'Faculty of Education and Teacher Training, Jambi University'
Abstract
Laju perkembangan ekonomi dan industri sangat pesat sehingga memicu kebutuhan akan kertas sebagai media informasi secara tertulis. Upaya untuk meminilisasi biaya produksi yang disebabkan oleh kekurangan pasokan bahan baku kayu dan mahalnya harga kayu sudah lama dilakukan. Salah satunya adalah dengan mencari bahan baku alternatif dari bahan lain seperti ampas tebu, pelepah pisang, merang, jerami dan masih banyak lagi. Selain mencari alternatif bahan baku pulp juga dicari proses atau metode pembuatan pulp yang lebih ramah terhadap lingkungan misalnya dengan organosolv (Antaresti, 2003). Di Indonesia salah satu bahan baku pengganti kayu yang dapat digunakan adalah jerami yang banyak terdapat disetiap wilayah atau daerah. Jerami juga banyak terdapat didaerah Jambi, dan biasanya jerami hanya digunakan sebagai bahan makanan ternak dan dibuat menjadi alternatif atap rumah bambu, padahal jerami masih memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi lagi yaitu dapat dikonversi menjadi pulp (bubur kertas) karena masih mengandung selulosa yang cukup tinggi untuk dapat diolah menjadi pulp, akibatnya jerami akan mempunyai nilai jual yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Selama ini proses pembuatan pulp menggunakan proses kraft yang tidak ramah terhadap lingkungan jadi dicari proses lain yang lebih ramah terhadap lingkungan, salah satunya proses organosolv. Kelebihan dari proses organosolv diantaranya adalah berdampak kecil bagi lingkungan yaitu tidak menimbulkan pencemaran seperti gas-gas berbau yang disebabkan oleh belerang seperti pada proses kraft, serta cairan pemasaknya lebih mudah untuk dimurnikan kembali (Marzuki, 2005). Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini dilakukan proses pulpinisasi (proses pembuatan bubur kertas) menggunakan metode organosolv yang lebih ramah lingkungan