11 research outputs found

    A Semiotics Study on Siwa-Buddha Faith In Blitar East Java The Temples and Their Ornaments: English

    Get PDF
    Brahmaraja Triloka Pura Community as the preserver of the Siwa-Buddha faith has a valuable and important concept depicted through various symbols in its temples. This study aims to reveal the meaning of the temples and their ornaments in the area of Brahmaraja Triloka Pura Community. This study shows that there are main temples in the area, namely Siwa/Daha, Brahma/Jenggala, and Wisnu/Kediri. Then the ornaments found consisted of dragons, makaras, woman statues. Those temples and ornaments symbolize some main concepts of the teachings including Triloka Pura as the last Majapahit, worshiping and respecting ancestors in the sangkan paraning dumadi system, and the combined elements of father and mother in the Siwa-Buddha concept.&nbsp

    PERAN DAN TANTANGAN PENYULUH AGAMA BUDDHA DI DESA KALIMANGGIS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENGENDALIKAN INGROUP FAVORITISM

    No full text
    Ingroup favoritsm merupakan sudut pandang individu yang melihat anggota didalam kelompok yang diikuti lebih baik dibandingan kelompok lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan tantangan penyuluh dalam mengelola ingroup favoritsm sebagai bagian manajemen umat. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di Desa Kalimanggis Kabupaten Temanggung. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Temuan penelitian adalah konflik yang terjadi di level puncak menyebabkan manajer lini pertama atau tokoh berselisih paham. Umat yang dinaungi oleh Sangha ber-vinaya ketat cenderung lebih eksklusif. Peran penyuluh dalam mengelola ingroup favoritsm yaitu dengan membentuk komitmen organisasi dan solidaritas umat melalui kegiatan selapanan. Penyuluh memberikan wejangan Dhamma untuk keharmonisan. Penyuluh mengelola ingroup favoritsm sebagai upaya kemajuan organisasi dan filter terhadap elemen baru. Tantangan penyuluh adalah penurunan kualitas pembinaan, penurunan jumlah umat, keterbatasan pengetahuan tentang keragaman ritual dan kesulitan mereda dominasi sebagian tokoh serta kegiuran umat terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia

    MANAJEMEN STRATEGI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DHAMMASEKHA SADDHAPALA JAYA KABUPATEN TEMANGGUNG

    No full text
    Dhammasekha strategy management begins with 1) strategy of formulation which is identify the power been found in teacher professionalism, capabillity in the arts and culture, facilities and infrastructure, positive image. Weaknesses of Dhammasekha include funding sources, There is no patent curriculum, location are not strategic, doesn’t have an operational permit and the motivation of human resource still weak. Dhammasekha has the opportunity to be preferred educational institute for Buddhists because support of 16 Buddhists  temple but has the threat of competition with others as a educational institution which is more active and creative close by Dhammasekha location. 2) Strategic of implementation has been done by creating programs or policies, forming organization structure according with competencies and motivating 3) evaluate strategic has been done regullary by the chairman to measure Dhammasekha performance and take an corrective action through involve by stakeholder teachers,leaders and representative of students  to support the improvement quality of the institution. Dhammasekha focused on member of buddhism to get theirs satisfication , build up commitment, and continous teamwork improvement

    Implementasi Teknik Komunikasi Penyuluh Agama Buddha Dalam Menguatkan Nilai-Nilai Moderasi Beragama Di Kabupaten Banjarnegara

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik komunikasi yang digunakan penyuluh agama Buddha, implementasi teknik komunikasi dalam menguatkan nilai-nilai moderasi beragama, serta tanggapan umat terkait nilai-nilai moderasi beragama yang disampaikan oleh penyuluh agama Buddha di Kecamatan Pagentan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Berlokasi di Vihara Vajra Bumi Mertha Bodi, Vihara Genta Dharma Prabassa, Vihara Dhammasari, dan Vihara Metta Mandala. Subjek pada penelitian ini yaitu penyuluh agama Buddha, ketua vihara, tokoh agama Buddha, tokoh agama islam, dan pemerintah kecamatan pagentan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian menggunakan triangulasi dan referensi.  Hasil penelitian menunjukan teknik  komuniasi yang digunakan oleh penyuluh agama Buddha di Kecamatan Pagentan mengacu pada Peraturan Direktorat Jendral Nomor 298 Tahun 2017 yaitu teknik komunikasi informatif, teknik komunikasi persuasif, dan teknik komunikasi koersif. Penyuluh agama Buddha di Kecamatan Pagentan menguatkan nilai-nilai moderasi beragama melalui implementasi teknik konunikasi informatif, teknik komunikasi persuasif, dan teknik komunikasi koersif. Selain itu peneliti memiliki temuan baru teknik komunikasi yang digunakan yaitu dengan bercerita dan bernyanyi lagu buddhis. Teknik komunikasi tersebut dilakukan secara langsung dengan bertatap muka di vihara atau saat anjangsana dan tidak langsung dilakukan dengan media WhatsApp. Tanggapan umat Buddha berkaitan dengan implementasi teknik komunikasi penyuluh agama Buddha dalam menguatkan nilai-nilai moderasi beragama di Kecamatan Pagentan yakni umat merasa mendapatkan pengayoman dan binaan secara agama. Kata kunci:  Teknik Komunikasi, Penyuluh Agama Buddha, Moderasi Beragam

    IMPLIKASI TRADISI PATTIDANA PADA SOLIDARITAS UMAT BUDDHA DI DESA PURWODADI KECAMATAN KUWARASAN KABUPATEN KEBUMEN

    No full text
    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan dan implikasi tradisi pattidana pada solidaritas umat Buddha di Desa Purwodadi. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Tempat penelitian dilakukan di Desa Purwodadi Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis yang digunakan terdiri dari mereduksi data, menyajikan dan memverifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Pelaksanaan tradisi pattidana di Desa Purwodadi dilaksanakan saat peringatan kematian, minggu pertama dan ketiga, dan sepekan penghayatan Dhamma (SPD); 2) Implikasi tradisi pattidana pada solidaritas umat Buddha di Desa Purwodadi yaitu: a) Umat Buddha mempunyai perasaan empati untuk melakukan tradisi pattidana dan membantu mendoakan leluhur; b) Membentuk ikatan kekeluargaan yang akrab dan solid; c) Saling mengingatkan dan memotivasi umat Buddha untuk memahami pattidana yang benar sesuai dengan ajaran Buddha; dan d) Memberikan pandangan benar bagi umat Buddha untuk selalu melakukan praktik pattidana kepada leluhur

    PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PENYULUH AGAMA BUDDHA DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengukur pengaruh motivasi terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung. (2) mengukur pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung. (3) mengukur motivasi dan kepemimpinan secara bersamaan terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto yang dilakukan di Kabupaten Temanggung pada bulan Februari – Juli 2019. Populasi pada penelitian ini adalah 51 penyuluh, sedangkan sampel yang digunakan adalah 31 penyuluh. Teknik dan instrumen pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengukur masing-masing variabel motivasi, kepemimpinan, dan kinerja. Kuesioner yang diberikan, sebelumnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda dngan bantuan program SPSS 17. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa adanya pengaruh motivasi terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabuaten Temanggung sebesar 0,443. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung sebesar 0,435. Sedangkan pengaaruh motivasi dan kepemimpinan terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah sebesar 55,4%.  Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengukur pengaruh motivasi terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung. (2) mengukur pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung. (3) mengukur motivasi dan kepemimpinan secara bersamaan terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto yang dilakukan di Kabupaten Temanggung pada bulan Februari – Juli 2019. Populasi pada penelitian ini adalah 51 penyuluh, sedangkan sampel yang digunakan adalah 31 penyuluh. Teknik dan instrumen pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengukur masing-masing variabel motivasi, kepemimpinan, dan kinerja. Kuesioner yang diberikan, sebelumnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda dngan bantuan program SPSS 17. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa adanya pengaruh motivasi terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabuaten Temanggung sebesar 0,443. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung sebesar 0,435. Sedangkan pengaaruh motivasi dan kepemimpinan terhadap kinerja penyuluh agama Buddha di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah sebesar 55,4%. &nbsp

    MAKNA TRADISI TARI LULO SUKU TOLAKI DALAM PANDANGAN AGAMA BUDDHA: (Kajian Folklor Masyarakat Moramo, Sulawesi Tenggara)

    No full text
    Penelitian ini dilakukan dikarenakan pemuda Buddhis yang belum memahami pelaksanaan tradisi tari Lulo di Kecamatan Moramo dan makna-makna yang terkandung dalam pandangan agama Buddha. Tujuan penelitian yaitu: (1) untuk mendeskripsikaan pelaksanaan tradisi tari Lulo oleh masyarakat Moramo, (2) untuk mendeskripsikan makna tari Lulo dalam pandangan agama Buddha.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif guna mengetahui nilai masing-masing variabel. Penggunaan pendekatan studi kasus dilakukan untuk memahami suatu peristiwa atau kesempatan dan hubungan mereka dengan orang-orang yang berada dalam situasi tertentu. Studi kasus ini digunakan peneliti untuk melakukan penelitian tentang Makna Tradisi Tarian Lulo Suku Tolaki Dalam Pandangan Agama Buddha dalam lingkup Vihara Buddha Metta dan Vihara Sariputra di MoramoHasil penelitian menemukan bahwa: (1) tradisi tari Lulo dilaksanakan setelah panen padi sebagai ucapan rasa syukur tetapi sekarang tradisi tari Lulo dilaksanakan setiap acara besar seperti pernikahan, penyambutan tamu dan di hari memperingati kemerdekaan. Tari Lulo diturunkan dari generasi kegenerasi yang dianggap sebagai warisan budaya, (2) makna tari Lulo suku Tolaki dalam pandangan agama Buddha meliputi penghormatan, keyakinan, pluralisme, dan toleransi. Tradisi tari Lulo sudah berlangsung cukup lama yang perlu dipertahankan sebagai simbol dan identitas masyarakat moramo, folklor dalam tradisi Lulo dapat sebagai alat pendidikan bagi pemuda agar tetap menjaga hubungan baik antar masyarakat dan menjaga warisan nenek moyang yang sudah dilakukan secara turun temurun

    ETIKA KOMUNIKASI DAN CITRA DHARMADUTA DALAM UPAYA MENUMBUHKAN MORALITAS UMAT BUDDHA (Studi Kasus di Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara)

    No full text
    Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukan bahwa: Etika Komunikasi dan Citra Dharmaduta mempunyai peran penting dalam upaya menumbuhkan moralitas umat Buddha menjadi lebih baik. Memiliki etika komunikasi dan citra yang merupakan salah satu upaya untuk mengupayakan moralitas umat Buddha penelitian ini memiliki tujuan mendeskripsikan etika komunikasi dan citra Dharmaduta dalam upaya menumbuhkan moralitas umat Buddha di Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, etika komunikasi dan citra Dharmaduta dalam upaya menumbuhkan moralitas umat Buddha di Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara antara lain, memberikan Dhammadesana, aktif melakukan diskusi Dhamma, sikap dan perilaku, membantu memecahkan permasalahan pada umat, aktif memberikan pembinaan. &nbsp

    Religious Moderation and Diversity Management in Maintaning The Existence of The Brahmaraja Triloka Pura Community

    Get PDF
    The Brahmaraja Triloka Pura Community is a group of individuals who can maintain their existence amidst the issue of intolerance. The members identify themselves as Shiva Buddha adherents. The members of the Triloka Pura Brahmaraja Community believe themselves to be the descendants of the last Majapahit. They have temples as a form of the ancestral tomb located in Ponggok District, Blitar Regency. The inauguration of the Brahmaraja Triloka Pura temple was attended by adherents of Islam, Hinduism, Buddhism, Catholicism, and Confucianism. Moderation of religion is reflected through tolerance, acceptance, and respect for the members' beliefs. There are even several types of places of worship in one temple complex such as the Brahma Caturmuka and kelenteng. Surface-level diversity lies in social status, age, gender, ethnicity, and religion. The deep level of diversity lies in the values, ideologies, and motives of each member in conducting worship at the temple. Diversity management which is applied through religious moderation maintains harmonious relations with all creatures, even the invisible ones, anti-discrimination, and orientation to the homogeneity of Majapahit descent from a blend of Javanese, Balinese, and Chinese

    MAKNA SIMBOLIK RITUAL SELAMATAN METHIK PARI DALAM PANDANGAN AGAMA BUDDHA DI DESA GEMBONGAN KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

    No full text
    Tujuan penelitian menjelaskan sejarah ritual selamatan methik pari,menjelaskan simbol ritual selamatan methik pari dan mengkaitkan makna simbolik selamatan methik pari dengan pandangan Agama Buddha. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tempat penelitian di Desa Gembongan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi tehnik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data mengacu pada konsep Milles & Huberman dengan pengumpulan data, redusksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menjelaskan sejarah ritual selamatan methik pari,menjelaskan makna simbolik ritual selamatan methik pari, dan mengkaitkan makna simbolik ritual selamatan methik pari dengan pandangan Agama Buddha diwujudkan dalam bentuk (1) Pattidana yang digambarkan sesajian cokbakal; (2) Mahabuta 4 dan dana digambarkan dalam sesajian nasitakir; (3) Keharuman kebajikan yang digambarkan dalam bentuk persembahan dup
    corecore