8 research outputs found

    PENDAMPINGAN USAHA PRODUK MAKANAN BEKU BERBAHAN DAGING AYAM DI KELURAHAN OESAPA KUPANG NTT DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Masa pandemi covid-19 membuat ruang gerak masyarakat terbatas untuk membeli makanan di warung atau di pasar, sehingga produk pangan beku berbahan daging ayam dapat menjadi pilihan, karena praktis, dapat disimpan lama dan bergizi. Namun, permasalahan dari kelompok mitra yaitu: 1) minimnya pengetahuan untuk membuat berbagai variasi produk makanan beku berbahan daging ayam, 2) kurangnya permodalan untuk melakukan usaha kuliner berbahan daging ayam, 3) kurangnya motivasi untuk menjual produk beku berbahan daging ayam. Metode 1) Memberikan bantuan karkas ayam dan paket bantuan alat dan bahan pengolah produk daging ayam, 2) memberikan penyuluhan 3) melakukan pendampingan kegiatan kepada ibu-ibu, dan melakukan evaluasi setiap kegiatan agar ibu-ibu dapat mandiri dan usaha berkelanjutan. Simpulan: 1) Bantuan modal berupa karkas ayam dan peralatan dapat membantu ibu-ibu untuk memproduksi frozen food, 2) Pelatihan wirausaha tentang keuntungan usaha penjualan produk beku berbahan daging ayam, 3) Penyuluhan tentang protein hewani dapat menyadarkan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi daging ayam. Kata kunci : daging ayam, makanan beku, karkas, pandemi ABSTRACT During the COVID-19 pandemic, people have limited space to buy food in stalls or at the market, so frozen food products made from chicken meat can be an option, because they are practical, can be stored for a long time  and are nutritious. However, the problems of the partner group are: 1) lack of knowledge to make various variations of frozen food products made from chicken meat, 2) lack of capital to conduct a culinary business made from chicken meat, 3) lack of motivation to sell frozen products made from chicken meat. Methods 1) Provide assistance with chicken carcasses and packages of tools and materials for processing chicken meat products, 2) provide counseling, 3) provide assistance for activities to partners, and evaluate each activity so that partners can be independent and have a sustainable business. Conclusions: 1) Capital assistance in the  form of chicken carcasses and equipment can help partner to produce frozen food, 2) Entrepreneurship training on the benefits of selling frozen products made from chicken meat, 3) Counseling on animal protein can make people aware of increasing consumption of chicken meat. Keywords: chicken meat, frozen food, carcass, pandemi

    ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK BABI DI KABUPATEN NAGEKEO

    Get PDF
    The objectives of this study were 1) to determine the rate of farmer’s income which obtained from pig farming, 2) to analyze the financial feasibility of pig farming in Nagekeo Regency. The sampling method consist of three phases. Firstly determining two districts purposively, Secondly determining four villages sample also purposively, thirdly, determining 41 respondents in the basis of proportional random sampling. The data collected were analyzed using income and financial analysis. The criteria of financial analysis were NPV, Net B/C, R/C, IRR, Price of BEP and PP. The results of this study showed that the average of farmer’s income abtained from pig farming was Rp 18.514.171 per year. The financial analysis shows the NPV of Rp 21.568.664, the value of the Net B/C of 2,06; R/C of 2,88; IRR of 44%; PBP of 1,5 per year; and Price of BEP equal is Rp 3.497.721 million. Based on the results abtained it can be concluded that the pig farming in Nagekeo is already profitable and financially feasible. Therefore, efforts need to be developed and improved. ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui besarnya pendapatan petani peternak yang diperoleh dari usaha ternak babi yang dijalankan di Kabupaten Nagekeo dan 2) menganalisis kelayakan usaha ternak babi secara finansial di Kabupaten Nagekeo. Metode pengambilan contoh dilakukan melalui tiga tahap. Pada tahap pertama dilakukan pada tingkat kecamatan secara purposive (sengaja) dari 7 kecamatan diperoleh 2 Kecamatan Contoh. Penentuan Desa Contoh dilakukan secara purposive (sengaja) dari 26 desa sehingga diperoleh 4 Desa Contoh. Penentuan responden dilakukan secara acak proposional, sehingga diperoleh 41 responden. Data analisis menggunakan  analisis pendapatan, dan analisis finansial dengan menggunakan kriteria NPV, Net B/C, R/C, IRR, BEP Harga dan PP. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata besar pendapatan yang diterima dari usaha ternak babi adalah sebesar Rp 18.514.171 per tahun. Analisis finansial menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 21.568.664, nilai R/C ratio sebesar 2,88, nilai B/C sebesar 2,06, nilai IRR sebesar 44%, nilai PBP sebesar 1,5 tahun dan BEP harga sebesar Rp 3.497.721. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa usaha ternak babi di Kabupaten Nagekeo sudah menguntungkan dan layak secara finansial. Oleh karena itu usaha ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan

    Ipteks Bagi Masyarakat (Ibm) Desa Baumata Timur Melalui Diversifikasi Produk Olahan Ayam Lokal

    Full text link
    Kegiatan IbM (Ipteks bagi masyarakat) ini dilaksanakan di desa Baumata Kabupaten Kupang Provinsi NTT selama 8 bulan. Tujuan dari program ini adalah untuk membantu meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi peternak ayam di Desa dan juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi . Target khusus yang ingin dicapai dari program ini yaitu melakukan diversifikasi produk olahan ayam potong dengan melatih ibu-ibu memproduksi baso, ayam asap, ayam panggang, dan nugget ayam. Metode yang digunakan yaitu dengan penyuluhan, demonstrasi, pendampingan dan evaluasi, serta memberikan paket bantuan beberapa alat pengolahan produk ayam lokal. Penyuluhan diberikan dengan memberikan buku, dan ceramah mengenai pentingnya protein hewani bagi kesehatan masyarakat. Demonstrasi dilakukan dengan praktek langsung pembuatan baso, ayam asap, ayam panggang, dan nuget ayam. Setiap aktivitas dilakukan dengan pendampingan, dan evaluasi untuk mengetahui pencapain target. Kegiatan ini dapat membantu masyarakat di Desa Baumata khususnya ibu-ibu untuk dapatmengolah daging ayam potong menjadi berbagai produk olahan., sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi, khususnya bagi ibu-ibu di Desa Baumata Timur

    Analisis Finansial Sistim Penggemukan Sapi Potong oleh Perusahaan dan Peternakan Rakyat di Kabupaten Kupang

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usaha penggemukan sapi di perusahaan peternakan dan peternakan rakyat, kelayakan usaha penggemukan sapi potong di perusahaan peternakan dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi potong di peternakan rakyat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan dari usaha penggemukan sapi potong di perusahaan dan peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan wilayah sampel ditentukan secara Sampel Acak Klaster (Cluster Random Sampling) dan responden secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 60 responden. Analisis  kelayakan  finansial  dikaji  secara  kuantitatif melalui  analisis  biaya dan  manfaat,  analisis laba rugi,  analisis  kriteria  investasi,  yaitu  meliputi Net Present Value (NPV),  Internal  Rate  Return (IRR),  Net  Benefit  Cost  Ratio (Net  B/C),  Payback Pariod (PP),  dan  Analisis Switching  Value. Hasil analisis menunjukan bahwa usaha penggemukan di perusahaan peternakan  untuk sapi jantan memiliki nilai NPV sebesar Rp. 7.472.015.043; B/C sebesar 3.09; IRR sebesar 30.15%; Usaha penggemukan sapi betina afkir memiliki nilai NPV sebesar Rp. 3.720.704.516,-  B/C sebesar 4.87; IRR sebesar 34%; sementara usaha penggemukan sapi jantan di peternakan rakyat memiliki nilai NPV sebesar Rp. 61.825.470; B/C adalah 4.92; IRR sebesar 95%. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan untu usaha penggemukan sapi adalah jumlah ternak, harga bakalan, tenaga kerja dan harga jual, biaya pakan, dan bobot akhir ternak. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Kupang baik yang dilakukan oleh peternak maupun perusahaan peternakan layak dijalankan. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usaha penggemukan sapi di perusahaan peternakan dan peternakan rakyat, kelayakan usaha penggemukan sapi potong di perusahaan peternakan dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi potong di peternakan rakyat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan dari usaha penggemukan sapi potong di perusahaan dan peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan wilayah sampel ditentukan secara Sampel Acak Klaster (Cluster Random Sampling) dan responden secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 60 responden. Analisis  kelayakan  finansial  dikaji  secara  kuantitatif melalui  analisis  biaya dan  manfaat,  analisis laba rugi,  analisis  kriteria  investasi,  yaitu  meliputi Net Present Value (NPV),  Internal  Rate  Return (IRR),  Net  Benefit  Cost  Ratio (Net  B/C),  Payback Pariod (PP),  dan  Analisis Switching  Value. Hasil analisis menunjukan bahwa usaha penggemukan di perusahaan peternakan  untuk sapi jantan memiliki nilai NPV sebesar Rp. 7.472.015.043; B/C sebesar 3.09; IRR sebesar 30.15%; Usaha penggemukan sapi betina afkir memiliki nilai NPV sebesar Rp. 3.720.704.516,-  B/C sebesar 4.87; IRR sebesar 34%; sementara usaha penggemukan sapi jantan di peternakan rakyat memiliki nilai NPV sebesar Rp. 61.825.470; B/C adalah 4.92; IRR sebesar 95%. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan untu usaha penggemukan sapi adalah jumlah ternak, harga bakalan, tenaga kerja dan harga jual, biaya pakan, dan bobot akhir ternak. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Kupang baik yang dilakukan oleh peternak maupun perusahaan peternakan layak dijalankan. ©2016 dipublikasikan oleh JAS

    Pendampingan Usaha Produk Makanan Beku Berbahan Daging Ayam di Kelurahan Oesapa Kupang NTT di Masa Pandemi Covid-19

    Full text link
    Masa pandemi covid-19 membuat ruang gerak masyarakat terbatas untuk membeli makanan di warung atau di pasar, sehingga produk pangan beku berbahan daging ayam dapat menjadi pilihan, karena praktis, dapat disimpan lama dan bergizi. Namun, permasalahan dari kelompok mitra yaitu: 1) minimnya pengetahuan untuk membuat berbagai variasi produk makanan beku berbahan daging ayam, 2) kurangnya permodalan untuk melakukan usaha kuliner berbahan daging ayam, 3) kurangnya motivasi untuk menjual produk beku berbahan daging ayam. Metode 1) Memberikan bantuan karkas ayam dan paket bantuan alat dan bahan pengolah produk daging ayam, 2) memberikan penyuluhan 3) melakukan pendampingan kegiatan kepada ibu-ibu, dan melakukan evaluasi setiap kegiatan agar ibu-ibu dapat mandiri dan usaha berkelanjutan. Simpulan: 1) Bantuan modal berupa karkas ayam dan peralatan dapat membantu ibu-ibu untuk memproduksi frozen food, 2) Pelatihan wirausaha tentang keuntungan usaha penjualan produk beku berbahan daging ayam, 3) Penyuluhan tentang protein hewani dapat menyadarkan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi daging ayam. Kata kunci : daging ayam, makanan beku, karkas, pandem
    corecore