263 research outputs found

    Pembuatan Kain Tenun 3 (Tiga) Dimensi

    Full text link
    Pembuatan mesin tenun 3–D (tiga dimensi) dan kain tenunnya telah dilakukan secara terpadu. Mesin yangdibuat mengacu pada sistem ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), dan bahan baku untuk penelitian ini menggunakanserat nilon multifilamen. Adapun tujuan dari penelitian Balai Besar Tekstil ini, yaitu untuk membuat mesin tenunyang mampu menghasilkan kain tenun 3 – D dan hasil kain tersebut selanjutnya langsung dijadikan bahankomposit. Kontruksi mesin tenun dibuat dengan merancang alat mesin baru, dan menggunakan 3 (tiga) modelbenang untuk 3 arah, yaitu X, Y, dan Z. Benang Z sebagai pengikat lapisan benang X dan benang Y, pengikatan iniselain mengikatkan juga menyatukan kekuatan ke arah tebal kain dan memperbaiki kelemahan yang ada pada kaintenun biasa (2-D). Pengaturan jumlah serat per satuan luas penampang (volume fraction) dapat dilakukan denganmengubah jumlah benang pada arah tertentu dengan mengubah jenis anyaman benang Z, sedangkan untukmengubah jenis desain anyaman dapat dilakukan dengan sistem dobby atau jacquard. Hasil penelitianmenunjukkan, bahwa prototip baru ATBM 3–D yang telah dibuat dengan sistem ini mampu membuat kain tenun 3-D yang hasil kainnya dapat dijadikan bahan komposit sesudah mengalami proses peresinan. Namun demikiankekuatan bending forces yang diperoleh hanya mencapai 45 %

    Language development and cultivation : alternative approaches in language planning

    Get PDF
    Translated by Kay Ikranagara

    Tata Istilah (2001)

    Get PDF

    Kain Rajut Jadi (Whole Garment Knitting) Hasil Mesin Rajut Datar (Mrd)

    Full text link
    Informasi dan publikasi tentang teknik pembuatan baju rajut jadi tanpa jahitan (complete garment knitting)pada mesin rajut datar (V-bed machine) dimulai pada tahun 1995 di pameran ITMA. Teknologi ini telah menjadisuatu proses pembuatan baju yang inovatif saat ini, juga telah berkembang pada industri perajutan di Indonesia.Proses pembuatan kain rajut ini menyebabkan penghilangan proses pemotongan dan penjahitan yang lengkap, jugamemberikan beberapa keuntungan seperti penghematan biaya , waktu, dan peningkatan produktivitas, dankecepatan merespons Perubahan baik produk maupun desain.Adapun maksud dan tujuan dari pengkajian ini khususnya adalah agar para produsen kain rajut dapatmemilih alternatif mesin mana yang akan digunakan dalam proses produksinya, dan umumnya adalah sebagaiinformasi bagi khalayak umum tentang teknologi perajutan dan desain yang menggunakan komputer penuh danterpadu. Pengkajian ini meliputi tiga Perusahaan pembuat mesin tempat penulis berkesempatan mengikuti pelatihan,yaitu Shima Seiki (Jepang) , Universal (Jerman) dan Stoll (Jerman). Tulisan ini memaparkan aplikasi dankarakteristik baju rajut jadi (complete garment knitting) dalam berbagai variasi produk. Pengkajian ini jugadidasarkan atas studi literatur, dan uji coba pembuatan di pembuat mesinnya.Dari hasil pengkajian ini didapatkan gambaran tentang teknologi rajut baru yang ada pada mesin rajut datarwhole garment, pembuatan desainnya, dan beberapa karakteristik dari masing-masing mesin

    Penelitian Kain Saring Industri Minyak Kelapa

    Full text link
    Penelitian kain saring dilakukan di 2 (dua) pabrik minyak kelapa. Mesin tenun yang digunakan, adalahjenis teropong (shuttle) buatan Jepang dengan ganti bak 1 x 4, lebar sisir (reed) 56 inci, nomor sisir 60, pembukaanmulut lusi sistem dobby, dan rpm mesin 160. Benang lusi yang digunakan baik bahan poliester maupun poliesterkapas, yaitu nomor Ne1 20/5 ; dan untuk benang pakannya digunakan nomor Ne1 20/10. Proses pertenunannyadilakukan dengan 5 (lima) variasi tetal pakan (pick), yaitu 18, 20, 22, 24 dan 26 dengan jenis anyaman 2/2-3, lebarkain jadi 52 inci dan jumlah lusi 3.072 helaiTujuan penelitian, adalah untuk mengetahui spesifikasi, desain, mutu, jenis kain saring yang digunakanindustri minyak kelapa dan membuat kain saring untuk industri minyak kelapa yang relatif murah harganya denganmutu yang cukup baik.Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kain saring percobaan poliester dan kain saring poliester-kapas yangdibuat dengan variasi pick 24 ditinjau dari kekuatan tarik, kekuatan sobek, water permeability dan Perubahanukuran setelah pencucian menghasilkan data yang terbaik bila dibandingkan dengan contoh kain saring yang ada dipasaran. Selain itu kain saring poliester pada variasi pick 24 tersebut ditinjau dari aspek teknis maupun aspekekonomis menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding dengan kain saring percobaan poliester-kapas denganvariasi pick yang sama

    Webs Serat Nano Alginat/polivinil Alkohol Untuk Media Penyampaian Obat Topikal

    Full text link
    Serat nano merupakan material penting untuk menghasilkan produk yang kompetitif, strategis dan ramah lingkungan. Serat hasil elektrosping untuk keperluan tekstil medis yang berdiameter <100 nm - 500 nm, digolongkan sebagai serat nano. Alginat banyak digunakan di bidang medis, misalnya untuk pembalut luka, rekayasa jaringan, dan lain sebagainya; karena bersifat nontoksik, biodegradable, biocompatible dan dapat mempercepat pertumbuhan jaringan baru. Dari penelitian terdahulu diketahui bahwa membran alginat yang mengandung antibiotik dapat digunakan sebagai media penyampaian obat topikal untuk luka terinfeksi, tetapi dengan metoda elektrospining akan diperoleh produk berkualitas lebih tinggi, karena mempunyai luas permukaan yang sangat besar dan berpori. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan webs (lembaran tipis) dari serat alginat/PVA yang mengandung obat melalui teknologi elektrospining untuk mendapatkan pembalut luka primer yang berfungsi sebagai media penyampaian obat topikal. Pengujian yang dilakukan meliputi analisa gugus fungsi, analisa struktur mikro dan uji pre klinis. Dari hasil uji diketahui bahwa produk tersebut dapat digolongkan sebagai tekstil medis berskala nano dengan kualitas yang lebih tinggi. Selain itu lolos uji pre klinis dan dapat digunakan untuk pembalut luka yang berfungsi sebagai media penyampaian obat topikal

    Aplikasi Pemograman Integer Dalam USAha Penjadwalan Tenaga Kerja Pada Industri Tekstil

    Full text link
    Penelitian dan penerapan pemograman integer (Integer Programming/IP 1-5 ) dengan model Solver XAtelah dilakukan disalah satu industri tekstil, khususnya industri pertenunan (weaving) yang ada di kota Bandung.Penggunaan bahasa pemograman matematika ini mengacu pada sistem pengefisienan biaya tenaga kerja danpenggunaan waktu yang terendah yang dapat digunakan di lapangan industri.Maksud dan tujuan dari penelitian ini, adalah memanfaatkan aplikasi pemograman matematika dariinteger model solver XA dalam pemecahan masalah dalam sistem penjadwalan kerja agar dihasilkan proses kerja dilapangan menjadi efisien, efektif, dan produktif yang dampaknya bagi tenaga kerja berkualifikasi lebih tinggi dapatmenggantikan tenaga kerja yang berkualifikasi lebih rendah secara teratur dan berurut. Selain itu juga diharapkanproses pemutusan hubungan kerja (PHK) pada industri tekstil tersebut dapat dihindarkan, karena semua tenagakerja dapat bekerja secara bergiliran termasuk hari liburnya masing-masing. Pada penerapan program ini jugadilaksanakan pengembangan model dan perhitungan dengan komputer melalui operasi kerja pada microcomputer,hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu pemecahan masalah dengan hasil yang maksimal.Dari data penelitian dan penerapan program tersebut dapat menghasilkan penjadwalan kerja dan hari libursecara rinci, dicapai kerja yang efisien dan biaya tenaga kerja optimal juga tidak perlu melakukan pemutusanhubungan kerja (PHK)

    Pengembangan Produk Kain Rajut Menggunakan Mesin Rajut Bundar Seamless

    Full text link
    Penelitian pengembangan desain dengan menggunakan mesin rajut bundar (MRB) jacquard (seamless)telah dilakukan, dan bahan baku yang digunakan meliputi benang poliester (150 D dan 75 D), nilon (50 D), sutera(70 D), kapas (Ne1 30'S dan Ne1 40'S), rayon (Ne130 dan Ne1 40'S) dan benang lycra (20 D dan 30 D). Adapuntujuan penggunaan bahan baku yang beragam dengan nomor benang yang berbeda ini adalah untuk menambahvariasi warna dan tampilan struktur desain serta sebagai salah satu alternatif dalam membuat ukuran (size) bajujadinya. Selain itu untuk mempermudah dalam pembuatan program desain, maka digunakan program perangkatlunak desain diagraph-6. Penelitian ini dilakukan di PDDC BBT yang menghasilkan produk berupa kain dalam(underwear) yang terdiri dari bra, tank top, baju renang, celana dalam, legging biasa, legging terusan dan rok.Selain itu hasil penelitian ini adalah berupa teknologi pembuatan desain dan baju pada mesin rajut bundar seamlessdengan program desain secara on-line dengan mesin proses, yang diharapkan dapat dijadikan referensi, sertaprototype bagi kepentingan industri perajutan kain tanpa jahitan yang ada di Indonesia

    Information networks and power: confronting the "wicked problem" of REDD+ in Indonesia

    Get PDF
    Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) is a priority issue for forest and climate policy in Indonesia, and REDD+ policy-making activity has been characterized by considerable public consultation. Despite this engagement, discussions on REDD+ in Indonesia are reported to have remained top-down, a disconcerting pattern when adaptive governance and transformational change require cross-scale and cross-sectoral communication. Explicitly modeling the patterns of information exchange related to REDD+ can clarify these claims and help identify potential barriers to the transformational change needed to implement REDD+. We used data obtained through semistructured and structured interviews held in 2011 with representatives from a broad range of organizations (N = 64), formally or informally involved in the national REDD+ policy processes in Indonesia, to study REDD-related information exchange. Adopting a social network analysis approach, we found that (1) organizations perceived as most influential in REDD+ policy formulation, often, but not exclusively, those with institutional authority over particular aspects of REDD+, tend not to seek information from other actors and (2) organizations exchange information primarily within three clusters of similar organizations, with weak connections between clusters. This evidence suggests weak information exchange between the national government, national civil society, and transnational actors. We contend that the emergence of brokers able to connect these different clusters will be crucial for effective and inclusive REDD+ governance in Indonesia
    • …
    corecore