3 research outputs found

    Preferensi Kumbang Kubah (Coccinellidae), Belalang Sembah (Mantidae), dan Laba-laba Serigala (Lycosidae) terhadap Tumbuhan Liar Borreria repens DC., Bidens pilosa L., dan Centella asiatica (L.) Urb

    No full text
    ABSTRAK   Mukti, Minahanggari. 2007. Preferensi Kumbang Kubah (Coccinellidae), Belalang Sembah (Mantidae), dan Laba-laba Serigala (Lycosidae)  terhadap Tumbuhan Liar Borreria repens DC., Bidens pilosa L., dan Centella asiatica (L.) Urb. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Fatchur Rohman, M.Si., (II) Dr. Bagyo Yanuwiadi.   Kata kunci: preferensi, arthropoda, tumbuhan liar               Pengendalian hama di kebun teh yang telah dilakukan selama ini masih menggunakan pestisida kimia sintetik. Hal ini menimbulkan dampak negatif bagi agroekosistem kebun teh. Pemanfaatan musuh alami hama tanaman, khususnya predator merupakan salah satu pengendalian hama yang ramah lingkungan. Coccinellidae, Mantidae dan Lycosidae merupakan Arthtropoda yang banyak ditemukan di kebun teh. Arthropoda ini memiliki peran penting dalam upaya pengendalian hama yang efektif dan ramah lingkungan. Tumbuhan liar sangat dibutuhkan dalam upaya konservasi musuh alami. Tumbuhan liar potensial dimanfaatkan sebagai tanaman refugia bagi musuh alami.             Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi kumbang kubah (Coccinellidae), belalang sembah (Mantidae) dan laba-laba serigala (Lycosidae)  terhadap tumbuhan liar Borreria repens DC., Bidens pilosa L., dan Centella asiatica (L.) Urb.             Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menguraikan hasil uji preferensi kumbang kubah (Coccinellidae), belalang sembah (Mantidae) dan laba-laba serigala (Lycosidae) terhadap tumbuhan liar Borreria repens DC., Bidens pilosa L., dan Centella asiatica (L.) Urb. Ketertarikan hewan uji terhadap tumbuhan liar uji dilakukan dengan mengamati respon hewan tersebut dalam memilih bau tumbuhan yang ditandai dengan masuknya hewan tersebut ke salah satu lengan bilik olfaktometer, serta mencatat jumlah dan waktu orientasinya. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biodiversitas dan Ekologi Jurusan Biologi FMIPA Brawijaya Malang pada bulan April-Juli 2007. Pengujian ini dilakukan pada 25 kumbang kubah (Coccinellidae), belalang sembah (Mantidae) dan laba-laba serigala (Lycosidae) terhadap tumbuhan liar Borreria repens DC., Bidens pilosa L., dan Centella asiatica (L.) Urb. Hewan dan tumbuhan uji diperoleh dari Kebun Teh Wonosari Singosari Malang.             Hasil uji menunjukkan seluruh Arthropoda uji cenderung lebih memilih kontrol. Dari ketiga jenis tumbuhan uji, kecenderungan preferensi kubah (Coccinellidae) adalah pada tumbuhan Bidens pilosa dengan persentase ketertarikan sebesar 24% dengan rata-rata waktu orientasi 1 menit 5 detik. Kecenderungaan preferensi belalang sembah (Mantidae) adalah pada tumbuhan Borreria repens dengan persentase ketertarikan sebesar 20% dengan rata-rata waktu orientasi 24 detik. Kecenderungan preferensi laba-laba serigala (Lycosidae) adalah pada tumbuhan Centella asiatica dengan persentase ketertarikan sebesar 8% dengan rata-rata waktu orientasi 3 menit 49 detik

    Daya Tarik Tumbuhan Liar Terhadap Komunitas Arthropoda Di Sekitar Lahan Pertanian Krisan Potong dan Sosialisasinya Kepada Petani

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas tumbuhan liar dan Arthropoda di sekitar lahan pertanian krisan potong, kemampuan tumbuhan liar untuk menarik Arthropoda serta persepsi petani mengenai manajemen habitat di sekitar lahan krisan potong. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012 – Juli 2013 di lahan pertanian krisan potong greenhouse dan non-greenhouse di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Analisis data dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biodiversitas Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Pengambilan data tumbuhan liar menggunakan petak contoh berukuran 1x1 m2. Sedangkan pengambilan data Arthropoda menggunakan metode pengamatan langsung dengan empat variasi waktu yaitu pukul 07.00-08.15, 09.00-10.15, 12.00-13.15 dan 14.00-15.15. Data tumbuhan liar dianalisis untuk menentukan Indeks Nilai Penting (INP). Perbandingan struktur komunitas Arthropoda ditentukan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner, untuk membandingkan komposisi Arthropoda di greenhouse dan non-greenhouse digunakan Indeks Kesamaan Bray-Curtis. Kelimpahan Arthropoda di kedua lahan dibandingkan dengan menggunakan uji Kruskall Wallis dan Mann Whitney. Persepsi petani mengenai manajemen habitat diukur menggunakan kuesioner yang diberikan kepada lima petani responden pada saat sebelum dan sesudah sosialisasi. Skor dari kuesioner tersebut kemudian digambarkan dalam bentuk diagram. Dari hasil penelitian ditemukan total 6271 individu. sepuluh jenis ditemukan di lahan greenhouse dengan jumlah individu 5611. Rhinachanthus nasutus (L.) Kurz merupakan tumbuhan liar dengan INP tertinggi yaitu sebesar 146,87%. Sedangkan di lahan non-greenhouse ditemukan 15 jenis dengan jumlah individu sebanyak 1110. Sonchus arvensis L. Vahl. merupakan tumbuhan liar dengan INP tertinggi yaitu 103,90%. Hasil penelitian kemampuan tumbuhan uji dalam menarik Arthropoda menunjukkan, pada tanaman uji Sonchus arvensis L. Vahl., Arthropoda dengan INP tertinggi yaitu Formicidae dengan nilai sebesar 47,43% pada lahan greenhouse dan 65,31% pada lahan non-greenhouse. Pada tanaman Drymaria cordata Wild. mempunyai INP tertinggi pada lahan greenhouse, Formicidae sebesar 52,96% sedangkan pada lahan non-greenhouse yaitu Aleyrodidae sebesar 104,03%. Pada tanaman Rhinachanthus nasutus (L.) Kurz, famili Aleyrodidae memiliki INP tertinggi pada kedua lahan, yakni pada lahan greenhouse dan non-greenhouse berturut-turut sebesar 82,83% dan 112,45%. Pada tanaman Oxalis corniculata L. INP famili Aleyrodidae pada lahan greenhouse sebesar 50,67% sedangkan pada lahan non-greenhouse sebesar 114,55%. Sonchus arvensis L. Vahl. memiliki keanekaragaman Arthropoda tertinggi baik pada lahan greenhouse maupun non-greenhouse dengan nilai indeks keanekaragaman (H`) secara berurutan 1,871 dan 1,516. Lahan greenhouse secara keseluruhan memiliki nilai keanekaragaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan non-greenhouse. Berdasarkan Indeks Kesamaan Bray- Curtis, kedua lahan cenderung memiliki kesamaan komunitas Arthropoda dengan nilai 0,5928. Secara keseluruhan tumbuhan liar uji pada lahan greenhouse mampu menari 62% Arthropoda hama, 27% Arthropoda musuh alami dan 11% Arthropoda lainnya. Sedangkan pada lahan non-greenhouse mampu menarik 80% Arthropoda hama, 17% Arthropoda musuh alami dan 3% Arthropoda lainnya. Berdasarkan hasil uji Kruskall Wallis dan Mann Whitney, perlakuan GH dan NGH tidak berpengaruh terhadap jumlah arthropoda yang datang. Hasil penelitian persepsi petani mengenai manajemen habitat di lahan pertanian krisan potong menunjukkan cenderung tidak terdapat perbedaan persepsi petani responden sebelum dan sesudah sosialisasi. Dari hasil pengkategorian 60% petani responden termasuk dalam kategori sedang dan 40% petani responden termasuk dalam kategori tinggi. Setelah mengetahui informasi mengenai manajemen habitat, persepsi seluruh petani responden yakni 100% masuk dalam kategori tinggi

    Butterflies Diversity in Brawijaya University, Veteran, Jakarta and Velodrom Green Open Space

    No full text
    Butterflies have some roles in environmental as pollinator and bioindicator. Habitat is one of important factor to support butterflies growth. The aim of this research was to describe butterflies diversity in some green open spaces in Malang. Direct observations of butterflies diversity, vegetation structures and abiotic factors in Brawijaya University, Veteran, Jakarta and Velodrom Green Open Space were conducted on June 2012. Sampling was took place in each sites using cruising method in three times observation at 07.00, 11.00 a.m. and 3.30 p.m . Data were analyzed by statistical descriptive using Microsoft Excel 2007 and PAST. The result showed that butterflies composition in all sites dominated by Delias sp., Leptosia nina and Eurema venusta. The diversity index of all sites showed moderate rank that indicate communities equilibrium in environment was still good. In this case, Velodrom Green Open Space has the highest one of diversity index, it was about 2,199. Brawijaya University and Jakarta Green Open Space have a high similarity index based on Morisita Index. The highest abundance of butterflies was observed at 11.00-12.30 a.m. Delias sp. and Leptosia nina has temporal spread all day long, while Eurema venusta just in day light
    corecore