17 research outputs found

    The Use of Swear Words by Junior High School Students 1 at Kotabaru Karawang West Java

    Full text link
    Dalam setiap bahasa terdapat kata-kata yang dianggap tidak sopan untuk dikatakan kepada lawan bicara. Kata-kata tersebut mengacu kepada kata-kata yang mengandung makian dan sumpah serapah, serta memiliki konotasi kasar dan tabu untuk diucapkan dalam situasi formal. Dalam era globalisasi ini, banyak remaja khususnya remaja Sekolah menengah Pertama yang menggunakan umpatan dalam komunikasi mereka sehari-hari. Oleh karena itu, penulis tergugah untuk menganalisis fenomena penggunaan kata umpatan oleh siswa SMPN 1 di wilayah Kotabaru Karawang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan dan menganalisis penggunaan kata umpatan yang digunakan oleh siswa SMP mengacu kepada teori Sosiolinguistik yang dikemukakan oleh Janet Holmes. Kata-kata umpatan yang diproduksi oleh siswa merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penulis mengambil data dengan teknik purposive sampling sehingga penulis mendapat data sebanyak 25 kata umpatan yang dalam pengumpulan datanya dibagi menjadi 2 tahap yaitu wawancara dan observasi. Penulis juga menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap dan teknik catat ketika mengobservasi tuturan umpatan yang digunakan oleh siswa. Dalam mewawancarai siswa, penulis menggunakan teknik rekam untuk menjaga keaslian data. Dari hasil pengumpulan data, penulis mendapatkan 16 tuturan umpatan yang diperoleh dengan cara mewawancarai siswa dan 9 tuturan umpatan yang diperoleh dengan cara observasi di sekolah. Sebagian besar kata – kata umpatan dituturkan oleh siswa laki – laki. Namun ada beberapa tuturan umpatan yang diproduksi oleh siswa perempuan ketika mengumpat dengan teman sebayanya. Dari hasil observasi, penulis menemukan kata – kata umpatan yang digunakan siswa kepada temannya hanya pada latar informal. Walaupun ada seorang murid yang mengaku bahwa dirinya pernah mengumpat pada saat terdapat guru di dalam kelas, hal itu tidak lebih dari sekedar lelucon belaka. Secara garis besar, topik ketika siswa mengumpat kepada temannya hanya sebagai bahan lelucon. Meskipun ada beberapa tuturan umpatan yang mempunyai topik kemarahan, sebagian besar umpatan yang digunakan siswa mempunyai fungsi ekspresif

    Map of Liberia showing county-level [33] and community-level EVD cases.

    No full text
    <p>Map of Liberia showing county-level [<a href="http://www.plosntds.org/article/info:doi/10.1371/journal.pntd.0006580#pntd.0006580.ref033" target="_blank">33</a>] and community-level EVD cases.</p

    The socio-economic drivers of bushmeat consumption during the West African Ebola crisis

    No full text
    <div><p>Bushmeat represents an important source of animal protein for humans in tropical Africa. Unsustainable bushmeat hunting is a major threat to wildlife and its consumption is associated with an increased risk of acquiring zoonotic diseases, such as Ebola virus disease (EVD). During the recent EVD outbreak in West Africa, it is likely that human dietary behavior and local attitudes toward bushmeat consumption changed in response to the crisis, and that the rate of change depended on prevailing socio-economic conditions, including wealth and education. In this study, we therefore investigated the effects of income, education, and literacy on changes in bushmeat consumption during the crisis, as well as complementary changes in daily meal frequency, food diversity and bushmeat preference. More specifically, we tested whether wealthier households with more educated household heads decreased their consumption of bushmeat during the EVD crisis, and whether their daily meal frequency and food diversity remained constant. We used Generalized Linear Mixed Models to analyze interview data from two nationwide household surveys across Liberia. We found an overall decrease in bushmeat consumption during the crisis across all income levels. However, the rate of bushmeat consumption in high-income households decreased less than in low-income households. Daily meal frequency decreased during the crisis, and the diversity of food items and preferences for bushmeat species remained constant. Our multidisciplinary approach to study the impact of EVD can be applied to assess how other disasters affect social-ecological systems and improve our understanding and the management of future crises.</p></div
    corecore