35 research outputs found

    NUTRITION-RUN GAME MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENTINGNYA SAYUR DAN BUAH PADA ANAK

    Get PDF
    Background: The growth and development experienced by school-age children need to be supported by optimal nutritional intake, which can be obtained from vegetables and fruit. In order for these conditions to be achieved, it is necessary to provide interesting nutrition education so that children can understand well. In addition, it will form good nutritional behavior as well.Objective: To determine the effect of Nutrition-Run Game media on children's knowledge and attitudes towards the importance of consuming vegetables and fruits.Methods: This research design is Quasi-Experimental with One Group Pretest and Posttest Design. The research subjects were 37 children aged 9-12 years in the Sitanala Multipurpose Complex RT.004. The sampling technique is purposive sampling. The number of questionnaires used for knowledge is 13 questions, and attitudes are 14 questions Subjects were given a pre-test questionnaire and then given an intervention using the Nutrition-Run Game media. After that, the subject was given a post-test 1 questionnaire. Then, seven days later, the subject was again given the same questionnaire (post-test 2). Analysis of the data used is the Paired Sample T-Test.Results: The results showed that most of the subjects had a low level of knowledge (81,1%), and there were still subjects who had poor attitudes (24,3%). After being given education, there was an increase in scores for both variables. The bivariate analysis results showed a significant difference between knowledge and attitude scores before and after giving intervention media regarding the importance of consuming vegetables and fruit (p≤0,05).Conclusion: There is an effect of using the Nutrition-Run Game media on children's knowledge and attitudes regarding vegetable and fruit consumption.

    Analisis Nilai Gizi dan Daya Terima Es Krim Sari Kedelai dan Tepung Ampas Kelapa dengan Pewarna Alami Bunga Telang Sebagai Makanan Selingan Untuk Anak Usia Sekolah

    Get PDF
    Es krim merupakan salah satu makanan yang sangat popular didunia. Hidangan ini digemari oleh segala umur terutama anak-anak. Es krim yang dibuat dari sari kedelai dan tepung ampas kelapa akan memiliki warna yang kurang menarik sehingga perlu ditambahkan pewarna alami. Salah satu pigmen alami yang berpotensi untuk digunakan sebagai pewarna alami adalah antosianin yang berasal dari bunga telang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai gizi, aktivitas antioksidan dan daya terima, pada es krim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dan terdapat 4 formula yang akan diujikan dengan perbandingan tepung ampas kelapa dan bunga telang 20g : 10g, 15g : 15g, 10g : 20g. Uji daya terima dinilai oleh 30 panelis tidak terlatih, dengan menggunakan skala gambar. Data hasil uji kandungan nilai gizi dan organoleptik duji dengan statistik ANOVA dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan modifikasi tepung ampas kelapa dan bunga telang signifikan mempengaruhi rasa dan warna es krim (p <0,05) tetapi tidak berpengaruh pada aroma dan tekstur (p <0,05). Berdasarkan hasil uji organoleptik formulasi yang paling disukai adalah F2 dengan nilai karbohidrat sebesar 12,64 g, protein 4,73 g, lemak 3,78 g, serat kasar 0,15 g, kadar air 78,17 g, kadar abu 0,68 g, aktivitas antioksidan 282108,3350 mg/L, angka lempeng total 5.8 x104 koloni/g. Kesimpulan dari penelitian ini pada uji uji organoleptik tidak menunjukkan perbedaan nyata pada setiap pengujian. Sedangkan pada uji nilai gizi, serat kasar, antioksidan menunjukkan adanya perbedaan nyata pada setiap pengujian

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, KONSUMSI CAIRAN DAN STATUS GIZI DENGAN STATUS HIDRASI PADA KURIR EKSPEDISI

    Get PDF
    Background: Hydration results from body fluids balance, while dehydration results from body fluids imbalance. Dehydration can result from losing too much water, not drinking enough or both of these things. There are certain job who has  special needs for fluids especially who works in hot environments.Objective: To determine the relationship between knowledge, fluid intake and nutritional status with hydration status in expedition couriers.Methods: A cross-sectional design with 44 expedition couriers as the research subject. Knowledge of fluids were obtained using a questionnaire, fluid intake were obtained by interview using repeated 24-h food recall, nutritional status were obtained by using BMI and the hydration status were obtained by urine specific gravity using urinalysis reagent strips. The data was processed and analyzed using Pearson correlation test.Results: Most of the respondents had sufficient knowledge (59.1%). The average fluid intake of the respondents were 2562 mL. Most of the respondents had normal nutritional status (45.4%). Almost half of respondents has pre-dehydration (45.5%). There  were arelationship between knowledge of fluids and hydration status (p=0,0001, r=-0,514), also between fluid intake and hydration status (p=0,0001, r=-0,685). There is no relationship between nutritional status and hydration status (p=0,337, r=0,148).Conclusion: Fluid intake and hydration status on expedition couriers are still not as expected, even though expedition couriers have sufficient knowledge.

    CERMIN EDUKASI MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP HIGIENE PERSONAL PENJAMAH MAKANAN

    Get PDF
    Background: Personal hygiene is the basic principle of foodservice. Poor personal hygiene practices can lead to increase risk of microbial contamination in food. The personal hygiene of Islamic boarding schools’ food handlers are still low related to lack of knowledge. It caused by various factors, such as knowledge, attitudes, education, length of work, and habits on processing foodObjective: To examine the effect of mirroring education on the personal hygiene’s knowledge and attitudes of Islamic boarding school food handlers’ in Jombang.Methods: A pre-experimental study with a pretest-posttest group design. Total sampling were 41 food handlers in Islamic boarding school in Jombang. Data were analyzed by Paired Sample T-test and Wilcoxon test.Results: The age distribution of the respondents were 2,4% as the oldest age (58 years old) and 7,3% as the youngest age (17 years old), 26 respondents (63,4%) had working period 4 years and 22 people (53,7%) with low education. Knowledge and attitude about personal hygiene before and after education were significantly different (p=0, 01), also There were differences in knowledge and attitude about personal hygiene before and one week after education (p=0,01).Conclusion: Mirroring education can improve personal hygiene’s knowledge and attitudes of food handlers

    Pelayanan Gizi kepada Masyarakat melalui Konsultasi Gizi Online di Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Masalah gizi di Indonesia saat pandemi Covid-19 meningkat kembali. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan yang dimiliki masyarakat untuk mengakses ke fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan alternatif yang dapat digunakan sebagai wahana mengedukasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mencoba membantu mencegah semakin meningkatnya masalah gizi pada masyarakat saat pademi melalui konsultasi gizi online. Kegiatan ini dilakukan selama sepekan dengan 11 orang konsultan gizi. Klien/masyarakat pengguna aplikasi merasa puas dan terbantu dengan adanya kegiatan ini terutama dalam mengatasi masalah gizi. Tidak ada kendala selama pelaksanaan kegiatan, namun butuh waktu untuk dapat memperkenalkan aplikasi konsultasi gizi online kepada masyarakat. Metode ini penting dilakukan oleh petugas kesehatan, khususnya ahli gizi agar dapat terus memberikan pelayanan dan memperhatikan status kesehatan masyarakat

    Formulasi Dodol Tinggi Energi Untuk Ibu Menyusui dari Puree Kacang Hijau (Vigna radiata l), Puree Kacang Kedelai (Glycine max), Dan Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus).

    Get PDF
    Latar Belakang: Ketersediaan ASI yang lancar akan membantu kesuksesan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui selama 6 bulan. Kandungan ASI dapat dipengaruhi oleh asupan makanan dan status gizi. Asupan zat gizi makro makanan perlu ditingkatkan selama menyusui, selain itu harus didukung dengan mengkonsumsi bahan pangan yang dapat meningkatkan ASI karena selama menyusui ibu membutuhkan asupan energi yang lebih untuk pemulihan setelah persalinan dan proses metabolisme pembentukan ASI. Tujuan: Menganalisis perbedaan daya terima (warna, aroma, rasa, tekstur) dan analisis kandungan gizi dodol dengan penambahan puree kacang hijau, puree kacang kedelai, dan buah naga merah dari berbagai formula. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eskperimen dengan 4 formulasi yaitu F0, F1, F2, F3. Uji nilai gizi yang dilakukan yaitu kadar proksimat. Uji daya terima menggunakan Visual Analog Scale dengan 30 orang panelis konsumen. Uji statistik yang digunakan adalah One Way Anova (95% CI) dan Uji lanjut Duncan. Hasil: Hasil nilai gizi dan tingkat kesukaan panelis konsumen yang terpilih adalah formulasi (F3) dengan kadar lemak 6,56 g, kadar air 16,7 g kadar serat kasar 0,9 g, karbohidrat 71,5 g, protein 4,56 g, kadar abu 0,61 g, dan energi 363,3 g. Kesimpulan: Ada pengaruh penambahan puree kacang hijau, puree kacang kedelai, dan buah naga merah dengan daya terima terhadap parameter rasa, warna, aroma dan tekstur dan nilai gizi
    corecore