30 research outputs found

    The Ccb Treatment of Sixteen Indonesian Wood Species Against Marine Borers

    Full text link
    This study was conducted to provide basic information on the treatment of some wood species using a copper bichromated boron (CCB). The specimens were treated with CCB for 2 hours in a 150 psi of full cell process. The treated and untreated wood samples were tested against marine borers for 4, 8 and 12 months. The results indicated that full cell process with CCB were able to prevent marine borers attack. Untreated wood specimens were susceptible to marine borers attack, except Iara (Metrosiderospetiolata Kds.) and kandole (Diploknema oligomera HJ.L.). The attacking borers are Martesia striata Linn of the Pholadidae family, Teredo bartschi Clapp., Dicyathifer manni Wright and Bankia cieba Clench. of the Teredinidae family. However, crustaceans were found clinging to the wood specimens when they were taken from the sea. These crustaceans belongs to Sphaeromatidae family

    Keawetan 25 Jenis Kayu Dipterocarpaceae terhadap Penggerek Kayu di Laut

    Full text link
    Dua puluh lima jenis kayu Dipterocarpaceae diuji sifat keawetannya terhadap serangan penggerek kayu di laut. Masing-masing jenis kayu dibuat contoh uji berukuran 2,5 cm x 5 cm x 30 cm, direnteng dengan tali plastik, kemudian dipasang di perairan pulau Rambut dan diamati setelah 6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang keawetan 25 jenis kayu Dipterocarpaceae terhadap penggerek kayu di laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 6 bulan, sebagian besar contoh uji mendapat serangan berat oleh famili Pholadidae dan Teredinidae. Lima dari 25 jenis kayu atau 20% tahan terhadap penggerek di laut. Giam durian (Cotylelobium flavum Pierre) dan balau laut (Shorea falcifera Dyer) termasuk dalam katagori sangat tahan, sedangkan giam tembaga (Cotylelobium melanoxylon Pierre), balau laut batu (Shorea elliptica Burck.), dan resak ayer (Vatica teysmanniana Burck.) termasuk dalam katagori tahan terhadap penggerek di laut. Kelima jenis kayu tersebut cocok untuk bangunan kelautan

    Kelas Awet 15 Jenis Kayu Andalan Setempat Terhadap Rayap Kayu Kering, Rayap Tanah Dan Penggerek Di Laut

    Full text link
    Lima belas jenis kayu andalan setempat yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat diuji keawetannya. Kayu contoh uji yang berukuran 5,0 cm x 2,5 cm x 2,0 cm diuji terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light.), yang berukuran 2,0 cm x 0,5 cm x 0,5 cm diuji terhadap rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgreen.) dan yang berukuran 2,5 cm x 5 cm x 30 cm diuji terhadap penggerek kayu di laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 jenis kayu yang diuji, hanya tarisi (Albizia lebbeck Benth.) yang paling tahan terhadap Cryptotermes cynocephalus Light. atau masuk ke dalam kelas awet I, dan kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.) tahan terhadap Coptotermes curvignathus Holmgreen atau masuk ke dalam kelas awet II. Sedangkan hasil uji kayu di laut menunjukan bahwa semua jenis kayu tidak tahan terhadap penggerek di laut

    Kelas Awet 25 Jenis Kayu Andalan Setempat Jawa Barat dan Jawa Timur terhadap Penggerek Kayu di Laut

    Full text link
    Dua puluh lima jenis kayu andalan setempat dari Jawa Barat dan Jawa Timur diuji sifat ketahanannya terhadap serangan penggerek di laut. Masing-masing jenis kayu dibuat contoh uji berukuran 2,5 cm x 5 cm x 30 cm, setiap jenis kayu diulang 10 kali, kemudian direnteng dengan tali plastik dan dipasang di perairan Pulau Rambut selama 6 bulan pada kedalaman 1 m dibawah permukaan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua contoh uji mendapat serangan berat oleh Martesia striata Linne dari famili Pholadidae, Teredo bartchi Clap., Dicyathifer manni Wright. dan Bankia cieba Clench. and Nausitora dryas Dall. dari famili Teredinidae. Satu dari 25 jenis kayu, yaitu Azadirachta indica A.Juss. tahan terhadap penggerek di laut. Jenis kayu tersebut termasuk katagori kelas awet II dan cocok untuk bangunan kelautan

    Ketahanan 45 Jenis Kayu Indonesia Terhadap Rayap Kayu Kering Dan Rayap Tanah

    Get PDF
    Empat puluh lima jenis kayu yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia diuji sifat ketahanan alaminya terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light.) dan rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgreen). Pengujian ketahanan terhadap rayap tanah dan rayap kayu kering dilakukan sesuai dengan metode SNI 7207:2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 jenis kayu yang dipelajari, enam jenis dari 45 jenis kayu yang diteliti tergolong sangat tahan (kelas awet I), 11 jenis tahan (kelas awet II) dan sisanya 28 jenis masuk ke dalam kelas awet rendah (III, IV dan V) terhadap C. cynocephalus Light. Hasil pengujian ketahanan terhadap C. curvignathus Holmgreen menunjukkan tujuh jenis tergolong sangat tahan (kelas awet I), 14 jenis tahan (kelas awet II), dan sisanya 24 jenis masuk ke dalam kelas awet rendah (III, IV dan V). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis kayu yang tahan terhadap rayap kayu kering belum tentu tahan terhadap rayap tanah, dan sebaliknya

    Keawetan 25 Jenis Kayu Dipterocarpaceae terhadap Penggerek Kayu di Laut

    Get PDF
    Dua puluh lima jenis kayu Dipterocarpaceae diuji sifat keawetannya terhadap serangan penggerek kayu di laut. Masing-masing jenis kayu dibuat contoh uji berukuran 2,5 cm x 5 cm x 30 cm, direnteng dengan tali plastik, kemudian dipasang di perairan pulau Rambut dan diamati setelah 6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang keawetan 25 jenis kayu Dipterocarpaceae terhadap penggerek kayu di laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 6 bulan, sebagian besar contoh uji mendapat serangan berat oleh famili Pholadidae dan Teredinidae. Lima dari 25 jenis kayu atau 20% tahan terhadap penggerek di laut. Giam durian (Cotylelobium flavum Pierre) dan balau laut (Shorea falcifera Dyer) termasuk dalam katagori sangat tahan, sedangkan giam tembaga (Cotylelobium melanoxylon Pierre), balau laut batu (Shorea elliptica Burck.), dan resak ayer (Vatica teysmanniana Burck.) termasuk dalam katagori tahan terhadap penggerek di laut. Kelima jenis kayu tersebut cocok untuk bangunan kelautan

    Durabilty of 25 Local Specific Wood Species From Java Preserved with Ccb Against Marine Borers Attack

    Full text link
    This study was conducted to provide basis information of the 25 local specific wood species indigenous from Java treated by copper bichromated boron (CCB). The full-cell process for 2 hours and 150 psi during the pressure-keeping period was employed. The IUFRO method was applied for the determination of wood treatability class. The treated and untreated wood specimens were tied together using plastic cord, arranged into a raft like assembly, and then exposed for 3, 6, and 12 months to the brackish water situated at Rambut Island's coastal area. The Nordic Wood Preservation Council (NWPC) standard No.1.4.2.2/75 was used to determine the intensity of marine borer infestation. The results revealed that 19 out of those 25 species were classified as easy to be preser ved, four species as moderate, and the remaining two were difficult to be preser ved. Those 19 species, i.e. Tamarindus indica L., Diplodiscus sp., Ficus variegate R .Br., Ehretia acuminata R .Br., Meliocope lunu-ankenda (Gaertn) T.G. Hartley, Colona javanica B.L., Pouteria duclitanBachni., Stercularia oblongata R .Br., Ficus vasculosa Wall ex Miq., Callophyllum grandiflorum JJS., Turpinia sphaerocarpa Hassk., Neolitsea triplinervia Merr., Acer niveum Bl., Sloanea sigun Szysz., Castanopsis acuminatissima A.DC., Cinnamomum iners Reinw. Ex Blume., Litsea angulata Bl., Ficus nervosa Heyne., and Horsfieldia glabra Warb. were more permeable implying that the CCB retention and penetration were greater and deeper. Hymeneaecarboril.L., LitseaodoriferaVal., Gironniera subasqualisPlanch., and LinderapolyanthaBoerl. were moderately permeable. Castanopsis tunggurut A.DC. and Azadirachta indica Juss. were the least permeable judging that the CCB retention and penetration were lowest and shallowest. The treated wood specimens in this regard were able to prevent marine borers attack. Meanwhile, the untreated specimens were susceptible to marine borers attack, except Azadirachta indica. The attacking borers consecutively are MartesiastriataLinne that belongs to the Pholadidae family ; and Teredo bartschi Clapp., Dicyathifer manni Wright., and Bankia cieba Clench. to the Terdinidae family

    The Possibility of Using Timber From Plantation Forest Treated with Plastic and Ccb for Marine Construction

    Full text link
    Recently, timber estate or plantation forest plays an important role on wooden based industries. However, the plantation timber quality is relatively low. Some treatments have been developed to improve its low quality, such as preservation with CCB (Chromate Copper Boron) and impregnation with plastic compounds. This study is to compare the durability of timber treated with plastic and CCB, non-treated from plantation forest timber as well as from natural forest. The plantation timber studied were jeungjing (Paraserianthes falcataria), damar (Agathis sp.), pinus (Pinus merkusii), and rubberwood (Hevea Brasilliensis). Non-treated timbers that usually used for marine construction were ulin (Eusideroxylon zwageri), jati/teak (Tectona grandis), laban (Vitex pubescens) and merbau (Instia bijuga). After 6 and 12 months, the results showed that CCB preserved timber were more durable than plastic impregnated timber and non- treated timber. Wood samples were mostly attacked by marine borer organisms from the family of Pholadidae and Teredinidae. The experiment results revealed the possibility of using those plantation forest timber species for marine construction purposes

    Kelas Awet 15 Jenis Kayu Andalan Setempat Terhadap Rayap Kayu Kering, Rayap Tanah Dan Penggerek Di Laut

    Get PDF
    Lima belas jenis kayu andalan setempat yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat diuji keawetannya. Kayu contoh uji yang berukuran 5,0 cm x 2,5 cm x 2,0 cm diuji terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light.), yang berukuran 2,0 cm x 0,5 cm x 0,5 cm diuji terhadap rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgreen.) dan yang berukuran 2,5 cm x 5 cm x 30 cm diuji terhadap penggerek kayu di laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 jenis kayu yang diuji, hanya tarisi (Albizia lebbeck Benth.) yang paling tahan terhadap Cryptotermes cynocephalus Light. atau masuk ke dalam kelas awet I, dan kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell.) tahan terhadap Coptotermes curvignathus Holmgreen atau masuk ke dalam kelas awet II. Sedangkan hasil uji kayu di laut menunjukan bahwa semua jenis kayu tidak tahan terhadap penggerek di laut

    Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Jati Super dan Jati Lokal dari Beberapa Daerah Penanaman

    Full text link
    Penelitian sifat fisis dan mekanis kayu jati (Tectona grandis L.f.) jenis lokal dan super dari daerah Binjai, Maros, Parung, Panajam, Kutai, Lampung, Bengkulu dan Palembang bertujuan untuk melihat perbedaan karakteristik sifat fisis dan mekanis kayunya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat jenis (BJ) kayu jati super lebih tinggi daripada kayu jati lokal, sedangkan BJ tertinggi pada kayu jati super adalah dari Binjai dan terendah dari Maros. Jenis jati lokal dan super berpengaruh nyata terhadap berat jenis basah kayu tersebut, sedangkan lokasi penanaman jati tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat jenis. Kayu yang terkuat adalah jati lokal dari Palembang, diikuti berturut-turut kayu jati super dari Lampung, jati lokal dari Kutai, jati super dari Bengkulu, jati super dari Kutai, jati lokal dari Binjai, jati super dari Parung, jati super dari Binjai, jati supr dari Palembang, jati lokal dari Lampung, jati lokal dari Sulawesi dan yang terendah jati super dari Sulawesi. Perbedaan BJ tersebut berpengaruh nyata pada kekakuan dan keteguhan tekan sejajar serat, sedangkan lokasi tanaman berpengaruh nyata terhadap kekakuan dan kekuatan patahnya. Kayu jati yang diteliti tergolong kelas kuat III-IV
    corecore