RUANG BERMUKIM MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI PULAU KECIL (STUDI KASUS PULAU MANTEHAGE)

Masyarakat telah bermukim di Pulau Mantehage jauh sebelum adanya kebijakan dari pemerintah yang menetapkan pulau tersebut sebagai zona inti kawasan konservasi. Sering terjadinya konflik atau permasalahan kepentingan area perbatasan territori antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung yang khususnya di Pulau Mantehage yang mempunyai kepentingan masing-masing individu. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi ruang territory masyarakat yang menjadi ruang konflik pada kawasan konservasi yang ada di Pulau Mantehage, dan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang ruang bermukim masyarakat di Pulau Mantehage terhadap peraturan kawasan konservasi. Identifikasi permukiman dan ruang territory menggunakan metode analisis spasial dengan bantuan software ArcGIS untuk menjelaskan tentang ruang permukiman pada kawasan konservasi. Untuk teknik analisisnya menggunakan metode pengukuran distribusi frekuensi dengan variabel kinesthetic Space. Hasil penelitian yaitu teridentifikasi territory primer masyarakat Pulau Mantehage berada di permukiman dan pertanian/perkebunan, territory sekunder terletak di dermaga dan di aula peribadatan sedangkan territory publik berada di lapangan dan balai desa. Terjadinya “overlap” atas territory primer dengan luas 166 Ha khususnya pertanian/perkebunan. Persepsi masyarakat dengan persentase 89.7 % setuju bahwa kebijakan pemerintah menghambat aktivitas gerak mereka, kiranya pemerintah tidak terlalu menekankan batas gerak masyarakat dimana sebagian besar masyarakat menggantung hidup mereka dalam kawasan tersebut. Kurangnya pemahaman masyarakat di Pulau Mantehage tentang kawasan lindung dengan persentase 81.4 % setuju perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai kawasan konservasi, dimana masyarakat membutuhkan arahan dari pemerintah terhadap kawasan konservasi tersebut, yang kiranya pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim di Pulau Mantehage.Kata Kunci: Ruang Bermukim, Territory, Persepsi, Pulau Keci

Leptin and Associated Mediators of Immunometabolic Signaling: Novel Molecular Outcome Measures for Neurostimulation to Treat Chronic Pain

Chronic pain is a devastating condition affecting the physical, psychological, and socioeconomic status of the patient. Inflammation and immunometabolism play roles in the pathophysiology of chronic pain disorders. Electrical neuromodulation approaches have shown a meaningful success in otherwise drug-resistant chronic pain conditions, including failed back surgery, neuropathic pain, and migraine. A literature review (PubMed, MEDLINE/OVID, SCOPUS, and manual searches of the bibliographies of known primary and review articles) was performed using the following search terms: chronic pain disorders, systemic inflammation, immunometabolism, prediction, biomarkers, metabolic disorders, and neuromodulation for chronic pain. Experimental studies indicate a relationship between the development and maintenance of chronic pain conditions and a deteriorated immunometabolic state mediated by circulating cytokines, chemokines, and cellular components. A few uncontrolled in-human studies found increased levels of pro-inflammatory cytokines known to drive metabolic disorders in chronic pain patients undergoing neurostimulation therapies. In this narrative review, we summarize the current knowledge and possible relationships of available neurostimulation therapies for chronic pain with mediators of central and peripheral neuroinflammation and immunometabolism on a molecular level. However, to address the needs for predictive factors and biomarkers, large-scale databank driven clinical trials are needed to determine the clinical value of molecular profiling

Plasma lipid profiles discriminate bacterial from viral infection in febrile children

Fever is the most common reason that children present to Emergency Departments. Clinical signs and symptoms suggestive of bacterial infection are often non-specific, and there is no definitive test for the accurate diagnosis of infection. The 'omics' approaches to identifying biomarkers from the host-response to bacterial infection are promising. In this study, lipidomic analysis was carried out with plasma samples obtained from febrile children with confirmed bacterial infection (n = 20) and confirmed viral infection (n = 20). We show for the first time that bacterial and viral infection produces distinct profile in the host lipidome. Some species of glycerophosphoinositol, sphingomyelin, lysophosphatidylcholine and cholesterol sulfate were higher in the confirmed virus infected group, while some species of fatty acids, glycerophosphocholine, glycerophosphoserine, lactosylceramide and bilirubin were lower in the confirmed virus infected group when compared with confirmed bacterial infected group. A combination of three lipids achieved an area under the receiver operating characteristic (ROC) curve of 0.911 (95% CI 0.81 to 0.98). This pilot study demonstrates the potential of metabolic biomarkers to assist clinicians in distinguishing bacterial from viral infection in febrile children, to facilitate effective clinical management and to the limit inappropriate use of antibiotics

Onderzoek naar regisserend opdrachtgeverschap. 2017 presentatie stappenplan

Regisserend opdrachtgeverschap is voor corporaties een goede manier om met planmatig onderhoud om te gaan. Dat stellen Stefan Arts van TNO en Maarten Georgius van Aedes, die onderzoek deden naar dat nieuwe opdrachtgeverschap. Hoe het moet, staat helder op papier. Maar de praktijk is weerbarstig, zo blijkt uit pilots onder corporaties. Voorjaar 2017 presenteren TNO en Aedes op een landelijke bijeenkomst een helder stappenplan voor regisserend opdrachtgeverscha