MODEL PRAKIRAAN DEBIT AIR DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENGELOLAAN WADUK KEDUNG OMBO

Abstrak: Pemanfaatan Waduk Kedung Ombo (WKO) sebagai waduk multiguna ternyata masih belum optimal. Hal ini ditandai dengan terjadinya kekurangan air di hilir pada musim kering, dan air melimpas pada musim hujan. Padahal bila dikelola dengan optimal, WKO bisa sebagai sumber air baku dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) karena hingga saat ini WKO hanya digunakan terbatas untuk irigasi dan PLTA. Adanya permasalahan terhadap ketidakpastian masa depan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian pola pengusahaan waduk Kedung Ombo optimal  untuk  standar operasional Waduk.  Pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan waduk adalah dengan metode korelasi spasial (hujan dan debit dan metode diskrit markov yang menggunakan prinsip model stokastik markov 3 kelas. Dengan menggunakan data debit inflow WKO dari tahun 1991-2011 didapatkan beberapa hasil prakiran debit masa depan dengan menggunakan dua komponen hidrologi yaitu hujan dan debit. Pada metode korelasi spasial hujan dan debit dilakukan dengan menguji 5 kombinasi komponen hujan dan debit untuk kemudian dipilih yang mempunyai hasil korelasi tertinggi terhadap debit aktualnya. Dari perhitungan diketahui bahwa kombinasi tipe PQQQ yang mempunyai nilai korelasi tertinggi, yaitu 0,87 sedangkan untuk metode markov didapatkan hasil yang sangat baik dengan koefisien korelasi 0,958. Kemudian nantinya metode markov ini akan digunakan dalam perhitungan manajemen waduk optimal dalam rangka melihat potensi WKO sebagai sumber air baku bagi SPAM di wilayah sekitarnya. Kata kunci: waduk kedung ombo, korelasi spasial, hujan, debit prakiraan Abstract: The utilization of Kedung Ombo Reservoir (WKO) as a multipurpose reservoir was considered suboptimum. It is clearly shown by the water shortages at the downstream in the dry season, and an overflown water during the rainy season. If it is managed optimally, WKO can be utilized as a raw water source in the development of drinking water supply system (SPAM) albeit it is only limited to be used for irrigation and hydropower plant today. The uncertainty of the future draws the urgency for a proper study on how to optimize the operational of Kedung Ombo reservoir as standardized operational procedure. The approach taken in the management of the reservoir is the spatial correlation method (rainfall "“ discharge, and Markov discrete method which uses a model that applies the principal of Markov stochastic model 3 classes. By using the inflow discharge data of WKO, taken from the years of 1991-2011, the forecasted discharge value for the future can be obtained through two hydrological components which is rainfall and discharge. The method of the spatial correlation of rain-discharge has five sets of combinations between rain and discharge, where the results with the highest correlation number to its actual value will be opted. From the calculation it is known that the combination of PQQQ type has the highest correlation value, which is 0.87, whereas for the Markov method it obtained a very good results with a correlation coefficient of 0.958. Later on, the Markov method will be used in the optimal reservoir management calculation in order to see the potential of WKO  as a source of raw water for SPAM in the surrounding region. Keywords: Kedung Ombo dam, spatial correlation, presipitation, forecasted water discharg

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu – Banjarmasin)

Central Kalimantan Province especially Murung Raya is an area with abundant natural resources, require transportation facilities and infrastructure, especially more emphasized in the field of land transportation. In this case, it is necessary to evaluate the tariff and quality of transportation service between provinces to know the conformity of current tariff and the quality of transportation service. Data collection was conducted through surveys and interviews conducted in Puruk Cahu. The purpose of this research is to know the amount of Vehicle Operation Cost of public transportation from Puruk Cahu to Banjarmasin so that the amount of passenger tariff that match with Vehicle Operating Cost is incurred and also know the quality of service from transportation service provider side. Based on the result of Vehicle Operation Cost Analysis (VOC) of Puruk Cahu Public Transportation to Banjarmasin, the basic cost per day is Rp 991.384.08, -/ transportation/ day, the basic rate every  person is Rp 165,230.68, - / person / trip , the basic tariff of public transport is Rp 181,753.75, - / person / trip, so with the applicable tariff of Rp 250,000 / person providing a reasonable income for the transportation service provider and for the passengers is reasonable. Keywords :  Vehicle Operational Cost (VOC), evaluation, tarif

Analisis Tarif Angkutan Umum Jurusan Palangka Raya – Pontianak

West Kalimantan, especially Pontianak, currently emphasizes the field of land transportation. Road construction gets the highest priority. This is done considering there are still many regions remote that have not been reached by the existing road network. With the existence of the land route then the current goods and people will be more and more, this opens up opportunities for public transport services that serve the route from Palangka Raya to Pontianak. This research was conducted by field survey, data collection divided into two, primary and secondary data. This study aims to determine the cost public transport vehicle operations in the direction of Palangka Raya to Pontianak and to find out the rates ideal public transport passengers majoring in Palangka Raya Pontianak in accordance with the operational costs issued. The general freight rates for the Palangka Raya - Pontianak major that apply at the time of the study now is Rp. 900,000.00 org/rit. With a general tariff of Rp. 900,000.00 org/rit, and basic tariff of Rp. 464,298,56org/rit then provide benefits for transport entrepreneurs amounting to Rp. 435,701.44 rit/org or around 49%. So as to provide decent benefits for the public transport manager in the Palangka department Raya - Pontianak

Penanganan Sampah di Kota Pulang Pisau Kabupaten Pulang Pisau

Sampah merupakan benda yang sudah tidak terpakai, baik berasal dari rumah tangga maupun pabrik sisa proses industri. Pengelolaan sampah merupakan suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan sementara, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan sampah dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik.penilitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jumlah volume sampah dan cara penanganan sampah. Penanganan masalah sampah adalah sampel penilitian, sistem pengumpulan sampah, sistem pengumpulan sampah dan upaya pengelolaan sampah. Lokasi penelitian di Jl. Pulang Pisau. Objek penelitian adalah pengelolaan sampah. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati langsung petugas sampah lapangan. Analisis data berdasarkan metode aritmatik. Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk Pulang Pisau tahun 2013-2020 menggunakan metode aritmatik yang dianggap lebih efesien karena menghasilkan standar deviasi terkecil. Bertambahnya jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah sampah yang hasilkan setiap tahun. Berdasarkan Standar Departemen Kesehatan Republik Indonesia volume sampah per jiwa penduduk Indonesia adalah 0,0025 m³/jiwa/hari. Berdasarkan hasil proyeksi pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk Pulang Pisau pada tahun 2020 yaitu 128.279 dengan volume sampah 320 m³/hari, sedangkan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau hanya mampu mengangkut sampah sebesar 18 m³/hari. Sedikitnya Tempat Penampungan sementara (TPS) di Kota Pulang Pisau membuat sampah-sampah banyak yang masih berserakan dijalan untuk itu Pemkab Pulang Pisau harus menambah jumlah TPS, serta menambah jumlah dump truck agar penanganan sampah di kota Pulang Pisau berjalan dengan lancar dan tidak ada lagi sampah yang berserakan. Pada Tempat Pembuangan Akhir TPA perlu adanya petugas yang mengawasi TPA tersebut sehingga para pemulung tidak menghambur sampah di TPA

Uji Aktivitas Antioksidan Protein Hidrolisat Hasil Hidrolisis Protein Kacang Hijau dengan Ekstrak Kasar Protease Bakteri Bacillus subtilis B298

Kacang hijau termasuk sumber protein nabati yang memiliki kadar protein cukup tinggi yaitu sekitar 21-24%, sehingga berpotensi sebagai sumber peptida bioaktif dengan aktivitas antioksidan alami. Produksi peptida bioaktif dapat diperoleh melalui hidrolisis protein kacang hijau secara enzimatis menggunakan enzim protease dari bakteri Bacillus subtilis B298. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antioksidan dari protein hidrolisat hasil hidrolisis protein kacang hijau oleh ekstrak kasar enzim protease B. subtilis B298. Tahap penelitian adalah produksi isolat protein kacang hijau dan produksi ekstrak kasar enzim protease B. subtilis B298 serta karakterisasi enzim yang meliputi suhu dan pH. Hidrolisis protein dilakukan pada kondisi optimum dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Aktivitas antioksidan protein hidrolisat dilakukan dengan metode DPPH dan dilakukan uji hemolisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas spesifik enzim sebesar 0,013 U/mg yang bekerja pada suhu optimum 45 ℃ dan pH optimum 7. Hidrolisis tertinggi tercapai pada waktu inkubasi 60 menit dengan persentase derajat hidrolisis sebesar 17%. Persentase inhibisi tertinggi terhadap radikal DPPH terjadi pada waktu inkubasi 10 menit. Nilai AAI yang diperoleh pada hidrolisat protein kacang hijau sebesar 0,065. Uji hemolisis menunjukkan bahwa protein hidrolisat kacang hijau menyebabkan sedikit lisis terhadap sel darah merah dengan persentase sebesar 2%

SIMULASI ALAT MUSIK PIANO

Piano merupakan salah satu alat musik yang digemari kalangan masyarakat luas, dimana pengetahuan tentang tata cara memainkan piano didapat baik secara autodidak maupun secara formal. Begitu juga dengan model–model piano sekarang ini bermacam-macam, sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin maju. Bagi seorang pemusik terutama seorang pianis dapat menciptakan sebuah lagu atau sebuah musik hanya dengan menggunakan piano saja tanpa memerlukan alat musik yang lainnya. Maka dari itu, diperlukan pengetahuan dan penguasaan tentang teori memainkan piano agar dalam prakteknya dapat memainkan piano dengan bagus

Arginine-rich cross-linking peptides with different SV40 nuclear localization signal content as vectors for intranuclear DNA delivery

The major barriers for intracellular DNA transportation by cationic polymers are their toxicity, poor endosomal escape and inefficient nuclear uptake. Therefore, we designed novel modular peptide-based carriers modified with SV40 nuclear localization signal (NLS). Core peptide consists of arginine, histidine and cysteine residues for DNA condensation, endosomal escape promotion and interpeptide cross-linking, respectively. We investigated three polyplexes with different NLS content (10 mol%, 50 mol% and 90 mol% of SV40 NLS) as vectors for intranuclear DNA delivery. All carriers tested were able to condense DNA, to protect it from DNAase I and were not toxic to the cells. We observed that cell cycle arrest by hydroxyurea did not affect transfection efficacy of NLS-modified carriers which we confirmed using quantitative confocal microscopy analysis. Overall, peptide carrier modified with 90 mol% of SV40 NLS provided efficient transfection and nuclear uptake in non-dividing cells. Thus, incorporation of NLS into arginine-rich cross-linking peptides is an adequate approach to the development of efficient intranuclear gene delivery vehicles. (C) 2017 Elsevier Ltd. All rights reserved.Peer reviewe

The empirical equilibrium structure of diacetylene

High-level quantum-chemical calculations are reported at the MP2 and CCSD(T) levels of theory for the equilibrium structure and the harmonic and anharmonic force fields of diacetylene, HCCCCH. The calculations were performed employing Dunning's hierarchy of correlation-consistent basis sets cc-pVXZ, cc-pCVXZ, and cc-pwCVXZ, as well as the ANO2 basis set of Almloef and Taylor. An empirical equilibrium structure based on experimental rotational constants for thirteen isotopic species of diacetylene and computed zero-point vibrational corrections is determined (r_e^emp: rC-H=1.0615 A, rCtripleC=1.2085 A, rC-C = 1.3727 A) and in good agreement with the best theoretical structure (CCSD(T)/cc-pCV5Z: rC-H=1.0617 Angstrom, rCtripleC=1.2083 A, rC-C=1.3737 A). In addition, the computed fundamental vibrational frequencies are compared with the available experimental data and found in satisfactory agreement.Comment: 12 pages, accepted for publication in J. Mol. Spectros