3,652 research outputs found

    Simulating Political Stability and Change in the Netherlands (1998-2002): an Agent-Based Model of Party Competition with Media Effects Empirically Tested

    Get PDF
    Agent-based models of political party competition in a multidimensional policy space have been developed in order to reflect adaptive learning by party leaders with very limited information feedback. The key assumption is that two categories of actors continually make decisions: voters choose which party to support and party leaders offer citizens a certain policy package. After reviewing the arguments for using agent-based models, I elaborate two ways forward in the development of these models for political party competition. Firstly, theoretical progress is made in this article by taking the role of the mass media into account. In previous work it is implicitly assumed that all parties are equally visible for citizens, whereas I will start from the more realistic assumption that there is also competition for attention in the public sphere. With this addition, it is possible to address the question why new parties are seldom able to successfully compete with political actors already within the political system. Secondly, I argue that, if we really want to learn useful lessons from simulations, we should seek to empirically falsify models by confronting outcomes with real data. So far, most of the agent-based models of party competition have been an exclusively theoretical exercise. Therefore, I evaluate the empirical relevance of different simulations of Dutch party competition in the period from May 1998 until May 2002. Using independent data on party positions, I measure the extent to which simulations generate mean party sizes that resemble public opinion polls. The results demonstrate that it is feasible and realistic to simulate party competition in the Netherlands with agent-based models, even when a rather unstable period is investigated.Agent-Based Model, Voting Behaviour, Mass Media, Empirical Validation

    Labeling Gaps Between Words: Recognizing Overlapping Mentions with Mention Separators

    Full text link
    In this paper, we propose a new model that is capable of recognizing overlapping mentions. We introduce a novel notion of mention separators that can be effectively used to capture how mentions overlap with one another. On top of a novel multigraph representation that we introduce, we show that efficient and exact inference can still be performed. We present some theoretical analysis on the differences between our model and a recently proposed model for recognizing overlapping mentions, and discuss the possible implications of the differences. Through extensive empirical analysis on standard datasets, we demonstrate the effectiveness of our approach.Comment: 9+2 pages, 6 pages supplementary. Published in EMNLP 201

    Potensi Pasar Pendidikan Tinggi Jarak Jauh untuk Para Buruh pada Kawasan Industri di Bekasi Jawa Barat Indonesia

    Get PDF
    Sejalan dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan era kesejagadan setiap Negara yang terlibat dalam kesepakatan globalisasi ini perlu meningkatkan keunggulan bersaing masing-masing terutama dalam aspek kompetensi Sumber Daya Manusianya. Hal ini didorong oleh kesepakatan untuk menerima arus SDM selain arus modal, barang dan jasa di dalam kawasan Asia Tenggara. Bekasi sebagai kota industri, jasa dan perdagangan memiliki 4.000 Perusahaan pada beberapa kawasan industri yang beroperasi di Bekasi. 1.500 Perusahaan beroperasi di Kawasan Industri Jababeka dengan jumlah penghuni 600.000 karyawan. 71% dari jumlah tersebut atau 426.000 adalah lulusan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/K dan sederajat) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta paket C. Dari jumlah tersebut ditaksir bari 1% yang kuliah di perguruan tinggi di Kota dan Kabupaten Bekasi atau berjumlah 4.260. Mereka yang berkesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi pun tidak dapat menikmati pembelajaran secara baik dari 100 responden yang disebar 100% menyatakan bahwa terbatasnya waktu merupakan masalah utama yang dihadapi. Untuk program studi yang mereka lebih sukai 100% dari jawaban mereka adalah program studi yang berkait dengan kompetensi yang dapat menunjang karir mereka pada dunia industri manufaktur. Program studi tersebut adalah Manajemen, Akuntansi, Pajak, dan Teknik Industri serta Komputer. Angket lain disebar ke 100 responden yang belum kuliah untuk mengetahui beberapa hal yang menjadi masalah penelitian. Terkait dengan pengetahuan responden terhadap program pendidikan jarak jauh, 21 % respondents mengaku tahu tentang program e-learning. Akan tetapi mereka mengaku tidak ada kampus di Kota dan Kabupaten Bekasi yang menyelenggarakan program pendidikan jarak jauh. Mengenai kemampuan diri secara academic untuk mengikuti kelas program pendidikan jarak jauh, terdapat 67 % responden yang merasa tidak memiliki kemampuan secara akademik untuk mengikuti program pendidikan jarak jauh. Walau demikian 100% responden menyadari manfaat yang diberikan oleh program pendidikan jarak yang memang menjawab permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa yang bekerja. Selanjutnya tentang kemampuan financial buruh dalam membayar uang kuliah per semester berkisar dari 2.000.000,- s/d 3.000.000,

    Pulpinisasi Jerami pada Menggunakan Metode Organosolv

    Full text link
    Laju perkembangan ekonomi dan industri sangat pesat sehingga memicu kebutuhan akan kertas sebagai media informasi secara tertulis. Upaya untuk meminilisasi biaya produksi yang disebabkan oleh kekurangan pasokan bahan baku kayu dan mahalnya harga kayu sudah lama dilakukan. Salah satunya adalah dengan mencari bahan baku alternatif dari bahan lain seperti ampas tebu, pelepah pisang, merang, jerami dan masih banyak lagi. Selain mencari alternatif bahan baku pulp juga dicari proses atau metode pembuatan pulp yang lebih ramah terhadap lingkungan misalnya dengan organosolv (Antaresti, 2003). Di Indonesia salah satu bahan baku pengganti kayu yang dapat digunakan adalah jerami yang banyak terdapat disetiap wilayah atau daerah. Jerami juga banyak terdapat didaerah Jambi, dan biasanya jerami hanya digunakan sebagai bahan makanan ternak dan dibuat menjadi alternatif atap rumah bambu, padahal jerami masih memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi lagi yaitu dapat dikonversi menjadi pulp (bubur kertas) karena masih mengandung selulosa yang cukup tinggi untuk dapat diolah menjadi pulp, akibatnya jerami akan mempunyai nilai jual yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Selama ini proses pembuatan pulp menggunakan proses kraft yang tidak ramah terhadap lingkungan jadi dicari proses lain yang lebih ramah terhadap lingkungan, salah satunya proses organosolv. Kelebihan dari proses organosolv diantaranya adalah berdampak kecil bagi lingkungan yaitu tidak menimbulkan pencemaran seperti gas-gas berbau yang disebabkan oleh belerang seperti pada proses kraft, serta cairan pemasaknya lebih mudah untuk dimurnikan kembali (Marzuki, 2005). Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini dilakukan proses pulpinisasi (proses pembuatan bubur kertas) menggunakan metode organosolv yang lebih ramah lingkungan

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FISIKA DAN HASIL BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN13 MAKASSAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memotivasi belajar fisika peserta didik dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah.(2)memotivasi belajar fisika peserta didik dengan menggungunakan pembelajaran konvensional. (3) mendeskripsikan hasil belajar fisika peserta didik yang di ajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah. (4) mendeskripsikan hasil belajar fisika peserta didik menggunakan pembelajaran konvensional.(5)menganalisis perbedaan motivasi belajar fisika antara kelas yang di ajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional.(6) menganalisis perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang diajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan kelas yang diajar pembelajaran konvensional pada kelas XI SMA Negeri 13 Makassar. Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian true eksperimen dengan The rendomized postest only control group design. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 13 Makassar, terdiri atas 5 kelas dengan jumlah keselurhan 175 orang, sedangkan sampelnya dipilih dua kelas yakni kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas control dengan jumah masing-masing sampel 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan : (1) motivasi belajar fisika dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah sebesar 120,4. (2) motivasi belajar fisika dengan menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 108,4.(3) hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 20,6. (4) hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 16. (5) terdapat perbedaan motivai blajar antara kelas peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang diajar secara pembelajaran konvensional. (6)terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang diajar secara konvensional. Kata kunci: berbasis masalah, konvensional, motivasi belajar fisika, dan hasil belajar fisika

    Analisis Produksi dan Pendapatan USAhatani Kelapa dalam di Desa Tindaki Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong

    Full text link
    The purpose of this study was to determine the factors that affect the production and income local coconut farming in the village Tindaki Sub District South Parigi Parigi Moutong District, conducted in April to June 2015. Samples taken were 35 respondents from a population of 182 coconut farmers. Sampling used was Method (Simple Random Sampling). The analysis showed that simultaneously (together) factor Total plant (X1), fertilizer salts (X2) and labor (X3) significantly affect coconut production, with the F-count> F-table (60.758 ≥ 2.911) in 95% confidence level. The test results of t-test showed that the partial amount of the plant was highly significant with t count> t-table (9,722≥2,039), salt fertilizer was highly significant with t count> t-table (7.178 ≥ 2.039) at the rate of 95 %. and labor significantly with t count> t-table (1.914)> t-table (1,696) at the 90% confidence level. Revenue analysis results showed that the average income of coconut farmers in each harvest Rp. 1,703,957/107 trees. / 1.18 ha
    corecore