21 research outputs found

    Isolasi dan Aktivitas Antioksidan Fraksi dari Ekstrak Tongkol Jagung

    Get PDF
    Tongkol jagung merupakan salah satu limbah tanaman pangan yang mempunyai kandungan fitokimia yang bermanfaat untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi fraksi fenolik dari ekstrak tongkol jagung dan menentukan aktivitas antioksidan. Tongkol jagung diekstraksi dengan cara refluk menggunakan etanol 80% selama 2 jam. Setelah itu disaring dan filtratnya diuapkan dengan rotary evaporator. Ekstrak etanol disuspensikan dalam air dan diekstraksi berturut turut dengan petroleum eter, etil asetat, butanol, dan air. Fraksi pelarut terbaik difraksinasi dengan kromatografi kolom menggunakan silika gel 60 dan eluen n-heksana : etil asetat (4:6). Ekstrak tongkol jagung dan fraksi dievaluasi kandungan total fenolik, aktivitas penangkal radikal bebas (uji 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan kapasitas total antioksidan (uji ferric reducing ability of plasma). Hasil uji kandungan total fenolik menunjukkan bahwa fraksi etil asetat (163,57 μg/mL) memiliki kandungan total fenolik yang paling tinggi daripada fraksi butanol (83,30 μg/mL), ekstrak etanol (81,53 μg/mL), fraksi air (23,71 μg/mL) dan fraksi petroleum eter (23,57 μg/mL). Hasil ini juga menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mempunyai aktivitas penangkal radikal dan kapasitas total antioksidan paling tinggi daripada fraksi butanol, ekstrak etanol, fraksi air, dan fraksi petroleum eter. Aktivitas penangkal radikal bebas fraksi II dan III memperlihatkan paling kuat daripada fraksi V, I, IV dan VI. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa fraksi etil asetat dan fraksi II mengandung senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan kuat

    Barcode DNA Tumbuhan Pangi (Pangium Edule R.) Berdasarkan Gen MatK

    Get PDF
    DNA barcoding merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mempercepat dan mempermudah proses identifikasi organisme dengan menggunakan potongan gen tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sekuens DNA barcode tumbuhan pangi berdasarkan gen standar matK dan membandingkannya dengan spesies yang berkerabat dekat di GenBank. DNA total daun pangi diisolasi menggunakan Innuprep plant DNA kit dan berhasil diamplifikasi dengan proses Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer berdasarkan gen matK. Hasil sekuensing fragmen DNA yang menunjukkan panjang 720 bp yang teramplifikasi oleh primer forward dan 780 bp untuk yang teramplifikasi oleh primer reverse. Hasil analisis BLASTn menunjukkan tingkat kemiripan tumbuhan pangi sangat tinggi dengan Trichadenia zeylanical, yaitu 99%, dan diikuti spesies lainnya (Kiggelaria africanal, 98%; Guthriea capensis, 96%; Acharia tragodes, 92%; Erythrospermum phytolaccoides, 92%; Hydnocarpus sp. Chase 1301, 90%; Carpotroche longifolia, 89%; Moultonianthus leembruggianus, 89% dan Pimelodendron zoanthogyne, 88%). Analisis komposisi asam amino menunjukkan bahwa matK Pangium edule dan kesembilan spesies tumbuhan lainnya bersifat hidrofobik.DNA barcoding is a technical used to accelerate and simplify the process identification of organism with by using a snipping of specific genes. This study aimed to determine the DNA sequences of plant barcoding standard pangi based gene matK and compare with closely related species in GenBank. Total DNA was isolated using Innuprep pangi leaf plant DNA kit and successfully amplified by the Polymerase Chain Reaction (PCR) using primers based on the gene matK. The results of sequencing long DNA fragments showed7 20 bp are amplified by the forward primer and 780 bp were amplified by the primer for reverse. Blast analysis of the results showed very extremely high the plant pangi degree of similarity with Trichadenia zeylanical, namely99%, and followed by other species (Kiggelaria africanal, 98%; Guthriea capensis, 96%; Acharia tragodes, 92%; Erythrospermum phytolaccoides, 92%; Hydnocarpus sp. Chase 1301, 90%; Carpotroche longifolia, 89%; Moultonianthus leembruggianus, 89% dan Pimelodendron zoanthogyne, 88%). Analysis of aminoacid composition showed that matK Pangium edule and nine other plant species are hydrophobic

    Aktivitas Antioksidan Tepung Pisang Goroho (Musa Spp) Yang Direndam Dengan Beberapa Rempah-Rempah

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh perendaman pisang goroho dengan ekstrak rempah-rempah terhadap aktivitas antioksidan tepung pisang goroho. Ekstrak rempah-rempah (daun cengkeh, daun salam, rimpang kunyit, biji pala, rimpang jahe, daun sereh, kayu manis, merica putih, rimpang lengkuas dan buah andaliman) diperoleh dengan maserasi menggunakan pelarut etanol. Selanjutnya, pisang goroho direndam selama 60 menit dalam ekstrak rempah-rempah, lalu tepung pisang goroho yang dihasilkan dianalisis kandungan total senyawa fenolik dan aktivitas penangkal radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan tertinggi dimiliki oleh tepung pisang yang direndam dengan ekstrak daun salam dan yang paling rendah terdapat pada tepung yang direndam dengan ekstrak merica putih. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perendaman pisang goroho dengan ekstrak rempah-rempah mampu meningkatkan aktivitas antioksidan dari tepung pisang goroho

    Aktivitas Antihiperglikemik dari Ekstrak Etanol dan Heksana Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus L.) yang Hiperglikemik

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian kadar glukosa darah tikus wistar yang hiperglikemia pada pemberian ekstrak etanol dan heksana tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida [L]. Kunth). Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi glukosa, terhadap 16 ekor tikus jantan wistar yang hiperglikemia akibat diinduksi sukrosa. Selanjutnya, tikus dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (K-) diberi CMC 0,5%, kelompok kontrol positif (K+) diberi Glibenklamid dosis 0,45 mg/kgBB, kelompok ekstrak etanol tumbuhan suruhan (EETS) dosis 40 mg/kgBB, dan kelompok ekstrak heksana tumbuhan suruhan (EHTS) dosis 40 mg/kgBB. Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kadar glukosa darah tikus diukur dengan alat Drglukometer pada menit ke-30, 60, dan 120 setelah diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada menit ke-120, kadar glukosa darah tikus pada kelompok EETS dan EHTS masing-masing turun sebesar 54,57% dan 51,25%, dan tidak berbeda nyata dengan K(+). Kadar glukosa darah kelompok K(+) dan EETS pada menit ke-120 mencapai kadar yang sama dengan keadaan basal (normal). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol dan heksana tumbuhan suruhan dengan dosis 40 mg/KgBB memiliki efek hipoglikemik pada tikus jantan wistar yang hiperglikemia.A study on blood glucose level in hyperglycemic wistar rats treated with ethanol and hexane extracts of suruhan (Peperomia pellucida [L]. Kunth) had been done. This study used glucose tolerance test method applied on 16 male wistar rats which were hyperglycemic by sucrose induction. The rats were divided into four treatment groups, each of which contained four rats, which were negative control (K-) group treated with CMC 0.5%, positive control (K+) group treated with glibenclamide 0.45 mg/kg body weight, group treated with ethanol extract of P. pellucida (EETS) 40 mg/kg body weight, and group treated with hexane extract of P. pellucida (EHTS) 40 mg/kg body weight. Glucose level in rat blood was measured using Drglucometer at minute 30, 60, and 120 after treatment. The results showed that at minute 120 the blood glucose level of EETS and EHTS was decreased by 54.57% and 51.25%, respectively, which were not significantly different from K(+). At minute 120, blood glucose of K(+) and EETS reached the same level with that of basal (normal) state. It was concluded that ethanol and hexane extract of P. pellucida 40 mg/kg body weight had hypoglycemic effect on hyperglycemic wistar rats

    PEMANFAATAN VCO MENGANDUNG KAROTENOID TOMAT DAN KARAGENAN DALAM PEMBUATAN LOTION

    Get PDF
    ABSTRACT Research has been conducted on the making of Lotion using VCO containing Tomato Carotenoids and Carrageenan with a mass concentration of 3%. The stability of Lotion is determined by the stability of the emulsion in the Lotion preparation. The resulting Lotion was tested for quality according to SNI 16-4399-1996 standards, namely pH, density, viscosity, and total microbial test. In addition, the resulting Lotion was tested for total carotenoids based on the reading results of UV-Vis Spectrophotometry. The results showed that the highest carotenoids in A1 samples were 129.99 mg / L and the lowest was in A6 samples 38.15 mg / L. And the results of the Lotion quality test found in Lotion by using carrageenan were better than Lotion using cetyl alcohol. Keywords: VCO, carrageenan, carotenoids, Lotion, SNI      ABSTRAK                Telah dilakukan penelitian tentang Pembuatan Lotion menggunakan VCO mengandung Karotenoid Tomat dan Karagenan dengan konsentrasi massa 3%. Kestabilan dari Lotion ditentukan dengan kestabilan emulsi dalam sediaan Lotion. Lotion yang dihasilkan diuji kualitas menurut standar SNI 16-4399-1996 yaitu uji pH, massa jenis, viskositas, dan total mikroba. Selain itu, Lotion yang dihasilkan diuji total karotenoid berdasarkan hasi pembacaan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang memiliki Karotenoid tertinggi pada sampel A1 sebanyak 129,99 mg/L dan terendah pada sampel A6 38,15 mg/L. Dan hasil uji kualitas Lotion didapati Lotion dengan menggunakan karagenan lebih baik dibandingkan dengan Lotion menggunakan setil alkohol. Kata kunci: VCO, karagenan, karotenoid, Lotion, SN

    Profil Lipida Plasma Tikus Wistar Yang Hiperkolesterolemia Pada Pemberian Gedi Merah (Abelmoschus Manihot L.)

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh daun gedi merah (Abelmoschus manihot L.) terhadap kadar lipida dari plasma darah hewan uji yang menderita hiperkolesterolemia. Penelitian ini menggunakan 16 ekor tikus jantan, strain Wistar berumur 2-3 bulan dengan berat 120-250 g, dan dibagi dalam 3 tahap perlakuan. Tahap pertama, tikus diadaptasikan terlebih dahulu selama 8 hari dengan pemberian pakan standar, dan diakhiri masa adaptasi, sebanyak 3 ekor tikus dibedah untuk dianalisis kadar lipida plasmanya (Baseline). Tahap ke-2, tikus diberi pakan aterogenik selama 14 hari untuk meningkatkan kadar kolesterol plasmanya, dan diakhiri tahap ini sebanyak 3 ekor tikus dibedah untuk dianalisis kadar lipida plasmanya (kelompok Aterogenik). Tahap ke-3, tikus dibagi menjadi dua perlakuan, yakni: tikus yang diberi pakan standar (kelompok PS), dan tikus yang diberi pakan standar mengandung 36% pasta daun gedi merah (kelompok PG). Setiap perlakuan terdiri dari 5 ekor tikus dan diakhiri tahap perlakuan ini, semua tikus dibedah untuk dianalisis kadar lipida plasmaya menggunakan metode enzimatik kolorimetri. Pemberian pakan sebanyak 20 g per ekor per hari dan air minum dilakukan secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok PG secara signifikan memiliki kadartotal plasma cholesterol (TPC) yang lebih rendah daripada baseline, kelompok aterogenik dan PS, kelompok PG juga memiliki kadar kolesterol dalam partikel low density lipoproteins (k-LDL) lebih rendah daripada kelompok aterogenik, dan kelompok PG memiliki kadar trigliserida (TG) yang lebih rendah daripada kelompok aterogenik dan PS. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mengkonsumsi pakan standar mengandung 36% pasta daun gedi merah dapat menurunkan kadar TPC, k-LDL dan trigliserida berpengaruh nyata terhadap penurunan kolesterol tikus percobaan yang hiperkolesterolemia.The purpose of this research was to study the effect of red gedi (Abelmoschus Manihot L.) leaves on the blood plasma lipid levels of the tested animals suffering from hypercholesterolemia. This study used 16 Wistar strain male rats, 2-3 months old with the body weight of 120 to 250 g. The tested animals were divided into three groups based on the treatments stages. At the first stage, all rats were adapted for 8 days with the standard food and at the end of the treatment 3 rats were dissected for plasma lipid level analysis (the baseline group). At the second stage, all rats were received atherogenic feeding for 14 days to increase the plasma cholesterol levels and at the end of the treatment 3 rats were dissected for plasma lipid level analysis (the atherogenic group). At the third stage, the rats were divided into two groups of treatments: the PS group and the PG group Each group consisted of 5 rats. The rats in The PS group were fed with standard food and the PG group were fed with the standard food containing 36% of red gedi leaf paste. At the end of the treatment, the rats were dissected for plasma lipid level analysis using enzymatic colorimetric methods. During the treatments, each rat was received 20 g of food and drinking water ad libitum. The results showedthat the total plasma cholesterol (TPC), low density lipoprotein cholesterol (LDL-C), and triglyceride levels of the rats receiving red gedi (the PGgroup) were lower compare to the other groups (thebaseline, theatherogenicandPS groups). This studyconcludedthat consumingthe standardfoodcontaining 36% of redgedileaf paste was able to reduce the cholesterol levels of hypercholesterolemiarats

    Karakterisasi Dan Aktivitas Antioksidan Tepung Sagu Baruk (Arenga Microcarpha)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik kimia tepung sagu baruk yang mengandung senyawa fitokimia dan mempelajari aktivitas antioksidan dari ekstrak tepung sagu baruk. Tepung sagu baruk diekstrak dengan pelarut etanol 50% dengan cara maserasi selama 24 jam. Setelah itu, tepung sagu diuji proksimat, ekstrak dianalisis kandungan fitokimia fenolik, flavonoid dan tanin terkondensasi. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan radikal bebas DPPH dan daya reduksi dengan spektrofotometer UV/Vis. Hasil penelitian menunjukkan pada pengujian proksimat bahwa tepung tepung sagu baruk memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia, tetapi berbeda dengan kadar serat kasar. Total kandungan fenolik dan flavonoid menunjukkan bahwa tepung sagu akuades (SA) lebih tinggi daripada tepung sagu komersial (TSBK). Hasil radikal bebas sagu tepung sagu SA lebih tinggi dari TSBK sama halnya dengan kemampuan daya reduksi SA jauh lebih tinggi dari TSBK. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tepung sagu baruk memiliki kandungan fitokimia fenolik dan flavonoid yang dapat berpotensi sebagai antioksidan.Objectives of this research were to study the chemical characteristics of sago baruk flour containing phytochemicals and antioxidant activity of sago baruk flour extract. Sago baruk flour was extracted with 50% ethanol by maceration for 24 hours. Afterward, sago flour was tested for proximate and the extract was analyzed for phenolic, flavonoids, and condensed tanin. DPPH free radical was used to examine antioxidant activity and spectrophotometry method was used to determine the reduction ability. The result for proximate test showed that sago flour extract meets Indonesian Nasional Standard requirements. Total phenolic and flavonoid contents in the flour extracted with aquadest (SA) were higher than that in commercial flour (TSBK). Free radical scavenging activity of sago flour SA was higher than that of TSBK, as well as the reduction ability of SA that was much higher than of TSBK. It was concluded that sago baruk flour possess phytochemical content of phenolic and flavonoid which were potential as antioxidant
    corecore