23 research outputs found

    Uji Korelasi dan Analisis Lintas terhadap Karakter Komponen Pertumbuhan dan Karakter Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)

    Get PDF
    Uji Korelasi  dan analisis lintas bertujuan untuk mendapatkan komponen karakter pertumbuhan dan komponen hasil yang dapat digunakan sebagai kriteria seleksi pada tanaman tomat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari dan Mei 2015. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) pola faktorial 3 ´ 3 yang diulang tiga kali. Faktor  utama adalah jenis pupuk (J), yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu kotoran ayam (J1), kotoran sapi (J2) dan kotoran kambing (J3). Faktor kedua adalah  aplikasi pupuk (C), yang terdiri tebar (C1), pop-up (C2) dan fertigasi (C3). Petak yang digunakan berukuran 2 mx 1,5 m, jarak tanam 40 cm x 30 cm dan menanam satu biji per lubang. Hasil korelasi dan analisis lintas menunjukkan bahwa karakter yang mempunyai nilai pengaruh langsung yang positif,  bertanda sama dengan nilai korelasi serta memiliki selisih yang kecil yaitu jumlah buah per petak dan indeks panen.Uji Korelasi  dan analisis lintas bertujuan untuk mendapatkan komponen karakter pertumbuhan dan komponen hasil yang dapat digunakan sebagai kriteria seleksi pada tanaman tomat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari dan Mei 2015. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) pola faktorial 3 ´ 3 yang diulang tiga kali. Faktor  utama adalah jenis pupuk (J), yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu kotoran ayam (J1), kotoran sapi (J2) dan kotoran kambing (J3). Faktor kedua adalah  aplikasi pupuk (C), yang terdiri tebar (C1), pop-up (C2) dan fertigasi (C3). Petak yang digunakan berukuran 2 mx 1,5 m, jarak tanam 40 cm x 30 cm dan menanam satu biji per lubang. Hasil korelasi dan analisis lintas menunjukkan bahwa karakter yang mempunyai nilai pengaruh langsung yang positif,  bertanda sama dengan nilai korelasi serta memiliki selisih yang kecil yaitu jumlah buah per petak dan indeks panen

    PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DALAM BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA BERBASIS ORGANIK DI DESA SALLU

    Get PDF
    Pertanian organik merupakan cara budidaya dengan mengandalkan input dan sarana produksi bahan alami (organik) tanpa menggunakan bahan kimia sintesis, rekayasa genetik serta segala input luar yang menurunkan kualitas lahan. Desa Sallu yang berada di Kecamatan Miomaffo Barat – Kabupaten TTU (Timor Tengah Utara), memiliki total luas area sekitar 25,03 km2. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani yang tergabung kedalam Kelompok tani. Salah satunya adalah Kelompok Wanita Tani Melati. Masyarakat petani dapat menjadi mitra Perguruan Tinggi dalam mengaplikasikan Tri Darma Perguruan Tinggi, terutama  Program Pengabdian. Tim Dosen bersinergi dengan Kelompok Wanita Tani Melati melalui Pendampingan Kelompok Tani dalam Budidaya Tanaman Hortikultura Berbasis Organik di Desa Sallu. Pendampingan  ini berupa Sosialisasi PKM, Penyuluhan dan Pendampingan, Pelatihan teknis dan Monev. Tahapan Teknis yang dilakukankan berupa Sistem Pertanian Organik mulai dari Pengolahan lahan, Penyiapan benih, Persemaian, Penyiapan pupuk organic dan pestisida organik, Penanamn bibit, Pemeliharaan, Pemberantasan hama dan penyakit, dan Panen. Tim dosen yang terlibat memiliki kompetensi di bidang Hama dan penyakit tanaman serta Pemuliaan dan bioteknologi tanaman. Program ini juga melibatkan mahasiswa untuk terjun dan belajar pada masyarakat petani. Harapanya program ini akan terbentuk kemitraan dengan masyarakat luas terutama di Desa Sallu sehingga dapat memberikan sumbangsi terhadap perbaikan pembangunan desa dan masyarakat petani. Peran Perguruan Tinggi sangat besar manfaatnya dalam mengaplikasikan riset, sains dan teknologi sebagai bentuk respon terhadap permasalahan yang ada di masyarakatOutput dari pertanian organik dapat memenuhi kebutuhan pasar sehingga petani dapat memiliki keuntungan dari segi ekonomi dan memiliki modal untuk keberlanjutan pertanian.

    Pengaruh Takaran Pupuk Kandang Sapi dan Jarak Tanam terhadap Pembentukan Umbi Siung Tunggal Bawang Putih Lokal (Allium sativum L.)

    Get PDF
    Meningkatkan pemupukan dapat meningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman, dan kerenanya perlu jarak tanam yang sesuai. Mengurangi jarak tanam pada bawang putih meningkatkan kompetisi antar tanaman dan diduga memacu peningkatan terbentuknya umbi suing tunggal yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan takaran pupuk kandang sapi terhadap pembentukan umbi siung tunggal bawang putih lokal menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial diulang tiga kali. Faktor pertama adalah takaran pupuk kandang sapi yang terdiri dari 3 aras yaitu 10 t/ha, 15 t/ha dan 20 t/ha. Faktor kedua adalah jarak tanam yang terdiri dari 3 aras yaitu 5 cm x 5 cm, 5 cm x 10 cm dan 10 cm x 10 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara takaran pupuk kandang sapi dan jarak tanam terjadi terhadap pengamatan hasil; jumlah umbi siung tunggal perpetak, berat kering umbi majemuk perpetak, berat kering siung tunggal per petak, persentase siung tunggal per petak dan indeks panen. Pemberian takaran pupuk kandang sapi 15 t/ha dengan jarak tanam 5 cm x 5 cm memberikan hasil berat kering umbi bawang putih siung tunggal 2,28 t/ha dengan persentase jumlah umbi siung tunggal per petak 86,42%. Meningkatkan pemupukan dapat meningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman, dan kerenanya perlu jarak tanam yang sesuai. Mengurangi jarak tanam pada bawang putih meningkatkan kompetisi antar tanaman dan diduga memacu peningkatan terbentuknya umbi suing tunggal yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan takaran pupuk kandang sapi terhadap pembentukan umbi siung tunggal bawang putih lokal menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial diulang tiga kali. Faktor pertama adalah takaran pupuk kandang sapi yang terdiri dari 3 aras yaitu 10 t/ha, 15 t/ha dan 20 t/ha. Faktor kedua adalah jarak tanam yang terdiri dari 3 aras yaitu 5 cm x 5 cm, 5 cm x 10 cm dan 10 cm x 10 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara takaran pupuk kandang sapi dan jarak tanam terjadi terhadap pengamatan hasil; jumlah umbi siung tunggal perpetak, berat kering umbi majemuk perpetak, berat kering siung tunggal per petak, persentase siung tunggal per petak dan indeks panen. Pemberian takaran pupuk kandang sapi 15 t/ha dengan jarak tanam 5 cm x 5 cm memberikan hasil berat kering umbi bawang putih siung tunggal 2,28 t/ha dengan persentase jumlah umbi siung tunggal per petak 86,42%.&nbsp

    Karakterisasi Morfologi dan Komponen Hasil Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Asal Pulau Timor

    Get PDF
    Cayenne pepper is one of the germplasm from the island of Timor known as un makaos, un lili, un fua melu or una. Timor cayenne has a unique form that is small in size ranging from 0.5-2 cm in length and a very spicy taste. Small in size between 0.5-2 cm long and very spicy taste. The purpose of this study was to identify the morphological characters and components of the results of cayenne pepper un makaos. The research method is based on the framework of the provisions of UPOV (International Union for the Protection of New Varieties of Plants) and the standards set by IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute). The results showed that the characterization of the morphology of cayenne in the island of Timor was identified as having plant habitus with compact branching, cylindrical stem shape, shortening of more than three segments and having green stems. The chili leaves are ovate and green with flat leaf edges and tapered leaf tips. It has a white flower crown with anther blue flowers and an upright flower position on the cayenne tree. Green fruit color before ripe and red when cooking. Has a hornshaped fruit shape (horn shaped) with a blunt fruit tip and has the form of calix enveloping (wrapping). The character of the yield component has a measured average value of 9,47-15,08 g of fruit plant, the average number of fruit plants is 0,73-0,82 g, cayenne has a fruit length of 0,73-0,82 cm and fruit has a diameter of 0,36-0,38 cm.Cabai rawit merupakan salah satu plasma nutfah asal pulau Timor dikenal dengan sebutan un makaos, un lili, un fua melu  atau un ana. Cabai rawit Timor memiliki kekhasan bentuk yakni berukuran kecil dengan panjang berkisar 0,5-2 cm dan rasa yang sangat pedas. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi karakter morfologi dan komponen hasil un makaos. Metode penelitian dilakukan berdasarkan kerangka ketentuan UPOV (International Union for The Protection of New Varieties of Plants) dan standar yang ditetapkan oleh IPGRI (International Plant Genetic Resources Institute). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi morfologi cabai rawit pulau Timor teridentifikasi memiliki habitus tanaman dengan percabangan yang kompak, bentuk batang silindris, pemendekan ruas lebih dari tiga dan memiliki batang berwarna hijau. Daun cabai berbentuk ovate (bentuk bulat telur, bagian terlebar dekat pangkal daun) dan berwarna hijau dengan tepi daun rata dan ujung daun meruncing. Mahkota bunga berwana putih dengan anter bunga berwarna biru serta kedudukan bunga tegak pada pohon cabai rawit. Warna buah hijau pada saat sebelum matang dan berwarna merah pada saat masak. Memiliki bentuk buah hornshaped (berbentuk tanduk) dengan ujung buah yang tumpul serta memiliki bentuk kaliks enveloping (membungkus). Karakter komponen hasil diantaranya bobot buah per tanaman memiliki nilai rata-rata sebesar 9,47-15,08 g, rata-rata jumlah buah per tanaman sebanyak 125,67-169,67 buah, cabai rawit memiliki panjang buah 0,73-0,82 cm dan buah memiliki diameter 0,36-0,38 cm

    Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Keragaan Fenotipe Cabai Rawit Lokal (Capsicum frutescens l.) Asal Pulau Timor

    Get PDF
    In Indonesia, Capsicum frutescens L. is an important horticultural commodity, seen from the area of production and its value as well as its large enough role to meet domestic needs as an export commodity and the food industry. However, chili production in Indonesia is still very low. One of the efforts that can be done is to carry out plant breeding using colchicine. Colchicine is one of the reagents for mutations that cause polyploidy, ie organisms have three or more sets of polyploid chromosomes in their cells. The purpose of this study was to determine the effect of colchicine concentration on the phenotype performance of local Capsicum frutescens L. from the island of Timor and to get the concentration that gave the best results on the phenotype performance of local Capsicum frutescens L. from the island of Timor. The research design used was a completely randomized design, with 3 treatments and 6 replications. The treatments consisted of control: plants without colchicine, colchicine concentration of 5 ppm, and colchicine concentration of 10 ppm. The results showed that colchicine treatment showed a significant effect on the observed parameters of the stem diameter of 14 DAS and 28 DAS, and canopy area 14 DAS. Treatment 5 ppm colchicine concentration resulted in optimum growth and yield.Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) bagi masyarakat Indonesia merupakan komoditas hortikultura yang penting, dilihat dari luas lahan produksi maupun nilainya dan juga peranannya yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai komoditi ekspor dan industri pangan. Produksi cabai di Indonesia masih tergolong sangat rendah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemuliaan tanaman menggunakan kolkisin. Kolkisin merupakan salah satu reagen untuk mutasi yang menyebabkan terjadinya poliploid, yaitu organisme memiliki tiga set atau lebih kromosom poliploid dalam sel-selnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap keragaan fenotipe cabai rawit lokal asal pulau Timor dan mendapatkan konsentrasi yang memberikan hasil terbaik terhadap keragaan fenotipe cabai rawit lokal asal pulau Timor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap, dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuannya terdiri dari kontrol: tanaman tanpa kolkisin, konsentrasi kolkisin 5 ppm, dan konsentrasi kolkisin 10 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kolkhisin menunjukkan terjadi signifikansi terhadap parameter pengamatan diameter batang 14 HST dan 28 HST, serta luas tajuk 14 HST. Perlakuan Konsentrasi kolkisin 5 ppm menghasilkan pertumbuhan dan hasil optimum

    Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Pada Benih Terhadap Keragaan Tanaman Jengger Ayam (Celosia cristata L.)

    Get PDF
    Study the effect of gamma irradiation on the performance of the plant seed from the chicken's comb (Celosia cristata L.) aims to Obtain mutant plants Celosia unique, interesting, and stable that can be used as a lucrative new varieties on the market. Getting a mutant plant that has the highest diversity in LD50. The experiment was conducted in February 2013 to April 2013. This research was conducted at the Nuclear Energy Agency (BATAN) Pasar Minggu and Development Center of Ornamental Plants Bogor Agricultural Institute (IPB), Taman Kencana, Bogor. This study uses Celosia seeds irradiated with various doses. The dose used is: 0 Gy, 10 Gy, 20 Gy, 30 Gy, 40 Gy, 50 Gy. Observations were made on the Reduction parameter Dose (RD) 50, High Plant (cm), Number Buds (buds), Flower color and Form Flowers. The results showed that the highest dose of 10 plants and 20 gy is 29 cm, while the plant height is lowest at a dose of 40 gy is 24 cm. The highest number of shoots was shown by a dose of 50 gy, gy that radiation dose 10 purplish pink flowers and red. Irradiated interest is soaring upwards but then widened to the side. Study the effect of gamma irradiation on the performance of the plant seed from the chicken's comb (Celosia cristata L.) aims to Obtain mutant plants Celosia unique, interesting, and stable that can be used as a lucrative new varieties on the market. Getting a mutant plant that has the highest diversity in LD50. The experiment was conducted in February 2013 to April 2013. This research was conducted at the Nuclear Energy Agency (BATAN) Pasar Minggu and Development Center of Ornamental Plants Bogor Agricultural Institute (IPB), Taman Kencana, Bogor. This study uses Celosia seeds irradiated with various doses. The dose used is: 0 Gy, 10 Gy, 20 Gy, 30 Gy, 40 Gy, 50 Gy. Observations were made on the Reduction parameter Dose (RD) 50, High Plant (cm), Number Buds (buds), Flower color and Form Flowers. The results showed that the highest dose of 10 plants and 20 gy is 29 cm, while the plant height is lowest at a dose of 40 gy is 24 cm. The highest number of shoots was shown by a dose of 50 gy, gy that radiation dose 10 purplish pink flowers and red. Irradiated interest is soaring upwards but then widened to the side.&nbsp

    Pengaruh Takaran Kompos Biochar Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan Beberapa Kultivar Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

    Get PDF
    This study aims to determine the response of green bean cultivars to the application of biochar compost and the effect of biochar compost dosage on the growth and yield of green beans and the best dosage of biochar compost on the growth and yield of green beans, yellow beans and black beans. This study used a 4 × 3 factorial randomized block design that was repeated 3 times. The first factor is the dosage of biochar compost for cow manure which consists of 4 levels, namely control 0 t/ha, 10 t/ha, 15 t/ha, 20 t/ha the second factor is the type of green beans consisting of local green beans Timor Fore Belu, beans Black and yellow beans, which were repeated 3 times so that there were 36 treatment units. The parameters observed in this study are environmental parameters, growth parameters and yield parameters. The results showed that there was no interaction between the biochar compost dosage treatment with the type of bean on all observational parameters except for the observation parameters of plant height 21 days, root length 35 days, total root nodules 50 days, and number of pods per plant. Compost biochar affects the growth and yield of green beans. Types of green beans affect the growth and yield of plants. The best dose for the type of green bean speckle is 20 t/ha, yellow is 15 t/ha, black is 15 t/ha.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kultivar kacang hijau terhadap aplikasi kompos biochar dan pengaruh takaran kompos biochar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau serta takaran kompos biochar terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau, kacang kuning dan kacang hitam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial 4×3 yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah takaran kompos biochar pupuk kandang sapi yang terdiri dari 4 aras yakni kontrol 0 t/ha, 10 t/ha, 15 t/ha, 20 t/ha. Faktor kedua yaitu jenis kacang hijau lokal Timor terdiri, Fore Belu, kacang hitam dan kacang kuning yang diulang 3 kali sehingga terdapat 36 unit perlakuan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah parameter lingkungan, parameter pertumbuhan dan parameter hasil. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara perlakuan takaran kompos biochar dengan jenis kacang terhadap semua parameter pengamatan kecuali pada parameter pengamatan tinggi tanaman 21 hst, panjang akar 35 hst, total bintil akar 50 hst, dan jumlah polong per tanaman. Kompos biochar berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Jenis kacang hijau berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Takaran terbaik untuk jenis kacang hijau Fore Belu adalah 20 t/ha, kuning 15 t/ha, hitam 15 t/ha

    Pengaruh Model Penyimpanan Benih dan Jumlah Biji Per Lubang Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model penyimpanan dengan jumlah biji per lubang tanam yang tepat sehingga memberikan pertumbuhan dan hasil jagung yang terbaik. Percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 × 3. Faktor yang diteliti adalah pengaruh model penyimpanan yang terdiri dari tiga aras yaitu model penyimpanan di klobot, penyimpanan di lumbung dan penyimpanan di drum. Faktor kedua adalah jumlah biji per lubang tanam yang terdiri dari tiga aras yaitu 1 biji, 2 biji dan 3 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara model penyimpanan benih dan jumlah biji per lubang tanam hanya terjadi terhadap parameter tinggi tanaman 35 HST, panjang tongkol dan jumlah baris per tongkol. Model penyimpanan dalam klobot berpengaruh nyata terhadap diameter batang 56 HST dan panjang tongkol, sedangkan jumlah biji per lubang tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 56 HST, luas daun, jumlah baris per tongkol, jumlah biji per baris, jumlah tongkol per petak, berat pipilan kering per tanaman maupun per petak, berat 100 biji dan berat segar maupun kering berangkasan. Penyimpanan benih dengan cara klobot memberikan hasil jagung tertinggi sebesar 2,385 t/ha. Penanaman dengan jumlah tiga biji per lubang tanam memberikan hasil jagung tertinggi yakni 3,178 t/ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model penyimpanan dengan jumlah biji per lubang tanam yang tepat sehingga memberikan pertumbuhan dan hasil jagung yang terbaik. Percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 × 3. Faktor yang diteliti adalah pengaruh model penyimpanan yang terdiri dari tiga aras yaitu model penyimpanan di klobot, penyimpanan di lumbung dan penyimpanan di drum. Faktor kedua adalah jumlah biji per lubang tanam yang terdiri dari tiga aras yaitu 1 biji, 2 biji dan 3 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara model penyimpanan benih dan jumlah biji per lubang tanam hanya terjadi terhadap parameter tinggi tanaman 35 HST, panjang tongkol dan jumlah baris per tongkol. Model penyimpanan dalam klobot berpengaruh nyata terhadap diameter batang 56 HST dan panjang tongkol, sedangkan jumlah biji per lubang tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 56 HST, luas daun, jumlah baris per tongkol, jumlah biji per baris, jumlah tongkol per petak, berat pipilan kering per tanaman maupun per petak, berat 100 biji dan berat segar maupun kering berangkasan. Penyimpanan benih dengan cara klobot memberikan hasil jagung tertinggi sebesar 2,385 t/ha. Penanaman dengan jumlah tiga biji per lubang tanam memberikan hasil jagung tertinggi yakni 3,178 t/ha.&nbsp

    PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

    Get PDF
    Selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran daun yang berumur pendek dan dapat ditanam di dataran tinggi atau dataran rendah. Kebutuhan konsumsi selada yang semakin besar, diperlukan penanganan pembudidayaan yang serius. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbandingan media tanam dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022 – Februari 2023, di rumah kaca percobaan Fakultas Pertanian Universitas Timor. Metode penelitian  menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi pupuk organik cair dengan 4 aras sebagai berikut: Tanpa konsentrasi pupuk organik cair; Konsentrasi 400 ml/L air; Konsentrasi 500 ml/L air; Konsentrasi 600 ml/L air. Faktor kedua adalah media tanam (tanah : arang sekam : pupuk kandang sapi) dengan aras sebagai berikut; Tanpa media arang sekam dan pupuk kandang sapi, tanah : arang sekam : pupuk kandang sapi (1 : 2 : 3), tanah : arang sekam : pupuk kandang sapi (2 : 1 : 3), tanah : arang sekam : pupuk kandang sapi (3 : 2 : 1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi interaksi pada perlakuan kombinasi media tanam dengan komposisi tanah : arang sekam : pupuk kandang sapi (2 : 1 : 3) dan tanpa POC untuk parameter jumlah daun pada waktu pengamatan 21 HST dan 28 HST, parameter berat segar ekonomis dan parameter berat segar total tanaman. Tanpa menggunakan perlakuan konsentrasi  POC perlakuan kombinasi media dengan komposisi tanam tanah : arang sekam : pupuk kandang sapi (2 : 1 : 3) mampu memberikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman selada dapat tumbuh dengan baik. Faktor tunggal perlakuan kombinasi media tanam tanah : arang sekam : pupuk kandang sapi (2 : 1 : 3) memberikan pengaruh nyata untuk parameter tinggi tanaman  pada waktu pengamatan 21 HST, 28 HST dan 35 HST,  parameter jumlah daun  pada waktu pengamatan 35 HST, parameter berat segar non ekonomis dan parameter berat indeks panen. Perlakuan tunggal tanpa konsentrasi POC memberi pengaruh nyata pada parameter jumlah daun pada waktu pengamatan 14 HST sedangkan dengan konsentrasi POC memberi pengaruh nyata pada parameter jumlah daun pada waktu pengamatan 35 HST dengan konsetrasi 400 ml/L dan parameter berat segar non ekonomis dengan konsentrasi 400ml/L namun tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, berat segar ekonomi, berat segar total tanam dan indeks panen

    Pengaruh Jenis Teh Kompos dan Mulsa Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Mungo (Vigna mungo (L.) Hepper) Var. Lokal Timor

    Get PDF
    These mungo beans come from India and have been cultivated since ancient times and are one of the most valuable beans in India and Pakistan. Mungo beans in East Nusa Tenggara, especially in South Central Timor District, subdistrict Amanatun Utara known as 'fue metan'. Along with the development era of production fue metan decreased even almost extinct because only a handful of farmers who still maintain save by continuing to cultivate this type of beans. This study aims to determine the effect of compost tea and mulch type on growth and yield of mungo been plant. The design used in this research is Factorial Randomized Block Design, 4 × 3 and repeated 3 times. The first factor is compost tea consisting of four levels namely: without compost tea, compost tea leaf kerinyu, compost tea leaves Gamal, compost tea leaves kerinyu + leaf Gamal and the second factor is the type of organic mulch consists of three levels of control, the organic mulch of grass, mulch organic from sawdust. The results showed that compost tea was able to increase the harvest index by 26-37% from control. Giving mulch on soil increases moisture level indicates better soil binding power so as to increase the weight of crop seeds. Kacang mungo ini berasal dari India dan telah dibudidaya dari zaman kuno serta merupakan salah satu kacang yang sangat berharga di India dan Pakistan. Kacang mungo di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kecamatan Amanatun Utara dikenal dengan nama ‘fue metan’. Seiring dengan perkembangan zaman hasil produksi fue metan semakin menurun bahkan hampir punah karena hanya segelintir petani yang masih menjaga, menyelamatkan dengan terus membudidayakan jenis kacang ini.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis teh kompos dan jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang mungo. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial 4 × 3 dan diulang 3 kali. Faktor pertama adalah jenis teh kompos terdiri dari empat aras yaitu kontrol, teh kompos daun kerinyu, teh kompos daun gamal, teh kompos daun kerinyu + daun gamal dan faktor kedua adalah jenis mulsa organik terdiri dati tiga aras yaitu kontrol, mulsa organik dari rumput, mulsa organik dari serbuk gergaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian teh kompos mampu meningkatkan indeks panen sebesar 26-37% dari kontrol. Pemberian mulsa pada tanah meningkatkan kadar lengas tanah mengindikasikan daya ikat air tanah lebih baik sehingga mampu meningkatkan berat biji per tanaman.&nbsp
    corecore