62 research outputs found

    Relasi Budaya Arab-Melayu dalam Sejarah di Indonesia

    Get PDF
    Abstract This research reveal about culture of Arab-Malay could not escape the series of Islamization that is not separated from the contribution of the Arab nation. From man of the desert this is Islam exuberantly and check in Malay. His natural aridity, does not affect the subtlety of the attitude and friendliness of speak so unable to convince the population of the Islands for religious Unity. Of those entities in order to at maturity, and can synergize with the global community. The synergy of trade-Da'wah is no longer the offensive problems of Commerce, here in after have led to the phenomenon of history to mixture of both cultures. People Arabic or Malay has a cultural attachment that cannot be released. This makes the second Southeast Asian ethnic group as a vehicle of Islamic civilization in the other country of origin faced. In the regional area, nesting and Islamic showed to its light able to be felt until the present. Culture that woke up, became the unifying node that displays an openness and smoothness is maintained in a long time. This paper will peel back the issue of how Arab-Malay articulation happen and dialectical. --- Abstract Penelitian ini mengungkap tentang kebuadaayan Arab-Melayu tidak bisa lepas dari rangkaian  Islamisasi yang tidak lepas dari kontribusi bangsa Arab. Dari manusia padang pasir inilah Islam merimbun dan menyemak di lingkungan Melayu. Kegersangan alam tempat tinggalnya, tidak mempengaruhi kehalusan sikap dan keramahan bertutur sehingga mampu meyakinkan penduduk kepulauan untuk beragama Tauhid. Dari mereka entitas kemelayuan sampai pada maturitas, hingga dapat bersinergi dengan komunitas global. Sinergi dagang-dakwah bukan lagi menyinggung masalah perniagaan, selanjutnya telah membawa pada fenomena menyejarah yakni percampuran budaya keduanya. Orang Arab maupun Melayu memiliki keterikatan kultural yang tidak bisa dilepaskan. Kedua etnis ini menjadikan Asia Tenggara sebagai wahana tampilnya peradaban Islam yang berwajah lain dari negeri asalnya. Di kawasan regional tersebut, Islam bersarang dan menerang hingga sinarnya mampu dirasakan hingga masa kini. Budaya yang terbangun, menjadi simpul pemersatu yang menampilkan kehalusan dan keterbukaan yang terjaga di waktu yang lama. Makalah ini akan mengupas masalah bagaimana akluturasi Arab-Melayu terjadi dan berdialektika

    CONVOCAÇÃO PARA PARTICIPAÇÃO NA OLIMPÍADA DO CONHECIMENTO JURÍDICO 2019 DA ACADEMIA BRASILEIRA DE DIREITO CIVIL (ABDC)

    Get PDF
    OLIMPÍADA DO CONHECIMENTO JURÍDICO tem por propósito fomentar o estudo e a pesquisa do direito privado em todas as Faculdades de Direito, das Instituições de Ensino Superior (doravante denominada IES) públicas e/ou privadas

    Pasang Surut Hubungan Politik Kesultanan Riau Lingga Dengan Pemerintah Kolonial Belanda 1824-1911

    No full text
    Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan politik Kesultanan Riau Lingga dengan Pemerintah Kolonial Belanda yang berlangsung dalam rentang tahun 1824-1911. Kesultanan Riau Lingga lahir pasca Traktat London 1824 banyak menjalin kesepakatan yang bersifat kontrak politik dengan Pemerintah Kolonial Belanda, akan tetapi perjanjian-perjanjian tersebut acap kali tidak menguntungkan bagi pihak Kesultanan Riau Lingga. Karena dinilai tidak menguntungkan bagi Kesultanan Riau Lingga, sultan-sultannya pun memberikan perlawanan dengan cara tidak menepati perjanjian-perjanjian tersebut. Akibatnya, Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah II sebagai sultan terakhir dimakzulkan oleh Belanda pada 1911, yang kemudian menghapus Kesultanan Riau Lingga pada 1913. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Temuan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan data-data yang diperoleh melalui kajian pustaka. Untuk membedahnya, penulis menganalisa penelitian ini menggunakan pendekatan politik, serta menggunakan teori dependensi yang digagas oleh Theotonio Dos Santos. Hubungan yang berlangsung di antara keduanya sangat menguntungkan bagi Pemerintah Kolonial Belanda yang bertindak sebagai penjajah. Sedangkan Kesultanan Riau Lingga harus menelan banyak kerugian. Hal tersebut tergambar dalam dokumen perjanjian-perjanjian yang tertuang. Mulai dari berkurangnya daerah kekuasaan Kesultanan Riau Lingga, monopoli perdagangan oleh Belanda, pengebirian kuasa sultan, sampai dengan kewajiban melegitimasi kekuasaan yang dituntut Belanda, merupakan poin-poin yang merugikan bagi Kesultanan Riau Lingga.x,81hlm,25c

    Catatan Pinggir Sejarah Aceh: Perdagangan, diplomasi dan perjuangan rakyat

    No full text
    xiii, 430 hlm 430.; ilus.: 23,5 c

    Berhaji di masa kolonial

    No full text
    Berhaji dimasa kolonial adalah kegiatan yang penuh tantangan, baik secara administratif maupun secara teknis karena umat Islam berada di bawah jajahan Belanda dan perjalanan laut yang lamaxi, 210 hlm.: ilus; 21 c

    Tun Sri Lanang fī Masār al-Tārīkh wa ‘Alāqatuhu bi Intishār al-Islām fī Aceh

    No full text
    This article discusses the role of Tun Sri Lanang in designing the socio-political and religious life and in introducing both the structural and cultural changes in the Aceh Darussalam Kingdom. This article focuses on the period of Sultan Iskandar Muda until Ratu Safiatuddin. In addition to his popularity as adviser of Sultan Iskandar Muda, Tun Sri Lanang was also well-known as a pioneer in spreading Islam in east Aceh especially in Samalanga. Although he had no strong knowledge on Islam, Tun Sri Lanang had a strong interest in the existence of Islam in Aceh. The fact that Aceh in his time was noted as a centre of Islamic civilization in Southeast Asia could not be separated from the role of hulubalang and other kingdom officials who had strong interests in disseminating Islam and developing knowledge.DOI: 10.15408/sdi.v19i1.371

    Spektrum: Kebesaran Gayo dalam Pentas Seajarah

    No full text
    Gayo people's role in national history during Dutch colonization is very significant. The exposure of their role will surely uplift the sense of natio­nalism and patriotism of Gayo people toward Indo­nesia. Since every region has its own history, it is suggested that: 1) there is a research of the history of Gayo/Linge which later become the regency of Aceh Tengah; 2) the local government should seek to enhance the prestige and dignity of Takengon in the eyes of nation in form of proposing Gayo's pioneer of independence hero; 3) the local people and go­vernment should seek, nurture, and maintain the heritages of Gayo ranging from the mythical /legendary to the archaeological objects that were collected in the form of sites and museums

    Berhaji di masa kolonial

    No full text
    Berhaji dimasa kolonial adalah kegiatan yang penuh tantangan, baik secara administratif maupun secara teknis karena umat Islam berada di bawah jajahan Belanda dan perjalanan laut yang lamaxi, 210 hlm.: ilus; 21 c

    ilmu sejarah

    No full text

    Ilmu Sejarah

    No full text
    corecore