6 research outputs found
Anatomy Discourse Analysis on Images 2024 Presidential Candidate: Dimensions Semiotic of Theo van Leeuwen
The term ‘discourse’ is often used to denote an extended stretch of connected speech or writing, a ‘text’. ‘Discourse analysis’ then means ‘the analysis of an extended text, or type of text’. This article used Using Anatomy Discourse analysis makes it easier for us to analyze a discourse so that the explanation given is structured and in accordance with its stages. From each stage it directs us to interpret all related matters that are in the object of study both from the evaluation stage: it explains what the actual meaning of the image is that is the object of study, purposes: At this stage the public has assumptions/opinions about Anies Baswedan's achievements while serving as the Governor of Jakarta so that he has a big chance to become a candidate for president of Indonesia, and legitimations: At this stage, there will be positive and negative legitimacy from Anies Baswedan's sympathizers who could become the opposition by looking at some of the previous cases when he served as Governor of Jakarta. The cases will be revealed again so that sympathizers will consider them in the 2024 presidential election, whether to remain loyal sympathizers or not to sympathize anymore
Lancar Membaca Al-Qur’an untuk Mahasiswa IAIN Parepare Jurusan Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
Seluruh mahasiswa IAIN Parepare dituntut untuk memiliki kemampuan membaca Al-Qur'an yang lancar, hal ini penting untuk mendukung kegiatan akademik dan juga kegiatan keagamaan. Terkhusus untuk Jurusan Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah, walaupun jurusan ekonomi tetapi juga harus mampu membaca Al-Qur’an dengan lancer dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an pada mahasiswa IAIN Parepare Jurusan Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah. Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran pendampingan dan praktek langsung, untuk membantu mahasiswa dalam memperbaiki kemampuan membaca Al-Qur'an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan dan praktek langsung dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an mereka dan dapat mempercepat proses pembelajaran
PHILOSOPHICAL THOUGHT OF AL-KINDI AND AL-FARABI
This study has two purposes, both are: 1) To describe Al-Kindi's thoughts about the harmony between philosophy and religion, and the theory of divine philosophy. 2) To describe Al-Farabi's thoughts about the theory of emanation, and the theory of divinity. This research is using a qualitative method which its study focused on library research. Data sources used in this research are the works related to the two figures as well as other philosophical thought books. The results obtained from this study are; First, according to Al-Kindi, philosophy and religion make no difference because both are equally knowledgeable about truth. The function of philosophy is not to sue the truth of revelation, to demand superiority or to demand equality with revelation. Philosophy does not make a claim as the highest way to reach the truth and want to humble itself as a support for revelation. God theory according to him God is a form that actually does not come from nothing into existence, not preceded by other forms, could not be divided and there are no other substances that equal Him. Secondly, Al-Farabi about the emanations theory explained that God exists for the sake of His self. Through this research, it is expected to provide an understanding of the community about Muslim philosophy and its thoughts
Politeness Phenomena in A Symmetrical Social Relation of The Participants of Heritage Language Cultures of West Sulawesi
ABSTRACT
The research is aimed at verifying this basic assumption by studying the politeness phenomena of the heritage language culture of West Sulawesi, Indonesia. The research is descriptive quantitative in nature utilizing a newly prospective model of politeness theoretical framework developed by the author called social relation symmetricity model. Data were collected from 3 respondents of the heritage language culture of West Sulawesi, Indonesia; Mandarese mostly through questionnaires. The study found that in a symmetrical social relation of the participants, the data analysis obviously denoted a regular distinctive pattern of politeness governed by ages. When talking for instance to older interlocutors (friends, strangers, employees, and relatives), the participants prefer using a more deferent variety and as such applying ‘negative politeness strategy’ (Brown & Levinson, 1987). In contrast, when talking to interlocutors of the same ages (friends and relatives), the participants tend to employ a more casual variety and as such applying ‘positive politeness strategy’ (ibid, 1987). Such a crucial role of ages was also denoted in an asymmetrical relation of the participants. Hence, the study concludes that ages have been the most significant social variables of power governing the participants’ politeness strategies of the heritage language cultures of West Sulawesi ethnic groups under study
Fungsi Qalb menurut Hadis Nabi (Analisis Sanad dan Matan Terhadap Riwayat al-Nu’man ibn Basyir)
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa di dalam tubuh
manusia terdapat segenggam daging yang sangat berpengaruh terhadap karakter, sifat dan akhlak seseorang, yang mana jika segenggam daging tersebut selamat maka selamatlah jasad ini, sebaliknya jika rusak maka rusak pulalah jasad ini. Terjadi perbedaan pendapat dalam memaknai segenggam daging ini, ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah hati, dan ada juga yang berpendapat bahwa jantung. Berdasarkan penelitian, maka penulis lebih cenderung memilih jantung, karena saat terjadi sesuatu pada seseorang yang langsung merespon adalah
jantung, seperti rasa marah, sedih, bersalah dan sebagainya. Sehingga respon jantung, berdetak lebih kencang dari biasanya. Qalb manusia memiliki peranan yang sangat besar, ia memiliki fungsi untuk mengontrol tingkah laku, akhlak dan sifat manusia. Jika qalb sehat, maka tubuh juga ikut sehat, dan sebaliknya pun jika qalb sakit maka sakit pulalah tubuh
Etika Berbicara di Ruang Publik Perspektif Hadis Nabi saw. (Studi Implementasi Kandungan Hadis pada Masa Kontemporer
Tesis ini mengetengahkan permasalahan, antara lain; 1) Bagaimana kualitas
hadis-hadis tentang etika berbicara di ruang publik? 2) Bagaimana bentuk-bentuk
etika berbicara di ruang publik menurut hadis Nabi saw.? 3) Bagaimana
implementasi kandungan hadis tentang etika berbicara di ruang publik pada masa
kontemporer?
Metode yang digunakan adalah metode maud}u>‘i >. Dalam kajiannya
menggunakan data kualitatif yang difokuskan pada penelitian kepustakaan (library
search). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan multidisipliner karena selain
menggunakan pendekatan teologis-normatif juga menggunakan pendekatan sejarah,
bahasa dan sikologi.
Hasil kajian yang diperoleh dari penelitian ini adalah; pertama, hadis yang
dikaji dan dikritik terdapat enam buah. Dari keenam hadis tersebut hanya satu hadis
yang daif yaitu hadis tentang dampak berbicara tidak beretika karena salah satu
periwayatnya dinilai daif oleh beberapa ulama, sedangkan hadis yang lain dianggap
sahih. Kedua, bentuk-bentuk etika berbicara di ruang publik menurut hadis Nabi
saw. dapat diklasifikasikan menjadi 6 bentuk, yaitu: 1) tidak berdusta dalam
menyampaikan informasi, 2) tidak banyak bertanya, 3) tidak banyak berdebat, 4)
tidak banyak memberi nasehat, 5) tidak mencela orang lain dan 6) tidak bersikap
munafik. Ketiga, untuk menerapkan hadis Nabi mengenai etika berbicara dapat
dilakukan dengan berbicara jujur walaupun untuk membuat orang tertawa, hanya
bertanya untuk sesuatu yang penting dan bermanfaat saja, mencari jalan keluar dari
suatu masalah dengan bermusyawarah, berusaha meneladani sebelum memberikan
nasehat kepada orang lain, senantiasa melihat diri sendiri sebelum mencela orang
lain dan menetapkan pendirian serta tidak berlaku munafik.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap
masyarakat mengenai pentingnya penggunaan etika dalam berbicara dan dampak apa
saja yang dapat dirasakan ketika tidak menggunakan etika. Berusaha menyentuh
langsung pada persoalan-persoalan masyarakat sebagai upaya meraih fungsi hadis
sebagai pedoman dan petunjuk kedua setelah al-Qur’an demi kemaslahatan umat,
agar terwujud ajaran Islam rah}matan li al-‘a>lami > n