4 research outputs found

    Metode Sensitif Untuk Identifikasi Pencemaran Babi Pada Makanan Tanpa Diolah Dengan Teknik Amplifikasi PCR

    Get PDF
    Pada era globalisasi akhir-akhir ini, tidak mungkin menghindar dari masuknya bahan makanan olahan atau tanpa diolah dari luar negeri. Tujuan penelitian ini yaitu menguji sensitivitas (kerentanan) teknik PCR untuk deteksi kandungan rendah kontaminan daging babi pada daging sapi mentah. Sebanyak 5 tingkat kontaminan daging babi (0,05; 0,10; 0,15; 0,20 dan 0,25%) dalam 5 gram berat total campuran daging telah diuji. Ke lima campuran daging dan 100% daging sapi serta 100% daging babi, dikoleksi DNA nya menggunakan kit DNA (QIAGEN). Satu pasang primer spesifik untuk porcine Leptin digunakan dalam amplifikasi DNA dengan kit PCR. Suhu annealing ditentukan dengan optimasi PCR terlebih dahulu. Dua siklus PCR (25 dan 35) diaplikasikan dalam amplifikasi. Produk PCR divisualisasi pada 1020% gradient PAGE untuk spesifik porcine Leptin. Hasil menunjukkan bahwa ukuran potongan Leptin (152pb) telah teridentifikasi pada ke lima sampel sampuran maupun pada control positif (pork), namun tidak terindikasi pada kontrol negatif (daging sapi). PCR dengan 35 siklus menghasilkan tampilan pita lebih baik dari 25 siklus. Studi ini menyarankan bahwa PCR dengan 35 siklus dapat digunakan sebagai metode cepat untuk identifikasi pencepamaran daging babi dengan dengan tingkat sensitivitas pencemaran daging babi sampai 0,05%

    Pengujian Pencemaran Daging Babi Pada Beberapa Produk Bakso Dengan Teknologi Pcr: Pencarian Sistem Pengujian Efektif [Analysis of Porcine Contamination by Using Pcr Technology in Several Meat Ball Products: to Find an Effective Assessment System]

    Full text link
    Entering globalization market, Indonesian government could not reject any import of food products from overseas. To anticipate the possibility of porcine contaminants into processed meat products of imported food such as meat or chicken ball, sausage, tin meat etc., it is important to apply laboratory research on such particular matter in regard to ethical and certain religious concern. This study was intended to identify the possibility of porcine contaminants into either processed meat products or fresh meat.A technique of polymerase chain reaction (PCR) was applied and PCR optimizing was conducted in advanced to obtain the right annealing temperature.Positive control of fresh pork meat was amplified to get porcine Leptin size which is 152bp fragment. Five samples of 4 meat balls and one fresh beef meat were individually collected for their DNA by either from minced or mashed after liquid nitrogen exposure then followed with a series of DNA extraction steps. PCR was assigned by using a specific primer of Leptin gene for porcine identification.Visualization of Leptin fragment was applied either on 1%, 2% of agarose gel or 10-20% gradient acrylamide gel.The result showed that all sample applied were not identified for containing porcine contaminants while positive control was on the right size of 152bp of Leptin gene. Specific primer used in this study was proved that there was not identified porcine Leptin gene on the negative control (fresh beef meat). This study suggests that a method of PCR is a simple analytical method for identification of porcine contaminants and visualization on 2% agarose gel is a cheaper and quicker method while by gradient acrylamide gel showing more clear band however this method is time consuming and expensive

    Retransformation and Expression of Recombinant Viral Protein of Jembrana Jsu and Jtat (Jsu and Jtat) in Pgex System [Retransformasi Dan Ekspresi Protein Virus Rekombinan Jsu Dan Jtat Penyakit Jembrana Dalam Sistem Pgex]

    Full text link
    Genom virus penyakit Jembrana setidaknya memiliki 3 gen besar yang menyandi protein dan beberapa di antaranya diperlukan untuk replikasi virus. Protein JSU dan JTat diduga dapat menginduksi kekebalan yang protektif pada sapi Bali terhadap penyakit Jembrana sehingga keduanya sangat berpotensi untuk dipakai sebagai vaksin rekombinan. Penelitian ini dirancang untuk meretransformasi protein rekombinan JSU dan JTat ke dalam Escherichia coli menggunakan sistem pGEX. Konstruk JSU dan JTat dalam pGEX dikoleksi plasmidnya dengan metode miniprep dan kemudian diretranformasikan ke dalam E. coli strain BL21 dan DH5a. JSU dan JTat hasil retransformasi diekspresikan pada medium LB untuk skala produksi kecil dengan sistem pGEX. Hasil penelitian ini meminjukkan bahwa kedua JSU dan JTat hasil retransformasi ke dalam E. coli strain BL21 terlihat tumbuh lebih baik pada medium LB jika dibandingkan retransformasi ke dalam E. coli strain DH5a. Hasil retransformasi JSU dan JTat dikarakterisasi dan diidentifikasi dengan Western blotting dan tampak menunjukkan ukuran protein yang benar, yaitu protein rekombinan JSU berukuran 60kDa dan JTat berukuran 36,7kDa. Protein rekombinan JSU muncul dengan pita tunggal dan lebih jelas jika dibandingkan dengan protein JTat. Konsentrasi protein JSU sedikit lebih rendah (1,883 mg ml ) jika dibandingkan dengan JTat (l,981mg ml').Penelitian ini menunjukkan bahwa JSU pGEX masih tersimpan dan diekspresikan dengan baik, sementara JTat mungkin perlu dilakukan perakitan ulang untuk memantapkan ekspresinya
    corecore