14 research outputs found

    DAMPAK COVID-19 TERHADAP PERUBAHAN FERTILITAS DI INDONESIA

    Get PDF
    The Covid-19 pandemic has impacted various demographic parameters in Indonesia. One of the parameters affected is fertility. This study discusses the impact of Covid-19 on changes in fertility parameters in Indonesia. The parameters measured were the number of pregnancies, the number of births, the number of Total Fertility Rate (TFR) and the number of people 0-4 years. This study uses a quantitative approach, with secondary data analysis methods. Data processing in this study using spectrum software. The modules used in the software are DemProj and FamPlan. The basic assumption made in this study is the decline in users of short-term contraceptive methods (condoms, pills, and injections) during the Covid-19 pandemic. The results showed that Covid-19 has the potential to have an impact on increasing the number of pregnancies, increasing the number of births, increasing the TFR rate and increasing the number of Indonesians aged 0-4 years.Pandemi Covid-19 telah berdampak pada berbagai parameter demografi di Indonesia. Salah satu parameter yang terdampak adalah fertilitas. Penelitian ini membahas dampak Covid-19 terhadap perubahan parameter fertilitas di Indonesia. Parameter yang diukur adalah jumlah kehamilan, jumlah  kelahiran, angka Total Fertility Rate (TFR) dan jumlah penduduk 0-4 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode analisis data sekunder. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software spectrum. Modul yang digunakan dalam software tersebut adalah DemProj dan FamPlan.  Asumsi dasar yang dibangun dalam penelitian ini adalah menurunnya pengguna metode kontrasepsi jangka pendek (kondom, pil, dan suntik) selama pandemi Covid-19 ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Covid-19 berpotensi berdampak pada meningkatnya jumlah kehamilan, meningkatkan jumlah kelahiran, naiknya angka TFR dan semakin naiknya penduduk Indonesia umur 0-4 tahun

    THE ROLE OF URBAN AREA AS THE DETERMINANT FACTOR OF POPULATION GROWTH

    Get PDF
    This research aims to (1) find the determinants for the increase of population growth rate and(2) understand the role of urban area as the pulling factor for the migrant. This research heldin Yogyakarta Special Region since the population growth has increasing during 2000-2010.Secondary data from the Bureau of Statistic (BPS) were used for the main analysis. Dataprocessing and analysis were performed by using descriptive-quantitative method.The resultof this research indicates that population growth rate in Yogyakarta Special Region isaffected by the increase of immigration from the other provinces. This migration is referred tothe recent migration, in which people entering this province as motivated by educational,family, sense of security, tourism, and job seeking background. This research also revealsthat Yogyakarta City and Sleman Regency becomes the center for pulling the migrant. This isespecially due to its function as the base for economy, educational city, area with stablesecurity, and low cost of living

    Migration During COVID-19 Pandemic in Industrial City: Case in Batam City, Indonesia

    Get PDF
    COVID-19 is a disease which has spread throughout the entire world and was announced as a pandemic as it infects individuals through air. As a result, policies regarding mobility and health protocols were implemented. Cities and regencies in Riau Islands act as the entrance gate to Indonesia from other countries due to its strategic locations thus migration became a very concerning thing, especially in Batam, a successful city in industry, commerce, and tourism. This study aims to identify the migration flow to and from Batam City to other regions in Riau Islands Province. This research used quantitative methods and data of people who switched domiciles from and to Batam in the scope of Riau Islands Province provided by the Population and Civil Registration Service of Batam City. After being analyzed descriptively, this study shows the number of migrants in and out of Batam fluctuated throughout 2019- 2021. The destinations and origins of migrants varied and show that distant regions were less demanded. This is due to the limited access and implementation of the mobility policies implemented during COVID-19. Reasons to migrate mostly are for work with a percentage around 16.5 to 22.7 percent and family with a percentage around 12 to 17.6 percent. However, around half of the migrants from 2019 to 2021 chose “Others” with no further specifications from the data provided

    STRATEGI RUMAH TANGGA MISKIN PERDESAAN KELUAR DARI KEMISKINAN: KASUS TIGA DESA DI KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan strategi masyarakat perdesaan di tiga desa dengan kondisi geogra s yang berbeda untuk keluar dari kemiskinan. Terpilihnya tiga desa itu karena jumlah penduduk miskinnya secara absolut dan relatif tinggi. Perbedaan itu menarik untuk diteliti karena ada variasi strategi penduduk miskin untuk keluar dari kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode survei dan wawancara pada 323 rumah tangga yang tergolong miskin. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada variasi strategi rumah tangga untuk keluar dari kemiskinan. Rumah tangga miskin di tiga desa menerapkan beberapa strategi. Namun diversi kasi sumber-sumber pendapatan merupakan strategi yang paling banyak dipilih oleh penduduk miskin. Usaha diversi kasi yang dilakukan adalah mengusahakan ternak sapi dan menambah jumlah pohon kakao. Perbedaan pemilihan strategi tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi geogra s di setiap desa.

    MOBILITAS MASUK NON PERMANEN DI KECAMATAN DEPOK TAK TERBENDUNG : KAJIAN KARAKTERISTIK PELAKU

    Get PDF
    Abstrak: Struktur kependudukan tidak lepas dari fenomena mobilitas penduduk salah satunya mobilitas non permanen. Fenomena mobilitas non permanen yang terjadi memiliki karakteristik yang berbeda-beda di setiap daerah. Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman merupakan daerah dengan tingkat mobilitas masuk non permanen yang tergolong tinggi. Tingginya qngka mobilitas masuk mengindikasikan perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai karakteristik dan alasan dari pelaku. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pelaku mobilitas masuk non permanen di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta berdasarkan aspek sosial demografis serta alasan dilakukannya mobilitas. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data berupa hasil pendataan penduduk masuk non permanen oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sleman pada tahun 2019. Tabulasi data selanjutnya dilakukan agar data yang diperoleh lebih mudah dipahami dan mempermudah dalam proses cleaning. Data kemudian di cleaning menggunakan pedoman batasan operasional penelitian. Hasil yang diperoleh dari proses cleaning kemudian diproses menggunakan software SPSS. Fenomena mobilitas masuk non permanen di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Kategori umur yang dominan yaitu pada usia produktif. Tingkat pendidikan pelaku mobilitas yang dominan adalah SMP-SMA. Jenis Pekerjaan yang dominan yaitu pelajar/mahasiswa. Alasan pelaku yang dominan yaitu alasan pendidikan.Abstract:  The population structure cannot be separated from the phenomenon of population mobility, one of which is non-permanent mobility. The phenomenon of non-permanent mobility that occurs has different characteristics in each region. Depok District, Sleman Regency is an area with a relatively high level of non-permanent mobility. The high rate of entry mobility indicates the need for further studies regarding the characteristics and reasons of the perpetrators. This research was conducted to determine the characteristics of non-permanent incoming mobility agents in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta based on socio-demographic aspects and the reasons for doing the mobility. This research was conducted by collecting data in the form of non-permanent population data collection results by the Sleman Regency Population and Civil Registration Office in 2019. Subsequent data tabulation was carried out so that the data obtained was easier to understand and facilitated the cleaning process. The data is then cleaned using guidelines for research operational limits. The results obtained from the cleaning process are then processed using SPSS software. The phenomenon of non-permanent entry mobility in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta is dominated by residents with male gender. The dominant age category is the productive age. The education level of the dominant mobility actors is junior-high school. The dominant type of work is student / student. The reason for the dominant actor is the reason for education

    Pola Asuh Orang Tua pada Anak Usia 10-14 Tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Usia 10-14 tahun merupakan masa remaja awal dimana usia tersebut merupakan usia persiapan anak saat tumbuh menjadi pribadi yang matang. Oleh sebab itu, pola asuh orang tua yang tepat pada usia ini akan menjadi hal yang penting bagi tahap perkembangan selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola asuh orang tua pada anak usia 10-14 tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode surveidengan sampel sebanyak 150 rumah tangga yang dipilih secara acak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh orang tua di Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas pola asuh demokratis, otoriter, permisif dan acuh. Berdasarkan keempat pola asuh tersebut, sebagian besar keluarga menyatakan telah menerapkan pola asuh demokratis untuk mendidik anak-anaknya. Children aged 10-14 years are the stages of early adolescence. It is the age of preparation when they grow into mature ones. Parenting at this age will be very important for the next stage of children development. The purpose of the present study is to describe parenting in children aged 10-14 years in Special Region of Yogyakarta. The present study used a survey method with a sample of 150 households chosen randomly. The results indicated that parenting implemented by the families in the Special Region of Yogyakarta consisted of democratic parenting, authoritarian/otoriter parenting, permissive parenting and neglectful parenting. Based on the four types of parenting, most families implemented democratic parenting to raise and care their children

    Migration Trajectories among Rural Households in Indonesia

    Get PDF
    International migration trajectory is one of the important aspects discussed when viewing the migration culture of a region. The specific types and patterns created are unique and dependent on the length of the migration history. Therefore, this study is aimed to explain the migration history carried out by residents in Ponorogo Regency, East Java Province, and the factors that influence international migration. This is a survey research of 515 international migrants. The results showed that the migration pattern in Ponorogo Regency was divided into one, two, and three destination countries with temporal space-related cultural factors used to determine an important influence on rural households' ability to work abroad. Similar to other studies, age and gender are the two key variables related to migration trajectories in Ponorogo Regency

    DINAMIKA PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER DI INDONESIA

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan sehingga mampu meningkatkan pencapaian pembangunan manusia serta mampu mengurangi perbedaan pencapaian antara perempuan dan laki-laki di berbagai bidang yang di representasikan dengan indeks pembangunan gender (IPG) dan indeks pemberdayaan gender (IDG). Tujuan kedua adalah mengetahui pencapaian pembangunan manusia berbasis gender saat ini dengan menggunakan IPG maupun IDG. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan jenis data yang yang diperoleh dari penelitian orang lain atau sumber yang telah dipublikasikan. Data yang digunakan bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS) yang bekerjasama dengan BAPPENAS dan UNDP. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah selama periode 1996-2010 telah terjadi dinamika pembangunan manusia berbasis gender di Indonesia. Secara umum baik IPG dan IDG mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hanya saja pada 1999 di beberapa provinsi di Indonesia mengalami penurunan nilai IPG dan IDG. Faktor krisis ekonomi menjadi penyebab menurunnya pembangunan manusia berbasis gender di Indonesia.Pencapaian IDG dan IPJ di Indonesia saat ini telah menuju ke arah perbaikan. Peningkatan indikator pembentuknya seperti usia harapan hidup, semakin berpendidikannya perempuan serta semakin naiknya porsi perempuan yang duduk di parlemen menjadikan pembangunan manusia berbasis gender di indonesia dapat dikatakan baik

    STRATEGI PENGHIDUPAN RUMAHTANGGA MISKIN PERDESAAN (KASUS DI TIGA DESA KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

    No full text
    The aim of this research is to describe the profile of poor rural households, explain the causes of poverty, explain the livelihood strategies, explaining the correlation between the profile and the choice of livelihood strategies households and compares the differences livelihood strategies n three study areas. Data collection is conducted by combining two methods: qualitative and quantitative. Quantitative methods of data survey conducted by the agencies and distributed questionnaires to 323 respondents with a proportional random sampling. Qualitative data collection is conducter by a case study in households with in-depth interviews. Data analysis was performed by descriptive and comparative analysis by comparing the three villages in the study area The conclusion of this research is show that the poor in the three study regions implement various livelihood strategies for survival everyday. Amounting to 68.73 percent of poor households use survival strategies while 28.27 percent using consolidation strategy and 3.10 using accumulation strategy. Survival strategies that do the poor, among others, by utilizing dasawisma, do subsistence business, optimizing the use of family labor, become a labor cattle, looking for a second job and take advantage of government aid. Konsolidation strategies that do by improve assets, looking for the second job, utilizing cooperation and bank, and optimizing son. Accumulation strategies that do by improve assets such as livestock. The relationship between livelihood strategies in the areas of research related to factors such as land ownership, education, income received, ownership of assets and ownership of livestock that have a positive relationship.Ageing and education have negative relationshi

    Dinamika Pembangunan Manusia Berbasis Gender Di Indonesia

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan sehingga mampu meningkatkan pencapaian pembangunan manusia serta mampu mengurangi perbedaan pencapaian antara perempuan dan laki-laki di berbagai bidang yang di representasikan dengan indeks pembangunan gender (IPG) dan indeks pemberdayaan gender (IDG). Tujuan kedua adalah mengetahui pencapaian pembangunan manusia berbasis gender saat ini dengan menggunakan IPG maupun IDG. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan jenis data yang yang diperoleh dari penelitian orang lain atau sumber yang telah dipublikasikan. Data yang digunakan bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS) yang bekerjasama dengan BAPPENAS dan UNDP. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah selama periode 1996-2010 telah terjadi dinamika pembangunan manusia berbasis gender di Indonesia. Secara umum baik IPG dan IDG mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hanya saja pada 1999 di beberapa provinsi di Indonesia mengalami penurunan nilai IPG dan IDG. Faktor krisis ekonomi menjadi penyebab menurunnya pembangunan manusia berbasis gender di Indonesia.Pencapaian IDG dan IPJ di Indonesia saat ini telah menuju ke arah perbaikan. Peningkatan indikator pembentuknya seperti usia harapan hidup, semakin berpendidikannya perempuan serta semakin naiknya porsi perempuan yang duduk di parlemen menjadikan pembangunan manusia berbasis gender di indonesia dapat dikatakan baik
    corecore