4 research outputs found
Keberkesanan pembelajaran Bahasa Melayu berteraskan kreativiti dalam pembinaan ayat
Kajian ini berfokus kepada strategi pembinaan ayat menggunakan kreativiti yang digunakan oleh guru bahasa Melayu yang bertujuan membuktikan bahawa teori kreativiti yang diolah dari Paul Torrance (1970) seperti kefasihan, fleksibiliti, keaslian dan perkembangan idea akan dapat meningkatkan kemahiran berfikir kritis dan kreatif. Kreativiti guru diukur menggunakan Torrence Tests of Creative Thinking (TTCT) berdasarkan pembinaan ayat. Sasaran kajian ini dijalankan di sebuah sekolah menengah swasta dengan melibatkan 15 orang murid tingkatan satu. Instrumen yang digunakan adalah aktiviti kreativiti menggunakan keratan akhbar. Analisis dokumen dijalankan setelah guru menjalankan kreativiti seperti penggunaan keratan akhbar dalam pengajaran menggunakan kaedah (1) potong dan tampal perkataan, (2) ayat berdasarkan gambar, (3) ayat berdasarkan iklan dan (4) ayat berdasarkan gambar tokoh digunakan dalam kajian ini. Hasil daripada analisis dokumen mendapati murid dapat menguasai pembinaan ayat secara kreatif dan inovatif setelah menggunakan kreativiti dalam pengajaran. Penggunaan keratan akhbar ini dapat mencetuskan daya imaginasi murid dalam bilik darjah seterusnya meningkatkan teknik untuk membina ayat dengan cepat dan efektif. Murid didapati lebih petah menuturkan ayat secara lisan serta pantas mengembangkan idea yang unik dan berinformasi. Kajian ini membuka peluang kepada guru untuk menghasilkan kreativiti yang tersendiri di dalam bilik darjah bagi meningkatkan pencapaian pembelajaran pelajar
STUDENTS’ VOICES OF THE IMPLEMENTATION OF ONLINE LEARNING DURING THE PANDEMIC OF COVID-19
The pandemic of Covid-19 has massively switched education delivery in the world from face-to-face learning to online learning. This qualitative study aimed to investigate students’ voices of the implementation of online learning during the pandemic of Covid-19 in higher education context. There were eight students of English Study Program Universitas Riau involved in this study selected using the purposive sampling technique. Data were collected using semi-structured interviews and documentation. The participants’ voices were thematically analysed in terms of their learning participation, accessibility, material and assignment delivery of the online learning. This study found that the students view online learning as learning experiences that bring both benefits and challenges. Students perceive online learning is a good choice to prevent the spread of coronavirus and a good time to improve their digital skills, but they were not really enthusiastic about its implementation. There are four major obstacles they faced, such as internet access, monotonous teaching method, limited interaction, and ineffective material and assignment delivery. The findings imply that online learning delivery in Indonesia still needs more improvement for better performance in the future
ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI TENAGA ANGIN DENGAN METODE DISTRIBUSI NAKAGAMI DAN WEIBULL UNTUK PERENCANAAN TURBIN ANGIN
Abstrak- Energi angin merupakan salah satu energi terbarukan yang dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Metode distribusi yang paling umum digunakan untuk memodelkan data distribusi kecepatan angin ialah distribusi Weibull. Distribusi Nakagami mulai banyak digunakan dalam beberapa penelitian untuk memodelkan data distribusi kecepatan angin, dan dianggap dapat menjadi alternatif dari distribusi Weibull. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan distribusi Nakagami dan Weibull dalam menganalisis potensi tenaga angin dan menghitung Wind Energy Production (WEP) yang dihasilkan, dengan menggunakan kedua data distribusi kecepatan angin di Kuta Raja, Kota Banda Aceh dan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Data kecepatan angin yang digunakan merupakan data satelit (data sekunder) yang diunduh melalui laman windguru.cz, dengan kecepatan angin paling stabil yaitu 3-5 m/s. Nilai potensi tenaga angin di Kuta Raja, Kota Banda Aceh yang didapatkan sebesar 64,16% dengan distribusi Nakagami dan 62,73% dengan distribusi Weibull, sedangkan di Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, nilai potensinya sebesar 73,60% dengan distribusi Nakagami dan 73,28% dengan distribusi Weibull. Hasil perbandingan dari kedua distribusi ini menunjukkan distribusi Weibull yang lebih unggul dibandingkan distribusi Nakagami. Distribusi Weibull mempunyai nilai error yang lebih sedikit dan menghasilkan nilai WEP yang sesuai dengan data observasi/aktual dibandingkan distribusi Nakagami. Distribusi Nakagami pada penelitian ini memiliki hasil yang membuat distribusi ini dapat dipertimbangkan sebagai alternatif dari distribusi Weibull dalam mendistribusikan data kecepatan angin dengan penelitian lebih lanjut
Mikroenkapsulasi Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea) Dengan Variasi Bahan Penyalut dan Metode Pengeringan.
RINGKASAN
Bunga telang merupakan salah satu varietas yang memiliki berbagai manfaat terutama pada aspek kesehatan karena memiliki berbagai kandungan senyawa bioaktif dan dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada makanan karena memiliki pigmen antosianin. Namun, pigmen dari bunga telang ini rentan terdegradasi akibat pengaruh pH, cahaya, dan suhu. Salah satu cara untuk melindungi antosianin dari faktor degradasi adalah dengan mikroenkapsulasi. Mikroenkapsulasi akan membentuk penghalang atau barrier yang dimanfaatkan guna melindungi senyawa bioaktif dan senyawa nutrisi lainnya dari berbagai faktor penyebab kerusakan sehingga kadar pada produk akhir dapat dipertahankan. Efisiensi dan stabilitas mikroenkapsulasi ditentukan oleh ketepatan pemilihan jenis bahan penyalut dan metode pengeringan. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dipahami pengaruh jenis bahan penyalut dan metode pengeringan terhadap mikrokapsul ekstrak telang.
Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama (B) adalah jenis bahan penyalut yang terdiri dari 4 level yaitu maltodekstrin, gum arab, alginat, pektin. Faktor kedua (E) adalah metode pengeringan yang terdiri dari 2 level yaitu pengeringan vakum dan dehidrator. Sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Sehingga didapatkan 24 unit percobaan. Analisis yang dilakukan pada mikrokapsul adalah analisis aktivitas antioksidan, total antosianin, total fenolik, aktivitas air, kadar air, ukuran partikel, kelarutan, efisiensi mikroenkapsulasi, stabilitas pewarna, dan rendemen. Dilakukan analisis parametrik yaitu analisis keragaman dengan tarif nyata α= 5% dan uji lanjut Tukey pada data yang telah didapatkan dengan bantuan Minitab 19. Selain itu juga dilakukan analisis non parametrik metode Friedman dan uji lanjut Nemenyi dengan bantuan XLSTAT.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan jenis penyalut dan metode pengeringan memberikan pengaruh nyata pada mikrokapsul ekstrak telang. Perlakuan terbaik mikrokapsul ekstrak telang diperoleh dari jenis bahan penyalut maltodekstrin dan metode pengeringan dehidrator. Kombinasi jenis bahan penyalut maltodekstrin dan metode pengeringan dehidrator menghasilkan mikrokapsul dengan nilai kelarutan 82,17%; nilai warna L* 57; nilai warna a* 31,27; nilai warna b* 4,3; kadar air 8,5%; aktivitas air 0,42; rendemen 62,03%; total antosianin 35,61 mg/100g; aktivitas antioksidan 1066,75 ppm; total fenol 3,05 mg GAE/g; ukuran partikel 36,02 μm; efisiensi mikroenkapsulasi 95,69%; dan stabilitas pewarna mikrokapsul setelah dipanaskan selama 1 jam pada suhu 30oC, 60oC, 100oC mengalami degradasi absorbansi secara berurutan sebesar 0,0020, 0,008, dan 0,0350