13 research outputs found
Mediation of Social Support on The Effect of Self Disclosure on Psychological Well-being in Unmarried Early Adults in Malang City
This study aims to determine how big influence self-disclosure has on psychological well-being with social support mediation in unmarried early adults in Malang City. The study was conducted using quantitative methods with participants from Malang City residents who aged between 18-40 years old and were unmarried. The data were collected by using a questionnaire containing questions or statements regarding the variables to be measured which will be distributed through Google Form. The collected data were analyzed using normality test, linearity test, and regression test. The results indicated that social support affects psychological well-being than self-disclosure itself. In this study, face-to-face interaction was what created the interaction.
Keywords: self-disclosure, psychological well-being, social support, early adulthoo
Student’s Evaluation on the Use of Learning Media During Pandemic
This research aims to find out student assessments of the learning media used during the Covid-19 pandemic. We tested several learning media used, first is the WhatsApp group, zoom, and Learning Management System (LMS) used by campus. Descriptive statistic from 616 people (24.28% were male), we found that the use of text-based synchronus learning media was more desirable than the use of existing video or LMS. Positive ratings are mainly on the frequent use, effectiveness, flexibility, speed, and cheap. However, in terms of interactive abilities, clarity of information, and fun media, google meet combination with zoom better than other media trough synchrous audio-video communcation. In other hand, Campus’s LMS were lowest on mostly dimentions that used in this research.
Keywords: LMS, effectiveness, pandemi
PELATIHAN MINDFULNESS UNTUK MENGATASI BURN OUT KEPADA PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI KOTA MALANG
Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) adalah pekerja sosial yang mendampingi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH dalam menerima bantuan. Dalam pelaksanaannya pendamping PKH memiliki banyak resiko terkena burnout karena beban pekerjaan yang berlebih, diantaranya tidak sesuainya tugas pokok yang harus dikerjakan, jarak tempuh antara tempat kerja dan tempat tinggal, serta banyaknya KPM yang harus didampingi. Burnout adalah kondisi stres kronis dimana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional yang diakibatkan pekerjaannya. Mindfulness adalah sebuah teknik meditasi yang dapat mengurangi burnout. Pelatihan mindfulness ini dilakukan untuk mengurangi burn out pada pendamping PKH di Kota Malang. Pelatihan terdiri dari 8 sesi yang terdiri dari: 1) perkenalan & gambaran singkat mindfulness; 2) meditasi pernapasan; 3) menyadari sensasi tubuh; 4) penghargaan; 5) membuka kesadaran dan menerima perasaan; 6) membebaskan diri dari hasrat; 7) menerapkan mindfulness dan 8) penutup. Pre-test dan Post-test dilakukan untuk mengukur keberhasilan pelatihan menggunakan alat ukur Maslach Burnout Inventory-Human-Services Survey (MBI-HSS). Hasil pre-test menunjukkan skor rata-rata 56, yang menunjukkan bahwa burnout pada pendamping PKH berada pada kategori sedang. Hasil post-test dari pelatihan mindfulness ini menunjukkan adanya penurunan skor burnout rata-rata sebesar 8.5 sehingga dapat disimpulkan pelatihan mindfulness berhasil mengurangi burn out pada pendamping PKH Kota Malang. Mindfulness perlu diterapkan lebih lama untuk mendapatkan skor yang lebih baik lagi dalam mengurangi burnout. Diharapkan dengan berkurangnya burnout pada pendamping PKH maka akan dapat meningkatkan kinerja para pendamping PKH dalam mendampingi KPM PK
Pendampingan Kegiatan Posyandu Lansia Guna Meningkatkan Persepsi Terhadap Pentingnya Senam Lansia
Seiring bertambahnya usia lansia menyebabkan fungsi organ tubuh menurun sehingga mereka lebih rentan terkena penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, dan lain-lain. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan adalam senam lansia. Manfaat yang diterapkan dari senam lansia dapat meningkatkan komponen kebugaran kardio-respirasi, yaitu peningkatan efisiensi jantung, paru, dan sistem dalam pembuluh darah dalam mengirimkan oksigen ke seluruh paru-paru. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan persepsi dan antusias lansia terhadap aktivitas fisik yaitu senam lansia. Sasaran dari kegiatan ini adalah kader lansia dan peserta posyandu lansia RW 04 Candirenggo. Metode yang dilakukan yaitu edukasi dan pendampingan pelaksanaan senam lansia selama tiga bulan serta wawancara persepsi lansia. Hasil yang didapat bahwa antusias dan persepsi lansia meningkat dengan adanya pendampingan senam lansia di Posyandu Lansia, sehingga harapan kedepannya dapat terus dilaksanakan minimal setiap sebulan sekali. Kata kunci— Lansia, Posyandu Lansia, Senam Lansia, Hipertensi Abstract As the elderly get older, the function of their organs decreases susceptibility to diseases such as heart disease, hypertension, diabetes mellitus, and others. Either the non-pharmacological therapies that can perform in gymnastics for the elderly. The benefits applied from elderly gymnastics can improve the components of cardio-respiratory fitness. The purpose of this community service is to increase the perception and enthusiasm of the elderly towards physical activity, namely elderly exercise. The targets of this activity are elderly cadres and participants in the elderly Posyandu RW 04 Candirenggo. The method used is education and assistance in the implementation of elderly gymnastics for three months and interviewing the perceptions of the elderly. The results obtained are that the enthusiasm and perceptions of the elderly have increased with the assistance of elderly gymnastics at the Elderly Posyandu so that future expectations can continue to be carried out at least once a month. Keywords— Elderly, Elderly Integrated Health Post, Elderly Gymnastics, HypertensionSeiring bertambahnya usia lansia menyebabkan fungsi organ tubuh menurun sehingga mereka lebih rentan terkena penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, dan lain-lain. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan adalam senam lansia. Manfaat yang diterapkan dari senam lansia dapat meningkatkan komponen kebugaran kardio-respirasi, yaitu peningkatan efisiensi jantung, paru, dan sistem dalam pembuluh darah dalam mengirimkan oksigen ke seluruh paru-paru (Handayani et al., 2020). Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan persepsi dan antusias lansia terhadap aktivitas fisik yaitu senam lansia. Sasaran dari kegiatan ini adalah kader lansia dan peserta posyandu lansia RW 04 Candirenggo. Metode yang dilakukan yaitu edukasi dan pendampingan pelaksanaan senam lansia selama 3 bulan serta wawancara persepsi lansia. Hasil yang didapat bahwa antusias dan persepsi lansia meningkat dengan adanya pendampingan senam lansia di Posyandu Lansia, sehingga harapan kedepannya dapat terus dilaksanakan minimal setiap sebulan sekali
Correlation of Learning Media Types to Online Disinhibition Effects in Online Lectures
The use of media affects how college students interact with lecturers, including the tendency of students to be more active in the learning process. The purpose of this research is to find out whether there is a relationship between the type of media and the online disinhibition effect in the online lecture process. Data were obtained from 616 respondents who filled out online questionnaires and used Kendall’s tau analysis to test the research questions. The results of the analysis showed that there was no significant relationship between the type of media and the level of online disinhibition effect (rτ equals .02, p equals .56). This is because the closeness of the interaction in the online class that occurs is able to match the interaction in the offline class and everyone in the class already knows each other, so that whatever media used is not related to the level of online disinhibition effect
Factors Affecting Digital Literacy in Young Adults
The purpose of this study was to find out the influence of demographic factors, internet use, and smartphone use on young adult digital literacy. This is a quantitative research. The research subjects were young adults aged between 18-24 years using convenience sampling so that 184 people were collected. The research instrument uses a digital literacy scale, The Questionnaire of Experiences Related to the Internet (TQERI) and The Questionnaire of Experiences Related to the Mobile Phone (TQERMP). Data collection was carried out online via Google form for 7 days in July 2022. Based on the results of data analysis, it was found that partially only smartphone use had a significant effect on digital literacy (sig = .069) while internet use did not. But simultaneously, both significantly affect digital literacy (sig= .001). Both can predict 8.2% of digital literacy. The influencing demographic factor is sex, especially women who tend to have higher digital literacy than men (sig=.024, =-1.012). The demographic factor of the area of residence cannot predict the level of digital literacy (sig=.935, =-.182).
Keywords: digital literacy, internet, smartphone, demographi
Adaptation of the Online Disinhibition Effect Scale
The phenomenon of online disinhibition prompts individuals to relax their internal boundaries, as they can deviate from social norms, particularly in virtual environments. Individuals tend to engage in behaviors that may cause disruption to others and pose potential harm to themselves. We assume that internet usage is expected to remain significant in the coming years, so a tool is needed to assess this phenomenon. We use The Confirmatory Factor Analysis tool to test adapted version of The Online Disinhibition Effect scale from English to Bahasa Indonesia. The analysis findings indicated that the tool is suitable for characterizing the online disinhibition effect X2 (6, 252)=.48, p=.49. It means that this instrument is suitable for use in Indonesia.
Keywords: Instruments, ODE, onlin
Pelatihan Keterampilan Sosial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri Muhammadiyah Malang
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan panti asuhan, terdapat karakteristik kebutuhan psikologis yaitu kepribadian inferior, pasif, apatis, menarik diri, mudah putus asa, dan penuh dengan ketakutan dan kecemasan yang membuat kemungkinan kesulitan dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan keterampilan sosial kepada anak-anak asuh agar dapat terampil dalam interaksi sosialnya. Pelatihan keterampilan sosial untuk anak-anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri Muhammadiyah Malang dilakukan pada 27-28 Juli 2019 dan 4 Agustus 2019 di Aula Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri Muhammadiyah Malang. Peserta sebanyak 30 orang dengan 5 instruktur dari Universitas Negeri Malang. Hasil pengabdian masyarakat melalui pelatihan Keterampilan Sosial adalah p < 0.05 dan ada perbedaan mean pre dan posttest sehingga disimpulkan ada pengaruh pelatihan Keterampilan Sosial terhadap kemampuan sosial anak-anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri Muhammadiyah
Training on How Students Choose Their Academic Career Paths
The lack of knowledge that students face in choosing their careers is one of the issues for those who want to continue their education. Vocational High School (SMK) graduates hope to get a job after graduation rather than continue their study. However, it does not preclude the possibility that they will continue their studies at the higher education level. Therefore, this training aims to enhance participants’ capacity to plan their career paths, particularly for higher education. The first step in the training process is distributing the material, followed by a workshop. A lecture introduces the subject matter, and a workshop setting involves participatory action research. The evaluation’s findings demonstrate that students’ knowledge and skills improve due to the training received, and they can better comprehend the career path they will eventually pursue.
Keywords: career choice, advanced studies, vocational high schoo
PENGEMBANGAN PERMAINAN KONSTRUKTIF KATA SEBAGAI ALAT UKUR KEMAMPUAN BERBAHASA PADA SISWA KELAS III SDN KARANGBESUKI 1 DAN 2
ABSTRAK  Mantara, Angga Yuni. 2014. Pengembangan Permainan Konstruktif Kata Sebagai Alat Ukur Kemampuan Berbahasa Pada Siswa Kelas III SDN Karangbesuki 1 dan 2. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Diyah Sulistiyorini, S.Psi., M.Psi. (II) Gama Rahmita Ureka Hakim, S. Psi., M.Psi.  Kata Kunci: alat ukur, kemampuan berbahasa, permainan konstruktif kata.  Bahasa merupakan pembelajaran yang pertama kali diterima oleh anak. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mereka menyampaikan keinginan dan memberikan penjelasan kepada orang lain. Kemampuan berbahasa pada anak usia tertentu seringkali dikaitkan dengan kecerdasan anak tersebut yang dilihat dari usia pertama kali bisa berbicara dengan lancar. Namun, ada kalanya kesulitan berbahasa pada anak menimbulkan gangguan belajar tersendiri yang menyebabkan prestasi mereka tidak sesuai dengan seharusnya. Maka diperlukan alat ukur untuk mengukur kemampuan berbahasa anak untuk memberikan pemahaman tentang kemampuan berbahasa itu sendiri kepada orang lain. Untuk melakukan pengukuran kemampuan berbahasa anak diperlukan metode yang mumpuni dan menyenangkan, salah satunya dengan metode permainan konstruktif kata. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat ukur kemampuan berbahasa pada siswa kelas tiga sekolah dasar dengan permainan konstruktif kata. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk dan mengembangkan produk tersebut untuk menjadi instrumen yang siap pakai, dipercaya, dan mempunyai nilai keajegan yang tinggi. Prosedur yang dilakukan melalui 7 langkah yang meliputi analisa kebutuhan, perancangan desain, implementasi desain, validasi ahli, revisi permainan, uji kelayakan, dan perbaikan produk. Permainan diujikan kepada siswa kelas tiga sekolah dasar. Permainan konstruktif kata merupakan permainan berpasangan. Salah satunya bertindak sebagai pemain, dan yang lain sebagai interpretator. Tugas interpretator yakni memberikan petunjuk utama kepada pemain tentang kelompok kata yang dimaksud dan memberikan respon kepada pemain apabila pemain memberikan petunjuk yang berusaha merujuk pada kata yang dimaksud. Sedangkan tugas pemain ialah menebak petunjuk utama yang diberikan dengan memberikan serangkaian kata yang berusaha merujuk pada petunjuk dan menebak kata apa yang dimaksud dalam permainan. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa permainan konstruktif kata mampu dalam mengukur kemampuan berbahasa siswa. Hal ini dilihat dari tingkat validitas berkisar 0,50 – 0,69 dan koefisien reliabilitas terletak pada 0,73 yang tergolong tinggi. Permainan ini menggunakan kata atau frase terhadap beberapa hal yang berada disekitar anak sehingga mampu menggambarkan kemampuan anak dalam kondisi sehari-hari. Berdasarkan hasil pengembangan ini, disarankan (1) sebaiknya permainan ini mampu digunakan dalam metode pembelajaran, baik tentang materi bahasa ataupun materi lain yang mampu diaplikasikan dengan permainan ini. (2) bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variasi kosa kata yang diujikan, subjek uji permainan, ataupun menggunakan kosa kata dari tes yang telah terstandar. Apabila dimungkinkan, permainan ini mampu diterapkan pada rentang tingkat lain.