24 research outputs found

    Produksi Etanol Berbahan Baku Molasses Melalui Proses Fermentasi Menggunakan Ragi Roti

    Get PDF
    One of the alternatives and renewable energy that is being developed is ethanol.Ethanol is better known as Gasohol. Molasses can make Gasohol through thesynthesis of molasses fermentation using a yeast starter. This study aims toanalyze how the effect of the addition of baker's yeast, the length of fermentationincubation time on the resulting alcohol content. In addition, the yield obtainedfrom the highest amount of ethanol production in the molasses fermentationprocess. Ethanol production through fermentation synthesis using the help ofmicroorganisms Saccharomyces cerevisiae. Based on the objective review, thevariation used is the amount of baker's yeast, namely 0.1; 0.2; 0.3; 0.4; and 0.5%glucose levels. The fermentation times were 24, 48, 72, 96, and 120 hours (T =30?C and pH = 5). Based on these variations, the highest alcohol productionwas 11%, obtained by adding 0.2% of yeast to the glucose content in the solution.The incubation time is 72 hours. The yield obtained for the highest alcoholcontent is 4.48

    Studi Desain Reaktor In-Situ Transesterifikasi untuk Proses dan Produksi Teknologi Biodiesel dari Microalgae Chlorella sp.

    Get PDF
    Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang bersumber dari minyak nabati atau hewani sebagai pengganti solar dengan menggunakan reaksi transesterifikasi dengan bantuan katalitis yang berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi dan mempercepat terjadinya reaksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji studi desain reaktor batch in-situ transesterifikasi untuk proses dan produksi biodiesel dari mikroalga chlorella sp dengan kondisi operasi sesuai penelitian yang dilakukan oleh viegas dkk. Dalam proses pembuatan biodiesel, proses yang paling efisien menggunakan reaksi transesterifikasi. Pada penelitian ini, dilakukan studi desain reaktor In-Situ transesterifikasi dengan menggunakan program Aspen HYSYS 8.8 untuk mempermudah mengetahui hasil produk, serta dilakukan perhitungan reaktor. Paremeter operasi yang digunakan untuk produksi biodiesel yaitu suhu operasi 60oC, tekanan 1 atm, waktu reaksi 4 jam dengan bantuan katalis H2SO4, dan rasio massa mikroalga : methanol (1:3) menggunakan variasi massa mikroalga chlorella sp 1, 2, 3, 4, dan 5 kg. Hasil penelitian ini pada perbandingan massa mikroalga chlorella sp 2 kg dan methanol 6 kg berdasarkan hasil perhitungan diperoleh volume reaktor 9,7 L diperoleh diameter reaktor 0,22 m, tinggi reaktor 0,536 m, tinggi penyangga 1,7954 m, tebal tutup atas 0,047 m, tebal tutup bawah 0,047 m dan daya yang dikonsumsi 1 Hp

    Produksi Biodiesel dari Mikroalga Nannochloropsis sp. Menggunakan Metode Transesterifikasi dengan Bantuan Katalis Heterogen CaO/Hydrotalcite

    Get PDF
    Nannochloropsis sp. merupakan jenis mikroalga yang mempunyai ciri – ciri berwarna kehijauan, tidak berflagela, dan tidak motil. Sel Nannochloropsis sp. berbentuk bola (bulat kecil), berukuran 4-6 mikrometer, dan memiliki kandungan minyak yang tinggi dari massa tubuhnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh rasio molar dari minyak alga dan pelarut metanol terhadap yield crude biodiesel, dan juga pengaruh rasio molar dari minyak alga dan pelarut metanol terhadap kandungan asam lemak bebas dari yield crude biodiesel. Proses ekstraksi minyak alga Nannochloropsis sp. menggunakan metode maserasi dilakukan pada temperatur 700C selama 5 jam, selanjutnya dilakukan proses transesterifikasi pada temperatur 650C selama 8 jam. Variasi rasio molar perbandingan antara minyak alga Nannochloropsis sp : jumlah pelarut metanol yang digunakan yaitu 1:5; 1:15; 1:25 mL/mL, kemudian penambahan jumlah katalis adalah 5% dari minyak alga Nannochloropsis sp. Konversi yield crude biodiesel tertinggi yang dihasilkan adalah 40,32% pada rasio molar 1:15. Dan juga, FFA terendah yang didapatkan adalah 0,2789 mg NaOH/gr pada rasio molar 1:25. Semakin besar penambahan rasio molar, maka kadar FFA yang dihasilkan semakin turun

    Efektifitas Konsentrasi Pelarut Etanol pada Proses Ekstraksi Moringa Olifera Menggunakan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE)

    Get PDF
    Tumbuhan kelor merupakan tumbuhan yang memiliki banyak khasiat, namun pemanfaatan tumbuhan kelor di indonesia kurang maksimal, maka perlu dilakukan penelitian untuk menjadikan tanaman kelor menjadi produk bernilai jual tinggi. Beberapa cara dapat dilakukan untuk pengolahan tanaman kelor, salah satunya adalah menjadikan minyak atsiri. Minyak atsiri menjadi salah satu cara pemanfaatan terbaik untuk mengolah daun kelor menjadi produk bernilai jual tinggi. Daun kelor dijadikan minyak atsiri dengan cara ektraksi menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pelarut etanol pada ekstraksi minyak atsiri dari daun kelor menggunakan metode Microwave Assisted Extraction terhadap yield yang dihasilkan. Variabel yang digunakan antara lain: konsentrasi pelarut (60, 70, dan 80%), massa bahan baku (25 dan 50 gram), waktu ekstraksi 10 menit dengan volume pelarut 500 mL dan daya 380 watt. Kemudian dilakukan pengujian terhadap minyak atsiri yaitu pengujian yield minyak atsiri, analisa berat jenis (densitas)

    ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

    Get PDF
    Biomassa dari limbah kulit durian dan kulit pisang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga perlu adanya alternatif pengolahan agar menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Salah satu pengolahan limbah adalah menjadikannya sebagai bahan bakar alternatif briket bioarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat briket bioarang campuran kulit durian dan kulit pisang yang sesuai standar SNI 01-6235-2000 . Metode penelitian dilakukan dengan melakukan proses pirolisis pada suhu 300?C selama 2,5 jam dan melakukan analisa proksimat pada briket bioarang dengan variasi komposisi bahan baku dan ukuran partikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor briket bioarang dengan komposisi kulit durian 80%, kulit pisang 10%, dan perekat tapioka 10% merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar 5.348,697 kkal/kg pada 100 mesh dan 4.779,389 kkal/kg pada 80 mesh. Dari hasil uji eksperimen diperoleh titip optimum pada briket bioarang komposisi campuran 80% kulit durian, 10% kulit pisang, dan 10% perekat tapioka pada 100 mesh, yaitu kadar air 7,8%, kadar abu 8,49%, dan kadar volatile matter 10,58%

    Study Literature of Extraction Lipid Method from Microalgae Nannochloropsis sp

    Get PDF
    Biodiesel is a promising alternative fuel obtained from plant oils and animal fats through the esterification process with alcohol. Lipid microalgae Nannochloropsis sp. can be used as raw material for the production of biodiesel or biofuel with oil content in the microalgae Nannochloropsis sp. as much as 21.3 - 32.7% so, it has the potential to be used as a raw material in making biodiesel. Biodiesel produced from microalgae biomass is the most suitable alternative fuel for the future and environmentally friendly fuel. In microalgae lipid extraction, Nannnochloropsis sp. using several process aids such as autoclave, microwave, and soxhlet. Different types of solvents are used to determine the% yield of lipids present in microalgae. Extraction was carried out to compare the extraction method using autoclave, microwave, and soxhlet to obtain the best method that produced the most substantial % lipid. An autoclave obtained the most abundant lipid yield with n-hexane solvent with a ratio of 3: 1 solvent and algal oil. Thus, this review describes the lipid extraction of the microalgae Nannochloropsis sp. with various extraction aids and different solvent types related to lipid production over the past few years

    Zn-Mo/HZSM-5 Catalyst for Gasoil Range Hydrocarbon Production by Catalytic Hydrocracking of Ceiba pentandra oil

    Get PDF
    Biofuel from vegetable oil becomes one of the most suitable and logical alternatives to replace fossil fuel. The research focused on various metal ratio Zinc/Molybdenum/HZSM-5 (Zn-Mo/HZSM-5) catalyst to produce liquid hydrocarbon via catalytic hydrocracking of Ceiba penandra oil. The catalytic hydrocracking process has been applied in this study to crack Ceiba pentandra oil into a gasoil range hydrocarbon using Zn-Mo/HZSM-5 as a catalyst. The effect of various reaction temperature on the catalytic hydrocracking of Ceiba pentandra oil were studied. The Zn-Mo/HZSM-5 catalyst with metal ratio was prepared by incipient wetness impregnation method. This process used slurry pressure batch reactor with a mechanical stirrer. A series of experiments were carried out in the temperature range from 300-400 oC for 2 h at pressure between 10-15 bar. The conversion and selectivity were estimated. The liquid hydrocarbon product were identified to gasoline, kerosene, and gas oil. The results show that the use of Zn-Mo/HZSM-5 can produce gas oil as the most component in the product. Overall, the highest conversion and selectivity of gas oil range hydrocarbon was obtained when the ZnMo/HZSM-5 metal ratio was Zn(2.86 wt.%)-Mo(5.32 wt.%)/HZSM-5 and the name is Zn-Mo/HZSM-5_102. The highest conversion was obtained at 63.31 % and n-paraffin (gas oil range) selectivity was obtained at 90.75 % at a temperature of 400 oC. Ceiba pentandra oil can be recommended as the source of inedible vegetable oil to produce gasoil as an environmentally friendly transportation fuel.

    PENGEMBANGAN UKM BERBAHAN DASAR KULIT UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN

    Get PDF
    Unit Kecil Menengah (UKM) Mitra adalah UKM yang memiliki produk utama berupa dompet dengan bahan baku baik kulit maupun imitasi. Selain dompet, terdapat produk tas, gantungan kunci, jaket dan sabuk. UKM mitra yang terlibat dalam kerjasama ini  ada 2, yaitu : Lufas Gallery dan Rafi Jaya Collection. Kedua UKM memiliki permasalahan-permasalahan yang hampir sama yakni: proses pengerjaan yang masih konvensional yaitu sebagian besar proses dilakukan secara manual mengandalkan ketrampilan para pekerja, hal tersebut menjadi penghambat Mitra untuk dapat mengembangkan usahanya. Akses menuju pemasaran ekspor cenderung agak sulit sehingga pengiriman untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Luar Negeri menjadi terhambat. Minimnya pendidikan dan kemampuan pekerja juga menjadi kendala serius bagi Mitra. Melihat permasalahan yang dialami oleh Mitra, maka Tim Pelaksana IbPE Pengusaha Produk Kerajian Kulit bertujuan untuk meningkatkan produktivitas Mitra agar berpotensi ekspor lebih tinggi serta untuk dapat menciptakan kemandirian Mitra dan meningkatkan daya saing pada industri sejenis.  Dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara langsung dengan Mitra, terdapat empat aspek yang menjadi fokus pada program IbPE ini yaitu produk, produksi, pemasaran dan proses.  Pelaksanaan program IbPE diharapkan dapat membantu Mitra dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha baik secara kualitas maupun kuantitas agar dapat meningkatkan pemenuhan permintaan dari konsumen serta memperkenalkan usaha kerajinan berbahan dasar kulit kepada masyarakat mancanegara. Sehingga tujuan untuk membantu meningkatkan pemasaran produk ekspor terpenuhi

    KONVERSI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS p-TSA

    Get PDF
    Menipisnya persediaan bahan bakar petroleum diperlukan bahan bakar pengganti yang bersifat terbaharui. Biodiesel merupakan salah satu upaya diversifikasi energi yang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap suplai minyak bumi. Biodiesel diproduksi melalui reaksi transesterifikasi trigliserida atau melalui reaksi esterifikasi asam lemak dengan metanol dan katalis. Harga biodiesel saat ini masih relatif tinggi karena harga bahan baku yang cukup tinggi. Dalam memproduksi biodiesel yang kompetitif diperlukan bahan baku yang harganya murah dan pemakaiannya tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia. Pada penelitian kali ini, digunakan bahan baku PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dengan katalis PTSA (p-Toluen Sulfonic Acid). Variabel yang dipelajari meliputi pengaruh perbandingan rasio molar antara PFAD dan metanol sebesar 1:3 – 1:7 dan persen berat katalis (0,9 % - 4,8 %) terhadap yield biodiesel yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku PFAD dengan variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap yield biodiesel yang dihasilkan. Pada kondisi perbandingan rasio molar 1 : 7 dan berat katalis 4,8%, didapatkan yield biodiesel tertinggi sebesar 35,088%

    Feasibility test of Phosphogypsum on the Portland Cement Properties

    Get PDF
    Phosphogypsum Merupakan Produk samping proses pembuatan asam fosfat, biasanya digunakan sebagai pupuk tambahan pengolahan tanah. Alternatifnya, pembuangan bahan ini dalam bentuk TPA membutuhkan lahan yang luas dengan resiko bahaya terhadap lingkungan. Karena itu, bahan tersebut telah mencoba untuk digabungkan dalam pembuatan semen mengingat penggunaannya yang berkelanjutan. Phosphogypsum  dapat digunakan sebagai pengganti gipsum alami dalam produksi semen Portland untuk mengontrol laju reaksi hidrasi semen.  Phosphogypsum mentah dikumpulkan dari industri pupuk lokal. Sifat phosphogypsum dievaluasi dan kemudian efek penambahan berbagai tingkat Phosphogypsum (2, 5, 10 dan 15 persen berat semen) dengan klinker semen Portland diselidiki. Bahan mentah diperlakukan untuk menghilangkan air tambahan dan kotoran dengan mencuci, mengeringkan udara dan mengeringkan oven. Baik bahan yang diolah maupun yang tidak diolah digunakan dalam pekerjaan eksperimental. Pengaturan waktu, aliran, dan perilaku kekuatan tekan dari sampel pasta, mortar, dan beton yang disiapkan dievaluasi untuk menemukan persentase Phosphogypsum yang efektif untuk digunakan dalam pembuatan semen Portland. Dengan mengevaluasi sifat pasta semen, mortar dan beton disimpulkan bahwa penambahan Phosphogypsum 5-10% dalam klinker semen memberikan hasil baik. Disamping Itu penggunaan phospo gypsum sebagai bahan pengganti gypsum alami juga dapat memberikan keuntungan bagi industri. Dikarenakan dengan Persen Penggunaan yang sama namun harga yang jauh lebih murah dapat menghemat biaya produksi.Kata kunci:  produk sampingan, phosphogypsum, semen Portlan
    corecore