186 research outputs found

    Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persentase Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) di Jawa Timur Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline Truncated

    Get PDF
    Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah kejahatan yang cukup tinggi setelah Sumatra Utara dan DKI Jakarta. Data Kepolisian Negara Daerah Jawa Timur menyatakan bahwa jumlah kejahatan di Jawa Timur sebanyak 29.960 kasus, dengan kasus terbanyak di setiap kabupaten/kota adalah pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Pada penelitian ini memodelkan persentase pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Jawa Timur dengan 4 variabel yang diduga berpengaruh. Metode yang dipilih adalah regresi nonparametrik spline truncated. Metode tersebut dipilih karena spline merupakan metode yang fleksibel dan pada model ini cenderung mencari sendiri estimasi data. Dalam pemodelan ini terdapat titik knot. Pemilihan titik knot optimum dilakukan dengan cara memilih nilai GCV paling minimum. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan semua variabel prediktor berpengaruh terhadap pencurian kendaraan bermotor (curanmor), yaitu tingkat pengangguran terbuka, kepadatan penduduk, persentase penduduk miskin, dan persentase penduduk yang tidak pernah sekolah, dengan nilai koefisien determinasi sebesar 97.42 %

    Regresi Nonparametrik Spline Truncated untuk Memodelkan Persentase Unmet Need di Kabupaten Gresik

    Get PDF
    Kabupaten Gresik merupakan wilayah yang mengalami penurunan persentase unmet need sehingga pada tahun 2017 menjadi urutan terendah kedua di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 15,6%. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti petugas penyuluh informasi, tempat pelayanan KB, persentase keluarga miskin dan persentase pendidikan terakhir lebih dari SMA yang ditamatakan kepala keluarga diduga cukup berpengaruh dalam capaian Kabupaten Gresik dalam menangani kejadian unmet need. Metode yang sesuai digunakan dalam penelitian yaitu analisis regresi nonparametrik Spline Truncated karena data tidak membentuk sebuah pola tertentu serta menggunakan titik knot optimum berdasarkan nilai Generalized Cross Validation (GCV) yang minimum. Dalam penelitian ini, karakteristik kecamatan dengan persentase unmet need di Kabupaten Gresik sangat tinggi dan tidak memenuhi SPM. Model regresi nonparametrik spline truncated terbaik dengan menggunakan kombinasi titik knot yaitu satu titik knot pada variabel cakupan PKB/PLKB (x1), satu titik knot pada variabel cakupan tempat pelayanan KB (x2), dua titik knot pada variabel persentase keluarga miskin (x3), serta dua titik knot pada variabel persentase pendidikan terakhir lebih dari SMA yang ditamatkan oleh KK (x4). Nilai koefisien determinasi yang dihasilkan dari model ini adalah sebesar 88,09%

    Pemodelan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persentase Peserta Aktif KB Suntik di Jawa Timur Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline Truncated

    Get PDF
    Penggunaan metode kontrasepsi suntik di Jawa Timur pada akhir tahun 2015 mencapai angka 58,7%. Metode kontrasepsi suntik sering dipakai karena tingkat efektifitasnya yang tinggi. Maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi presentasepeserta KB aktif di Provinsi Jawa Timur tahun 2016 memilih memakai metode kontrasepsi suntik. Penelitian ini menggunakan analisis regresi nonparametrik spline truncated karena sifatnya yang fleksibel untuk memodelkan data yang tidak memiliki pola. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase peserta KB aktif dari alat KB suntik pada tahun 2016 di Jawa Timur sebagai variabel respon dan variable prediktor yang diduga memengaruhi adalah persentase perempuan berstatus kawin usia 15-49 tahun, jumlah anak lahir hidup dari setiap wanita usia 15-49 tahun lebih dari atau sama dengan 2, tingkat pendidikan dari setiap wanita usia 15-49 tahun minimal SLTA/sederajat dan usia kawin pertama lebih dari 19 tahun. Hasil dari penelitian ini adalah model terbaik yang didapatkan dari memilih titik knot optimum adalah regresi nonparametrik spline truncated dengan kombinasi knot (1-3-3-3).Keempat variabel prediktor dugaan, berpengaruh signifikan terhadap persentase peserta aktif alat KB suntik dengan R-Square dari model adalah sebesar 85,87%

    Pemodelan Angka Harapan Hidup di Provinsi Papua Menggunakan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Truncated

    Get PDF
    Angka Harapan Hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. Untuk dapat berumur panjang, diperlukan kesehatan yang lebih baik. Indikator ini menjadi indikator penting untuk melihat derajat kesehatan suatu masyarakat. Angka harapan hidup Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan nilai yang beragam. Kabupaten Nduga di Provinsi Papua merupakan kabupaten dengan AHH terkecil di Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Angka Harapan Hidup di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua sehingga dapat dijadikan rekomendasi guna meningkatkan nilai AHH tersebut. Variabel-variabel yang diduga mempengaruhi AHH di Provinsi Papua adalah persentase penduduk miskin (X1), morbiditas (X2), kebiasaan merokok (X3), cakupan imunisasi (X4), serta rasio dokter (X5). Metode yang akan digunakan adalah Regresi Nonparametrik Spline Truncated. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata Angka Harapan Hidup di Provinsi Papua pada tahun 2017 adalah 64.47. Angka Harapan Hidup tertinggi terdapat di Kabupaten Mimika yaitu sebesar 71.93 sedangkan Angka Harapan Hidup terendah terdapat di Kabupaten Nduga yaitu sebesar 54.6. Model regresi nonparametrik Spline terbaik untuk memodelkan Angka Harapan Hidup di Provinsi Papua pada tahun 2017 adalah model dengan menggunakan kombinasi titik knot 3,3,3,3,2. Nilai R2 yang diperoleh cukup tinggi yaitu sebesar 89.35%

    Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persentase Wanita Aktif KB di Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline Truncated

    Get PDF
    Program KB yang dikelola oleh BKKBN merupakan upaya pemerintah untuk mengendalikan fertilitas di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan faktor yang diduga mempengaruhi persentase wanita aktif KB di Provinsi Jawa Tengah menggunakan metode regresi nonparametrik spline truncated. Metode ini dipilih karena empat variabel prediktor yang diduga berpengaruh memiliki perubahan pola data pada sub-sub interval tertentu. Variabel prediktor yang digunakan adalah jumlah PPKBD, jumlah klinik KB, persentase wanita usia perkawinan pertama > 17 tahun, dan persentase wanita bekerja. Dilihat dari nilai GCV yang paling minimum, model terbaik adalah menggunakan tiga titik knot (3,3,3,3) dengan unit observasi sebanyak 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Hasil pengujian signifikansi parameter menunjukkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian berpengaruh signifikan terhadap persentase wanita aktif KB di Jawa Tengah. Semua asumsi residual terpenuhi dengan nilai koefisien determinasi dari model sama dengan 95,24 persen

    Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Prevalensi Kusta di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline Truncated

    Get PDF
    Penyakit kusta atau lepra merupakan sebuah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2018, di tahun 2017 Indonesia menempati posisi ketiga setelah India dan Brazil sebagai negara dengan jumlah  penderita kusta terbanyak di dunia. Pada tahun 2017, Jawa Timur menempati posisi pertama di Indonesia dengan jumlah penderita kusta terbanyak di Indonesia dengan jumlah 4.183 jiwa. Batas angka prevalensi kusta yang ingin dicapai Indonesia adalah 1. Sedangkan di Provinsi Jawa Timur, masih terdapat 10 Kabupaten dari 38 Kabupaten atau Kota yang memiliki angka prevalensi di atas 1.  Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi angka prevalensi kusta yaitu Regresi Nonparametrik Spline Truncated karena pola hubungan antara angka prevalensi kusta dengan masing-masing variabel prediktor yang didapatkan tidak membentuk suatu pola tertentu. Berdasarkan model yang diperoleh, hasilnya adalah semua variabel prediktor berpengaruh signifikan terhadap angka prevalensi kusta, yaitu persentase rumah tangga berPHBS, persentase sarana air bersih, persentase jamban sehat, persentase penduduk miskin, dan persentase puskesmas per 100.000 penduduk dengan nilai koefisien determinasi sebesar 95,34%

    Investigation on the safety and probiotic potentials of yoghurts sold in Owerri metropolis in Imo State Nigeria

    Get PDF
    Investigation on the microbial safety and probiotic potentials of different yoghurt brands sold in Owerri, Imo State Nigeria, was carried out using standard microbiological procedures. Ten each, of five different brands of commercially available yoghurt packaged in plastic containers were purchased from the street vendors and shopping malls in Owerri metropolis. The mean total count of samples on Brain Heart Infusion (BHI) and De Mann Rogosa Sharpe (MRS) agar media ranged from 2.0×107 to 6.0×108 and 1.0×108 to 5.4 × 108 cfu/ml respectively. The yoghurt isolates were identified as Streptococcus and Lactobacillus species; these isolates were resistant to commonly used antibiotics and inhibited the growth of Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa from clinical samples. No viable growth of isolates was observed in simulated gastric fluid of pH 1.5 to 2.5. Slight decrease in viable count of Lactobacillus spp. from 4.0×107 to 3.0×107 cfu/ml and Streptococcus spp. from 3.0×108 to 2.0×108 cfu/ml was observed in bile of pH 8.28 to 8.30. The isolates were recovered from faecal samples two weeks after ingestion with mean count ranging from no growth (zero) to 5.8×108 cfu/ml on MRS agar media. The isolates were found to exhibit some probiotic potentials and no pathogen was isolated from samples. It is recommended that strains of microorganisms that can deliver full probiotic potentials to consumers be used in commercial yoghurt productio

    Amino acids profile, functional and sensory properties of infant complementary gruel produced from rice and defatted bambaranut flour meal

    Get PDF
    Background: The type of complementary food a child is fed should consider the energy and nutrient quality of the meal to meet the child’s growth requirement. Objective: To determine amino acid profile, functional and sensory properties of infant complementary gruel produced from rice and defatted bambaranut flour meal. Materials and methods: Rice and defatted bambaranut composite flour meal was made into blends of various proportions 90:10%, 80:20%, 70:30% and 60:40%. The amino acid profile, functional and sensory properties of the blends were analyzed. Results: Essential amino acids such as leucine(6.34g/100g-7.30g/100g), lysine (4.64g/100g-5.10g/100g),Isoleucine (3.48g/100g-3.70g/100g), phenylalanine (3.22g/100g-3.91g/100g), tryptophan (0.81g/100g-0.90g/100g), valine (3.31g/100g-4.10g/100g), methionine (2.10g/100g-2.36g/100g), histidine (2.10g/100g-2.26g/100g) and threonine (3.12g/100g-3.22g/100g) were detected; while non-essential acids such as Proline (3.10g/100g-3.30g/100g), arginine (5.02g/100g-6.38g/100g), tyrosine (2,12g/100g-3.30g/100g), cysteine (1.01g/100g-1.34g/100g), alanine (4.03g/100g-4.46g/100g), glutamic acid (11.12g/100g-13.20g/100g), glycine (3.19g/100g-4.20g/100g),serine(2.57g/100g-3.30g/100g), and aspartic acid (7.70g/100g-8.30g/100g) were also detected. The functional properties evaluated were bulk density which ranged from 0.54g/ml -0.58g/ml; water absorption capacity 141.40g/ml- 180.56g/ml; oil absorption capacity 166.32g/ml-128.21g/ml; swelling capacity 12.09g/ml-18.70g/ml; foam capacity 3.18g/ml-6.20g/ml; least gelation 3.80g/ml-7.62g/ml. Conclusion: The samples were acceptable to the panelists (nursing mothers); although sample rice based contained 10% defatted bambaranut infant complementary gruel with highest average mean score of 7.93 was most preferred
    • …
    corecore