13 research outputs found

    Kajian Metode Empiris Untuk Menghitung Debit Banjir Sungai Negara Di Ruas Kecamatan Sungai Pandan (Alabio)

    Get PDF
    Sungai Negara adalah salah satu sungai di propinsi Kalimantan Selatan yangmempunyai luas daerah aliran sungai (DAS) sebesar 3.921 km². Di sungai ini sering terjadibanjir yang banyak menyebabkan banyak kerugian. Oleh karena itu diperlukan adanyaperhitungan debit banjir untuk mengetahui nilai debit banjir rencana di Sungai Negara.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh penyimpangan nilai debit banjir rencanadari metode empiris dengan data debit terukur sungai sehingga perlu adanya kajianketelitian untuk mendapatkan debit banjir rencana yang sesuai dengan keadaaansebenarnya di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan melakukananalisis terhadap data curah hujan untuk mendapatkan debit banjir pada daerah aliranSungai Negara dengan Metode Rasional, metode Der Weduwen dan metode Haspersserta melakukan analisis frekuensi terhadap data debit terukur.Hasil perhitungan data curah hujan menggunakan metode Rasional, metode DerWeduwen dan metode Haspers terhadap nilai analisis frekuensi data debit terukurdidapatkan bahwa penyimpangan terkecil terjadi terhadap metode Der Weduwen yaitusebesar 38.28% untuk kala ulang 2 tahun, 36.47% untuk kala ulang 5 tahun, 36.04% untukkala ulang 10 tahun, 35.96% untuk kala ulang 20 tahun, 36.17% untuk kala ulang 50 tahundan 36.50% untuk kala ulang 100 tahun. Oleh karena itu, metode Der Weduwen dapatdigunakan sebagai acuan untuk dalam perhitungan debit banjir rencana untukmerencanakan penanggulangan bencana banjir di Sungai Negar

    Evaluasi Karakteristik Dan Kapasitas Lahan Parkir Pada Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru

    Get PDF
    Sebagai pusat pelayanan kesehatan di daerah kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan, Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat terutama di kota Banjarbaru. Oleh sebab itu, dibutuhkan fasilitas parkir rumah sakit yang memenuhi dalam menampung kendaraan pengunjung dan karyawan pada rumah sakit tersebut.Meningkatnya jumlah pertambahan pasiendi Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru serta rencana pertambahan jumlah karyawan yang terus bertambah akan berdampak pada areal parkir yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik parkir, mengetahui kebutuhan ruang parkir yang ada pada Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru ini dan menghitung prediksi kebutuhan ruang parkir untuk beberapa tahun yang akan datang. Pengambilan data kendaraan pada lokasi studi dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan pencatatan nomor plat kendaraan yang masuk dan keluar selama 6 hari yaitu dari tanggal 24 – 29 Nopember 2017 dengan lama pengamatan selama 10 jam (06:00-16:00) WITA. Dari hasil evaluasi tersebut, kapasitas parkir roda 2karyawan sebanyak 300 SRP, roda 2 pengunjung 312 SRP dan roda 4 karyawan sebanyak 142 SRP dan roda 4 pengunjung ada 81 SRP. Pada tahun 2017 masih dapat menampung akumulasi puncak dari kendaraan roda 2karyawan sebanyak 289 kendaraan, roda 2 pengunjung ada 305 kendaraan, roda 4 karyawan ada 137 kendaraan dan roda 4 pengunjung ada 79 kendaraan.Indeks parkir maksimum kendaraan roda 2 karyawan sebesar 96%, roda 2 pengunjung sebanyak 98%, roda 4 karyawan sebanyak 96% dan roda 4 pengunjung sebanyak 98%. Menurut perhitungan forecastingpada tahun 2018 yang akan datang sudah mulai jenuh dikarenakan indeks parker sudah mencapai 124,282%, sehingga SRP harus ditambahkan

    Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Jalan Trans Kalimantan (Km 5 - Km 28) Kabupaten Barito Kuala

    Get PDF
    Jalan Trans Kalimantan Kabupaten Barito Kuala yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah mempunyai peranan penting dalam aktivitas transportasi masyarakat, akan tetapi ruas jalan ini memiliki tingkat kerawanan kecelakaan yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan analisis untuk mengetahui lokasi serta penyebab terjadinya kecelakaan agar dapat memberikan strategi penanganan pada lokasi rawan kecelakaan. Analisis dilakukan dengan menghitung tingkat kefatalan (TF) dan nilai UCL (Upper Control Limit) setiap ruas jalan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat 7 daerah rawan kecelakaan (blacksite), dimana ruas Jl. Trans Kalimantan km 18 – km 19 tercatat memiliki tingkat kefatalan tertinggi dengan nilai TF = 322,28 dan UCL = 176,14. Selain itu terdapat 28 titik rawan kecelakaan (blackspot), dimana ruas Jl. Trans Kalimantan km 18 – km 18,25 tercatat memiliki tingkat kefatalan tertinggi dengan nilai TF = 1289,11 dan UCL = 208,80. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecelakaan pada lokasi rawan kecelakaan adalah dengan melengkapi jalan dengan fasilitas yang memadai serta mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang keselamatan berlalu lintas agar senantiasa berhati-hati dalam berkendara.Jalan Trans Kalimantan Kabupaten Barito Kuala yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah mempunyai peranan penting dalam aktivitas transportasi masyarakat, akan tetapi ruas jalan ini memiliki tingkat kerawanan kecelakaan yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan analisis untuk mengetahui lokasi serta penyebab terjadinya kecelakaan agar dapat memberikan strategi penanganan pada lokasi rawan kecelakaan. Analisis dilakukan dengan menghitung tingkat kefatalan (TF) dan nilai UCL (Upper Control Limit) setiap ruas jalan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat 7 daerah rawan kecelakaan (blacksite), dimana ruas Jl. Trans Kalimantan km 18 – km 19 tercatat memiliki tingkat kefatalan tertinggi dengan nilai TF = 322,28 dan UCL = 176,14. Selain itu terdapat 28 titik rawan kecelakaan (blackspot), dimana ruas Jl. Trans Kalimantan km 18 – km 18,25 tercatat memiliki tingkat kefatalan tertinggi dengan nilai TF = 1289,11 dan UCL = 208,80. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecelakaan pada lokasi rawan kecelakaan adalah dengan melengkapi jalan dengan fasilitas yang memadai serta mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang keselamatan berlalu lintas agar senantiasa berhati-hati dalam berkendara. Kata Kunci: Daerah Rawan Kecelakaan, Penanganan Kecelakaan, UCL (Upper Control Limit)

    ANALISIS PERBANDINGAN KETEBALAN PERKERASAN LENTUR ANTARA DESAIN RENCANA DENGAN PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE MDP 2017 DAN METODE BINA MARGA PT T-01-2002-B. (STUDI KASUS: RUAS JALAN GUBERNUR SYARKAWI (STA 24+500 SD. STA 27+000).

    Get PDF
    Penelitian dilakukan pada Jalan Gubernur Syarkawie (Sp. Handil Bakti (Sp. Serapat)-Km. (By Pass Banjarmasin)) tepatnya pada STA 24+500 sd. STA 27+000 yang terletak di dekat bundaran Liang Anggang KM. 17. Panjang jalan yang direncanakan adalah 2500 m. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbandingan ketebalan perkerasan lentur antara desain rencana dengan perencanaan menggunakan Metode MDP 2017 dan Metode Bina Marga Pt T-01-2002-B. Dari hasil analisis didapatkan bahwa Metode MDP 2017 menggunakan lapis perkerasan AC–WC, AC–BC, AC-Base dan Lapis Penopang (Base course, sedangkan metode Bina Marga Pt T 01-2002-B menggunakan lapis perkerasan AC–WC, AC–BC dan AC-Base tanpa Lapis Penopang (Base course). Kedua metode tersebut menggunakan Lapis Pondasi Atas berupa Lapis Pondasi Agregat Kelas A. Perbedaan signifikan terletak pada lapis pondasi dasar sebagai perbaikan tanah bawah. Metode MDP 2017 serta Gambar Rencana menggunakan lapis penopang dengan memakai lapisan geotextile, sebaliknya metode Pt T 01- 2002- B menggunakan Lapis Pondasi Agregat Kelas B

    ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) DAN WTP (WILLINGNESS TO PAY) PADA BUS AKAP JURUSAN BANJARMASIN - SAMARINDA

    Get PDF
    Kota Banjarmasin adalah ibu kota provinsi dari Kalimantan Selatan dengan berbagai macam aktivitas. Salah satu angkutan umum Kota Banjarmasin adalah bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) PO. Pulau Indah Jaya yang melayani transportasi penumpang dengan tujuan kota dan provinsi. Sarana transportasi memiliki tarif biaya yang ditentukan berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besar BOK bus AKAP dengan metode Pacific Consultant International (PCI) dan untuk mengetahui besar tarif yang diinginkan penumpang beserta tanggapan terhadap tarif yang berlaku saat ini Willingness To Pay (WTP).Penelitian ini dilakukan melalui survei wawancara untuk BOK kepada pihak PO. dan sopir bus dengan jumlah data 25 unit bus dan untuk WTP survei wawancara dengan sampel 200 penumpang bus di terminal KM 6 tempat pembelian tiket bus.Besar BOK yang dikeluarkan oleh PO. Pulau Indah Jaya Rp Rp 8.137.912.279 /tahun (bus Non AC) dengan tarif Rp 168.194 /penumpang dan Rp 8.712.239.580 /tahun (bus AC+Toilet) dengan tarif Rp 229.173 /penumpang. Besar nilai WTP bus Non AC Rp 185.000 /penumpang dan AC+Toilet Rp 245.000 /penumpang. Tanggapan terhadap tarif bus AKAP Non AC Rp 175.000 /penumpang dan AC+Toilet Rp 235.000 /penumpang adalah harga tarif bus  sesuai dengan kemampuan penumpang membayar dan mau membayar lebih dengan syarat adanya penambahan pelayanan dan fasilitas.Kata Kunci: Bus AKAP, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Willingness To Pay (WTP)banjarmasin city is the capital of the province of South Borneo with a wide range of activities. One of the public transportation of Banjarmasin city is the bus AKAP (Inter-City Inter Province) PO. Pulau Indah Jaya which serves passenger transportation with a city and provincial destinations. Transportation facilities have a fee that is determined based on Vehicle Operating Costs (VOC). The purpose of this study is to find out the size of the bus AKAP VOC with the Pacific Consultant International (PCI) method and to find out the number of tariffs desired by passengers along with responses to the current rates of Willingness To Pay (WTP).This research was conducted through interview surveys for VOC to PO. parties and bus drivers with data on 25 bus units and for WTP interview surveys with a sample of 200 bus passengers at the terminal KM 6 places to buy bus tickets.VOC amount issued by PO. Pulau Indah Jaya Rp. 8.137.912.279 /year (Non AC buses) with a tariff of Rp 168.194 /passenger and Rp. 8.712.239.580 /year (AC + Toilet bus) at a rate of Rp. 229.173 /passenger. The value of the Non AC WTP bus is Rp. 185.000 /passenger and the AC + Toilet Rp. 245.000 /passenger. The response to the AKAP Non AC bus fare of Rp. 175.000 /passenger and AC + Toilet Rp. 235.000 /passenger is the price of the bus fare according to the ability of the passengers to pay and pay more on the condition of additional services and facilities.Keywords: Bus AKAP, Vehicle Operating Costs (VOC), willingness to pay (WTP)

    Evaluasi Kinerja Terminal Induk Pal 6 Kota Banjarmasin

    Get PDF
    PAL 6 Main Terminal of Banjarmasin city is the type of terminal type B. The purpose of this study was to determine and analyze the operational PAL 6 Induk Terminal of Banjarmasin city at this time and know the performance of services provided by the terminal to the users, as well as the alternative of appropriate strategies to be executed so that the terminal can operate optimally. This Terminal Performance Evaluation is facilities to analyze variables by using Importance-Performance Analysis. The survey was conducted on the operating hours of the terminal as well as the location of the survey carried out in the PAL 6 Induk Terminal of Banjarmasin city. Surveys conducted surveying service facilities provided by the terminal to the user terminal and the interview survey questionnaires to the terminal users as much as 220 respondents. The survey questionnaire interviews in this study to own two types of questionnaires, the interests questionnaires, and satisfaction questionnaires. A questionnaire was addressed to stakeholders interests or terminal manager, while the performance or satisfaction questionnaire addressed to the user terminal. From the results, the IPA analysis obtained a concordance rate of (70.74%) while the performance or satisfaction questionnaire addressed to the terminal user. So that the overall performance of service quality according to the criteria of value Customer Satisfaction Index (CSI) is in a Good category

    ANALISIS KINERJA OJEK ONLINE DI KOTA BANJARBARU

    Get PDF
    Kota Banjarbaru adalah salah satu kota besar di provinsi Kalimantan Selatan, dengan kepadatan penduduk terbesar kedua setelah kota Banjarmasin, hal ini membuat pergerakan dan aktivitas warga semakin meningkat, dan membuat masyarakat menggunakan moda transportasi umum, salah satunya adalah ojek. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi, moda transportasi, angkutan umum online menjadi tren di kota Banjarbaru dan sekitarnya, bahkan mulai menggeser angkutan umum konvensional seperti angkot dan ojek konvensional. Objek yang akan  diteliti adalah pengguna ojek online di kota Banjarbaru, responden terdiri dari bermacam-macam usia, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Jumlah total sampel pada penelitian ini adalah atau sebanyak 360 responden, yang diperoleh dengan rumus slovin. Untuk mengambil sampel tingkat kinerja. dilakukan survei dengan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada pengguna ojek online di Kota Banjarbaru. Sedangkan untuk mengambil sampel tingkat kepentingan, dilakukan survei dengan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada stakeholder yang terkait dengan ojek online di Kota Banjarbaru, yakni  Samsat Kota Banjarbaru, Kepolisian Lalu Lintas Kota Banjarbaru, dan Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru. Kuesioner yang diberikan kepada penguna adalah kuesioner kinerja (performance), sedangkan kuesioner untuk stakeholder adalah kuesioner kepentingan (importance), dengan skala 1 (Sangat tidak baik), 2 (Tidak Baik), 3 (Cukup Baik), 4 (Baik) dan 5 (Sangat Baik). Berdasarkan hasil penelitian dengan metode Importance Performance Analysis, dapat diketahui nilai rata rata tingkat kinerja sebesar 4,20 dan nilai rata rata tingkat kepentingan sebesar 4,59. Sebanyak 3 indikator masuk kuadran 1, sebanyak 6 indikator masuk kuadran II, sebanyak 3 indikator masuk kuadran III, dan sebanyak 2 indikator masuk kuadran IV.Kata Kunci: Ojek Online, Rumus Slovin, Importance Performance Analysis            Banjarbaru is the big cities in the South Kalimantan Province, with the second largest population density after Banjarmasin city, make the movement and activity of citizens more increasing, and make people use public transportation modes, one of them is ojek, Along with the times, technology, and modes of transportation, online public transportation has become a trend Banjarbaru, even starting to replace conventional public transport such as public transportation and conventional ojek. The object to be studied are online ojek users in the city of Banjarbaru, respondents consisting of various ages, occupations, and recent education. Total number of samples in this study is 360 respondents, obtained by Slovin formula. To examine the level of performance. survey conducted by interviewing and distributing questionnaires to online ojek users in Banjarbaru. Whereas to take a sample of importance, a survey was conducted by interviewing and distributing questionnaires to stakeholders related to online ojek in Banjarbaru, namely Banjarbaru City Samsat, Banjarbaru Traffic Police, and Banjarbaru City Transportation Agency. The questionnaire which given to users is a performance questionnaire, while the questionnaire for stakeholders is an importance questionnaire, with a scale of 1 (Very bad), 2 (Not Good), 3 (Good enough), 4 (Good) and 5 (Very good). Based on the results of research, it can be seen that the average value of the performance level is 4.20 and the average value of importance is 4.59. Three indicators entered quadrant 1, six indicators entered quadrant II, three indicators entered quadrant III, and two indicators entered quadrant IV.Keywords: Online ojek,  Slovin formula, Importance Performance Analysis

    Pavement Design Comparative Analysis Using Bina Marga Design Method (Pt T-01-2002-B) And Pavement Design Manual (No.04/Se/Db/2017) (Case Study: Trisakti Port - Liang Anggang)

    Get PDF
    Traffic load repetition is the main variable in flexible pavement layers design. In addition, a soil bearing capacity factor is also required for determining the thickness of the flexible pavement layer so that the pavement had been designed will be in good perfomance during the that period. The determination of thickness layers using the 2002 method (Pt T-01-2002 B) is based on the traffic load during the design period and subgrade resilient modulus value. Meanwhile the 2017 method (Pavement design manual No. 04/SE/Db/2017), layers thickness was determined based on traffic load and CBR subgrade value. Based on the calculation using both methods, the pavement layers thickness with the pavement design manual 2017 method is more thick than 2002 method. While the ESAL calculation using both methods, the 2002 method value is more larger than the pavement design manual 2017 method

    ANALISIS PENGARUH ANTRIAN KENDARAAN DI BAHU JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRIKORA KOTA BANJARBARU

    No full text
    Analisis terhadap kinerja ruas jalan di sekitaran area SPBU 64.707.05 Trikora dimaksudkan untuk mengetahui serta membandingkan kinerja ruas jalan yang terjadi akibat adanya antrian truk di area SPBU dengan area yang tidak terdapat antrian truk. Faktor hambatan samping juga diperhatikan sebagai salah satu indikator terhadap penurunan kinerja ruas jalan. Dalam menghimpun data yang bersifat primer dilakukan dengan observasi atau pengamatan secara langsung di lapangan. Analisis data dilaksanakan menggunakan metode konvensional yaitu Greenshield, Greenberg, dan Underwood dengan harapan dapat menemukan model yang terbaik dari tiga metode konvensional tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan analisis, terjadi penurunan sebesar 7,00 % pada volume maksimum, sebesar 13,68 % pada kecepatan maksimum dan peningkatan kepadatan sebesar 24,58% dengan menggunakan model Greenshield yang mana nilai koefisien korelasinya adalah 0,906 (sangat kuat) pada area yang memiliki antrian truk dan 0,897 (sangat kuat) pada area yang tidak terdapat antrian truk

    Pavement Design Comparative Analysis Using Bina Marga Design Method (Pt T-01-2002-B) And Pavement Design Manual (No.04/Se/Db/2017) (Case Study: Trisakti Port - Liang Anggang): Analisa Perbandingan Antara Desain Pavement Bina Marga (Pt T-01-2002-B) dengan Desain Pavement Manual (No.04/Se/Db/2017) dengan Studi Kasus : Pelabuhan Trisakti – Liang Anggang

    Get PDF
    Traffic load repetition is the main variable in flexible pavement layers design. In addition, a soil bearing capacity factor is also required for determining the thickness of the flexible pavement layer so that the pavement had been designed will be in good perfomance during the that period. The determination of thickness layers using the 2002 method (Pt T-01-2002 B) is based on the traffic load during the design period and subgrade resilient modulus value. Meanwhile the 2017 method (Pavement design manual No. 04/SE/Db/2017), layers thickness was determined based on traffic load and CBR subgrade value. Based on the calculation using both methods, the pavement layers thickness with the pavement design manual 2017 method is more thick than 2002 method. While the ESAL calculation using both methods, the 2002 method value is more larger than the pavement design manual 2017 method
    corecore