4 research outputs found

    Nilai Functional Independence Measure Penderita Cedera Servikal Dengan Perawatan Konservatif

    Full text link
    Masalah penelitian adalah bagaimana nilai Functional Independence Measure (FIM) pasien cedera servikal dengan manajemen konservatif. Tujuan penelitian untuk menganalisis nilai Functional Independence Measure (FIM) pasien cedera servikal dengan manajemen konservatif. Metode penelitian kohor prospektif dengan observasi pada semua pasien cedera servikal yang memenuhi kriteria inklusi di bagian Bedah Saraf Rumah Sakit (RS) Dr. Hasan Sadikin Bandung. Subjek dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, trauma tunggal/multipel, akut/kronik, abnormalitas servikal, lesi komplit/inkomplit, dan ASIA impairment score. Data dianalisis menggunakan uji t dan uji chi kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 17 pasien cedera servikal yang dirawat di bagian Bedah Saraf RS Dr. Hasan Sadikin Bandung periode April 2009–April 2010. Rata-rata nilai FIM pasien cedera servikal adalah 4+1,63. Tidak terdapat hubungan umur, jenis kelamin, jenis trauma, onset trauma, dan abnormalitas servikal dengan besarnya nilai FIM pasien cedera servikal. Simpulan penelitian adalah terdapat hubungan jenis lesi cervical spine, ASIA impairment score dengan besarnya nilai FIM pasien cedera servikal. Jenis lesi cervical spine dan ASIA impairment score memiliki hubungan bermakna dengan besarnya nilai FIM pasien 6 bulan pasca cedera servikal. The research problem was how the Functional Independence Measure score (FIM) cervical injury patients with conservative management. The purpose of this study was to analyze the value of the functional independence measure (FIM) cervical injury patients with conservative management. Prospective cohort methods used to observe cervical injury in all patients who met the inclusion criteria at the Neurosurgery Hospital (Hospital) Dr. Hasan Sadikin. Subjects were grouped by age, sex, trauma, single/multiple, acute/chronic, cervical abnormalities, complete/incomplete lesions, and ASIA impairment score. Data were analyzed using t test and chi-square test. The results showed there were 17 patients with cervical injuries were treated at the Hospital of Neurosurgery Dr. Hasan Sadikin the period April 2009-April 2010. The average value of FIM cervical injury patients was 4 +1.63. There wasn\u27t relationship to age, sex, type of trauma, the onset of trauma, and cervical abnormalities with the value of FIM cervical injury patients. The conclusion, there was relationship type of cervical spine lesions, ASIA impairment score with the value of FIM of cervical injuries patients. Type the cervical spine lesions and ASIA impairment score had significant correlation with the value of FIM 6 months after injury of cervical patients

    OPTIMILASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK/PENANGGUNG PAJAK

    Get PDF
    For the renewal of the taxation has been started since 1983, the system of tax levied in our country has undergone some changes, that is from official assessment to self assessement. It means that the tax payers must calculate, estimate and pay their own unpaid tax and report regularly the amount of the unpaid and paid taxes. Adtually, when the tax payers fulfilled their obligations in accordance with the system, theoretically they are considered "done". However not all the tax payers carry it out appropriately, for example : they do not report the exact tax. Therefore, to whom it is issued the decree of tax assessment. To anticipate the unpaid tax, government has issued the law of tax assessment with force letter, which is " UU No. 19 / 2000 " as the completion of " HU No. 19 / 1959 " and " UU No. 19 / 1997 ". Based on the above law, the writer is interested in doing research in the problem of tax payers obedience in paying their tax, how to optimize the implementation of tax assessment, the problems faced in optimizing it, and how to overcome those problems. In doing, his research, he applies empirical juridicative method. This approach is meant to know the implementation of the rules or theories of the existing law, especially those which relate to tax assessment and the obedience of tax payers to pay their tax debt. The research shows that eventhough the government has tried to anticipate the tax debt by issuing the above law. It is not easy to collect the debt from the tax payers, since there are many obstacles faced by the tax collectors. Those obstacles are from tax payers ( for example : they do not know the rules and intentionally avoid their obligations ), from the Fiscus ( for example : the quality of the officials do not meet the requirements, the incomplete action of tax assessment, and the irripunctuality ) In order to enforce the law, some actions should be taken. They arc : optimizing the implementation of tax assessment by doing it on time, complete and facing the obstacles ). Sebagaimana diketahui bahwa dengan adanya pembaharuan di bidang perpajakan c yang dimulai sejak tahun 1983 maka sistem pemungutan pajal: di negara kita juga inengalami perubahan, yaitu dari Official ASSeSS177e171 menjadi sistem Self Assessmeni 1 yang berarti bahwa Wajib Pajak (WP)/Penanggung Pajak (PP) diwajibkan inenghitung, rnemperhitungkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang seharusnya terhutang dan melaporkan secara teratur jumlah pajak yang terhutang dan yang telah /dibayarnya. Sebenarnya apabila WP/PP. melaksanakan kewajibannya sesuai dengan c)sistim dimaksud, maka secara teoritis kewajiban perpajakannya itu menjadi 1"rarnpung", namun dalam kenyataannya tidak semua WP/PP. melaksanakan kewajibannya itu dengan benar, misalnya tidak melaporkan pajak sebagaimana rnestinya. Oleh karena itu terhadap mereka kernudian dikeluarkan Surat ketetapan pajak (Skp). Untuk mengantisipasi tidak dilunasinya utang pajak tersebut, maka pemerintah 'telah membuat Undang-undang (UU) Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa, aitu UU. Nomor 19/2000, yang merupakan penyempurnaan dad UU. Nomor 19/1959 dan UU.Nornor 19/1997. Dengan adanya ketentuan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mempennasalahkan bagaimana kepatuhan WP/PP. dalam melunasi utang/tunggakan pajaknya, bagaimana mengoptimalkan pelaksanaan penagihan pajak, apa kendala yang dihadapi dalam mengoptimalkan penagihan pajak tersebut, serta bagaimana upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut ? Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan metode pendekatan yuridis empiric. Pendekatan dengan metode ini dimaksudkan untuk mengetahui pane rapan peraturan-peraturan/teori-teori perpajakan yang ada, terutama yang berhubungan dengan penagihan pajak, dan kepatuhan WP/PP. dalam melunasi utang pajaknya. Dad hasil penelitian diketahui bahwa walaupun pemerintah telah berupaya untuk mengantisipasi terjadinya utang pajak dengan mengeluarkan peraturan/kebijak.sanaan sebagaimana tersebut di atas, namun dalam kenyataannya tidak mudah untuk melakukan penagihan atas utang/tunggakan WP/PP. tersebut, karena banyaknya kendala yang harus dihadapi oleh Juru Sita Pajak (JSP.) sebagai pelaksana penagihan pajak. Kendala-kendala tersebut dapat berasal dari WP/PP. , (misalnya WP. tidak mengetahui peraturan yang berlaku, dengan sengaja menghindarkan did dari kewajiban mehmasi utang pajak), dapat juga berasal dad Fiscus (misalnya kwalitas JSP. yang tidak memenuhi syarat, pelaksanan tindakan penagihan tidak tuntas, tidak tepat waktu) c Agar WP/PP. dapat mematuhi kewajiban dalam melunasi utang pajaknya, maka upaya yang harus dilaksanakan adalah dengan menegakkan hulcumnya, yaitu dengan mengoptimalkan pelaksanaan penagihan pajak, yang pengimplementasiannya adalah dengan melaksanakan penagihan secara tepat waktu, tuntas dan berupaya untuk \nqengatasi kendala yang ada
    corecore