8 research outputs found

    FAMILY VALUES IN THE MAINTENANCE OF LOCAL/HOME LANGUAGE

    Get PDF
    Family is part of a social and cultural group. It is from the family a new member of a society has learned his/her first word. Family’s decision to choose local or national language at home to be socialized to the children is one significant contribution for the maintenance of local or national language. Once a family shifts its perspective or values on the choice, there will be further consequence for local or national language preservation. Therefore, this paper is aimed at exploring family language policy to get the idea of how this small group of a society can contribute to positive or negative effect for local and national language maintenance. Several interviews and observation were conducted to investigate the language policy applied in family language practices and interactions in urban city of Surabaya. The result of the investigation shows how changes in government policy, parents’ social, cultural, as well as professional and linguistic background and the global world have influenced family’s, in particularly parents, values in the use of local or national language for socialization

    SOSIALISASI DAN KEBIJAKAN ATAS KEBERAGAMAN BAHASA PADA MASYARAKAT TENGGER JAWA TIMUR: SEBUAH FENOMENA KEARIFAN LOKAL

    Get PDF
    Masyarakat Tengger adalah sebuah komunitas masyarakat yang tinggal di lereng gunung Bromo Jawa Timur dan yang terkenal dengan keunikan tradisinya. Keunikan itu terutama terletak pada konsistensi mereka dalam mempertahankan tradisi leluhur, tak terkecuali dalam mempertahankan dialek lokal Tengger. Dalam menangkap fenomena pemertahanan dialek lokal tersebut, makalah ini menggunakan teori sosialisasi bahasa yang merupakan salah satu cabang dari bidang kajian linguistik antropologi. Untuk keperluan tersebut, penelitian dengan metode etnografi dilakukan untuk memperoleh data. Data yang diperoleh merupakan data gabungan dari kajian pustaka, observasi partisipatoris dan wawancara mendalam dengan informan yang berasal dari masyarakat Tengger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat Tengger telah berkembang beberapa ragam bahasa yang dipakai oleh penduduk dalam rangka kehidupan sehari-hari yang meliputi dialek Tengger, bahasa Kawi, bahasa Jawa Krama Madya, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Hal itu terjadi karena masyarakat Tengger adalah masyarakat yang terbuka terhadap perkembangan jaman dan modernisasi sehingga mereka terbuka pula terhadap bahasabahasa yang berkembang seiring dengan masuknya modernisasi di desa mereka. Meski demikian, masyarakat Tengger rupanya secara khusus memiliki kearifan lokal dalam menyikapi beragam bahasa yang berkembang dalam lingkup sosialnya. Ini terlihat dari sikap mereka yang menempatkan dialek Tengger sebagai bahasa prioritas yang mereka sosialisasikan kepada anak-anak dan generasi mudanya. Para orangtua dalam masyarakat Tengger memilih dialek Tengger sebagai bahasa utama yang mereka sosialisasikan kepada anak sejak kecil hingga dewasa. Mereka tidak pernah berbicara kepada anak mereka dengan bahasa lain selain bahasa Tengger. Sanksi sosial rupanya menjadi salah satu faktor yang berperan menentukan kebijakan orangtua tersebut

    IbM bagi Pondok Pesantren At Tauhid Sidosermo Surabaya

    Get PDF
    Panitia merasa bahwa kegiatan ini merupakan satu langkah kecil dari ribuan langkah yang diperlukan untuk bisa membuat selaras antara Pendidikan Bahasa Inggris dengan Islam. Kombinasi yang bisa dilakukan antara lain dengan melaksanakan kegiatan pelatihan, penyuluhan, seminar, penelitian, penerbitan, dan sebagainya yang pada akhirnya didukung oleh pembuat kebijakan dan masyarakat luas. Paragraph di atas adalah sebuah gagasan ideal. Terkait pelaksanaan kegiatan ini maka berbagai kenyataan di lapangan menjadi pertimbangan bagi keberlanjutan dan ketepatan solusi dengan merujuk pada proposal dan realita. Pertama terkait dengan istilah materi bahan ajar atau kurikulum. Mengingat komposisi peserta yang terdiri dari guru-guru SD dan SMP, maka panitia merasa kesulitan untuk membawa peserta pada sebuah titik focus untuk dapat memproduksi sebuah materi dalam bentuk buku ajar ataupun hand out dalam waktu kurang dari dua bulan

    Aplikasi Metode Pengenalan Satu Kata Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak Lambat Belajar di Sekolah Dasar Galuh Handayani Surabaya

    Get PDF
    LAPORAN PENELITIAN INI MEMBAHAS TENTANG Aplikasi Metode Pengenalan Satu Kata Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak Lambat Belajar di Sekolah Dasar Galuh Handayani Surabay

    INDIVIDUAL DIFFERENCE IN THE DEGREE OF LOUDNESS AS A REFLECTION OF THE PERSONALITY TRAITS OF A PERSON ( A Study of the Relation between Loudness and Extravertness lntrovertness )

    Get PDF
    Social interaction is the condition in which we meet different people with different characteristics. In social interaction we make action and reaction upon each other. We usually mak,e attribution upon people or infer about their social or psychological background based on any available information provided by them. Verbal messages are often become valuable sources of what sort of person we deal with. But, the verbal channel of communication does not stand alone. It is accompanied by nonverbal chnpnel of communication which has characteristics of its own and which can accent, alter, amplify, modify or even contradict verbal meanings. Thus, when words onf y give little information about a person. or people by to search for agreement upon verbal meanings, they will depend on nonverbal cues. This study attempts to find out how such nonverbal cues as paralinguistic features of speech become valuable information about an individual psychological background. In particular, the study attempts to know whethe: individual differences in the degree of lou1ness reflect his or her degree of extravertness· introvertness quality. In short, it tries to find out whether a relationship exist between loudness and extravertness-introvertoess. The relationship is inferred from listeners' ratings upon speakers' exfravertness-inlrovertness based on their loudness of speaking. A correlation test is used to figure out the extent of the relationship

    Continuity vs. Discontinuity: A Case of Home Language and Literacy Socialization in Indonesia

    Get PDF
    The present study explores the language and literacy socialization (LLS) of Indonesian children from low- to middle-income families. The Indonesian government has never truly involved home and family as the base for literacy socialization in its programs, affecting the nation-state's low rank in literacy proficiency. This paper aims to describe the LLS of low- to middle-income Indonesian families and examine how the language used by caregivers and parents stimulates the issue of continuity or discontinuity between home and school literacy practices. The study used an ethnographic approach in which the researchers observed the LLS events of 6 families in Surabaya, Indonesia. Conversations between caregivers/parents and children during literacy events were recorded. The findings suggest that every family has different patterns of literacy practices depending on their beliefs and culture at home and that parents' or caregivers' language and style of communication may facilitate or hinder children's access to literacy. Two socialization patterns were identified, including reference to past experience and collaborative negotiation of meaning. It is argued that not only the background of education but also caregivers' literacy culture and educational beliefs play a role in their strategy of language and literacy socialization at home

    INTENDED MEANING SOAL-SOAL TIPE ESAI UNTUK UJIAN TENGAH SEMESTER DAN AKHIR SEMESTER

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan kajian linguistik yang meneliti soal-soal tipe esai untuk ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) yang digunakan di Universitas Airlangga. Penelitian bertujuan untuk memberikan intended meaning (maksud yang dikehendaki) dari kalimat-kalimat soal tipe esai tersebut dengan mengidentifikasi ambiguitas (kemenduan arti) pada kalimat-kalimat itu. Sumber data berupa soal-soal UTS dan UAS yang diperoleh dari dua fakultas. Dari sumber data tersebut ditemukan 108 item soal yang terdiri dari 175 kalimat soal. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dilakukan analisis sintaktik dan semantik. Dari analisis data diketahui, pertama, bahwa sebagian besar kalimat soal berupa kalimat imperatif/perintah (125 atau 71,43%). Selanjutnya, kalimat interogatif/tanya berjumlah 48 (26,86%) dan kalimat afirmatif/berita berjumlah satu (0,57%). Pilihan utama terhadap kalimat imperatif terkait dengan tujuan untuk meminta atau menghasilkan jawaban-jawaban yang mencerminkan kompetensi mahasiswa dan sekaligus relevan dan tepat untuk menggali pendapat dan argumentasi mahasiswa. Kedua, dari kalimat-kalimat soal jenis imperatif, ditemukan 16 verba dengan jumlah kemunculan yang berbeda-beda. Verba yang paling banyak kemunculannya (paling dominan) adalah jelaskan, yang secara berurutan diikuti oleh beri, sebut, urai, buat, kemukakan, sertakan, terangkan, cari, petakan, deskripsikan, bandingkan, analisis, buktikan, tulis, dan tunjukkan. Pemakaian mayoritas atas verba jelaskan terkait dengan upaya untuk menggali pendapat dan argumentasi mahasiswa. Verba jelaskan memiliki arti menerangkan secara panjang lebar, dan mengandung maksud meminta mahasiswa untuk menyampaikan pemahaman mereka atas persoalan yang ditanyakan. Selain itu, verba jelaskan lebih inklusif dan bisa mewakili beberapa verba lain, sehingga pemakaiannya lebih efisien. Ketiga, dari 175 kalimat soal dalam naskah ujian hanya 16 (kurang dari 10%) kalimat soal yang ambigu dan tidak efisien. Fakta ini memberikan indikasi bahwa dari aspek kejelasan makna soal-soal tipe esai yang dipakai sudah baik. Kalimat-kalimat soal yang ambigu tersebut disebabkan oleh struktur kalimat (ambuigitas sintaktik) dan konteksnya, dan bukan karena verba yang dipakai. Struktur kalimat mengacu pada aspek kompleksitas dan paralelisme, sedangkan konteks mengacu pada kalimat-kalimat pengantar soal. Dari temuan-temuan berikut analisisnya, dapat disimpulkan sebagian besar item soal tipe esai menggunakan kalimat jenis imperatif sebagai instrumen untuk mengetahui kompetensi mahasiswa. Verba `jelaskan menjadi verba yang paling banyak dipakai dalam kalimat-kalimat soal imperatif, antara lain karena makna `verba yang inklusif. Selanjutnya, dilihat dari aspek maknanya, sebagian besar kalimat soal memiliki maksud yang jelas, atau tidak ambigu

    PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SLTP DI SURABAYA: IMPLEMENTASI DAN KENDALA YANG DIHADAPI

    Get PDF
    Penelitian ini berkeinginan untuk mengetahui penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi mata pelajaran bahasa Inggris di SLTP di Surabaya berikut kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Masalah ini penting untuk dikaji karena penerapan kurikulum berkaitan dengan keberhasilan pendidikan di Indonesia. Sehingga temuan-temuan apapun dalam implementasinya akan sangat berguna untuk keberhasilan kurikulum tersebut dan tentu saja keberhasilan pendidikan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis kualitatif. Secara purposive penelitian ini menetapkan dua lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan ekonomi, sosial dan alasan logis empiris kondisi SLTP di Surabaya. Lokasi penelitian adalah SLTP Negeri 5 dan MTs Negeri I Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi dengan guru dan siswa sebagai obyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KBK bahasa Inggris sudah diterapkan di kedua lokasi penelitian, akan tetapi pelaksanaannya masih bersifat setengah-setengah. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan KBK bahasa Inggris tersebut antara lain adalah sosialisasi yang belum merata dan komprehensif, mindset guru yang belum berubah, penerapan kebijakan yang masih setengah-setengah, budaya belajar siswa yang masih mengikuti pola lama, serta sarana prasarana yang belum sepenuhnya menunjang implementasi KBK
    corecore