PERBANDINGAN EFEK PENAMBAHAN CARBON AKTIF DARI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ARANG KAYU LAMTORO DALAM RANSUM KONSENTRAT TINGGI TERHADAP pH DAN VFA CAIRAN RUMEN SERTA KECERNAAN RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan produkivitas
domba adalah pakan. Secara alami pakan domba adalah hijauan dan konsentrat.
Konsentrat merupakan pakan dengan kandungan serat kasar yang lebih rendah
dari pada hijauan dan mudah dicerna. Ransum dengan persentase konsentrat lebih
tinggi dari hijauan dapat mempercepat pertumbuhan domba. Namun ransum
semacam ini mempunyai beberapa kelemahan, salah satunya adalah akan
menyebabkan penurunan pH cairan rumen. Penurunan pH cairan rumen dapat
menyebabkan terganggunya aktivitas mikrobia rumen dan terjadinya acidosis.
Untuk mencegah terjadinya acidosis perlu diberikan feed additif yang dapat
berperan sebagai buffer. Salah satu feed additif yang dapat berperan sebagai buffer
adalah Arang. Arang digunakan sebagai buffer karena mengandung carbon aktif
yang mampu mengikat ion hidrogen, sehingga dapat menetralkan pH rumen yang
turun.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pengaruh
penambahan carbon aktif dari arang tempurung kelapa (ATK) dengan arang kayu
lamtoro (AKL) dalam ransum konsentrat tinggi terhadap pH dan VFA cairan
rumen serta kecernaan ransum domba lokal jantan. Penelitian ini dilaksanakan
selama 3 bulan mulai tanggal 6 Juli sampai 27 September 2009, di kandang percobaan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang berlokasi di Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar.
Materi penelitian adalah 16 ekor domba lokal jantan dengan bobot badan rata-rata
13,55 ± 0.447 kg. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rumput
raja dan konsentrat dengan perbandingan 20 %: 80 %. Konsentrat yang terdiri dari
jagung giling 28 %, bungkil kedelai 9 %, dedak 63 %. Perlakuan yang diujikan
adalah pemberian arang tempurung kelapa (ATK) 0,6 % dan arang kayu lamtoro
(AKL) 0,6 % dari total konsentrat.
Analisis yang digunakan dengan Uji t, dengan 2 macam perlakuan, masing-
masing perlakuan terdiri dari 8 ulangan dan tiap ulangan menggunakan 1 ekor
domba lokal jantan. Peubah yang diamati adalah konsumsi bahan kering,
konsumsi bahan organik, derajat keasaman (pH), VFA cairan rumen, kecernaan
bahan kering dan kecernaan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis dengan
Uji-t. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh
yang berbeda tidak nyata terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan
organik, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, pH rumen dan VFA
cairan rumen domba lokal jantan. Hasil penelitian menunjukkan untuk konsumsi
bahan kering P1 yaitu 872,86 g/ekor/hari dan P2 yaitu 878,18 g/ekor/hari.
Konsumsi bahan organik P1 yaitu 799,91 g/ekor/hari dan P2 yaitu 802,09
g/ekor/hari. Derajat keasaman (pH) rumen P1 yaitu 6,61 dan P2 yaitu 6,62. VFA
cairan rumen P1 yaitu 29,07 mmol dan P2 yaitu 21,36 mmol. Kecernaan bahan
kering P1 yaitu 60,68 % dan P2 yaitu 62,86 %. Kecernaan bahan organik P1 yaitu
67,02 % dan P2 yaitu 68,76 %.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah arang
tempurung kelapa atau arang kayu lamtoro dapat digunakan sebagai buffer dalam
ransum konsentrat tinggi untuk mencegah terjadinya acidosis.
Kata kunci : carbon aktif, arang tempurung kelapa, arang kayu lamtoro, konsumsi,
kecernaan, pH dan VFA rumen