33 research outputs found

    ESTETIKA TARI ZAPIN SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA KAKI-KAKI

    Get PDF
     AbstrakKesenian-kesenian yang kuat mengekspresikan peradaban Islam dalam kebudayaan Melayu di antaranya kesenian Zapin. Tari Zapin berkembang tidak hanya dikalangan istana tetapi juga di kalangan masyarakat Melayu dengan ragam-ragam dan gerak yang cukup khas.  Konsep estetika gerak Zapin sebagai refleksi dari masyarakat Melayu lebih banyak didasarkan pada nama-nama gerak bernuansa Islam, antara lain gerak alif sembah, alif sembah, bunga alif pusing, dan bunga alif pusing. Kata-kata alif didasarkan pada abjad pertama huruf Arab yang bentuknya tegak lurus, maka komposisi dari gerak alif adalah merupakan gerakan penari yang membuat garis lurus. Dari konsep tentang kebudayaan dalam Islam, maka menurut penulis, zapin adalah salah satu seni Islam. Artinya seni ini adalah wujud dari konsep-konsep ajaran Islam. Didalamnya terkandung nilai-nilai, filsafat, bahkan adat, estetika, etika, dan semua hal yang berkait dengan seni Islam. Di dalam zapin terkandung kultur Islam, yang kemudian disesuaikan dengan jiwa lokal, yakni Alam Melayu, sebagai salah satu kawasan yang menyumbang peradaban Dunia Islam, yang runduk di bawah arahan wahyu Allah. Berkenaan dengan penciptaan tari kaki-kaki maka metode yang digunakan untuk meliputi observasi dan wawancara. Sementara landasan penciptaan yang penulis gunakan adalah pernyataan Datuk Haji Abdul Ghani Othman bahwa “Pada umumnya pergerakan tari Zapin Melayu dititikberatkan kepada cara melangkah serta bunga-bunga langkah dengan hayunan tangan dan badan yang sangat minimal tetapi anggun dan cukup menarik”.  Kemudian teori yang dikemukakan oleh Sal Murgiyanto bahwa “Tradisi pada dasarnya merupakan sebuah proses pertumbuhan yang tidak selalu mudah untuk dirusak atau dinodai, lebih bijak apabila kita mendalaminya, bukan untuk hanyut bersamanya, tetapi untuk mengolah dan mengembangkannya.Kata Kunci : Estetika, Tari Zapin, Kaki-Kak

    FOTOGRAFI ORANG GILA DI JALANAN DENGAN TEKNIK INCIDENTAL DOCUMENTARY PHOTOGRAPHY

    Get PDF
    ABSTRACT Crazy person on the street is a very obtrusive figure who becomes the center of people's attention because s/he has different attitudes and behavior such as how to dress, how to walk, and so on from normal people. This condition is the reason why the figure of crazy person on the street is very exotic to be perpetuated. One of ways to perpetuate this phenomenon is by recording all activities of crazy person on the street through photography lens. Technique used in this perpetuation was by documenting incidental or undirected phenomena. This technique would produce very natural and expressive photos. Crazy person on the street lives casualy and doesn't really care with  his/her environment. This indifference required author's patience particularly while recording all activities of this crazy person by following this crazy person's footsteps on the street. Photos resulted showed that there are various expressions of crazy person on the street. All artworks would be alive when each artwork with the same phenomenon has its own message. Keywords:  ABSTRAK Orang gila di jalanan merupakan sosok yang sangat menonjol dan menjadi pusat perhatian masyarakat, karena memiliki perbedaan sikap, cara berpakaian, cara berjalan dan sebagainya dengan manusia normal. Kondisi ini menjadikan sosok orang gila di jalanan sangat eksotis untuk diabadikan. Saah satu cara mengabadikan fenomena ini adalah dengan merekam semua aktifitas orang gila di jalanan lewat lensa fotografi. Teknik yang digunakan dalam pengabadian ini adalah mendokumentasikan fenomena yang bersifat indidental atau tidak disutradarai atau diarahkan. Teknik ini akan meng-hasilkan foto yang sangat natural dan ekspresif. Orang gila di jalanan hidup dengan santai dan tidak begitu peduli dengan lingkungannnya. Sikap acuh tak acuh ini membuat pengkarya harus dengan sabar merekam seluruh aktifitas dengan mengikuti langkah kaki orang gila di jalanan. Foto-foto yang dihasilkan memperlihatkan ekspresi orang gila di jalanan yang sangat beragam. Seluruh karya akan menjadi hidup dengan pesan yang masing-masingnya berdiri sendiri dengan fenomena yang sama

    Garapan Tari “Akegh Cahayegh”: Representasi Budaya Ritual Pengobatan Tolak Bala Suku Talang Mamak, Desa Gedabu

    Get PDF
    The Creation of "Akegh Cahayegh" Dance: The Culture Representation of Medicinal Ritual on Calamity Reversal of Talang Mamak Tribe, Gedabu Village. The Talang Mamak tribe is a group of people included in the KAT category (Remote Indigenous Community), which is another name for the Tribe of Anak Dalam. The Talang Mamak tribe belongs to the Proto Melayu group. The Talang Mamak tribe's life inspires this source of work in the neighborhood where the workmen live. The craftsmen were very interested in the Mahligai treatment (Tolak Bala), which was located in the inland tribal area of Talang Mamak, Gedabu village in Rakit Kulim sub-district—inspired to work on this culture to survive in today's life. The craftsmen certainly feel proud when this culture is preserved and displayed with new cultivation (innovation) without leaving the medicinal ritual's distinctive features. This work was worked on with the results of the interpretation and imagination of the writer. The values contained in this work are the values of loyalty, obedience, and togetherness. The implicit message conveyed is that the development and change of time is not a barrier for the inland tribe of Talang Mamak, Gedabu village to carry out rituals and preserves ceremony, namely the treatment of Mahligai Tolak Bala as a ritual of cleaning the village.Keywords: preserving culture; obeying; togethernes

    KOREOGRAFI IMBAUAN LASUANG

    Get PDF
    ABSTRACT The dance of “Imbauan Lasuang” is inspired by the social phenomena of Padang Laweh people that comes from alu ketentong combined with the phenomenon of local culture. Previously in Padang Laweh people, alu ketentong functioned as an exclamation in the village in order to communicate cultural events that will be done in society. Communication is the requirement for the occurrence of social interaction but recently, means of communication by using alu ketentong is started to be forgotten and ignored. The influence of high technological improvement results on the lack of social interaction among people. Therefore there is a boundary wall in direct communication that leads to westernized lifestyle with its system of individual life. This phenomenon then becomes the inspiration for creating this choreography materialized through Minangkabau local idioms such as silat movements. Keywords: Alu ketentong, communication, Padang Laweh

    Koreografi “PETI = MATI”: Otokritik Fenomena Sosial Dompeng di Sarolangun, Jambi

    Get PDF
     Koroegrafi berjudul ”PETI=Mati” adalah hasil interpretasi dan daya imajinasi pengkarya dalam menuangkan ide ke dalam bentuk karya tetang aktivitas PETI atau Dompeng. PETI atau Dompeng adalah usaha pertambangan yang dilakukan perorangan, sekelompok orang atau perusahaan berbadan hukum yang dalam operasinya tidak memiliki izin dari instansi pemerintah yang sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penambang didukung oleh pemodal besar yang menggunakan alat-alat berat untuk mengeruk pasir dan tanah sungai sehinggga cepat menimbulkan kerusakan di sepanjang daerah aliran sungai. Untuk memurnikan emas penambang menggunakan air raksa, lalu membuang limbahnya langsung ke Sungai. Pembuangan racun merkuri sudah sangat parah dikawasan hulu Batang Tembesi ini. Koreografi disusun berdasarkan tipe abstrak didukung oleh setting dan musik untuk menyampaikan pesan dan kesan dari karya tari tersebut. Pijakan gerak dalam koreografi berangkat dari bentuk-bentuk dari gerak murni yaitu aktifitas para penambang emas. Untuk menyampaikan isi koreografi akan diperkuat oleh tujuh orang penari yang terdiri dari  enam orang penari laki-laki dan satu orang penari perempuan.  Dengan tema kehidupan, yang ingin menyampaikan pesan dan kesan kepada penonton tentang penting nya menjaga Sumber Daya Alam dan pelestarian Lingkungan. Konsep karya ini merupakan hasil pengamatan pengkarya terutama yang terjadi dalam kehidupan pribadinya dimana pengkarya pengkarya yang lahir dan di bersarkan di Sarolangun merasakan langsung dampak nya. Untuk memvisualisaikan ide garapan ke dalam karya tari

    PERANCANGAN BRANDING SONGKET SILUNGKANG

    Get PDF
    ABSTRACT The title of this final project is “Designing the Branding of Songket Silungkang.” The purpose of the designing is to get identity which is always remembered so that it changes the behavior of targeted audience. Even though the city government has managed and organized the weavers, the songket weavers in the outside of Silungkang area also want to create the songket name according to the names of their areas. Therefore in the design of this songket Silungkang branding, it is highlighted through verbal and visual messages which are effective and efficient.The media of its design was the logo along with its description. The application of this media was in the forms of poster, x-banner, banner, flag-change, bumper logo, pin, sticker, key chain, postcard, billboard, brochure and facebook cover. All those media were the part of songket Silungkang branding process. Keywords: Designing, Branding, Songket, Silungkang 

    ANALISIS ESTETIKA MAMANGAN ADAT: REFLEKSI KECANTIKAN PEREMPUAN DAN FIGUR BUNDO KANDUANG MINANGKABAU

    Get PDF
    ABSTRAKTulisan ini memuat estetika mamangan adat yang merefleksikan kecantikan perempuan Minangkabau. Adat Minangkabau yang berlandaskan pada adat basandi syarak, syarak basandi kitabbullah dan berguru kepada alam telah menuntun hidup dan kehidupan masyarakat Minangkabau.  Ia telah melahirkan budaya yang diwarisi secara turun temurun, termasuk di dalamnya kehadiran dan keberadaan bundo kanduang dalam masyarakat.  Perempuan dan bundo kanduang merupakan sosok yang memiliki kecantikan terutama dalam sikap dan tingkah laku serta kecerdasan yang memunculkan kharisma dan keanggunan.  Sebagai bagian alam dan budaya Minangkabau kebaradaan dan kecantikan perempuan dan bundo kanduang tidak luput dari bahasan dalam untaian kata, petatah petitih, gurindam dan mamangan adat.  Gurindam, mamangan, serta pepatah-petitih yang bernilai estetika tinggi terutama tentang perempuan dan bundo kanduang tersebut  patut diamalkan dan dijaga nilainya oleh masyarakat Minangkabau.  Kata kunci:  Estetika, mamangan adat, perempuan Minangkabau          ABSTRACT This paper contains customary mamangan aesthetic that reflects the beauty of women Minangkabau . Minangkabau tradition based on the indigenous basandi syarak , syarak basandi kitabbullah and learning from nature has led life and the lives of Minangkabau society . It has spawned a culture that is inherited from generation to generation , including the presence and existence of bundo kanduang in society . Women and bundo kanduang is a figure that has beauty , especially in the attitudes and behavior as well as the intelligence that led to the charisma and elegance . As part of nature and culture and beauty kebaradaan Minangkabau women and bundo kanduang not escape from the discussion in the string of words , petatah proverb , couplets and custom mamangan . Couplets , mamangan , as well as valuable proverb proverb - high aesthetics , especially on women and the kanduang bundo be practiced and maintained its value by Minangkabau society . Keywords : Aesthetics , mamangan custom , women Minangkaba

    Analisis Estetika Mamangan Adat: Refleksi Kecantikan Perempuan dan Figur Bundo Kanduang Minangkabau

    Full text link
    This paper contains customary mamangan aesthetic that reflects the beauty of women Minangkabau . Minangkabau tradition based on the indigenous basandi syarak , syarak basandi kitabbullah and learning from nature has led life and the lives of Minangkabau society . It has spawned a culture that is inherited from generation to generation , including the presence and existence of bundo kanduang in society . Women and bundo kanduang is a figure that has beauty , especially in the attitudes and behavior as well as the intelligence that led to the charisma and elegance . As part of nature and culture and beauty kebaradaan Minangkabau women and bundo kanduang not escape from the discussion in the string of words , petatah proverb , couplets and custom mamangan . Couplets , mamangan , as well as valuable proverb proverb - high aesthetics , especially on women and the kanduang bundo be practiced and maintained its value by Minangkabau society

    Tari Gending Sriwijaya : Representasi Buddhisme di Bumi Sriwijaya Palembang

    Get PDF
    Abstract This writing aims to expose the effect of Buddhism concept in motion and song lyrics Gending Sriwijaya dance in Sriwijaya Palembang earth as a representation. The song of Gending Sriwijaya was made in Japanese colonial period when they came to Palembang. This dance was started in agust 2nd 1945, to welcome the guests who visited to Palembang and until now this dance still used as a welcoming dance for the guest country or even a hight officer when they come to Palembang. The existence of this dance is also inseparable from the history of Sriwijaya kingdom, which was very famous in its golden era VISM. It’s also related from the interpretation as the creation of the motion that can’t be separated from the history of Sriwijaya with the development of Buddhism at the time. The result of this research is showing that influence of Buddhism is very dominant in every symbols and lyrics whisch are song to describe the Sriwijaya kingdom’s golden era.Keyword: Buddhism, Gending Sriwijaya dance, Palembang Abstrak Tulisan ini, bertujuan untuk mengungkap pengaruh Buddhisme dalam gerak dan syair lagu tari Gending Sriwijaya di Bumi Sriwijaya Palembang sebagai representasi. Tari Gending Sriwijaya dengan lagunya juga berjudul Gending Sriwijaya diciptakan pada masa penjajahan Jepang saat datang ke Palembang. Tari ini mulai ditampilkan pada tanggal 2 Agustus 1945, untuk penyambutan tamu yang berkunjung ke Palembang hingga saat ini masih digunakan sebagai tarian penyambutan saat tamu-tamu negara ataupun pejabat pemerintah yang agung datang ke Palembang. Eksistensi tari ini tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Sriwijaya yang terkenal akan keemasan pada abad VISM. Hal ini juga terkait dari interpretasi sebagai penciptaan gerak yang tidak terlepas dari sejarah Sriwijaya dengan perkembangan agama Buddha pada saat itu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, pengaruh Buddhisme sangat dominan dalam pemaknaan setiap simbol-simbol gerak dan tiap-tiap syair yang dilantunkan untuk menggambarakan keemasan kerajaan Sriwijaya dahulunya. Kata kunci: Buddhisme, tari Gending Sriwijaya, Palembang
    corecore