Penilitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan upaya pencegahan yang dilakukan ibu hamil terhadap berat badan lahir rendah (BBLR) di wilayah kerja Puskesmas Mekar Baru Kabupaten Tangerang tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah  penelitian analitik observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu melahirkan yang melakukan pemeriksaan ANC dalam kurung waktu mei – juli tahun 2018 ke Puskesmas Mekar Baru Kabupaten Tangerang, dengan jumlah sebanyak 73 orang. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan Chis-quare. Diketahui distribusi frekuensi upaya pencegahan baik (skor ≥ 10) sebanyak 80,8% serta upaya pencegahan kurang (skore < 10) sebanyak 19,2% dan distribusi frekuensi bayi berat lahir rendah   (BBLR) yang dilahirkan dengan bayi BBLR (< 2500 gr) sebanyak 31,5% serta dengan bayi BBLN (≥ 2500 gr) sebanyak 68,5%. Diketahui hasil analisis chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara upaya pencegahan yang dilakukan ibu hamil terhadap berat bayi lahir rendah (BBLR). terdapat hubungan yang antara upaya pencegahan yang dilakukan ibu hamil terhadap berat bayi lahir rendah (BBLR)  dengan p-value = 0,000, OR = 0,113, (CI; 95% : 0,030 - 0,420)
    corecore