19 research outputs found

    ANALISIS KETERKAITAN MATA KULIAH KURIKULUM TEKNIK INDUSTRI UNPAR

    Get PDF
    There are many factors influence the quality of education, one of them is a curriculum. The curriculum contains a set of the plan and the arrangement of the subject content and the way to deliver and to assess it. The learning process in higher education refers to its curriculum. The curriculum can determine the expected graduate competency achievement. The competency includes the theoretical based competency, the practical based competency, and the general competency. In the curriculum development, the relation between the subjects has to be devised. This relation has a meaning that one subject is a prerequisite subject of another subject. The prerequisite subject is required to increase the learning effectiveness, but if there are too many and irrelevant prerequisite subjects for one subject it makes the students be inflexible in planning their study. This research uses the structural equation modeling technique to analyze the relation between the subjects. The result of this research shows that the relation between ETEK → AKB, P3 → SPROD, GTEK → P2P, PSIS → SSIS is not significant, the relation between MTEK → PMES, APK2 → P2P is at the low level, and the rest have the strong relationships.Keywords: a curriculum, a prerequisite subject, structural equation modeling

    USULAN PENURUNAN JUMLAH CACAT PRODUK BANTAL PADA UMKM X MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

    Get PDF
    UMKM X merupakan suatu unit usaha yang memproduksi bantal dan guling yang beroperasi sejak Desember 2019. Masalah yang dihadapi oleh UMKM X saat ini adalah kerugian yang diakibatkan oleh tingginya persentase cacat bantal yang dihasilkan. Untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan tingginya persentase cacat yang dihasilkan, digunakan metode Six Sigma DMAIC. Melalui penelitian ini didapatkan bahwa performansi UMKM X saat ini berada pada level sigma sebesar 3,66 dengan nilai DPMO sebesar 15274,8. Lalu diusulkan 9 rencana perbaikan yaitu pembuatan alat bantu mengarahkan jatuhnya bantal, penyuluhan kepada pekerja secara rutin setiap 2 minggu sekali, melakukan evaluasi performansi dan menerapkan sistem reward and punishment, pengecekan timbangan secara berkala setiap 2 minggu sekali, membuat pelatihan kepada pekerja, pembuatan visual display agar pekerja tidak menekan tombol lain selain “zero”, pembuatan visual display untuk mengisi daya timbangan setelah jam kerja selesai, membuat instruksi kerja proses press, dan melakukan pemeriksaan terhadap plastik pembungkus bantal

    Perancangan Aplikasi Penyedia Informasi Perguruan Tinggi Bagi Pelajar SMA/ Sederajat dengan Metode Participatory Design

    Get PDF
    Continuing study to higher education is an important thing for most of high school students,  but there are still obstacles related to the information availability of higher education for high school students. These constraints can be divided into 3 categories, namely limited university information, limited department information, and limited registration information. Currently, there are university information apps, however those applications have not been able to overcome the three categories of obstacles faced. Thus, an design for application that can handle these problems. In this research, a design for application for information about higher education providers was conducted. The application design consists of 4 stages, started by determining needs using the focus group discussion method which involved 9 respondents and produced 23 needs. The second stage, determining design alternatives using the participatory design workshop method involving 8 respondents and producing 4 design alternatives, and selecting an alternative design involving 19 respondents. The third stage is making a high-fidelity prototype with the help of Adobe XD software. In the last stage, evaluation and improvement are carried out by considering the factors of usefulness, effectiveness, efficiency, learnability, and satisfaction. The result of this research is a design of  application that provide information about university that meets aspects of functionality and usability. Those aspects including the usefulness factor 81.79%, the effectiveness factor 82.14%, the efficiency factor 82.14%, the learnability factor 71.43%, and the satisfaction factor 79.64%. Based on these results, this application able to use and meets user needs

    Perancangan Sendi Lutut Prostetik untuk Penderita Amputasi Transfemoral di Indonesia

    Get PDF
    The main problem that experienced by transfemoral amputees in Indonesia is limited mobility, so they need prosthetic limbs to walk and do daily activities. However, the limited movement and also expensive price of the prosthetic knee joint causes not all the needs of the transfemoral amputee can be accommodated. This study aims to design the artificial leg joints that can meet the needs of the Indonesian amputees. Stages of this research include searching for unmet user needs, developing concepts to produce a prosthetic knee joint repair plan and evaluating it. From this research, six initial concepts of prosthetic knee joints, and one concept (AD+) has been selected using concept screening and concept scoring. A physical prototype has been made using printer 3D. The final prosthetic knee joint using polycentric knee type joint with constant friction drive type, having a human knee joint shape, has a height dimension of 188.84 millimeters and width of 82.46 millimeters, has a maximum bending angle of 151.4O, mass 598, 62 grams, can support a maximum load of 272 kilograms (according to CAD model), made of nylon, has a production cost about one million rupiah (less than USD100), has a single speed and impact high level ambulation, and has a rotator and lock function. Evaluation is done by simulation and qualitative assessment. The results showed that 68.42% of the needs were met well and 31.58% were adequately met by this new proposed prosthetic knee joint design.Masalah utama yang dialami oleh penderita amputasi transfemoral di Indonesia adalah keterbatasan mobilitas, sehingga membutuhkan kaki palsu untuk berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari. Namun keterbatasan gerak serta mahalnya harga sendi lutut prostetik menyebabkan tidak semua kebutuhan pasien amputasi transfemoral dapat diakomodasi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sendi kaki palsu yang dapat memenuhi kebutuhan penderita amputasi di Indonesia. Tahapan penelitian ini meliputi pencarian kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi, mengembangkan konsep untuk menghasilkan rencana perbaikan sendi lutut prostetik dan mengevaluasinya. Enam konsep awal sendi lutut prostetik berhasil dibangun, dan satu konsep (AD+) telah dipilih melalui penyaringan konsep dan penilaian konsep. Prototipe fisik telah dibuat menggunakan printer 3D. Sendi lutut prostetik final menggunakan tipe sendi lutut polisentrik tipe constant friction drive, memiliki bentuk sendi lutut manusia, memiliki dimensi tinggi 188,84 milimeter dan lebar 82,46 milimeter, memiliki sudut lentur maksimum 151,4O, massa 598, 62 gram , dapat menopang beban maksimum 272 kilogram (menurut model CAD), terbuat dari nilon, memiliki biaya produksi sekitar satu juta rupiah (kurang dari USD100), memiliki kecepatan tunggal dan dampak ambulasi tingkat tinggi, dan memiliki rotator dan kunci fungsi. Evaluasi dilakukan dengan simulasi dan penilaian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,42% kebutuhan terpenuhi dengan baik dan 31,58% terpenuhi secara memadai oleh usulan desain sendi lutut prostetik ini.&nbsp

    EVALUASI DIRI TOTAL QUALITY MANAGEMENT DI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNPAR: IMPLEMENTASI ISO 9000:2008

    Get PDF
    Keasadaran akan pentingnya pendidikan di Indonesia semakin tinggi. Masyarakat berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Perguruan tinggi sebagai bagian dari jenjang pendidikan di Indonesia juga berlomba-lomba menjaring mahasiswa yang bermutu. Mutu menjadi salah satu faktor kunci bagi institusi pendidikan termasuk perguruan tinggi untuk dapat bertahan dan terus berkembang. Perguruan tinggi harus proaktif dalam meningkatkan mutunya tidak hanya ditujukan untuk memenuhi aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah tetapi harus lebih dari itu yakni memberikan kepuasan kepada konsumennya dalam rangka memenangkan persaingan baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Penerapan total quality management di perguruan tinggi menjadi sangat penting agar dapat selalu memuaskan konsumennya, salah satunya melalui pengelolaan mutu berdasarkan standar ISO 9000

    PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN MUTU JASA PENDIDIKAN TINGGI

    Get PDF
    Pendidikan sudah menjadi kebutuhan dasar manusia yang berperan dalammembentuk manusia yang bermartabat. Pendidikan dibagi ke dalam beberapajenjang yaitu dasar, menengah, dan tinggi. Walaupun Indonesia masihmemfokuskan pada pemenuhan pendidikan dasar sampai menengah, tidakberarti pendidikan tinggi diabaikan. Ada ratusan perguruan tinggi di Indonesaibaik negeri maupun swasta yang mengemban tugas mulia sebagai ujung tombakdalam menghasilkan manusia yang berkualitas. Untuk menghasilkan manusiayang berkualitas dibutuhkan institusi pendidikan yang berkualitas pula. Perbaikanyang berkesinambungan menjadi suatu keharusan bagi institusi pendidikan agardapat menjadi institusi pendidikan yang berkualitas. Salah satu elemen kuncidalam perbaikan adalah pengukuran mutu yang didalamnya melibatkaninstrumen pengukuran. Dalam penelitian ini akan dikembangkan instrumenpengukuran mutu jasa yang dapat digunakan untuk mengukur mutu jasapendidikan tinggi dengan memperhatikan konteks dan budaya Indonesia.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 12 faktor yang digunakan dalammengukur mutu layanan pendidikan tinggi di TI-Unpar yaitu: Tata Usaha,Asisten, Perhatian Personal, Dosen, Fasilitas Perkuliahan, Fasilitas Pendukung,Lokasi, Pendaftaran Kuliah, Perkuliahan, Materi, Perpustakaan, danKenyamanan Gedung

    VALIDASI HEDPERF DAN PENERAPANNYA PADA PENGUKURAN MUTU LAYANAN DI TEKNIK INDUSTRI UNPAR

    Get PDF
    Setiap institusi pendidikan dituntut untuk melakukan perbaikan mutu secaraberkesinambungan. Isu-isu yang harus diperhatikan dalam perbaikan mutumeliputi faktor apa yang harus diperbaiki, cara mengukur mutu, identifikasialternatif perbaikan, dan implementasi perbaikan. Pendidikan tinggi mempunyaiseluruh karakteristik industri jasa yaitu intangible, heterogeneous, variability,perishable, dan customer participates. Pengukuran mutu di perguruan tinggimasih menjadi isu yang sulit dan sebagian besar evaluasi di perguruan tinggimasih berfokus pada aspek tangible. Oleh karena itu dalam penelitian ini akandifokuskan pada pengukuran mutu pendidikan tinggi khususnya di TeknikIndustri Unpar. Pengukuran mutu pendidikan yang akurat sangat penting untukmendapatkan gambaran yang lebih baik dari anteseden dan menjadi pedomandalam melakukan perbaikan mutu. Pengukuran mutu layanan di TI-Unpar akanmenggunakan instrumen HEdPERF. Meskipun HEdPERF mempunyai tingkatvaliditas yang baik, namun pengujiannya baru melibatkan institusi pendidikan diMalaysia sehingga tingkat generalisasinya belum teruji. Oleh karena itu, dalampenelitian ini sebelum HEdPERF digunakan untuk mengukur mutu layananpengujian terhadap alat ukur tersebut akan diuji terlebih dahulu. Dari hasil analisisdiperoleh bahwa HEdPERF dapat dibagi ke dalam 7 faktor yaitu non-akademik,akademik, reputasi institusi, perhatian, kemahasiswaan, fasilitas, dan lokasi.Tingkat reliabilitas masing-masing faktor memiliki nilai cronbach’s alpha di atas0,7 yang menandakan HEdPERF mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi,serta tingkat validitas sebesar 0,69. Berdasarkan pengukuran tingkat mutu layananTI-Unpar dengan HEdPERF diperoleh tingkat mutu layanan sebesar 150,70 dibawah nilai tengah sebesar 156 di mana nilai tersebut dapat diartikan tingkat mutulayanan TI-Unpar masih kurang baik.Kata Kunci: analisis faktor, mutu, mutu pendidikan tinggi

    PERENCANAAN SISTEM INFORMASI TEKNIK INDUSTRI UNPAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ENGINEERING

    Get PDF
    Institusi pendidikan tinggi merupakan salah satu organisasi yang kompleksdengan melibatkan banyak stakeholder, proses, ataupun data. Kompleksitas yangtinggi ini dapat menyulitkan penyelenggara pendidikan tinggi dalam menjalankanlayanan pendidikan tinggi kepada stakeholder-nya. Sistem informasi mempunyaiperanan yang vital dalam sebuah lembaga pendidikan tinggi. Unpar sudahmengembangkan banyak sistem informasi tetapi sistem yang sudah dikembangkantersebut belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan tiap program studi yangtentunya mempunyai kebutuhan yang spesifik antara satu program studi denganprogram studi lainnya. Banyak fungsi di Teknik Industri belum didukung olehsistem informasi yang baik. Belum baiknya sistem informasi di Teknik IndustriUnpar karena tidak ada perencanaan dalam pengembangan sistem informasi.Pengembangan sistem informasi harus melibatkan pengguna untuk menjaminbahwa kebutuhan dari pengguna dapat terpenuhi. Dalam penelitian inipengembangan sistem informasi menggunakan pendekatan InformationEngineering. Pegembangan baru dilakukan sebatas perencanaan sistem informasi.Hasil dari perencanaan adalah area bisnis yang terbentuk yang meliputipenerimaan mahasiswa baru, pengajaran, kerja praktek, skripsi, penelitian danpengabdian masyarakat, manajemen organisasi, personel, promosi,kemahasiswaan, penyelenggaraan pertemuan ilmiah, keikutsertaan kompetisi,perpustakaan, dan hubungan masyarakat

    Perancangan Aplikasi Penunjang Aktivitas Travelling Yang Interaktif Dan Mobile Untuk Paruh Baya Menggunakan Teknik Cooperative Prototyping

    Get PDF
    Seiring dengan bertambah baiknya perekonomian, teknologi, ilmu pengetahuan terutama ilmukedokteran di Indonesia berdampak terhadap meningkatnya harapan hidup (life expectancy) pendudukIndonesia. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah paruh baya di Indonesia. Studidan penelitian yang telah dilakukan seringkali tentang performansi golongan lanjut usia (elderly)menggunakan alat-alat elektronik yang berteknologi daripada golongan usia paruh baya (middleagedadults).Secara relatif, paruh baya tidak mendapatkan perhatian yang cukup, padahal golongantersebut masih tergabung pada usia produktif dan seringkali berhadapan dengan teknologi dalamaktivitas sehari-harinya. Travelling merupakan salah satu aktivitas yang digemari sebagian besarparuh baya yang seringkali membutuhkan interaksi dengan teknologi. Penelitian ini bertujuan untukmerancang sebuah aplikasi yang dapat menunjang kelancaran aktivitas travelling bagi paruhbaya.Teknik yang digunakan untuk merancang aplikasi travelling bagi paruh baya adalah cooperativeprototyping dimana partisipan terlibat dalam proses pembuatan prototipe. Penelitian ini melibatkandelapan orang partisipan paruh baya dengan hobi travelling dalam tiap tahap desain dimulai dariidentifikasi kebutuhan, pembuatan daftar kebutuhan, persona, dan skenario, dilanjutkan denganproses desain, pengembangan konsep desain terpilih, pembuatan prototipe, dan evaluasi prototipe.Hasil dari proses desain adalah empat buah konsep desain dari kegiatan design workshopdan diperoleh sebuah konsep terpilih yaitu My Agenda. My Agenda adalah rancangan aplikasitravelling yang menjawab identifikasi kebutuhan paruh baya. Prototipe Trip for Us dibuat setelahkonsep My Agenda dikembangkan lebih jauh. Prototipe yang dibuat adalah low-fidelity prototypeyang selanjutnya diuji coba dalam suatu prototype workshop dan dilakukan perbaikan sehinggadidapatkan prototipe final yang dievaluasi kembali dengan partisipan paruh baya. Hasil evaluasimenunjukkan skor System Usability Scale (SUS) sebesar 70 dengan perbaikan pada fitur Memory

    Perancangan Aplikasi Penyedia Informasi Perguruan Tinggi Bagi Pelajar SMA/ Sederajat dengan Metode Participatory Design

    Get PDF
    Continuing study to higher education is an important thing for most of high school students,  but there are still obstacles related to the information availability of higher education for high school students. These constraints can be divided into 3 categories, namely limited university information, limited department information, and limited registration information. Currently, there are university information apps, however those applications have not been able to overcome the three categories of obstacles faced. Thus, an design for application that can handle these problems. In this research, a design for application for information about higher education providers was conducted. The application design consists of 4 stages, started by determining needs using the focus group discussion method which involved 9 respondents and produced 23 needs. The second stage, determining design alternatives using the participatory design workshop method involving 8 respondents and producing 4 design alternatives, and selecting an alternative design involving 19 respondents. The third stage is making a high-fidelity prototype with the help of Adobe XD software. In the last stage, evaluation and improvement are carried out by considering the factors of usefulness, effectiveness, efficiency, learnability, and satisfaction. The result of this research is a design of  application that provide information about university that meets aspects of functionality and usability. Those aspects including the usefulness factor 81.79%, the effectiveness factor 82.14%, the efficiency factor 82.14%, the learnability factor 71.43%, and the satisfaction factor 79.64%. Based on these results, this application able to use and meets user needs
    corecore