8 research outputs found

    PEMBERIAN LATIHAN PILATES TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PERUT PADA IBU-IBU DALAM MASA POST PARTUM

    Get PDF
    Post partum merupakan masa sesudah melahirkan atau persalinan. Pada umumnya, ibu post partum banyak mengalami perubahan salah satunya yaitu penurunan kekuatan otot perut yang diakibatkan karena proses melahirkan dan setelah persalinan dinding perut akan menjadi kendor. Dalam kehidupan sehari-hari, otot perut bersama dengan otot lain saling berhubungan berfungsi dalam mempertahankan posisi organ dalam, menjaga postur tubuh, ataupun aktivitas fungsional seperti angkat angkut, duduk, berdiri, berjalan dan berlari. Untuk memperbaiki kekuatan otot perut dapat diberikan latihan pilates. Tujuan penelitian  ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari latihan pilates terhadap peningkatan kekuatan otot perut pada ibu-ibu dalam masa post partum. Rancangan penelitian menggunakan one group pre-test and post-test. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan pilates, variabel terikat adalah kekuatan otot perut. Nilai rata-rata kekuatan otot perut sebelum melakukan latihan diperoleh 21,75 dan setelah diberikan latihan menjadi 32,25 dengan presentase peningkatan 43,6 %. Dianalisis menggunakan uji paired t-test dengan hasil nilai p adalah 0,001 (p<0,05) maka hasil uji signifikan. Kesimpulan yaitu latihan pilates dapat meningkatkan kekuatan otot perut setelah diberikan kepada ibu-ibu dalam masa post partum

    PEMBERIAN BALANCE TRAINING DAPAT MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANISA DI BANJAR PENENG, DESA MEKARSARI, TABANAN

    Get PDF
    Perubahan morfologis neuromuscular yang terjadi pada lanjut usia akan menyebabkan perubahan fungsional seperti mempertahankan keseimbangan dinamis pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian Balance Training dalam meningkatkan keseimbangan dinamis lansia. Jenis penelitian ini adalah penelitian Experimental dengan One Group Pre-test and Post-test Design. Total sampel adalah 15 sampel. Pengukuran nilai Keseimbangan dinamis diukur dengan tes Time UP and Go Test. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa keseimbangan dinamis pada lansia mengalami peningkatan dari sebelum dan sesudah perlakuan sebanyak 16%. Peningkatan ini terbukti signifikan yang dinyatakan oleh hasil uji statisktik dengan nilai p= 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Balance Training dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada orang lanjut usia di banjar Peneng

    HUBUNGAN POSTUR KIFOSIS TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA

    Get PDF
    Semakin bertambah umur seseorang maka akan mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun psikis. Salah satu gangguan fungsi fisik adalah penurunan sistem muskuloskeletal yang mempengaruhi keseimbangan otot postural dan menyebabkan berpindahnya pusat gravitasi tubuh ke arah anterior dan memicu center of mass berada diluar batas stabilitas dalam postur berdiri sehingga terjadi peningkatan risiko jatuh oleh karena berkurangnya keseimbangan postural. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan postur kifosis terhadap keseimbangan dinamis pada lansia. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan nonprobability sampling, dengan kriteria inklusi yaitu laki – laki dan perempuan usia 60 – 80 tahun dengan postur kifosis, Mampu berdiri dan melakukan aktivitas secara mandiri, serta tidak mengalami skoliosis. Didapatkan sampel penelitian sebanyak 7 orang dan dilakukan pengukuran postur kifosis dengan metode flexicurve dan dilakukan pengukuran keseimbangan berjalan dengan time up and go test. Selanjutnya hasil penelitian dilakukan analisis deskriptif dan uji normalitas dengan menggunakan shapiro wilk test, didapatkan data dari kedua variabel berdristribusi normal dengan nilai signifikan p>0,050. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui korelasi kedua variabel dengan menggunakan uji pearson corelation didapatkan hasil pearson corelation dengan nilai signifikan 0,000 artinya terdapat hubungan. Nilai pearson corelation menunjukan nilai 0,963 artinya postur kifosis dan keseimbangan berjalan memiliki hubungan yang sangat kuat yang bersifat positif. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi serta koefisien korelasi yang sangat kuat antara postur kifosis terhadap keseimbangan berjalan pada lansia.   &nbsp

    HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGA KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA DI DESA BURUAN KAJA

    Get PDF
    Aktivitas yang sering dilakukan oleh lansia dalam kehidupan sehari hari adalah duduk ke berdiri, berjalan dan aktivitas lainnya yang memerlukan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan yang baik. Saat memasuki umur lansia, banyak terjadi perubahan fisiologis maupun metabolisme yang terjadi salah satunya adalah penurunan kekuatan otot. Penurunan kekuatan otot pada lansia akan mengakibatkan resiko jatuh pada lansia semakin tinggi. Penurunan tersebut akan menyebabkan kelambanan dalam bergerak sehingga terjadi penurunan keseimbangan pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan keseimbangan dinamis pada lansia laki-laki. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang lansia laki-laki yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan mengukur kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynamometer serta keseimbangan dinamis menggunakan Time up go test. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata nilai kekuatan otot tungkai sebesar 29 Kg dan nilai rata-rata keseimbangan dinamis sebesar 26,23 detik. Hasil uji korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,004 dengan koefisien korelasi – 0,701, ini berarti bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat menuju ke arah negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan keseimbangan dinamis pada lansia laki-laki

    PENGARUH PEMBERIAN ANKLE STRATEGY EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA DI BANJAR BURUAN DESA TAMPAKSIRING

    Get PDF
    Semua manusia akan mengalami fase lansia. Berbagai macam permasalahan akan mulai muncul di fase lansia. Salah satunya adalah penurunan fungsi fisiologis yang mengakibatkan terjadinya gangguan degeneratif. Gangguan degeneratif tersebut salah satunya penurunan fungsi keseimbangan dinamis dan peningkatan resiko jatuh. Salah satu latihan yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keseimbangan dinamis, sekaligus menurunkan resiko jatuh adalah Ankle Strategy Exercise. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ankle Strategy Exercise terhadap nilai keseimbangan dinamis pada lansia. Rancangan pada penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan one group pre-test dan post-test, terdiri dari 15 orang lansia berjenis kelamin laki- laki yang berumur 60-65 tahun. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keseimbangan dinamis adalah Timed Up and Go Test. Penelitian dilakukan dalam kurun 4 minggu. Didapat persentase peningkatan keseimbangan sebanyak 7,33%. Penelitian ini dianalisis dengan uji paired t-test dengan hasil nilai p adalah 0,000 dimana nilai p<0,05 maka hasil uji signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Ankle Strategy Exercise dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia

    Hubungan Sikap Kerja Duduk Dan Durasi Kerja Terhadap Keluhan Musculoskeletal Pada Pedagang

    Get PDF
    Pedagang di pasar bunga wangaya melakukan pekerjaannya dengan sikap kerja duduk statis. Sikap ini dilakukan selama 10 jam setiap harinya mulai pukul 11.00 – 21.00 WITA. Durasi bekerja selama 10 jam tersebut merupakan durasi bekerja yang melebihi waktu normal. Ketika bekerja dengan sikap duduk statis maka otot-otot punggung akan terbebani. Apabila sikap kerja ini dilakukan terus menerus dengan durasi kerja yang berlebihan, maka dapat memicu timbulnya keluhan musculoskeletal. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 45 orang dengan sampel 10 orang yang didapat berdasarkan kriteria penelitian. Penelitian ini menggunakan alat ukur Rapid Entire Body Assesment dan Nordic Body Map Questionare. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan Uji Sprearman’s rho. Hasil Uji Spearman’s rho menunjukkan nilai 0,664 yang berarti keeratan hubungan antara sikap kerja dan durasi kerja terhadap keluhan musculoskeletal pada pedagang adalah kuat.Traders at the wangaya flower market do their jobs in a static sitting posture. This attitude is carried out for 10 hours every day starting at 11.00 – 21.00 WITA. The duration of work for 10 hours is the duration of work that exceeds the normal time. When working with a static sitting posture, the back muscles will be burdened. If the attitude of this work is done continuously to the excessive duration of action, it can lead to musculoskeletal disorders. This research uses cross sectional method. The study population was 45 people with a sample of 10 people obtained based on the research criteria. This study uses the Rapid Entire Body Assessment and Nordic Body Map Questionnaire measuring instruments. Furthermore, hypothesis testing is carried out using the Sprearman's rho test. The results of the Spearman's rho test show a value of 0.664 which means the close relationship between work attitudes and work duration on musculoskeletal complaints in traders is strong

    KETAHANAN KEBUGARAN FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA PEMAIN FUTSAL KLUB FUTSAL SIBANG KAJA

    Get PDF
    Kebugaran fisik merupakan kemampuan tubuh dalam melakukan berbagai aktivitas tanpa merasa kelelahan yang berlebih. Daya tahan kardiorespirasi yang terjaga berkaitan dengan kondisi fisik yang bugar dan sehat. Ketika daya tahan kardiorespirasi terjaga, maka jantung, paru-paru dan pembuluh darah dapat mendistribusikan oksigen menuju otot-otot, sehingga dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama. Pemain futsal memerlukan daya tahan kardiorespirasi yang optimal guna menunjang performa selama bertanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan kebugaran fisik terhadap daya tahan kardiorespirasi pada pemain futsal. Daya tahan kardiorespirasi diukur dengan Harvard Step Test untuk mengetahui nilai VO2max. Metode penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan desain one group pre-test dan post-test. Penentuan sampel menggunakan kriteria inklusi, eksklusi dan drop out. Penelitian dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali seminggu selama 4 (empat) minggu pada 12 sampel. Nilai rata-rata daya tahan kardiorespirasi sebelum diberikan latihan circuit training adalah 69,78 dalam kategori sedang, sedangkan nilai daya tahan kardiorespirasi setelah diberikan latihan circuit training adalah 73,52 dalam kategori sedang. Selisih peningkatan daya tahan kardiorespirasi sebesar 5,36%. Uji paired sample t-test menunjukan nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat pengaruh latihan circuit training terhadap daya tahan kardiorespirasi. Simpulan yaitu kemampuan daya tahan kardiorespirasi dapat dipertahankan sebagai tanda kebugaran fisik yang dinyatakan dengan nilai VO2max.   &nbsp

    The Relationship of Shoulder Flexibility to Swimming Speed in Teenage Beginner Swimmers

    No full text
    One of the improved physical components in juvenile novice swimmers is the speed of swimming. Swimming speed can be affected by several factors one of the factors is the flexibility of the shoulders. This study aims to determine the relationship between shoulder flexibility and swimming speed in adolescent novice swimmers in Club Renang Takahide, Badung Regency, Bali.  The research design used was cross sectional and a sample of 10 people was obtained. In this study, there was a free variable, namely shoulder flexibility and the bound variable, namely swimming speed. Data collection for shoulder flexibility was measured using a shoulder elevation test, while swimming speed was measured with a digital stopwatch.  Based onthe calculation results using the Pearson Product Moment correlation test with a value of 0.001 and a very strong correlation of -0. 875. This suggests the presence of a very strong correlation in a significant negative direction between shoulder flexibility and swimming speed in teenage novice swimmers. The swimming speed with the shoulder flexibility category is less good is slower compared to the very good shoulder flexibility category
    corecore