19 research outputs found

    Molecular Phylogenetic of Cerithidea anticipata (Iredale, 1929) (Mollusk: Gastropod)

    Get PDF
    Species identification is very important and an important part of bioecological studies, so phylogenetic studies of Cerithidea anticipata (Iredale, 1929) was conducted in September 2020 to identify C. anticipata (Iredale, 1929) based on DNA barcoding techniques. Samples of C. anticipata (Iredale, 1929) were collected from the mangrove ecosystem of Payum Merauke Beach Papua (Indonesia), where the genes used were primary COI Gene forward LCO1490 and reverse HCO2198. The result of DNA amplification obtained DNA sequence length of 660 bp, then based on the identification of Basic Local Alignment Search Tools (BLAST) obtained a similarity level of 98.42% and phylogenetic reconstruction showed the existence of grouping based on the degree of similarity and genetic distance between populations.Keywords: Cerithidea anticipata; COI genes; DNA barcoding; phylogeneticsAbstrakIdentifikasi spesies sangat penting dilakukan dan menjadi bagian penting dalam studi bioekologi, sehingga kajian filogenetik Cerithidea anticipata (Iredale, 1929) telah dilakukan pada bulan September 2020 dengan tujuan untuk mengidentifikasi C. anticipata (Iredale, 1929) berdasarkan teknik DNA barcoding. Sampel C. anticipata (Iredale, 1929) dikoleksi dari ekosistem mangrove Pantai Payum Merauke Papua (Indonesia), dimana gen yang digunakan adalah Gen COI primer forward LCO1490 dan reverse HCO2198. Hasil dari amplifikasi DNA diperoleh panjang sekuen DNA 660 bp, kemudian berdasarkan identifikasi Basic Local Alignment Search Tools (BLAST) diperoleh tingkat kemiripannya 98.42% dan rekonstruksi filogenetiknya memperlihatkan adanya pengelompokan berdasarkan tingkat kemiripan maupun jarak genetik antar populasi.Kata kunci: Cerithidea anticipata; Gen COI; DNA barcoding; filogeneti

    KORELASI SEBARAN GASTROPODA DAN BAHAN ORGANIK DASAR PADA EKOSISTEM MANGROVE DI PERAIRAN PANTAI PAYUM, MERAUKE

    Get PDF
    Coastal area of Payum as an area of mangrove forest located at western of Merauke Regency. Known as area which produce a high amount of organic matters, whether comes from mangrove area itself, stream or even by sea currents. There is much living organism associated with mangrove one of them is gastropods. Sample was collected using transect quadrant methods. The quadrant size are 5 x 5 m and the gastropods were collect as well as the sediment and sea water to measure the organic matter content. At that time the environments parameters also collected they are temperature, salinity and pH. The research result are we’re successful identify 13 species of gastropods, there is Cassidula angulifera, Littoraria scabra, Terebralia sulcata, Cerithidea obtusa, Nerita violacea, Thais rufotincta, Turritella terebra, Glossaulax bicolor, Nassarius micans, Natica lineata, Nerita lineata, Mitra sp., Telescopium telescopium. Furthermore, the sediment analysis shown there are strong correlation (60%) with the existence of gastropods, reverse with sea water analysis having weak correlation which is just have 10% of correlation value. Moreover, the density and frequency relatives of gastropod species in every stasiun dominate by Littorina scabra

    KORELASI SEBARAN GASTROPODA DAN BAHAN ORGANIK DASAR PADA EKOSISTEM MANGROVE DI PERAIRAN PANTAI PAYUM, MERAUKE

    Get PDF
    Coastal area of Payum as an area of mangrove forest located at western of Merauke Regency. Known as area which produce a high amount of organic matters, whether comes from mangrove area itself, stream or even by sea currents. There is much living organism associated with mangrove one of them is gastropods. Sample was collected using transect quadrant methods. The quadrant size are 5 x 5 m and the gastropods were collect as well as the sediment and sea water to measure the organic matter content. At that time the environments parameters also collected they are temperature, salinity and pH. The research result are we’re successful identify 13 species of gastropods, there is Cassidula angulifera, Littoraria scabra, Terebralia sulcata, Cerithidea obtusa, Nerita violacea, Thais rufotincta, Turritella terebra, Glossaulax bicolor, Nassarius micans, Natica lineata, Nerita lineata, Mitra sp., Telescopium telescopium. Furthermore, the sediment analysis shown there are strong correlation (60%) with the existence of gastropods, reverse with sea water analysis having weak correlation which is just have 10% of correlation value. Moreover, the density and frequency relatives of gastropod species in every stasiun dominate by Littorina scabra

    ANALISIS DAERAH PENANGKAPAN UDANG PENAEID BERDASARKAN FAKTOR FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI DI PERAIRAN PANTAI PAYUM – LAMPU SATU KABUPATEN MERAUKE PAPUA

    Get PDF
    The aims of these research were to 1). Analyzed the influence of oceanographic factors such as physics, chemistry and biology of the existence of penaeid shrimp in the Payum coastal waters until Lampu Satu. 2). Determined fishing ground of penaeid shrimp at The Coastal Waters Payum-Lampu Satu; which the basis for shrimp fishing coastal communities. The data were took directly through measuring the oceanography parameters such as temperature, tidal range, water transparency, salinity, pH and abundance of phytoplankton. While the data obtained by weighing the catch of penaeid shrimp catches in every trip. To analized the data regression models were used to determine the influence of oceanographic factors on catches. The results showed that the temperature and water transparency affected the Penaeid  shrimp catch while the potential fishing areas in the region of the coordinates 80 33’ 17.61“ S – 80  34.’ 2“ S dan  1400 25’ .95’ E– 1400 25’ 44”E . The total catches around 50 to 69.9 kg

    HASIL TANGKAPAN IKAN TARGET DAN NON TARGET YANG TERTANGKAP DENGAN GILL NET DI MUARA SAMPAI KAWASAN GUDANG ARANG SUNGAI MARO KABUPATEN MERAUKE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan target dan ikan non-target serta untuk mengetahui komposisi spesies, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman dan indeks dominansi yang ditangkap di Muara ke Area Gudang Arang di Sungai Maro, Kabupaten Merauke. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Random Sampling. Untuk mengetahui keberadaan spesies, dilakukan studi komposisi spesies ikan, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman dan indeks dominansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tangkapan ikan target adalah 11 spesies dan non-target sebanyak 6 spesies. Kelimpahan hasil tangkapan relatif pada ikan target tertinggi diperoleh pada ikan Bawal putih (Rhinoprenes Pentanemus) dengan nilai 54,47% sedangkan ikan non-target tertinggi berada di White Baung (Cinetodus crassilabri) dengan nilai 82,75%. Indeks keanekaragaman tangkapan spesies ikan target adalah 1,41 sehingga dikategorikan sebagai keanekaragaman sedang, dalam spesies non-target adalah 0,73 dan rendah. Tidak ada jenis yang mendominasi tangkapan, baik ikan target maupun ikan non-target

    STRUKTUR KOMUNITAS GASTROPODA DI SUNGAI DIGOEL DISTRIK EDERA KABUPATEN MAPPI

    Get PDF
    Edera District is the one of separated districts of six districts in the Mappi Regency. The increasing of community population has caused an increase  activities in resource utilization, especially in the Digoel River area. As a result of excessive utilization activities can potentially cause pollution that threatens the existence and continuity of organisms such as Gastropods. This study aims to determine the community structure of Gastropods in the Digoel River in Edera District, Mappi Regency. The study lasted for 3 months from January to March 2018 by using the survey method and reviewing several variables including: diversity index, uniformity index and dominance index. The results showed that at the 3 observation stations the total sample was 1233 individuals. The highest diversity index value was at station II, namely itlic. and lowest was at station I Ellobium chinense species. Uniformity index shows that the number of uniformity is not evenly distributed in all three stations due to the occurrence of certain types of dominance.   Keywords: Gastropoda; Community Structure;  Digoel River; Mappi Regeucy Regeucy    Distrik Edera merupakan salah satu Distrik pemekaran dari enam Distrik yang berada di Kabupaten Mappi. Kabupaten Mappi 2010-2030 luas perairan umum. Peningkatan jumlah penduduk berakibat pada adanya peningkatan aktivitas dalam pemanfaatan sumberdaya, terutama yang berada di daerah Sungai Digoel. Akibat kegiatan pemanfaatan yang berlebihan dapat berpotensi untuk terjadinya pencemaran yang mengancam keberadaan dan keberlangsungan organisme seperti Gastropoda penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Struktur komunitas Gastropoda di Sungai Digoel Distrik Edera Kabupaten Mappi. Penelitian berlangsung selama 3 bulan dari bulan Januari sampai Maret 2018 dengan menggunakan metode survey dan mengkaji beberapa variabel antara lain: Indeks keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan Indeks Dominansi Jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ke 3 stasiun pengamatan jumlah total sampel 1233 individu. Nilai indeks keanekaragaman tertinggi berada pada stasiun II Kisi yaitu spesies Stelomelania sp dan terendah di stasiun I Kanggu spesies Ellobium chinense. Indeks keseragaman menunjukkan bahwa jumlah penyebaran tidak merata pada ketiga stasiun karena terjadi dominansi jenis tertentu. Kata Kunci : Struktur komunitas; Gastropoda; Sungai Digoel; Kabupaten Mapp

    Struktur komunitas tumbuhan air di Rawa Mayo, Distrik Kurik, Provinsi Papua Selatan

    Get PDF
    Mayo Swamp is located in Jaya Makmur Village Kurik 4 Kurik District, Regency of Merauke, South Papua Province. It has the potential of aquatic plant which is never exposed and never been studied before. This study aims to identify the species, community structure, and important valur index. The method used in this research is purposive sampling methods, through this method the quadrant 5 x 5m placed in 3 research station, and the total of quadrant was 25 quadrants. Sampling and Analysis held for three months start in August until October 2021. The results show that 4 spesies of aquatic plants successfully identified there are Nephrolepis sp., Stenochlaena palustris (Lemidi), Typha angustifolia (Lidi Air), Nelumbo nucifera (Lotus). Community structure of aquatic plants in mayo Swamps consist of diversity index (H’) the highest is 1,31 and lowest is 0,11 and categorized in low diversity. Eveness index (E) in stasiun I is the highest (0,18), meanwhile in station II and III is 0,3 and cetagorized as low. Furthermore, for Dominance Index (D) the highest goes to station II with 0,75 wand the lowest in station III with 0,29 and it can be concluded that the dominance indez of aquatic plaants in Mayo Swamp Waters in low. Along with that Important Value Index (IVI) was in the same category and species with the higher number of IVI is Stenochlaena palustris (Lemidi) with 95,483.Rawa Mayo berlokasi di Kampung Jaya Makmur, Distrik Kurik 4, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Memiliki tumbuhan air yang potensial dan belum pernah diteliti sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan air, menganalisis struktur komunitasnya, serta dan indeks nilai penting dari tumbuhan air di Rawa Mayo. Metode yang digunakan adalah purposive sampling, dengan metode ini diletakkan kuadran berukuran 5 x 5 m sebanyak 5 buah yang tersebar pada 3 stasiun penelitian sehingga diperoleh sebanyak 25 kuadran. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2021. Hasilnya diperoleh bahwa terdapat 4 jenis tumbuhan air Nephrolepis sp., Stenochlaena palustris (Lemidi), Typha angustifolia (Lidi Air), Nelumbo nucifera (Lotus). Struktur komunitas tumbuhan air yang berada di perairan Rawa Mayo yang terdiri dari indeks keanekaragaman (H’) tertinggi 1,31 dan terendah 0,11sehingga indeks keanekaragaman ini termaksud kategori rendah. Indeks keseragaman (E) stasiun yang memiliki keseragaman tinggi adalah pada stasiun I (0,18) sedangkan stasiun yang memiliki keseragaman kurang pada stasiun II dan III (0,3). Sedangkan Indeks Dominansi (D) tertinggi pada stasiun II 0,75 dan terendah pada stasiun III 0,29 menunjukkan bahwa dominansi tumbuhan air di perairan Rawa Mayo dinyatakan sedang sampai rendah. Kemudian untuk Indeks Nilai Penting (INP) relatif sama akan tetapi tumbuhan air dengan nilai INP tertinggi adalah Stenochlaena palustris (Lemidi) yakni 95,483

    Komposisi Jenis Ikan dan Udang yang Tertangkap pada Periode Musim Penghujan

    Get PDF
    The wealth of fisheries resources of Merauke Regency is indeed very abundant. This is evidenced by the location of the fishing ground for fishermen who only catch from the beach, one of which is located in Payum Beach. This study aims to determine the composition of fish and shrimp catches during the wet season. Drift gillnet was used as a fishing gear during this study to collect the data. A Total of 13 species were captured, such as Mugil dussumieri and Megalops cyprinoides were the most dominant species during this period. However, based on the number, Penaeid shrimp such as Penaeus sp. and Penaeus semisulcatus are found to be very abundant during the wet season.Kekayaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Merauke memang sangat melimpah. Hal ini dibuktikan dengan lokasi fishing ground nelayan yang hanya menangkap dari pinggiran pantai saja, salah satunya berlokasi di Pantai Payum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan yang tertangkap pada periode musim penghujan. Alat tangkap jaring insang hanyut digunakan selama penelitian ini dalam mengambil data tangkapan. Sebanyak 13 (tiga belas) spesies berhasil ditangkap, dimana Mugil dussumieri dan Megalops cyprinoides merupakan spesies yang paling dominan selama periode ini. Meskipun demikian, berdasarkan jumlahnya udang jenis penaeid yaitu Penaeus sp. dan Penaeus semisulcatus ditemukan sangat melimpah selang musim penghujan

    Efektivitas Alat Tangkap Bubu Berdasarkan Jenis Umpan dan Waktu Perendaman Terhadap Hasil Tangkapan Ikan di Rawa Wasur, Kabupaten Merauke

    Get PDF
    Penelitian dilaksanakan di salah satu perairan rawa yang berlokasi pada Taman Nasional Wasur, dimana perairan tersebut merupakan lokasi mata pencaharian dari masyarakat sekitar. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas alat tangkap bubu berdasarkan jenis umpan dan waktu perendaman terhadap hasil tangkapan ikan di Rawa Wasur. Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2023, dimana metode yang digunakan yaitu experimental fishing dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dalam upaya memahami bagaimana variasi jenis umpan serta lama waktu perendaman memengaruhi hasil tangkapan ikan. Hasil tangkapan ikan yang didapatkan menunjukkan bahwa jenis umpan semut mendominasi jika dibandingkan dengan jenis umpan yang lain, baik itu pada periode waktu perendaman pagi dan malam hari. Secara total, jenis ikan gabus dan ikan betok merupakan jenis ikan yang paling banyak tertangkap dengan jumlah masing-masing sebanyak 268 dan 210 ekor. Namun demikian, analisis sidik ragam (ANOVA) pada variasi jenis umpan menunjukkan bahwa nilai F hitung < F tabel (2,24 < 4,10), dimana interaksi antara perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan. Meskipun demikian, hasil analisis pada perbedaan waktu perendaman memberikan interaksi antara perlakuan dengan rerata jumlah tangkapan yang tidak sama, dengan kata lain memberikan perbedaan yang nyata (7,49 > 4,10). Hal ini menunjukkan bahwasanya alat tangkap bubu lebih efektif digunakan pada waktu malam hari pada perairan yang berjenis rawa dengan spesies target tertentu.Penelitian dilaksanakan di salah satu perairan rawa yang berlokasi pada Taman Nasional Wasur, dimana perairan tersebut merupakan lokasi mata pencaharian dari masyarakat sekitar. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas alat tangkap bubu berdasarkan jenis umpan dan waktu perendaman terhadap hasil tangkapan ikan di Rawa Wasur. Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2023, dimana metode yang digunakan yaitu experimental fishing dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dalam upaya memahami bagaimana variasi jenis umpan serta lama waktu perendaman memengaruhi hasil tangkapan ikan. Hasil tangkapan ikan yang didapatkan menunjukkan bahwa jenis umpan semut mendominasi jika dibandingkan dengan jenis umpan yang lain, baik itu pada periode waktu perendaman pagi dan malam hari. Secara total, jenis ikan gabus dan ikan betok merupakan jenis ikan yang paling banyak tertangkap dengan jumlah masing-masing sebanyak 268 dan 210 ekor. Namun demikian, analisis sidik ragam (ANOVA) pada variasi jenis umpan menunjukkan bahwa nilai F hitung < F tabel (2,24 < 4,10), dimana interaksi antara perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan. Meskipun demikian, hasil analisis pada perbedaan waktu perendaman memberikan interaksi antara perlakuan dengan rerata jumlah tangkapan yang tidak sama, dengan kata lain memberikan perbedaan yang nyata (7,49 > 4,10). Hal ini menunjukkan bahwasanya alat tangkap bubu lebih efektif digunakan pada waktu malam hari pada perairan yang berjenis rawa dengan spesies target tertentu
    corecore