3 research outputs found
Analisis Efisiensi Distribusi Produk Keju Mozarella Dengan Metode Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus CV Narendra Food, Malang)
Salah satu proses penting dalam sebuah industri adalah proses
pendistribusian produk kepada konsumen karena hal tersebut menggambarkan
keberhasilan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Proses distribusi harus dilakukan dengan optimal dan efisien karena proses
distribusi tersebut melibatkan beberapa elemen seperti sumber daya manusia,
biaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui
seberapa besar tingkat efisiensi proses distribusi yang telah dilakukan. Salah
satu perusahaan yang sedang mengalami permasalahan distribusi yaitu CV
Narendra Food karena perusahaan tersebut belum mengetahui seberapa efisien
proses distribusi produk yang telah dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisis efisiensi distribusi pada masing-masing daerah distribusinya. Tujuan dari
penelitian ini adalah menentukan tingkat efisiensi tiap daerah distribusi produk
dan memberikan usulan perbaikan pada daerah yang tidak efisien.
Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat efisiensi distribusi
yaitu Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA). Pada metode tersebut akan
terdapat dua tahapan yaitu pada tahap pertama akan dilakukan analisis DEA
yang menghasilkan tingkat efisiensi pada tipa daerah dan usulan perbaikan pada
daerah yang tidak efisien. Pada tahap kedua dilakukan analisis regresi tobit
untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dari delapan daerah
distribusi produk keju mozzarella pada CV Narendra Food, terdapat dua daerah
yang dinyatakan efisien dan enam daerah yang dinyatakan tidak efisien. Daerah
yang dinyatakan efisien yaitu Bogor dan Samarinda karena nilai efisiensi bernilai
100%. Enam daerah lain yaitu Malang memperoleh skor efisiensi 97,0%,
Surabaya memperoleh skor 99,4%, Kediri memperoleh skor 98,6%, Banjarmasin
memperoleh skor 97,1%, Jakarta memperoleh skor 97,8%, serta Bali
memperoleh skor 98,1%. Beberapa langkah perbaikan yang dapat dilakukan
yaitu mengurangi baya distribusi salah satunya dengan mengirimkan ke salah
satu distributor agar ekspedisi pengiriman dapat dilakukan dengan terarah
kepada lebih sedikit distributor. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi penjualan
distributor agar dapat mengurangi distributor yang tidak bekerja secara optimal
dan sekaligus mengurangi biaya distribusi. Cara lain juga dapat dilakukan yaitu
dengan menetapkan minimal pemesanan oleh distributor agar pengiriman dapat
dilakukan dengan kapasitas yang optimal
Perancangan Kemasan Keripik Apel Menggunakan Metode Kansei Engineering (Studi Kasus: CV. Bagus Agriseta Mandiri)
Keripik apel merupakan camilan dari buah apel yang
disajikan dengan irisan tipis dan dibuat dengan cara digoreng.
Keripik apel memiliki sifat yang renyah dan gurih, serta sangat
cocok untuk dikonsumsi di berbagai kesempatan. Selain itu,
keripik apel juga mempunyai gizi serta nutrisi yang baik bagi
manusia. Salah satu perusahaan yang memproduksi produk
keripik apel adalah CV. Bagus Agriseta Mandiri. CV. Bagus
Agriseta Mandiri mempunyai rencana untuk melakukan
perbaikan pada desain kemasan keripik apel buatanya, serta
material kemasan yang digunakan. Rencana ini dilakukan oleh
CV. Bagus Agriseta Mandiri untuk menciptakan diferensiasi
dengan para kompetitor adalah kemasan. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemasan keripik di
pasaran serta menelisik keinginan konsumen akan kemasan
keripik apel pada CV. Bagus Agriseta Mandiri, dan diolah
menggunakan metode Kansei Engineering untuk mendapatkan
formula kemasan sesuai dengan keinginan konsumen.
Kansei Engineering bertujuan untuk menangkap dan
membawa perasaan psikologis pelanggan ke dalam desain
produk atau sistem sosial. Kansei Engineering dimulai dengan
pengamatan perilaku pelanggan, menangkap emosi
menggunakan skala psikologis, dan menganalisis emosi
menggunakan beberapa analisis statistik untuk mengarahkan
spesifikasi desain produk. Untuk melakukan perancangan
kemasan menggunakan metode Kansei Engineering, langkah
yang pertama harus dilakukan adalah membuat kuesioner
dengan Semantic Diffrential. Pengolahan kuesioner
menggunakan uji validitas dan uji realibitas. Analisis faktor untuk
mengetahui korelasi antar kata Kansei dan langkah selanjutnya adalah analisis konjoin, yang merupakan acuan utama untuk
melakukan perancangan desain kemasan keripik apel.
Dari semua kombinasi yang didapatkan, kombinasi yang
dipilih untuk menjadi acuan untuk melakukan perancangan
desain kemasan adalah kombinasi 1. Hal ini dikarenakan pada
kombinasi 1 memiliki nilai utilities sebesar 1,965. Kombinasi 1
menunjukkan elemen kemasan yang digunakan adalah plastik
alufoil (0,120), bentuk bantal (0,043), sedikit warna (0,054), label
digital printing (0,123), dan seal kemasan yang dipakai adalah 4-
Side Seal (0,032). Pemilihan kombinasi 1 didasarkan dari
masing-masing variabel Kansei Words yang tertuang pada faktor
1 karena memiliki nilai utilities yang paling tinggi yaitu sebesar
1,965. pada kombinasi 1, terdapat kansei words daya simpan
tinggi, mudah dibawa, penutup mudah dibuka, informatif, detail,
dan mudah dibaca.
Kombinasi yang dipilih untuk menjadi acuan untuk
melakukan perancangan kemasan didasarkan dari hasil dari
analisis faktor yang berupa faktor baru dan analisis konjoin sesuai
dengan nilai overall statistic. Saran yang bisa disampaikan
adalah untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik jika
mempertimbangkan harga dari masing-masing elemen yang
sudah diipilih, selain itu, penelitian terkait product development
menggunakan metode Kansei Engineering ini dapat
dikembangkan juga didalam cakupan yang lebih luas. Selain itu,
dalam pemilihan kansei words juga harus diperhatikan Kembali,
jangan memiliki kata kansei dengan makna yang sama dan kata
kansei yang memiliki makna berlawanan secara semantik.
Terkait dengan pemilihan sampel juga harus berbeda spesifikasi
antara satu sampel dengan sampel lainnya, sehingga tidak
membingungkan responden. Untuk perusahaan, saran yang bisa
disampaikan adalah untuk kemasan perlu dibuat berbeda dengan
kompetitor lainnya
Penerapan Lean Six Sigma untuk Minimasi Waste (Pemborosan) pada Proses Produksi Pia Apel (Studi Kasus di Permata Agro Mandiri, Kota Batu)
Apel (Malus domestica) merupakan komoditas yang paling
banyak dihasilkan di wilayah Malang dan Kota Batu. Salah satu
industri pengolahan pia apel di Kota Batu yaitu Permata Agro
Mandiri. Dalam setiap perusahaan tentu saja seringkali terjadi suatu
permasalahan, khususnya pada bagian produksi yaitu waste
(pemborosan). Waste merupakan segala sesuatu yang
menyebabkan pemborosan aktivitas kerja dan tidak memberikan
nilai tambah pada suatu produk. Lean Six Sigma merupakan
pendekatan yang berfokus pada evaluasi perbaikan minimasi waste
dan pengontrolan aktivitas kerja pada proses produksi. Tujuan dari
penelitian ini antara lain mengidentifikasi jenis waste (pemborosan),
menentukan capaian level six sigma, serta memberikan usulan
perbaikan untuk minimasi waste (pemborosan) yang terjadi pada
proses produksi pia apel di Permata Agro Mandiri.
Penelitian ini dilakukan pada Permata Agro Mandiri, Kota Batu
pada Bulan Januari hingga April. Penelitian dilakukan dengan
melakukan pengidentifiksian melalui penyebaran kuesioner,
perhitungan waktu baku, dan penentuan Value Stream Analysis
Tool (VALSAT). VALSAT digunakan untuk mengidentifikasi
penyebab pemborosan spesifik. Selain itu, jua dilakukan
perhitungan peta kendali, DPMO, nilai sigma, serta penyusunan
Value Stream Mapping (VSM). VSM memiliki keunggulan antara
lain dapat mengeliminasi waste sehingga dapat mempercepat
waktu menunggu, meningkatkan produktivitas dan kualitas, serta
dapat mengurangi biaya pada proses produksi. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut akan diberikan rekomendai perbaikan kepada
Permata Agro Mandiri melalui VALSAT usulan dan Future State
Map.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 jenis waste dominan
yang terjadi antara lain unnecessary motion, defect, dan excessive
power and energy. Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan Quality Filter Mapping terdapat jenis waste defect
berupa tekstur yang tidak rata, overcook, dan ukuran yang tidak
sesuai. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai sigma
sebesar 1,71 yang menunjukkan bahwa proses pengendalian
kualitas masih di bawah rata-rata industri di Indonesia. Oleh karena
itu, diberikan rekomendasi perbaikan berupa reduksi dan
pengurangan waktu pada aktivitas proses produksi. Total waktu
yang diperlukan sebelum dilakukan perbaikan yaitu sebesar 370,06
menit. Setelah dlakukan perbaikan, total waktu yang diperlukan
dalam proses produksi yaitu sebesar 272,98 menit.
Hasil rekomendasi yang diperoleh dari analisis diagram
fishbone antara lain meningkatan pengawasan terhadap tenaga
kerja di bagian produksi pia apel, melakukan pengkajian terhadap
rekomendasi penggantian bahan baku minyak dan mentega
menjadi margarin. Melakukan pengkajian terhadap teknik
pengadonan halus menggunakan mixer dilakukan dengan
kecepatan 64 rpm selama 10 menit. Melakukan pengkajian
terhadap rekomendasi perbaikan waktu dan suhu optimum pada
proses pengovenan agar tidak overcook. Bagi peneliti selanjutnya
disarankan untuk melakukan analisis pada biaya