3 research outputs found

    Perawatan Paliatif terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara

    Get PDF
    This study aims to identify the effect of palliative care on breast cancer patients' quality of life. The method used in this study is a literature review. The results showed that palliative care affected breast cancer patients. In conclusion, comprehensive palliative care from various aspects of the patient's life plays a significant role in achieving the maximum quality of life in breast cancer patients and preparing for a dignified death.  Keywords: Breast Cancer, Quality of Life, Palliative Car

    Studi Kasus: Status Pernafasan Pada Pasien Myasthenia Gravis di Ruang Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

    Get PDF
    Myasthenia gravis (MG) merupakan penyakit autoimun kronis yang dimediasi oleh antibodi terhadap acetylcholin receptor (AChR)  pada membran postsynaptic dari tautan otot saraf. Hilangnya situs AchR mengakibatkan kelemahan pada otot rangka yang berhubungan dengan pernafasan serta pergerakan ekstrimitas. Sebanyak 15 % – 20 % pasien dengan MG setidaknya mengalami satu kali myasthenic crisis. Myasthenic crisis  merupakan keadaan darurat medis yang terjadi akibat kelemahan otot-otot pernafasan sehingga pasien mengalami penurunan status pernafasan. Tujuan : untuk mengetahui gambaran karakteristik dan menganalisis status pernafasan pasien MG. Metode : penelitian dekriptif dengan pendekatan observasi studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan  consecutive sampling. Pengumpulan data dan pengkajian menggunakan form pengkajian asuhan keperawatan RSHS dan lembar observasi status pernafasan nursing intervention clasification. Hasil : karakteristik  pasien dalam studi ini adalah pasien MG dengan riwayat gagal nafas,  jenis kelamin perempuan, dengan klasifikasi klinis MG IIb dan IIIb. Hasil Kedua pasien mengalami keluhan kesulitan bernafass namun saat diobservasi pasien kedua mengalami dua kali gagal nafas karena melakukan aktivitas seperti berbicara lama, mengedan, dan tertawa berlebih yang mengakibatkan kelemahan pada otot-otot pernafasan sehingga terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan penurunan saturasi oksigen. Simpulan : edukasi yang tepat mengenai aktivitas serta observasi status pernafasan secara berkala dibutuhkan pasien MG agar dapat mengontrol dan mencegah terjadinya gagal nafas yang dapat menyebabkan kematian. Case Study: Respiratory Status of Patients Myasthenia Gravis at Azalea Room Hasan Sadikin Bandung Hospital. Myasthenia gravis (MG) is a chronic autoimmune disease that is mediated by antibodies to the acetylcholine receptor (AChR) in the post-synapses membrane of the neural muscle tissues.  Loss of the AchR site results in weakness in skeletal muscle associated with breathing and limb movements. A total of 15%-20% of patients with MG have suffered a one-time crisis. The Myasthenic crisis is a medical emergency that occurs due to the weakness of the respiratory muscles so that the patient experiences decrease in respiratory status. Objective: to determine the characteristics and analyze the respiratory status of MG patients. Method: Descriptive research with an observation approach to case studies. The sampling technique uses consecutive sampling. Data collection and assessment used the RSHS nursing care assessment form and an observation sheet about the classification status of nursing interventions. Results: The characteristics of the patients in this study were MG patients with a history of respiratory failure, female sex, with clinical classification of MG IIb and IIIb. Both patients had a history of respiratory failure but when observed the second patient experienced two symptoms of respiratory failure due to activities such as prolonged talking, straining, and excessive laughter which resulted in weakness in the respiratory muscles which resulted in an increase in respiratory frequency and decreased oxygen saturation.  Conclusion: proper education about the activity and observation of respiratory status regularly is needed by MG patients to be able to control and prevent respiratory failure which can cause death

    HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMUR, JENIS KELAMIN, PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN PERILAKU BERPACARAN PADA REMAJA DI PROVINSI JAWA BARAT

    No full text
    Infeksi HIV/AIDS pada remaja di Indonesia semakin meningkat, dengan prevalensi sekitar 3,2-3,8% setiap tahunnya, mayoritas remaja terinfeksi karena hubungan seksual. Hubungan seksual pada remaja merupakan salah satu bentuk ekspresi akibat adanya perbedaan naluriah seks antara dua jenis kelamin yang disebabkan oleh kematangan seksual, yang diawali dari tindakan atau aktivitas dan kontak fisik pada perilaku berpacaran. Dalam beberapa tahun terakhir, karena perkembangan ekonomi dan media masa mempengaruhi perilaku dan persepsi remaja akan aktivitas seksual berisiko, terutama saat remaja berpacaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dari faktor pengetahuan tentang HIV, jenis kelamin dan usia yang paling berhubungan dengan perilaku berpacaran pada remaja di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang berasal dari Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (SKAP) 2018 Remaja. Sampel survei pada provinsi Jawa Barat dilakukan terhadap 4692 responden remaja perempuan dan pria dengan batas usia antara 15–24 tahun. Unit sampel yang digunakan dalam analisis semua perempuan dan pria belum menikah pada penelitian ini adalah 500 Responden. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan rancangan penelitian korelasional menggunakan analisis data sekunder. Waktu pengumpulan data  dan penelitian dilakukan pada bulan Desember 2021. Analisis yang dilakukan adalah uji korelasi Chi-Square, kemudian dilakukan analisis multivariate menggunakan adalah uji statistik regresi logistik. Hasil analisis chi-square, menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan sebagian kecil dari sub variabel perilaku berpacaran. Pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah variabel yang paling erat hubungannya dengan variabel perilaku berpacaran. Pengetahuan mengenai HIV/AIDS dapat merubah persepsi seseorang terhadap seksualitas dan cara berpacaran. Saran perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berpacaran berisiko pada remaja menggunakan data primer.The numbers of infected adolescents by HIV/AIDS is getting higher recently, around 3.2 –3.8% per year, majority due to sexual activity. Sexual intercourse among adolescents is anexpression of sexual arousal that indicates the maturity of two genders’ type; which beginswith actions or activities and physical contact in dating behavior. Last decades, the economicdevelopments and mass media have influenced adolescents' behavior and perceptions of riskysexual activities, especially when they are dating. The purpose of this study was to examinethe factors of knowledge about HIV, gender and, age that are most associated with datingbehavior in adolescents in West Java. This study deployed secondary data sources derivedfrom the 2018 Youth Population, Family Planning and Family Development ProgramPerformance and Accountability Survey. The survey’s sample at the province of West Javawas conducted on 4692 female and male adolescent respondents with an age limit of 15–24years. The sample unit used in the analysis of all unmarried women and men in this study was500 respondents. This research used descriptive quantitative research method withcorrelational research design using secondary data analysis. The time of data collection andresearch was carried out in December 2021. The data in the study were normally distributed,so the Chi-Square correlation test was carried out, then multivariate analysis was carried outusing logistic regression statistical tests. The results of the chi-square analysis showed thatthere was a significant relationship between knowledge about HIV/AIDS and a small part ofthe sub- variables of dating behavior. Knowledge of HIV/AIDS was the variable that is mostclosely related to the variable of dating behavior. Suggestions, there’s a need further researchregarding the factors that influence risky dating behavior in adolescents using primary data.Keywords : Dating Behavior, HIV/AIDS, Knowledge, Premarital Sexual Relations Jumlah remaja yang tertular HIV/AIDS saat ini semakin meningkat, berkisar 3,2 – 3,8% pertahun, sebagian besar disebabkan oleh aktivitas seksual. Hubungan seksual pada remajamerupakan ekspresi gairah seksual yang menunjukkan kematangan tipe dua gender; yangdiawali dengan tindakan atau aktivitas dan kontak fisik dalam perilaku berpacaran. Beberapadekade terakhir, perkembangan ekonomi dan media massa telah mempengaruhi perilaku danpersepsi remaja terhadap aktivitas seksual berisiko, terutama saat mereka sedang berkencan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pengetahuan tentang HIV, jenis kelamindan, usia yang paling berhubungan dengan perilaku pacaran pada remaja di Jawa Barat.Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1423-1442, Agustus 2023 e-ISSN2 548-7051Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-65021424Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang berasal dari Survei Kinerja danAkuntabilitas Program Kependudukan Remaja, Keluarga Berencana dan PembangunanKeluarga Tahun 2018. Sampel survei di Provinsi Jawa Barat dilakukan terhadap 4.692responden remaja perempuan dan laki-laki dengan batasan usia 15–24 tahun. Unit sampelyang digunakan dalam analisis seluruh perempuan dan laki-laki belum menikah dalampenelitian ini adalah 500 responden. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptifkuantitatif dengan desain penelitian korelasional menggunakan analisis data sekunder. Waktupengumpulan data dan penelitian dilakukan pada bulan Desember 2021. Data dalampenelitian berdistribusi normal, sehingga dilakukan uji korelasi Chi-Square, kemudiandilakukan analisis multivariat dengan menggunakan uji statistik regresi logistik. Hasil analisischi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentangHIV/AIDS dengan sebagian kecil sub variabel perilaku pacaran. Pengetahuan tentangHIV/AIDS merupakan variabel yang paling erat hubungannya dengan variabel perilakuberpacaran. Saran, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku pacaran berisiko pada remaja dengan menggunakan data primer.Keyword : Perilaku Pacaran, HIV/AIDS, Pengetahuan, Hubungan Seksual Prani
    corecore