25 research outputs found

    PENGARUH PENGETAHUAN IBU DAN SIKAP TERHADAP PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI DUSUN SISWO MULIO TIMUR DESA KWALA BEGUMIT STABAT KABUPATEN LANGKAT

    Get PDF
    Diarrhea is a condition in which a person suffers from loose stools, watery stools, can be mixed with blood and mucus, sometimes accompanied by vomiting. Diarrhea is still the biggest cause of death for children under five years old in the world. According to the United Nations International Child's Emergency Fund (UNICEF), every second one toddler dies of diarrhea, Ridwan Amiruddin, (2007). In carrying out her role as a mother, it cannot be separated from the knowledge relationship she has. the knowledge possessed by the mother, the diarrhea prevention actions taken in toddlers will make the toddlers recover and be healthy. So that toddlers who suffer from diarrhea are handled well and do not cause complications due to diarrhea they experience. The purpose of this study was to determine the relationship between mother's knowledge and attitudes towards preventing diarrhea in toddlers in Siswo Mulio, Kwala Begumit Langkat. This type of research uses the type of research that is analytic observation with a cross sectional research design. The total sampling used in this study was 34 mothers who have toddlers. The data analysis technique carried out by the researcher was a closed questionnaire to the respondents as many as 24 questions, namely 12 questions for the independent variable and 12 questions for the dependent variable, then the variable answer interval was formulated using the Sturgers formula. The results showed that of the 34 mothers who became respondents, the level of knowledge of the respondents was good amounted to 11 people (32.4%), sufficient level of knowledge amounted to 17 people (50%) and the level of poor knowledge amounted to 6 people (17.6%).  Based on the attitude of the respondents to the prevention of diarrhea in toddlers, there were 8 good (23.5%), moderate 23 people (67.6%), and 3 bad people (8.8%). The results of the research analysis that has been carried out show that the majority of respondents have sufficient knowledge as many as 17 people (50%) and the majority have sufficient attitudes as many as 23 people (67.6%) and the number of respondents with poor knowledge is 6 people (17.6%) with bad attitudes as many as 3 people (8.8%). Statistical test results obtained p = 0.001 stating that there is a relationship between maternal knowledge and attitudes towards prevention of diarrhea in toddlers in Siswo Mulio Timur Hamlet, Kwala Begumit Village, Stabat District, Langkat Regency with p = 0.001. The mother's role in implementing and preventing diarrhea requires knowledge, because knowledge is one of the components of an important predisposing factor

    PEMBINAAN MASYARAKAT TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

    Get PDF
    Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh Virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Beberapa faktor yang diduga yang mempengaruhi adalah faktor perilaku dalam bentuk domain perilaku yaitu pengetahuan, sikap dan praktik dalam pelaksanaan pencegahan pada ibu–ibu rumah tangga beserta keluarganya, serta faktor pendukungnya adalah faktor ekonomi, sosial budaya, dan pendidikan, serta faktor lingkungan yang mendasari terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD). Metode yang digunakan deskriptif observasional dengan 30 peserta yang merupakan masyarakat Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan. Tim PkM memberikan materi yang dimaksud 1) Pengertian penyakit demam berdarah, 2) Penyebab penyakit demam berdarah 3) Tanda dan gejala penyakit demam berdarah, 4) Komplikasi penyakit demam berdarah, dan 5) Pencegahan penyakit demam berdarah. Dari hasil evaluasi diperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta atau partisipan tentang 1) Pengertian penyakit demam berdarah (DBD) mayoritas buruk sebanyak 28 orang, 2) Penyebab penyakit demam berdarah (DBD) mayoritas buruk sebanyak 28 orang, 3) Tanda dan gejala penyakit demam berdarah (DBD) mayoritas buruk sebanyak 28 orang, 4) Komplikasi penyakit demam berdarah (DBD) mayoritas seluruh peserta belum mengetahui sebanyak 30 orang dan 5) pencegahan penyakit demam berdarah (DBD) yang benar seluruh peserta belum mampu sebanyak 30 orang sedangkan setelah pelaksanaan kegiatan: 1) Pengertian DBD mayoritas baik sebanyak 28 orang, 2) Penyebab DBD mayoritas baik sebanyak 26 orang, 3) Tanda dan gejala DBD mayoritas baik sebanyak 28 orang, 4) Komplikasi DBD mayoritas baik sebanyak 18 orang, dan 5) Pencegahan DBD yang benar seluruh peserta sudah mampu sebanyak 26 orang. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dikarenakan masyarakat punya keinginan besar untuk mencegah terjadinya demam berdarah (DBD) dan merawat penderita DBD dirumah. Pengetahuan merupakan domain penting dan faktor awal seseorang untuk berperilaku. Pengetahuan membentuk keyakinan peserta sehingga dapat memahami tentang penyakit demam berdarah dengan tepat

    Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Peningkatan Berat Badan pada Akseptor Kb

    Get PDF
    Alat kontrasepsi hormonal mempunyai sifat kimiawi sehingga memiliki efek samping yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi non hormonal seperti alat kontrasepsi mantap. Efek samping dari kontrasepsi hormonal salah satunya yaitu peningkatan berat badan (BKKBN, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan pada Akseptor KB. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti mencari hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan pada akseptor KB. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah kontrasepsi hormonal. Variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah peningkatan berat badan. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada bulan Januari 2016 - Nopember 2016. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh akseptor KB lama yang menggunakan kontrasepsi hormonal maupun non hormonal yang tercatat di register pada bulan Januari – Nopember 2016 yang berjumlah 58 orang. Analisa penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Berdasarkan perbandingan Chi-Square Hitung dengan Chi-Square tabel, dari hasil analisis diperoleh Chi-Square Hitung sebesar 7,721 sementara diketahui bahwa nilai Chi-Square Tabel untuk α = 5% (0.05), db = 1 sebesar 3, 481. Karena Chi-Square Hitung > Chi-Square Tabel maka Ho ditolak. Dari hasil analisis diketahui nilai Asymp.Sig adalah 0,005, dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai α = 5% (0,05). Dengan demikian diputuskan menolak Ho. Berarti kesimpulannya ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan pada akseptor KB. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan. Frekuensi terbanyak adalah akseptor KB dengan penggunaan kontrasepsi hormonal > 6 bulan sebanyak 34 orang (68 %) dan yang mengalami peningkatan berat badan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal > 6 bulan juga merupakan frekuensi terbanyak sebanyak 28 orang (82 %)

    Hubungan Pelaksanaan Oral Hygiene dengan Kejadian Infeksi Rongga Mulut pada Pasien dengan Penurunan Kesadaran di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan

    Get PDF
    Oral Hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi. Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau sepenuhnya oleh perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan oral hygiene pada pasien penurunan kesadaran dengan kejadian infeksi pada rongga mulut di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan rancangan Cross Sectional pada 30 responden pasien dengan penurunan kesadaran di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Variabel independen penelitian ini adalah pelaksanaan Oral Hygiene dan variabel dependen penelitian ini adalah kejadian infeksi rongga mulut. Data dikumpulkan melalui observasi dan menggunakan instrumen berupa checklist. Hasil penelitian bahwa ada hubungan yang bermakna secara signifikan antara pelaksanaan oral hygiene dengan kejadian infeksi rongga mulut dengan batas kemaknaan α < 0.05. Didapatkan p = 0,00, sehingga 0,00 < 0.05. Disarankan perawat meningkatkan pelaksanaan oral hygiene dengan cara mengikuti SOP yang ada diruangan

    Hubungan Fungsi Keluarga Bidang Kesehatan terhadap Relaps Penderita Asma Bronkhiale di Pantai Labu Deli Serdang

    Get PDF
    Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan. Buruknya kualitas udara dan berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penderita asma,'' (Faisal, 2007). Penelitian di Amerika Serikat mendapatkan prevalensi asma sekitar 3%, sementara di Inggris angkanya adalah sekitar 5%. Penelitian pada guru-guru di India menghasilkan prevalensi asma sebesar 4,1 %, sementara laporan dari Taiwan menunjukkan angka 6,2%. Di negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Singapura, bronkitis, emfisema dan asma merupakan penyebab kematian ke delapan (Arief,  2009). Dukungan keluarga diharapkan mampu dapat menekan frekuensi kekambuhan asma bronkial yang berupa dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dan dukungan emosional. Keberhasikan pengobatan tidak saja ditentukan oleh obat anti asma, tetapi juga oleh kepatuhan minum obat dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan pencegahan timbulnya serangan asma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Hubungan Tugas Kesehatan Keluarga Terhadap Pencegahan Kekambuhan Pasien Asma Bronkhiale di Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Desain penelitian ini bersifat Deskriptif Korelasi rancangan penelitian cross sectional. Dari 39 responden mayoritas memiliki tugas keluarga dibidang kesehatan cukup jumlah responden 21 orang (53,8%) dengan pencegahan kekambuhan asma bronkial mayoritas baik sebanyak 21 responden (53,8%), dan tugas keluarga dibidang kesehatan kurang baik  dengan jumlah responden 7 (17,9%) dengan pencegahan kekambuhan asma bronkial buruk sebanyak 2 responden (5,1%). Dengan uji statistik chi – square didapatkan hasil p = 0,000 berarti p < 0,05 dapat disimpulkan bahwa “ Ada Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Sikap dalam Pencegahan Kekambuhan Asma Bronkial di Panti Labu Kabupaten Deli Serdang“.Kesimpulan bahwa dukungan keluarga sangat memegang peranan penting untuk terjadi atau tidaknya relaps pada penderita Asthma Bronchiale. Saran hasil penelitian ini bisa berguna untuk menambah wawasan dan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya terhadap Upaya Pencegahan kekambuhan asma bronkiale

    HUBUNGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN INFEKSI RONGGA MULUT PADA PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN

    Get PDF
    Oral Hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi. Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau sepenuhnya oleh perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan oral hygiene pada pasien penurunan kesadaran dengan kejadian infeksi pada rongga mulut di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan rancangan Cross Sectional pada 30 responden pasien dengan penurunan kesadaran di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Variabel independen penelitian ini adalah pelaksanaan Oral Hygiene dan variabel dependen penelitian ini adalah kejadian infeksi rongga mulut. Data dikumpulkan melalui observasi dan menggunakan instrumen berupa checklist. Hasil penelitian bahwa ada hubungan yang bermakna secara signifikan antara pelaksanaan oral hygiene dengan kejadian infeksi rongga mulut dengan batas kemaknaan α < 0.05. Didapatkan p = 0,00, sehingga 0,00 < 0.05. Disarankan perawat meningkatkan pelaksanaan oral hygiene dengan cara mengikuti SOP yang ada diruangan

    GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT ANEMIA DI DESA KWALA BEGUMIT KABUPATEN LANGKAT

    Get PDF
    ABSTRAK   Anemia pada kehamilan merupakan anemia karena kekuranga zat besi. Dan merupakan jenis anemia yang pengobatanya relatip mudah, bahkan murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah Nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia  (Manuaba, 2010). Pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa tanggapan. Ibu hamil umumnya mengalami defisiensi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil dalam pencegahan penyakit anemia di Desa Kwala Begumit Kabupaten Langkat. Penelitian dalam studi ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif. Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah probability sampling jumlah sampel yang terkumpul dalam penelitian ini berjumlah 68 keluarga di Desa Kwala Begumit Kabupaten Langkat periode Januari-Maret 2019. Tehnik Analisa data yang digunakan adalah editing, coding, sorting, entry data dan cleaning. Hasil penelitian mayoritas usia responden berumur 21 - 40 Tahun sebanyak 47 orang (69,22 %) sedangkan responden yang berumur 12 - 25 Tahun sebanyak 21 orang (30,88 %), dan responden yang berumur 41 - 50 Tahun tidak ditemui, responden yang berpendidikan SD berjumlah 27 orang (39,7 %), SLTP berjumlah 28 orang (41,1 %), SLTA dan D3/S1/Sederajat masing-masing berjumlah 7 orang (10,1 %), mayoritas memperoleh sumber informasi melalui Tenaga kesehatan berjumlah 22 orang (32,4%), Kerabat/Keluarga berjumlah 18 orang (26,4%), Media cetak berjumlah 12 orang (17,6%) dan melalui Media elektronik berjumlah 16 orang (23,6%), mayoritas pekerjaan ibu  hanya sebagai IRT berjumlah 29 orang (42,6%), Bertani berjumlah 21 orang (30,9%), Wiraswasta berjumlah 15 orang (22,1%) dan PNS berjumlah 3 orang (4,4%), mayoritas tingkat pengetahuan responden cukup berjumlah 34 orang (50 %), sedangkan berpengetahuan baik hanya 20 orang (29,4 %) dan yang berpengetahuan buruk berjumlah 14 orang (20, 6 %). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil di desa kwala begumit ini terkategori cukup dikaitkan dengan media informasi yang masih kurang ditandai dengan terbatasnya sarana pelayanan kesehatan yang berpusat di Puskesmas Desa Kwala Begumit untuk dipergunakan oleh 15 dusun yang ada di desa ini. Namun, keterbatasan fasilitas dan tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor penghambat seorang ibu hamil untuk mendapatkan pengetahuan yang baik dan menentukan sikap yang baik dalam pencegahan penyakit anemia.ABSTRACT   Anemia in pregnancy is anemia due to iron deficiency. And is a type of anemia that the treatment is relatively easy, even cheap. Anemia in pregnancy is a national problem because it reflects the value of the socio-economic well-being of the community and its influence is very large on the quality of human resources (Manuaba, 2010). Knowledge of pregnant women about health, especially anemia will affect the behavior of pregnant women in the implementation of anemia prevention programs, these attitudes can be a response. Pregnant women generally suffer from iron deficiency so they only give a small amount of iron to the fetus needed for normal iron metabolism. This study aims to determine the description of the knowledge of pregnant women in the prevention of anemia in the Village of Kwala Begumit, Langkat Regency. Research in this study uses descriptive research. The sampling technique in this study is the probability sampling of the number of samples collected in this study amounting to 68 families in the Kwala Begumit Village, Langkat Regency in the January-March 2019 period. Data analysis techniques used were editing, coding, sorting, data entry and cleaning. The results of the majority of respondents aged 21-40 years were 47 people (69.22%) while respondents aged 12-25 years were 21 people (30.88%), and respondents aged 41-50 years were not found, respondents who were elementary school education numbered 27 people (39.7%), junior high school numbered 28 people (41.1%), high school and D3 / S1 / equivalent amounted to 7 people (10.1%), the majority obtained information sources through health workers totaling 22 people (32.4%), Relatives / Family totaling 18 people (26.4%), Print media totaling 12 people (17.6%) and through electronic media totaling 16 people (23.6%), the majority of jobs mothers only as IRT are 29 people (42.6%), farming is 21 people (30.9%), entrepreneurs are 15 people (22.1%) and civil servants are 3 people (4.4%), the majority of the level of knowledge there were only 34 respondents (50%), while 20 people (29.4%) had good knowledge and 14 people (20, 6%) had poor knowledge. From this study it can be concluded that the knowledge of pregnant women in the village of Kwala Begumit is categorized as quite related to the information media which is still lacking marked by the limited health care facilities that are centered at the Puskesmas Desa Kwala Begumit to be used by 15 hamlets in this village. However, limited facilities and level of education become one of the factors inhibiting a pregnant woman to get good knowledge and determine a good attitude in preventing anemia

    HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB

    Get PDF
    Alat kontrasepsi hormonal mempunyai sifat kimiawi sehingga memiliki efek samping yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi non hormonal seperti alat kontrasepsi mantap. Efek samping dari kontrasepsi hormonal salah satunya yaitu peningkatan berat badan (BKKBN, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan pada Akseptor KB. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti mencari hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan pada akseptor KB. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah kontrasepsi hormonal. Variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah peningkatan berat badan. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada bulan Januari 2016 - Nopember 2016. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh akseptor KB lama yang menggunakan kontrasepsi hormonal maupun non hormonal yang tercatat di register pada bulan Januari – Nopember 2016 yang berjumlah 58 orang. Analisa penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Berdasarkan perbandingan Chi-Square Hitung dengan Chi-Square tabel, dari hasil analisis diperoleh Chi-Square Hitung sebesar 7,721 sementara diketahui bahwa nilai Chi-Square Tabel untuk α = 5% (0.05), db = 1 sebesar 3, 481. Karena Chi-Square Hitung > Chi-Square Tabel maka Ho ditolak. Dari hasil analisis diketahui nilai Asymp.Sig adalah 0,005, dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai α = 5% (0,05). Dengan demikian diputuskan menolak Ho. Berarti kesimpulannya ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan pada akseptor KB. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan. Frekuensi terbanyak adalah akseptor KB dengan penggunaan kontrasepsi hormonal > 6 bulan sebanyak 34 orang (68 %) dan yang mengalami peningkatan berat badan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal > 6 bulan juga merupakan frekuensi terbanyak sebanyak 28 orang (82 %)

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA DALAM PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA PEMATANG LALANG

    Get PDF
    Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat desa dapat diperoleh melalui pendataan terhadap masyarakat desa tentang Perilaku Hidup yang Bersih dan Sehat (PHBS). Masalah sanitasi dasar sebagai bagian dari lingkungan masih merupakan masalah yang cukup besar di Indonesia, seperti terbatasnya ketersediaan dan akses air bersih, rendahnya akses sanitasi, masih rendahnya capaian rumah sehat dan lingkungan sehat, tingginya polusi udara akibat kebakaran hutan dan kendaraan, diperberat dengan masih rendahnya proporsi Rumah Tangga dengan PHBS baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Perilaku Keluarga Dalam Penerapan Hidup Bersih Dan Sehat Di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian dalam studi ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif. Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah Insidental Sampling  jumlah sampel yang terkumpul dalam penelitian ini berjumlah 68 keluarga di Desa Pematang Lalang. Tehnik Analisa data yang digunakan adalah editing, coding, sorting, entry data dan cleaning. Hasil penelitian mayoritas berpendidikan SD berjumlah 27 orang (39,7 %), SLTP berjumlah 28 orang (41,1 %), SLTA dan D3/S1/Sederajat masing-masing berjumlah 7 orang (10,1 %). Mayoritas memperoleh sumber informasi melalui Tenaga kesehatan berjumlah 22 orang (32,4%), Kerabat/Keluarga berjumlah 18 orang (26,4%), Media cetak berjumlah 12 orang (17,6%) dan melalui Media elektronik berjumlah 16 orang (23,6%), dari 68 responden mayoritas pekerjaannya bertani berjumlah 50 orang (73,5 %), Wiraswasta berjumlah 15 orang (22,1%) dan PNS berjumlah 3 orang (4,4%). Setelah data diolah menunjukkan bahwa tugas keluarga dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Desa Pematang Lalang Tahun 2018, mayoritas cukup diperoleh sebanyak 41 keluarga (60,3 %) dan minoritas kurang baik sebanyak 13 keluarga (19,1 %). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tugas keluarga dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan ini terkategori cukup dikaitkan dengan media informasi yang masih kurang ditandai dengan terbatasnya sarana pelayanan kesehatan dan jarak yang cukup jauh dari lokasi masyarakat yang berpusat di Puskesmas Tanjung Rejo untuk dipergunakan oleh desa-desa yang ada di kecamatan ini. Disini sangatlah penting peranan tenaga kesehatan untuk meningkatkan peran keluarga dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dengan memberikan pendidikan melalui penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat

    PENGARUH PEMBERIAN REMINISCENCE THERAPY UNTUK MENURUNKAN STRESS PADA PENDERITA GANGGUAN JANTUNG

    Get PDF
    Stres adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Gangguan jantung akan menyebabkan seseorang sesak nafas dan cepat lelah baik dalam keadaan beraktivitas ataupun dalam keadaan istirahat. Penelitian ini bertujuan menguji efektifitas Reminiscence therapy dalam upaya menurunkan stres pada penderita gangguan jantung RSUD Dr. Pirngadi Medan dan RSUP H. Adam Malik Medan. Desain penelitian kuasi eksperimen pre test – post test dengan grup kontrol. Sampel 68 penderita gangguan jantung, terdiri dari 34 kelompok intervensi Reminiscence therapy  dan 34 kelompok kontrol. Reminiscence therapy diberikan sebanyak 5 sesi dalam jangka waktu 7 minggu dengan durasi waktu perlakuan selama 90 menit. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji statistik yang digunakan adalah paired t test dan Anova. Hasil penelitian pada Reminiscence therapy menunjukkan (p<0,05) yang bermakna terdapat perbedaan penurunan stres sebelum terapi Reminiscence therapy dengan setelah terapi Reminiscence therapy sehingga Reminiscence therapy bermanfaat untuk menurunkan stres penderita gangguan jantung. Uji Anova Fhitung < Ftabel dan harga p > 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan secara signifikan penurunan stres pada kelompok Reminiscence therapy. Terapi ini dapat direkomendasikan untuk digunakan pada penderita gangguan jantung yang mengalami stres
    corecore