3 research outputs found

    PERBANDINGAN EFEK PENAMBAHAN CARBON AKTIF DARI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ARANG KAYU LAMTORO DALAM RANSUM KONSENTRAT TINGGI TERHADAP pH DAN VFA CAIRAN RUMEN SERTA KECERNAAN RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

    Get PDF
    Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan produkivitas domba adalah pakan. Secara alami pakan domba adalah hijauan dan konsentrat. Konsentrat merupakan pakan dengan kandungan serat kasar yang lebih rendah dari pada hijauan dan mudah dicerna. Ransum dengan persentase konsentrat lebih tinggi dari hijauan dapat mempercepat pertumbuhan domba. Namun ransum semacam ini mempunyai beberapa kelemahan, salah satunya adalah akan menyebabkan penurunan pH cairan rumen. Penurunan pH cairan rumen dapat menyebabkan terganggunya aktivitas mikrobia rumen dan terjadinya acidosis. Untuk mencegah terjadinya acidosis perlu diberikan feed additif yang dapat berperan sebagai buffer. Salah satu feed additif yang dapat berperan sebagai buffer adalah Arang. Arang digunakan sebagai buffer karena mengandung carbon aktif yang mampu mengikat ion hidrogen, sehingga dapat menetralkan pH rumen yang turun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pengaruh penambahan carbon aktif dari arang tempurung kelapa (ATK) dengan arang kayu lamtoro (AKL) dalam ransum konsentrat tinggi terhadap pH dan VFA cairan rumen serta kecernaan ransum domba lokal jantan. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai tanggal 6 Juli sampai 27 September 2009, di kandang percobaan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berlokasi di Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar. Materi penelitian adalah 16 ekor domba lokal jantan dengan bobot badan rata-rata 13,55 ± 0.447 kg. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rumput raja dan konsentrat dengan perbandingan 20 %: 80 %. Konsentrat yang terdiri dari jagung giling 28 %, bungkil kedelai 9 %, dedak 63 %. Perlakuan yang diujikan adalah pemberian arang tempurung kelapa (ATK) 0,6 % dan arang kayu lamtoro (AKL) 0,6 % dari total konsentrat. Analisis yang digunakan dengan Uji t, dengan 2 macam perlakuan, masing- masing perlakuan terdiri dari 8 ulangan dan tiap ulangan menggunakan 1 ekor domba lokal jantan. Peubah yang diamati adalah konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, derajat keasaman (pH), VFA cairan rumen, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji-t. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, pH rumen dan VFA cairan rumen domba lokal jantan. Hasil penelitian menunjukkan untuk konsumsi bahan kering P1 yaitu 872,86 g/ekor/hari dan P2 yaitu 878,18 g/ekor/hari. Konsumsi bahan organik P1 yaitu 799,91 g/ekor/hari dan P2 yaitu 802,09 g/ekor/hari. Derajat keasaman (pH) rumen P1 yaitu 6,61 dan P2 yaitu 6,62. VFA cairan rumen P1 yaitu 29,07 mmol dan P2 yaitu 21,36 mmol. Kecernaan bahan kering P1 yaitu 60,68 % dan P2 yaitu 62,86 %. Kecernaan bahan organik P1 yaitu 67,02 % dan P2 yaitu 68,76 %. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah arang tempurung kelapa atau arang kayu lamtoro dapat digunakan sebagai buffer dalam ransum konsentrat tinggi untuk mencegah terjadinya acidosis. Kata kunci : carbon aktif, arang tempurung kelapa, arang kayu lamtoro, konsumsi, kecernaan, pH dan VFA rumen

    PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SMP NEGERI 5 KARANGANYAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan laboratorium IPA dengan sub fokus perencanaan pengadaan alat berbasis teknologi informasi, pengorganisasian laboratorium, pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium dan pengawasan, monitoring dan evaluasi kegiatan di laboratorium IPA SMP Negeri 5 Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain etnografi dan lokasi di SMP Negeri 5 Karanganyar. Sumber data penelitian ini diperoleh dari Kepala Sekolah, guru IPA, tenaga adminstrasi, teknisi laboratorium, dan komite sekolah. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Langkah-langkah analisis data: menelaah seluruh data, mengorganisasikan data, reduksi data dan display data. Keabsahan data diuji menggunakan trianggulasi. Hasil penelitian: 1)Perencanaan laboratorium IPA sudah secara sistematis tetapi belum selaras dengan kemajuan akademik dibidang teknologi informasi dan komunikasi; 2) Pengorganisasian laboratorium IPA melibatkan guru yang relevan, tenaga administrasi dan teknisi yang memiliki kompetensi sesuai; 3) Pelaksanaan kegiatan di laboratorium berupa eksperimen, demonstrasi dan observasi lingkungan yang meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran; 4) Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah untuk mendapatkan umpan balik dalam mengatasi kesulitan demi perbaikan pengelolaan laboratorium IPA pada tahun berikutnya

    Investigation of VGG-16, ResNet-50 and AlexNet Performance for Brain Tumor Detection

    No full text
    A brain tumor is a very common and devastating malignant tumor that leads to a shorter lifespan if not detected early enough. Brain tumor classification is a critical step after the tumor has been identified to create an effective treatment plan. This study aims to investigate the three deep learning tools, VGG-16 ResNet50 and AlexNet in order to detect brain tumor using MRI images. The results performance are then evaluated and compared using accuracy, precision and recall criteria. The dataset used contained 155 MRI images which are images with tumors, and 98 of them are non-tumors. The AlexNet model perform extremely well on the dataset with 96.10% accuracy, while VGG-16 achieved 94.16% and ResNet-50 achieved 91.56%. These accuracies positively impact the early detection of tumors before the tumor causes physical side effects such as paralysis and other disabilities
    corecore