9 research outputs found

    Rehabilitasi Prostetik Paska Hemimaksilektomi pada Pasien Edentulos

    Full text link
    Latar belakang. Hemimaksilektomi adalah reseksi sebagian maksila pada satu sisi. Defek yang dihasilkan setelah hemimaksilektomi akan menyebabkan kecacatan pada wajah serta akan menimbulkan gangguan stomatognatik. Rehabilitasi prostetik merupakan suatu bagian yang penting dalam rekonstruksi rongga mulut pasien pasca pembedahan kanker rongga mulut. Upaya rehabilitasi ini mencakup bentuk perawatan yang melibatkan kerjasama multidisipliner dengan bagian ilmu penyakit mulut, bedah onkologi dan prostodonsi. Tujuan. Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk menginformasikan rehabilitasi prostetik pasca hemimaksilektomi untuk pasien edentulous. Kasus dan penanganan. Pasien laki-laki berumur 65 tahun datang ke RSGM Prof Soedomo dengan diagnose kanker di palatum dan akan dilakukan hemimaksilektomi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Protesa yang digunakan dalam rehabilitasi prostetik ini adalah obturator imidiat, obturator interim dan obturator definitive. Obturator definitif pada pasien edentulous berupa gigi tiruan lengkap dengan bulb pada sisi defek. Bentuk obturator dibuat dengan mengoptimalisasi retensi dari struktur anatomi yang tersisa. Kesimpulan. Rehabilitasi prostodontik pada pasien edentulous pasca hemimaksilektomi adalah dengan obturator imidiat, obturator interim dan obturator definitive berupa gigi tiruan lengkap dengan bulb.   Background. Hemimaxillectomy is resection on unilateral side of maxilla. Maxillary defect that occurred after hemimaxillectomy result in facial deformities and stomatognatic disfunction. Prosthetic rehabilitation is essential part in oral reconstruction after patient undergone oral cancer surgery. Rehabilitative efforts involve treatment modalities involving multidiscipliner teamwork with oral pathologist, oncologist and prosthodontist. Purpose. Purpose of the report was to inform the prosthetic rehabilitation after hemimaxillectomy in completely edentulous patient. Case and treatment. A 65 years male diagnosed cancer on palatal referred to RSGM Prof Soedomo in order to prepare prosthodontic rehabilitation after hemimaxillectomy in RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta. Prosthesis used in this rehabilitation were immediate obturator, interim obturator and definitive obturator. Obturator for completely edentulous patients is complete denture with the bulb on defect side. The shape of obturator was designed to optimalize retention from the remaining anatomical structure. Conclusion. Prosthetic rehabilitation for hemimaxillectomy edentulous patient were immediate obturator, interim obturator and definitive obturator

    PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA PLAT DASAR GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK

    Get PDF
    Propolis adalah salah satu produk kerja lebah madu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan altenatif untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Propolis mengandung flavonoid yang dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrakpropolis terhada pertumbuhan Candida albicans pada plat dasar gigi tiruan resin akrilik. Penelitian ini menggunakan metode dilusi.Empat puluh buah resin akrilik kuring panas berbentuk cakram dengan diameter 10mm dan tebal 2 mm dipakai sebagai subyek penelitian. Seluruh subyek penelitian direndam dalam saliva kemudian direndam dalam suspensi Candida albicans. Subyek penelitian dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari10 cakram yangdi rendam dalam ekstrak propolis pada konsentrasi berturut-turut 40%, 30%, 20% dan aquades sebagai kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan menghitung jumlah koloni Candida albicans yang tumbuh dan data dianalisis dengan Analisis Variansi satu jalur (ANAVA 1 jalur) dan Least Significant Difference (LSD). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada perendaman plat resin dalam ekstrak propolis pada konsentrasi 20%, 30% dan 40% terhadap pertumbuhan Candida albicans (

    PENGARUH ETSA KIMIA DENGAN AKUA REGIA TERHADAP KEKUATANTARIK PERLEKATAN BAHAN RESIN AKRILIK PADAGIGI TIRUAN KERANGKA LOGAM

    Get PDF
    Latar belakang. Bahan yang dipakai untuk pembuatan Gigi Tiruan Sebagian (GTS), antara lain: resin akrilik, kerangka logam, kombinasi kerangka logam dengan resin akrilik. Resin akrilik adalah bahan plat gigi tiruan yang memiliki warna dan translusensi baik tetapi sifat mekanisnya tidak ideal, tidak tahan terhadap abrasi, dan dapat terjadi perubahan dimensi. GTS kerangka logam cukup kuat, tetapi estetis kurang memuaskan sehingga perlu kombinasi kerangka logam dan resin akrilik. Peningkatan daya lekat antara kedua bahan tersebut memerlukan retensi, tehnik etsa kimia dengan akua regia dapat membuat retensi mikro pada logam. Tujuan penelitian. Untuk mengetahui pengaruh etsa kimia dengan akua regia terhadap kekuatan tarik perlekatan bahan resin akrilik pad a gigi tiruan kerangka logam. Metode penelitian. Penelitian dilakukan pada 20 subyek penelitian berupa plat kobalt kromium ukuran (1 Ox1Ox2) mm yang dilekati mesh ukuran (1Ox8x1) mm. Subyek penelitian dibagi 2 kelompok: 10 subyek plat kobalt kromium dengan mesh dilekati resin akrilik (20x10x2) mm dan 10 subyek penelitian plat kobalt kromium dengan mesh dietsa dengan akua regia 65% selama 5 menit, kemudian dilekati dengan resin akrilik (20x1 Ox2)mm. Dilakukan uji kekuatan tarik mengggunakan Torsee\u27s Universal Testing Machine dengan ukuran kg/mm2, kemudian hasil dianalisa dengan t-test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kekuatan tarik perlekatan bahan resin akrilik dengan kerangka logam yang tidak dietsa lebih kecil daripada yang dietsa kimia dengan akua regia. Terdapat perbedaan yang bermakna kekuatan tarik perlekatan resin akrilik dengan kerangka logam yang tidak dietsa dengan yang dietsa secara kimia dengan akua regia (

    Rehabilitasi Prostetik Paska Hemimaksilektomi pada Pasien Edentulos

    No full text
    Latar belakang. Hemimaksilektomi adalah reseksi sebagian maksila pada satu sisi. Defek yang dihasilkan setelah hemimaksilektomi akan menyebabkan kecacatan pada wajah serta akan menimbulkan gangguan stomatognatik. Rehabilitasi prostetik merupakan suatu bagian yang penting dalam rekonstruksi rongga mulut pasien pasca pembedahan kanker rongga mulut. Upaya rehabilitasi ini mencakup bentuk perawatan yang melibatkan kerjasama multidisipliner dengan bagian ilmu penyakit mulut, bedah onkologi dan prostodonsi. Tujuan. Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk menginformasikan rehabilitasi prostetik pasca hemimaksilektomi untuk pasien edentulous. Kasus dan penanganan. Pasien laki-laki berumur 65 tahun datang ke RSGM Prof Soedomo dengan diagnose kanker di palatum dan akan dilakukan hemimaksilektomi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Protesa yang digunakan dalam rehabilitasi prostetik ini adalah obturator imidiat, obturator interim dan obturator definitive. Obturator definitif pada pasien edentulous berupa gigi tiruan lengkap dengan bulb pada sisi defek. Bentuk obturator dibuat dengan mengoptimalisasi retensi dari struktur anatomi yang tersisa. Kesimpulan. Rehabilitasi prostodontik pada pasien edentulous pasca hemimaksilektomi adalah dengan obturator imidiat, obturator interim dan obturator definitive berupa gigi tiruan lengkap dengan bulb.   Background. Hemimaxillectomy is resection on unilateral side of maxilla. Maxillary defect that occurred after hemimaxillectomy result in facial deformities and stomatognatic disfunction. Prosthetic rehabilitation is essential part in oral reconstruction after patient undergone oral cancer surgery. Rehabilitative efforts involve treatment modalities involving multidiscipliner teamwork with oral pathologist, oncologist and prosthodontist. Purpose. Purpose of the report was to inform the prosthetic rehabilitation after hemimaxillectomy in completely edentulous patient. Case and treatment. A 65 years male diagnosed cancer on palatal referred to RSGM Prof Soedomo in order to prepare prosthodontic rehabilitation after hemimaxillectomy in RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta. Prosthesis used in this rehabilitation were immediate obturator, interim obturator and definitive obturator. Obturator for completely edentulous patients is complete denture with the bulb on defect side. The shape of obturator was designed to optimalize retention from the remaining anatomical structure. Conclusion. Prosthetic rehabilitation for hemimaxillectomy edentulous patient were immediate obturator, interim obturator and definitive obturator

    Gigi Tiruan Cekat dengan Fiber-Reinforced Composites pada Kehilangan Gigi Anterior dengan Space Menyempit

    No full text
    Latar belakang. Pada kasus kehilangan gigi-gigianterior tanpa penggantian secepatnya akan menyebabkan rasa malu, tidak percaya diri,gangguan berbicara dan bersuara, pergeseran gigi-gigitetangganya, tilting,hilangnyakontakantar gigi,elongasi gigi antagonisnya, traumatik oklusi, ginggival pocket serta karies pada gigi sebelahnya. Tujuan. Penulisan laporan ini untuk memberi informasi bahwa pada kasus kehilangan gigi anterior dengan space yang telah menyempit dapat dibuatkan protesa berupa gigi tiruan cekat dengan fiber-reinforced composites. Kasus. Seorang pasien laki-Iaki berusia 26 tahun datang ke RSGM dengan kasus kehilangan gigi incisivus centralis kiri atas dengan space mesio-distal yang telah menyempit. Penanganan. Setelah dilakukan pemeriksaan subyektif, obyektif dan radiografi maka dilakukan perawatan dengan protesa berupa gigi tiruan cekat dengan fiber-reinforced composites. Setelah 10 hari perawatan kemudian kontrol dan pad a pemeriksaan subyektif tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan obyektif dilakukan pemeriksaan terhadap retensi, stabilisasi, oklusi, estetis dan warnanya. Kesimpulan. Hasil Perawatan gigi tiruan cekat dengan fiber-reinforced composites dapat memperbaiki kondisi kehilangan gigi dengan space mesio-distal yang telah menyempit sehingga mengembalikan estetika dan percaya diri pasien

    REHABILITASI PROSTETIK PASKA HEMIMAKSILEKTOMI PADA PASIEN EDENTULOUS

    Get PDF
    Latar belakang. Hemimaksilektomi adalah reseksi sebagian maksila pada satu sisi. Defek yang dihasilkan setelah hemimaksilektom akan menyebabkan keeaeatan pada wajah serta akan menimbulkan gangguan stomatognatik. Rehabilitasi prostetik merupakan suatu bagian yang penting dalam rekonstruksi rongga mulut pasien pasea pembedahan kanker rongga mulut. Upaya rehabilitasi ini meneakup bentuk perawatan yang melibatkan kerjasama multidisipliner dengan bagian ilmu penyakit mulut, bedah onkologi dan prostodonsi. Tujuan. Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk menginformasikan rehabilitasi prostetik pasea hemimaksilektomi untuk pasien edentulous. Kasus dan penanganan. Pasien laki-Iaki berumur 65 tahun datang ke RSGM Prof Soedomo dengan diagnosa kanker di palatum dan akan dilakukan hemimaksilektomi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Protesa yang digunakan dalam rehabilitasi prostetik ini adalah obturator imidiat, obturator interim dan obturator definitif. Obturator definitif pada pasien edentulous berupa gigi tiruan lengkap dengan bulb pad a sisi defek. Sentuk obturator dibuat dengan mengoptimalisasi retensi dari struktur anatomi yang tersisa. Kesimpulan. Rehabilitasi prostodontik pada pasien edentulous pasea hemimaksilektomi adalah dengan obturator imidiat, obturator interim dan obturator definitif berupa gigi tiruan lengkap dengan bulb. Maj Ked GiDesember 201219(2): 150-15

    PENGARUH SURFACE TREATMENT TERHADAP KEKUATAN GESER RELINING TERMOPLASTIK NILON DENGAN RESIN AKRILIK KURING DINGIN (Kajian pada Surface Treatment dengan Asam Asetat, Sandblasting, Silane, Asam asetat Kombinasi Silane dan Sandblasting Kombinasi Silane)

    No full text
    Resorption of the bone consistently ensue the use of denture. Hence, the need for denture relining. Thermoplastic nylon as denture�s base material has more flexibility than acrylic resin but lacks adhesiveness to the self cured acrylic resin. A surface treatment is necessary to strengthen the shear bond of self cured acrylic resin to thermoplastic nylon. The research was aimed at perceiving the impact of surface treatment on the shear bond strength of self cured acrylic resin, as the relining material of thermoplastic nylon denture. The experimental laboratory research consisted of subject 50 cylinder self cured acrylic resin with a diameter of 5mm and height 3mm bonded to the thermoplastic nylon plate (20x20x2)mm. The treatment was tested on 5 different classifications of acetic acid, sandblasting, silane, combination of acetic acid and silane, and combination of sandblasting and silane, added to the surface treatment. The acquired data were analyzed by one way anova and LSD post hoc. The result indicated that the surface treatment had impacts on the shear bond strength of thermoplastic nylon relined with self cured acrylic resin (p<0.05). The post hoc test with LSD showed that the combination of sandblasting and silane demonstrated greater shear bond strength compared to the other four classification. Conclusion: surface treatment were able to increase the shear bond strength of thermoplastic nylon that relined with self cured acrylic resin. The sandblasting - silane combination showed the highest shear bond strengt

    Protesa Maksilofasial Dengan Hollow Bulb pada Kasus Klas I Aramany untuk Rehabilitasi Pasca Hemimaxillectomy

    No full text
    Latar belakang. tindakan hemimaxillectomy akan menimbulkan terjadinya defect yang menyebabkan gangguan bicara (sengau), penelanan, pengunyahan, estetik dan kejiwaan. Tujuan. untuk menginformasikan cara rehabilitasi defect atau cacat pada wajah dengan protesa maksilofasial hollow bulb untuk mengembalikan fungsi bicara, penelanan, pengunyahan, estetik dan kejiwaan penderita. Kasus dan penanganan. pasien pria berusia 43 tahun datang ke RSGM Prof. Soedomo atas rujukan dari dokter THT RS. Dr. Sardjito. Saat datang pasien merasa terganggu dengan adanya pembengkakan di dalam mulut, kemudian dilakukan pemeriksaan subyektif dan obyektif. Hemimaxillectomy dilakukan oleh dokterTHT RS. DR. Sardjito. Obturator pasca bedah dipasang segera setelah operasi. Dua minggu pasca operasi, dibuatkan obturator interim, kemudian dibuatkan protesa maksilofasial klas I Aramany dengan hollow bulb setelah 2 bulan pasca operasi. Hollow bulb adalah rongga yang dibuat pada protesa maksilofasial untuk menutup rongga mulut, rongga hidung dan defect. Pada waktu insersi diperiksa retensi, stabilisasi, oklusi, estetik dan pengucapan. Kontrol dilakukan 1 minggu dan 1 bulan setelah pemakaian. Hasil pemeriksaan dan evaluasi setelah 1 minggu dan 1 bulan setelah pemakaian protesa maksilofasial hollow bulb diketahui retensi, stabilisasi, oklusi dan pengucapan lebih baik. Kesimpulan. setelah menggunakan protesa maksilofasial hollow bulb pasca hemimaxillectomy, pasien dapat berbicara dan mengunyah dengan normal. Protesa maksilofasial hollow bulb juga dapat mengembalikan estetik yang hilang, membantu proses penyembuhan jaringan,serta psikologi pasien

    PENGARUH PERENDAMAN CETAKAN ALGINAT DALAM LARUTAN KITOSAN OLIGOMER TERHADAP PERTUMBUHAN STREPTOCOCCUS ALFA

    No full text
    Alginate is a kind of impression material that used in the manufacture of prostheses. Desinfection measures against the alginate mold shortly after molding is a recommended procedure by ADA to prevent bacterial contamination of alpha Streptococcus. The purpose of study is to find out the effect of immersion alginate mold in a solution of chitosan oligomers on the growth of alpha Streptococcus This study carried out on 50 discs of alginate incubated in alpha Streptococcus suspension for 3 minutes at room temperature, then divided into 5 groups, each group consist of 10 alginate discs. Group I is a group of alginate discs incubated in sterilized aquadest solution, group II, III, IV and V are groups of alginate discs incubated in chitosan oligomer 0.02%, 0.01%, 0.005% and 0.1% for 10 minutes at room temperature, then with dilution method and the conter hand tools to do the counting of the number of alpha Streptococcus colonies. The data obtained were Analized with one way anava and post hoc test with LSD. The result showed significant differences between the control and the treatment groups with the concentration chitosan oligomers 0.02%, 0.01%, 0.05%, and 0.1% and between the treatment groups (p < 0.05%). The conclusion is the immersion of alginate mold in chitosan oligomers inhibit the growth alpha Streptococcus, the best inhibitory concentration was 0.1 % and levels of chitosan�s minimum inhibitory was less than 99.9% hence it is bacteriostatic
    corecore