7 research outputs found

    PENGARUH KOMPOSISI 2,4-D DAN BAP TERHADAP PEMBENTUKAN KALUS EKSPLAN PUCUK NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH.) SECARA IN VITRO DENGAN PEMOTONGAN VERTIKAL

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi 2,4-D dan BAP terhadap pembentukan kalus eksplan pucuk nilam (Pogostemon cablin Benth) secara in vitro dengan pemotongan secara vertikal. Komposisi 2,4-D dan BAP dilakukan pada media Murashige & Skoog (MS) dengan 16 perlakukan (P0-P15) dan lima kali pengulangan (U1-U5). Parameter yang diukur adalah persentase eksplan pembentuk kalus, waktu kemunculan kalus (HST), berat kalus dan morfologi kalus. Hasil rata-rata yang didapatkan bahwa pemotongan eksplan secara vertikal mampu menginduksi kalus sebesar 1,5%. Waktu muncul kalus paling cepat didapatkan pada perlakuan P6U5 (1 ppm 2,4-D : 0,5 ppm BAP) dan P8U1 (0 ppm 2,4-D : 1 ppm BAP) pada 12 HST. Kalus yang memiliki massa paling berat didapatkan pada perlakuan P12U1 (0 ppm 2,4-D : 1,5 ppm BAP) yaitu 0,05 gram. Hasil juga menunjukkan bahwa kalus yang dihasilkan memiliki tekstur kompak (non friable) dan remah (friable) dengan warna kalus putih kecoklatan, cokelat, hingga cokelat kehitamanKata kunci : Pogostemon cablin Benth., Pemotongan eksplan secara vertikal, Kalus, 2,4-D, BAPABSTRACTThis study aims to determine the effect of 2,4-D and BAP composition for callus establishment from shoots of patchouly plant (Pogostemon cablin Benth) by in vitro with vertical cutting method. The composition of 2,4-D and BAP were performed on Murashige & Skoog (MS) media with 16 treatments (P0-P15) and five replications (U1-U5). The parameters that measured were percentage of callus forming explants, time appearance of callus (day after planting, DAP), weight of callus and the morphology of callus. The results indicated that the percentage showed that the vertical cutting method are able to induce callus formation by an average 1,5%. The fastest time appearance of callus (DAP) were obtained in P6U5 (1 ppm 2,4-D : 0.5 ppm BAP) and P8U1 (0 ppm 2,4-D : 1 ppm BAP) at 12 DAP. The heaviest callus were obtained in P12U1 (0 ppm 2,4-D : 1.5 ppm BAP) at 0.05 grams. The results also showed that the obtained callus had a non friable and friable texture with brownish-white, brown, to black-brown color. Keywords : Pogostemon cablin Benth., vertical cutting explant method, callus, 2,4-D, BA

    Pengaruh Komposisi 2,4-D dan BAP Terhadap Pembentukan Kalus Eksplan Pucuk Nilam (Pogostemon Cablin Benth.) secara In Vitro dengan Pemotongan Horizontal dan Vertikal

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of 2,4-Diclorophenoxy Acetic Acid (2,4-D) and Benzyl Amino Purin (BAP) on the formation of callus of patchouli (Pogostemon cablin Benth.) shoot explants by horizontal and vertical cutting methods. The parameters that observed in this study were the percentage growth of callus, time appearance of callus, weight of callus and the morphology of callus. The results showed that horizontal cutting method was able to induce callus growth with the percentages growth of callus were 18,75%, with the time appearance of callus was at 16 days at P1; P10; P12; P13 dan P14. The highest weight of callus obtained was 0.19 grams at P8. The results also showed that the callus yielded had a yellow and cream color, with a compact and crumb textures. Meanwhile, the vertical cutting method was able to induce callus formation with the percentage growth of callus were 12,5%. The fastest time of callus appearance was obtained in P6 and P8, which was 12 day after planting with the highest weight of callus obtained was 0.05 grams at P12.   The results also showed that vertical cutting method had brown and dark-brown of callus with a compact and crumb textures

    SIFAT FISIK KOMPOS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa Linn.) DENGAN SUMBER AKTIVATOR YANG BERBEDA

    Get PDF
    SIFAT FISIK KOMPOS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa Linn.) DENGAN SUMBER AKTIVATOR YANG BERBEDA Riska Meilinda (11682201196) Dibimbing oleh Ervina Aryanti dan Tiara Septirosya INTISARI Daun ketapang merupakan salah satu jenis sampah organik yang banyak ditemui di UIN Suska Riau yang dapat dimanfaatkan sebagai kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sumber bioaktivator terbaik terhadap sifat fisik kompos daun ketapang dan sesuai dengan SNI. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2020 di Laboratorium Pantologi Entomologi Mikrobiologi dan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan di Laboratorium pabrik kelapa sawit PT. Tasma Puja Kecamatan Kampar Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu faktor yang terdiri atas 4 taraf perlakuan (kotoran sapi, EM4, MOL sayuran dan MOL nasi basi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos daun ketapang dengan penambahan MOL sayuran memberikan hasil yang baik terhadap suhu harian pengomposan, warna kompos, aroma kompos, tekstur kompos, bobot akhir kompos, dan kadar air kompos. Kata Kunci: bioaktivator, daun ketapang, kualitas fisik, pengomposa

    Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo Kota Balikpapan

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis penyajian dan pengungkapan akuntansi lingkungan pada RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan terdiri dari observasi, wawancara semi-terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian disajikan berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pertanyaan dari wawancara. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo belum melakukan penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan. Biaya terkait lingkungan Rumah Sakit disajikan pada akun Administrasi dan umum di sub akun Biaya Barang dan Jasa. Hal ini belum menggambarkan informasi akuntansi mengenai tanggung jawab Rumah Sakit dalam pengelolaan lingkungan. Adapun hasil tambahan dari analisis data penelitian, ditemukan bahwa pihak Instalasi Kesehatan Lingkungan dan Limbah belum memiliki atau menyusun anggaran tahunan, hanya berupa usulan kegiatan yang diserahkan ke bagian perencanaan untuk mendapatkan persetujuan. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan pihak RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo agar melakukan penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan sebagai tanggungjawab terhadap aspek lingkungan dan supaya proses penelusuran biaya lingkungan mudah dilakukan

    INTERACTIONS OF XANTHONE COMPOUNDS FROM THE MANGOSTEEN (GARCINIA MANGOSTANA L) PERICARPS AGAINST INOS, COX-1, AND COX-2 ENZYME RECEPTORS AS ANTI-INFLAMMATORY

    No full text
    Objective: Mangosteen is a plant that is very effective for inflammation. Besides that, the skin of the mangosteen plant in Indonesia continues to be developed because it is an antioxidant and suppresses the production of cytokines. Methods: Screening pharmacophores and molecular docking simulations by molecular modeling computation to predict the activity of the Mangosteen plant in silico and to determine potential drug candidates from mangosteen for inflammation to the iNOS, COX-1, and COX-2. Results: Pharmacophore Screening, γ-mangosteen has the highest pharmacophore fit score of 33.32 and 33.64 on COX-1 and COX-2 and is selective to iNOS target. Molecular docking of α-mangosteen and γ-mangosteen test compounds to the active site of used, COX-1, and COX-2 enzymes showed free energy binding (ΔGo) values of, -5.09, -5.00, -6.15; and -6.76, -5.30, -7.81 Kcal/mol respectively. Meanwhile, hydrogen bonds and good ΔGo values ​​were formed between γ-mangosteen and COX-2, where the Hydroxyl group on γ-mangosteen interacted with the amino acids His75, Ser339, and Ala513 with ΔGo of -7.81 Kcal/mol. Conclusion: It can be said that α-mangosteen and γ-mangosteen have molecular interactions with COX-1 and COX-2 active sites with the highest affinity for COX-2 compared to COX-1, and iNOS
    corecore