5 research outputs found

    PELATIHAN WELDING SMAW 1G DAN 2F PADA MASYARAKAT KELOMPOK NELAYAN GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMPETENSI DI KABUPATEN FAKFAK

    Get PDF
    Abstrak: Masyarakat nelayan di Kampung Sekban, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat menjadi mitra kegiatan pengabdian masyarakat (PKM). Berdasarkan survei tim PKM, mereka masih memiliki latar belakang pendidikan dan keterampilan yang rendah, khususnya kompetensi las SMAW. Secara ekonomi, mereka termasuk dalam kategori kelas bawah. Mereka menangkap ikan di laut untuk kehidupan ekonominya. Pengelasan SMAW sangat bermanfaat dalam memberikan keterampilan tambahan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi mereka. Mereka bisa mendapatkan penghasilan dari memproduksi meja dari rangka baja, pagar, dan tralis pengaman. PKM ini bertujuan untuk membekali mereka dengan keterampilan las SMAW. Dalam pelatihan tersebut mereka diajarkan tata cara pelaksanaan pekerjaan pengelasan yang sesuai dengan standar operasional prosedur; cara memasang ampere yang benar berdasarkan ketebalan bahan, memotong sambungan sudut, mengelas dengan sudut 90 derajat, menggunakan elektroda yang sesuai dengan bahan las dan menggunakan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan benar. Pelatihan ini diikuti oleh 21 nelayan. Metode yang digunakan adalah ceramah dan penerapan langsung. Kompetensi peserta dinilai berdasarkan jawaban kuesioner. Hasil pembagian kuisioner mitra PKM mendapatkan nilai 89,33% mampu melaksanakan pekerjaan pengelasan secara mandiri, sedangkan hanya 10,67% yang kurang kompeten sehingga kegiatan PKM tersebut dinyatakan berhasil berdasarkan hasil kuisioner tersebut.Abstract: Fishermen community in Sekban Village, Fakfak Regency, West Papua Province were the partner of the public service (PKM) activity. Based on the survey of the PKM team, they still have low educational background and skills, particularly SMAW welding competency. Economically, they are of low-class category. They catch fish in the sea for their economic life. SMAW welding is highly beneficial for providing them with extra skill to improve their economic life. They would be able earn from producing tables from steel frames, fences, and safety trails. The PKM was aimed to equip them with SMAW welding skills. In the training they were taught the procedure of performing welding jobs that comply with standard operational procedures; how to apply the correct amper based on material thickness, cut corner joints, weld to make 90-degree angles, use electrodes that accorded to the welding material and proper use of Occupational Health and Safety kits. The training was attended by 21 fishermen. The results of the distribution of questionnaires from PKM partners scored 89.33% able to carry out welding work independently, while only 10.67% were less competent so that the PKM activities were declared successful based on the results of the questionnaire

    Pengaruh Perlakuan Permukaan dan Parameter Pengelasan Dissimilar Capacitive Discharge Welding Baja dan Kuningan terhadap Stress Corrosion Cracking

    Get PDF
    Retak Tegangan-Korosi (Stress Corrosion Cracking-SCC) merupakan kegagalan pada logam yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu tegangan (stress), lingkungan korosif (corrosion environment), dan retak (crack initiation) yang disebabkan kerentanan material. Fenomena kegagalan ini terjadi pada logam atau sambungan logam, kegagalan tersebut sangat berbahaya bagi industri pengguna logam misalnya pada industri penerbangan, konstruksi jembatan/gedung, kelistrikan, bahkan pada bidang kesehatan sekalipun. Spesimen yang diteliti adalah hasil sambungan las dissimilar antara baja dan kuningan yang memiliki diameter 1.6mm dengan panjang 40mm. Proses pengelasan dissimilar berlangsung menggunakan mesin CDW dengan berbagai parameter dimulai dari weld energy 80, 90, 100, 110, dan 120J. Sebelum material di las, sebelumnya dilakukan variasi surface preparation untuk mendapatkan geometri permukaan yang paling optimal. Sambungan tersebut kemudian diuji menggunakan mesin uji SCC dengan metode CLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bentuk perlakuan permukaan yang memiliki ketahanan paling tinggi adalah α1 kemudian diikuti oleh α2 dan yang terakhir adalah α0. Nilai tegangan ambang atau tegangan aman pada masing-masing spesimen adalah: α0 sebesar 176,715 MPa, α1 sebesar 332,846 MPa, dan α2 sebesar 254,78 MPa. Diantara lima parameter pengelasan dissimilar CDW yaitu 80J, 90J, 100J, 110J dan 120J, didapatkan energi pengelasan yang paling tahan terhadap kondisi SCC adalah 120J

    Stress corrosion cracking threshold for dissimilar capacitive discharge welding joint with varied surface geometry

    No full text
    Stress corrosion cracking (SCC) is known as a major factor that should be considered in the assessment of welding joint structure integrity. Despite the promising and wide application of dissimilar metal joints, the currently available SCC mitigation technique of dissimilar metal joints is not adequate. The challenge is to obtain a good joint while different melting points exist. This article reports a novel SCC mitigation method on a brass–steel dissimilar metal joint by modifying the geometry of the surface. It is evidenced that the sharpened steel (α1 specimen) significantly improves the SCC resilience of the joint. The evaluation of SEM/EDS photos reveals that the α1 geometry induces a smaller pore area around brass–steel micro-joint interfaces which in turn produces stronger joints
    corecore