93 research outputs found

    PENGABDIAN BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN SISTEM BIOFLOCK DI DESA BLUMBUNGAN KABUPATEN PAMEKASAN

    Get PDF
    Permintaan pasar akan ketersediaan ikan lele tergolong tinggi, sehingga usaha budidaya ikan lele dapat menjadi pilihan yang tepat untuk memulai suatu usaha dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat. Mitra dari program ini yaitu kelompok petani lele Dusun Kaju Raja dan Dusun Tlagah Desa Blumbungan. Kedua mitra mempunyai hasrat kuat untuk berwirausaha terutama dalam memenuhi pasokan ikan lele bagi usaha kuliner Kabupaten Pamekasan dan sekitarnya. Namun keterbatasan lahan merupakan permasalahan tersendiri yang dihadapi kedua mitra dalam rangka budidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan usaha-usaha kuliner yang ada. Keterbatasan kepemilikan lahan diperlukan pemikiran cermat dalam upaya pemberdayaannya untuk suatu hal yang produktif. Salah satu pilihan tepat agar masih dapat berbudidaya di lahan yang terbatas adalah budidaya ikan dengan sistim bioflok. Program ini dilakukan dengan metode pelatihan dan pendampingan. Pelatihan meliputi pelatihan pembuatan kolam bioflock dan pelatihan budidaya manajemen ikan lele sementara pendampingan dilakukan pelatihan-pelatihan, pembuatan kolam bioflock, budidaya lele, pemasaran dan analisis keuangannya. Program PKM mampu meningkatkan pengetahuan dan jiwa wirausaha terhadap Mitra Petani Lele Sehingga pencapaian program terealisasi dengan terwujudnya hubungan antar mitra dan warga dengan baik

    Program Pendeteksi Dan Penghitung Jumlah Pengunjung Dengan Pengolahan Citra Digital Menggunakan Webcam

    Full text link
    Sampai saat ini untuk mendapatkandata jumlah pengunjung umumnya masihmenggunakan cara manual. Cara manual inikurang efektif karena kemungkinan terjadinyaerror cukup tinggi baik yang disebabkan olehhuman error maupun oleh alat itu sendiri (deviceerror).Salah satu perkembangan teknologisebagi solusi yang bisa digunakan untukmengatasi masalah tersebut adalahmemanfaatkan salah satu ilmu komputer yaitupencitraan digital . Apabila pengambilan datadilakukan dengan kamera, lalu diproses denganPC (Personal Computer), maka jalannya prosesakan jadi lebih efisien, karena tidak memerlukanbanyak tenaga untuk pengambilan dataSkripsi ini dibuat sebuah programpendeteksi dan penghitung jumlah pengunjungdengan pencitraan digital menggunakan webcam.Image dari webcam kemudian diambil selisih pikselantara background image dan frame image kemudiandikuadratkan dan dibagi luasan detection window.Kata kunci: webcam, penghitungan pengunjung,metode penghitungan,detection windowI. PENDAHULUANData jumlah pengunjung suatu tempatperbelanjaan sangat penting untuk mengetahuiseberapa besar minat pengunjung untukmengunjungi tempat tersebut. Data-data tersebutselalu update setiap hari untuk dijadikan trendgrafik jumlah pengunjung. Selain itu, datatersebut dapat menjadi prediksi akanperkembangan suatu tempat atau pusatperbelanjaan mulai dari renovasi hinggareinovasi.Masalah yang diangkat dalam skripsi iniadalah bagaimana mengambil data agar diperolehjumlah pengunjung menggunakan pengolahancitra digital, kemudian bagaimana caramendeteksi adanya suatu objek, serta bagaimanacara menghitung jumlah pengunjung.Beberapa hal yang menjadi batasan dalampembuatan program ini adalah pengujung adalahmanusia dan yang dihitung hanya yang melewatidetection window yang telah ditentukansebelumnya, posisi webcam tetap(static) danberada diatas pintu masuk tegak lurus 90oterhadap bidang latar dan yang dihitung adalahobyek tunggal

    Rancang Bangun Dan Pengujian Heat Exchanger Cross Flow Rectangular Fin Tube Variasi Mass Flow Rate Fluida Dingin

    Get PDF
    Heat exchanger is an equipment used to move heat between two fluids or more without the occurrence of mixing (direct contact) between the fluids. The purpose of this research is to know the effect of cold fluid mass flow rate to cold temperature change of fluid, change of heat rate received cold fluid, total heat transfer coefficient, cold fluid heat transfer coefficient, heat exchanger efficiency, and change of curing load mass in the form of cassava at heat exchanger cross flow 2 rectangular fin tube and heat exchanger cross flow 4 rectangular fin tube. The flow of this heat exchanger is a cross flow, where cold fluid is flowed to the heat exchanger through the tube. The cold fluid will receive the heat from the hot fluid generated from the LPG gas combustion process. Hot fluid is flowed on a heat exchanger shell. The cold fluid that has been flowed in the heat exchanger tube and receives the heat will go out to the drying machine used to dry the cassava as a drying load. In heat exchanger cross flow 2 rectangular fin tube, the optimum result is obtained in cold fluids with mass flow rate of 0.022 Kg / s with the change of cassava mass of 0.2 Kg, the heat rate received by cold fluida of 2755.3 watt and efficiency of heat exchanger 49.9%. In the heat exchanger cross flow 4 rectangular fin tube, the optimum result is obtained in cold fluid with a mass flow rate of 0.023 Kg / s with a change of cassava mass of 0.21 Kg, heat receiving rate of 3858.3 watt, and heat exchanger efficiency of 69.9%

    Penentuan Kualitas Jaringan Cdma 1xevdo Rev.b Dengan Metode Drivetest

    Full text link
    Mobilitas dalam berkomunikasi, sekarang ini sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Kenaikan jumlah pelanggan menyebabkan terjadinya penurunan Quality of Service sehingga komplain dari pelanggan pun akan semakin banyak pula. Oleh karena itu setiap provider atau operator dituntut agar dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cepat dan akurat. Permasalahan pada jaringan seluler khususnya untuk koneksi internet, yaitu terletak pada keterbatasan akses dan kecepatan downlink. Permasalahan tersebut dapat diketahui dari performansi level sinyal yang diterima, dimana parameter pensinyalan merupakan kunci utama dalam menentukan permasalahan yang terjadi di dalam jaringan.Terdapat beberapa teknolgi telekomunikasi seluler yang dapat menyediakan layanan data dengan koneksi internet dan kecepatan downlink yang lebih daripada teknologi sebelumnya, contohnya CDMA 1xEvdo Revision. B. CDMA 1xEvdo Revision. B atau yang biasa disebut CDMA EVDO Rev. B merupakan pengembangan dari jaringan EVDO Rev. A yang menawarkan kecepatan maksimum 9.3 Mbps untuk mengunduh data (download) dan 5.4 Mbps untuk mengunggah (upload). Pada Jaringan EVDO Rev. B menggunakan lebih dari satu carrier dengan asumsi masing-masing carrier bernilai 3 Mbps dengan lebar spektrum 3.75 MHz. Skripsi ini mengevaluasi kualitas jaringan CDMA EVDO Rev. B dengan metode drivetest. Parameter kualitas jaringan yang dipakai adalah RX Power, TX Power, dan Troughput. Sehingga dari hasil drivetest tersebut diperoleh informasi nilai parameter dan kondisi jaringan suatu provider masih layak atau perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitasnya.Berdasarkan hasil pengukuran drivetest dan perhitungan secara matematis nilai troughput dengan factor utilisasi 0.9 diperoleh 3267.7 kbps. Sedangkan nilai troughput pada hasil pengukuran di lapangan dengan 3 kali pengukuran di jam yang berbeda, hasilnya juga berbeda yaitu : Nilai rata-rata troughput pada jam 11.00 yaitu 554.28 kbps, sedangkan nilai minimum troughput yaitu 0 dan nilai maksimum troughput yaitu 1812.16 kbps. Nilai rata-rata troughput pada jam 06.00 yaitu 754.67 kbps, sedangkan nilai minimum Troughput yaitu 0 dan nilai maksimum troughput yaitu 2183.14 kbps. Nilai rata-rata Troughput pada jam 20.00 yaitu 454.12 kbps, sedangkan nilai minimum troughput. yaitu 0 dan nilai maksimum troughput yaitu 1105.15 kbps

    Pengaruh Filler Nano Partikel White Karbon Aktif Kulit Bambu Terhadap Struktur (Photo Makro Dan SEM) Dan Kekuatan Tarik Komposit Polyester

    Get PDF
    ABSTRACT This study aimed to describe the effect of nano-particles of carbon white bamboo skin as a filler to the structure (photo macro & SEM) and tensile strength polyester composites. Methods of making composites by way of a press mold. Manufacture of composites using a variation filler weight fraction of carbon micro-particles of 0.1 grams, 0.15 grams and 0.2 grams of the polyester resin with the type Yukalac BQTN 157-EX. Micro mixing carbon particles with resin using methods stirring with the rotation speed of 2200 rpm for 10 minutes. Making test specimen using a standard tensile pull test ASTM D 638-01. Prior to the tensile test, conducted macro photo to know the composition of the carbon particles in the composite. From the results of photo macro distance and diameter values obtained micro carbon particles. The average distance in the specimen composite carbon particles with nano filler (FK) 0.1 grams of 48.8 μm, 0.15 at 39.59 FK and FK 0.2 μm amounting to 25.68 lm. The higher the weight fraction of carbon, the lower range of carbon particles. Diameter of carbon particles measured namely measuring 5.659 μm up to 21.982 lm. The results of tensile test tensile strength values obtained (yield) on average in the specimen Raw Material of 25.12 N / mm2, FK 0.1 grams of 28.4 N / mm2, FK 0.15 grams of 31.81 N / mm2 and FK 0.2 grams of 32.24 N / mm2. While the outline of the drop value (yield) on average in the specimen Raw Material by 0.73%, FK1% by 0.87%, 0.93% FK3% FK6% and 0.94%. In doing SEM on composite fault area, the results of SEM values obtained distance and diameter of carbon nano particles. The average distance to the composite specimens with nano filler particles of carbon white (FK) 0.1 grams of 0.577 μm, 0.477 μm of 0.15 FK and FK 0.2 of 0.464 lm. The higher the weight fraction of carbon, the lower range of carbon particles. Diameter of the nano-particles of carbon white measurable namely measuring 0.103 μm to 0.210 μm From the discussion of the test results it can be concluded that the addition of nano filler particles of carbon white were able to increase the tensile strength and tensile strain composite polyester

    Pengaruh Perbedaan Bentuk Geometri Saluran Turun Pada Cetakan Pasir (Segitiga, Persegi, dan Lingkaran) Pada Pembuatan Produk Cor Handle Brake Dengan Bahan alumunium

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of different geometric shapes of the descending channel to shrinkage, porosity defects, density, hardness and micro photographs. The raw material of this research is using used aluminum or junk alumunium, which is melted in small scale smelting kitchen. This research are used 3 types Sprue variations: Sprue triangle, Sprue square and Sprue circle. Testing of chemical composition using Emmision Spectrometer. To determine the shrinkage defect compare the dimensions of the original object with the specimen result of each variation of Sprue. The porosity defect can be seen by finding the value of density calculation, hardness testing using brinell test with ATSM standard E10, testing of microstructure with standard ATSM E3.\ud The highest shrinkage average yields were on the Triangle Sprue of 3.68%, the Sprue square of 1.9% and for the circle Sprue by 2.04%. In porosity obtained from density, Triangle Sprue ρ = 2,746, Square Sprue ρ = 2,964 and Sprue circle ρ = 2,825 the higher density value then the material is more solid and the porosity is less. Material density is associated with higher hardness, obtained in triangle spray bronze testing of 88.25 BHN, a square Sprue of 102.5 BHN and a circle Sprue of 100.25 BHN. The result of the research showed that chemical composition was found in chemical element (Al) 87,1% as main material, (Si) 9,51%, (Fe) 1.08%, (Zn) 1,78% (Mn) 0,192% . So from the existing elements of this material include aluminum alloy silicon metal (Al-Si)

    Pengaruh Komposisi Kompon Ban Dengan Batikan Lurus Terhadap Koefisien Grip Ban Pada Lintasan Aspal Basah Dan Kering

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi kompon ban dengan batikan lurus terhadap koefisien grip ban pada lintasan aspal basah dan kering . Vormulasi kompon terdiri dari campuran karet mentah dengan bahan-bahan kimia yang belum divulkanisasi. Karet yang digunakan adalah karet alam RSS dan karet sintetis SBR, sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah bahan pelunak, filler (bahan pengisi), anti oksidan, akselerator dan bahan kimia lainnya . Pencampuran karet dengan bahan kimia dilakukan dengan menggunakan alat two roll mixing. Proses pencampuran dimulai dari mencampur karet alam dan sintesis hingga menyatu dan lunak, kemudian mencampur bahan kimia hingga menyatu kurang lebih membutuhkan waktu 40 menit sehingga menjadi lembaran kompon. Proses selanjutnya kompon diuji rheometer untuk mengetahui tingkat kematangan kompon. Kemudian proses vulkanisasi dengan mold batikan lurus menggunakan mesin Vulkanizing Press dengan waktu tertentu dilihat dari hasil rheometer setiap kompon berbeda. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, komposisi kompon sangat berpengaruh terhadap koefisien grip ban. Penambahan black carbon dan sulfur pada spesimen kompon sangat berpengaruh terhadap koefisien grip ban. Pada formulasi kompon 1 dengan komposisi carbon black 47 phr dan sulfur 2,7 phr menghasilkan harga koefisien grip sebesar 0,756 kondisi lintasan kering dan 0,702 pada kondisi lintasan basah. Selain itu, penambahan black carbon dan sulfur juga berpengaruh pada kekerasan. Pada pengujian kekerasan shore A nilai terbesar pada vormulasi kompon 3 sebesar 71,17 dengan komposisi 57 phr black carbon dan sulfur 3,7 phr

    Pengaruh Variasi Media Pendinginan pada Proses Carburizing Berupa Air, Oli Sae 10-40 W terhadap Kekerasan Struktur Mikro dan Uji Tarik pada Material Baja Karbon Rendah (St 41)

    Get PDF
    The cooling medium used affects the rate of cooling in the formation of the martensite structure resulting from the austenite transformation. This martensite will determine to what extent the mechanical properties of heat treatment are increased. This study aims to analyze the microstructure of low carbon steels with water and oil cooling medium 10-40w and to analyze the amount of low carbon steel specimens after carburizing with water cooling media and sae 10-40 w oil. The results of the research for the carburizing material with water-cooling media were also carried out 3 times of tank testing and the maximum tension results were 603.92 MPa, 492.47 MPa, 655.1 MPa respectively with strain values of 29.8%, 28.2%, and 23.9% respectively. and Padaraw material obtained a maximum stress value of 758.67 MPa with a strain value of 9.9% while for 10w-40 oil cooling material was carried out 3 times and the results showed that the average stress and strain were measured.In raw specimens, the average stress was 75S. 67 MPa and the average strain is 9.9%, while for the material produced by the carburizing process with oil cooling media 10w-40, the result is an average stress of 485.257 MPa and an average strain of 33.39%. Whereas for the result of the carburizing process with water cooling, the average stress yield is 503.478 MPa and the average strain is 30.96%
    corecore