65 research outputs found

    TELAAH ULANG PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK INDO-AUSTRALIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA GPS TAHUN 1994-2016

    Get PDF
    Lempeng tektonik Indo-Australia merupakan salah satu lempeng tektonik utama yang terus bergerak hingga sekarang. Dimasa lalu penelitian tentang vektor pergerakannya telah dilakukan (1994-2001). Dengan banyak gempabumi yang terjadi di wilayah Sumatera pada dua dekade ini, maka perlu dilakukan penelitian re-investigasi kecepatan pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dengan menggunakan span data yang lebih jauh (1994-2016). Penelitian ini bertujuan untuk re-investigasi besar kecepatan dan arah pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dengan menggunakan data Global Positioning System (GPS). Stasiun GPS yang diamati sebanyak 4 stasiun yakni: COCO, XMIS, PERT, and DARW. Data penelitian diperoleh dari Scripts Orbit and Permanent Array Center (SOPAC). Pengolahan data menggunakan perangkat GAMIT/GLOBK 10.5. Dengan menggunakan model linear untuk menghitung vektor komponen horizontal lempeng tektonik Indo-Australia, maka hasil pergerakan pada 4 stasiun pengamatan GPS menuju ke arah timur laut dengan 69.42-72.55 mm/tahun. Secara umum hasil penelitian memberikan error perhitungan sangat kecil yakni > 1 mm/tahun. Hasil penelitan juga menunjukkan bahwa bahwa stasiun COCO mengalami peningkatan pergerak ke arah Utara-Selatan jika dibandingakan dengan penelitian sebelumnya. Peningkatan pergerakan ke arah utara ini menuju Pulau Sumatra mungkin disebabkan oleh adanya pergerakan mantle relaxation akibat gempa-gempa bumi besar pada dua dekade terakhir pada zona subduksi Sumatra

    Pemanfaatan Survey GPS Geodetik untuk Pengamatan Deformasi Inter-seismik Setelah Satu Dekade Kejadian Gempa Bumi Bengkulu 2007 (Mw 8.4) di Daerah Bengkulu Bagian Utara

    Get PDF
    Penelitian siklus gempa bumi sangat penting yang meliputi fase co-seismik, post-seismik dan inter-seismik untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati deformasi inter-seismik di daerah Bengkulu bagian utara setelah satu dekade kejadian deformasi post-seismik gempa bumi Bengkulu 2007 (Mw 8,4) dengan menggunakan pemantauan Global Positioning System (GPS). Pengambilan data GPS dilakukan pada 5 titik pengamatan yaitu titik BNTL, IPUH, SBLT, MURI dan KTHN selama tahun 2018-2020. Data GPS tersebut diolah menggunakan perangkat GAMIT/GLOBK. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa setelah lebih 10 tahun kejadian gempa bumi tahun 2007 (Mw 8,4), daerah Bengkulu bagian utara saat sekarang mengalami fase inter-seismik dalam siklus gempa bumi yang ditandai dengan deformasi inter-seismik pada 5 stasiun GPS. Vector pergerakan pada ini kelihatan seragam dengan kecepatan rata-rata 20 mm/tahun menuju arah timur laut, sesuai dengan pergerakan relatif plate tektonik Indo-Australia terhadap Eurasia. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa tidak terlihat deformasi co-seismik akibat dari 285 gempa bumi dengan kekuatan 4.0 dari bulan Januari 2018 sampai November 2020 di daerah Bengkulu bagian utara. Untuk keperluan mitigasi dan perencanaan wilayah, maka perlu dilakukan penelitian yang kontinu serta menambah titik pengamatan GPS dalam rangka pemetaan kawasan pengumpulan stress maupun pengeluaran energy melalui gempa bumi di Bengkulu

    Analysis of Land and Sea Temperatures Trend During 1985-2021 Period to Understand Local or Global Warming Effect in Bengkulu City

    Get PDF
    Global warming is a phenomenon where the earth's temperature rises drastically. The temperature increase causes negative impacts on the environment globally. Bengkulu City, Indonesia, is situated with a growing population and land-use change that may cause temperature rise. This research aimed to analyze the temperature change in the land and sea area of Bengkulu City. To understand the local or global factors influencing temperature changes in Bengkulu City, we also studied the correlation between land and sea temperatures. The temperature data were obtained from BMKG and NOAA PSL. Firstly, we analyzed the temperature trendlines for the last 36 years. Then we evaluated the coefficient determination (R2) value to determine the correlation between sea and land temperatures. The results show that during the last 36 years, the sea temperature is increased by 0.40 °C, while the land temperature is increased by 1.07 °C. Moreover, we found a relatively weak correlation between sea and land temperature, with a 10.7% correlation. We argued that the increased temperature in Bengkulu City land is associated with land change use and rising population in the last few decades, which means the local factor affected the land temperature changes. On the other hand, global phenomena (IOD and ENSO) influenced sea temperature changes, which means the global factor affected the sea temperature changes. The rising land temperature is relatively high; hence it is necessary to understand better what parameters are causing temperature changes that may affect the physical environment in Bengkulu, Indonesia

    ESTIMASI DEFORMASI INTERSEISMIC DI DAERAH PANTAI BENGKULU BAGIAN SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY GPS GEODETIK

    Get PDF
    Telah dilakukan pengamatan deformasi pada kawasan pesisir pantai dalam siklus interseismic dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) pada lima titik pemantauan di wilayah Bengkulu bagian selatan. Pengamatan GPS dilakukan dalam kurun waktu 2019-2020 kecuali untuk stasiun DEYU pada kurun waktu 2014-2016. Pengolatan data GPS dilakukan dengan menggunakan software GAMIT/GLOBK. Hasil pengolahan berupa posisi harian GPS time series dalam komponen utara dan timur yang kemudian dilakukan linear fit untuk mendapatkan vektor pergeseran. Kecepatan pergerakan pada stasiun GPS berada 22,23-27,67 mm/tahun dengan error pengukuran < 2,5 mm/tahun. Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya aktivitas deformasi interseismic di wilayah pesisir Bengkulu bagian selatan dengan arah vektor pergeseran hasil pengamatan menuju ke arah timur laut. Vektor pergerakan interseismic yang teramati masih perlu dikoreksi terhadap rotasi Blok Sunda, sehingga vektor pergerakan interseismic yang diperoleh hanya berasal dari pergerakan zona subduksi Sumatera dan sesar Sumatra yang berguna sebagai input pada  pemodelan potensi kegempaan di Sumatra khususnya di daerah Bengkulu

    Correlation Among Rainfall, Humidity, and The El Niño-Southern Oscillation (ENSO) Phenomena in Bengkulu City During the Period from 1985-2020

    Get PDF
    A correlation analysis is needed to see the relations among the three variables, rainfall with El Niño-Southern Oscillation (ENSO) and Humidity with ENSO. The instability of rainfall and the decrease in the humidity in Bengkulu City can be affected by La Nina and El Nino phenomena. This research aimed to analyze the correlations among rainfall, humidity, and ENSO with Pearson correlation analysis. The rainfall and humidity data were collected from BMKG, and the ENSO data were obtained from NOAA PSL for the 1985-2020 period. The results of the correlation analysis of rainfall and ENSO for the last 35 years generally show a moderately strong correlation. However, a strong correlation in the La Nina phase specifically occurred in 1988-1989, 1998-1999, 1999-2000, 2007-2008 and 2010-2011 with values of 58.6, 40.1, 61.4, 96, 4, and 89.2%. Meanwhile, the correlation >80% (very strong) during the El Nino phase occurred in 1987, 1991-1992, 1997, 2015. The correlation analysis results of humidity and ENSO show little correlation in the La Nina phase of >70% (1988-1989, 1998-1999, 2010-2011) and the El Nino phase of <70% (1997, 2015, 2016). The humidity correlations with ENSO do not influence the humidity change in Bengkulu City. The decrease in the humidity in Bengkulu City can be affected by other factors, such as land use change to housing due to population growth in Bengkulu City
    • …
    corecore