11 research outputs found

    Pengaruh Tahap Adaptasi Salinitas yang Berbeda terhadap Keberhasilan Hidup, Nafsu Makan dan Kondisi Ukuran Benih Ikan Nila (Oreochromis Niloticus, Bleeker)

    Get PDF
    Pemanfaatan pantai untuk meningkatkan produksi ikan dapat dilakukan dengan berbegai cara, salah satunya adalah melalui budidaya jenis ikan nila yang dapat beradaptasi di lingkungan pantai. Salah satu jalan ketersedian benih adalah memproduksinya dari hasil adaptasi bertahap dari air tawar ke air laut. Tahap adaptasi salinitas yang rendah (5 dan 10 ppt) menunjukkan tingkat keberhasilan hidup yang tinggi, nafsu makan yang besar dan kondisi tubuh yang baik dibandingkan jika tahapan adaptasi salinitas yang tinggi (15 ppt). Perbedaan kemampuan adaptasi salinitas pada ikan nila uji ini lebih banyak dikaitkan dengan kurangnya energi yang dipakai untuk osmoregulasi saat ikan uji mengalami perubahan salinitas pada tingkatan rendah (5 dan 10 ppt) yang rendah.Sehingga energi tersebut dapat dipakai untuk bertahan hidup, nafsu makan baik dan bertumbuh

    Daya Tetas Telur dan Keberhasilan Hidup Larva Sampai Umur 4 Hari Ikan Nila (Oreochromis Niloticus, Bleeker) di Salinitas yang Berbeda

    Get PDF
    Penyediaan benih yang berkualitas, baik dalam jumlah maupun waktu yang tepat merupakan faktor utama untuk menjamin kelangsungan usaha budidaya pembesaran ikan sampai ukuran konsumsi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas benih adalah penetasan. Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya tetas telur ikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan salinitas terhadap persentase penetasan telur, laju penetasan telur dan persentase kelangsungan hidup larva umur 4 hari.Semakin tinggi salinitas persentase penetasan telur semakin rendah. Jumlah persentase penetasaan telur tertinggi terdapat pada salinitas 10 ppt (92%), kemudian salinitas 15 ppt (41%), lalu kemudian diikuti oleh salinitas 20 ppt (14%) dan salinitas 25 ppt (3%). Pada salinitas 30 dan 35 ppt tidak ada telur yang menetas.Penetasan telur menjadi larva ikan nila terjadi pada salinitas yang rendah, yaitu 10, 15 dan 20 ppt, Hasilnya tertinggi di tiap jam ditemukan pada salinitas 10 ppt, kemudian diikuti pada salinitas 15 ppt dan terendah pada salinitas 20 ppt. Pada salinitas 25 ppt, telur ikan nila menetas hanya pada hari pertama, namun di jam berikutnya tidak ada telur lagi yang menetas (gagal tetas). Pada salinitas 30 dan 35 ppt tidak ada telur yang menetas. Persentase kelangsungan hidup larva ikan nila umur 4 hari dengan hasil tertinggi ditemukan pada dua salinitas yang rendah, yaitu 10 dan 15 ppt, yaitu SR sebanyak 100% (hidup semua), sedangkan di salinitas 15 ppt, di hari ke-4 tidak ada yang hidup (SR = 0%)

    PKM OPTIMALISASI PEMBUATAN PAKAN IKAN SECARA MEKANIS DI KAMPUNG HIUNG KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan secara luas kepada masyarakat pembudidaya ikan yang ada di Kampung Hiung tentang pembuatan pakan ikan secara mekanis. Metode dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi survey, persiapan, ceramah, dan pelatihan. Kegiatan ceramah dan pelatihan dalam pengabdian kepada masyarakat direspon dengan baik oleh masyarakat. Masyarakat pun mengajukan beberapa pertanyaan dalam sesi ceramah dan turut berpartisipasi dalam kegiatan pengoperasian mesin penepung maupun pembuatan pakan ikan. Kesimpulan yang dapat ditarik lewat kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pengetahuan dan ketrampilan membuat pakan ikan penting untuk diberikan kepada masyarakat pembudidaya ika

    POTENSI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi budidaya ikan air tawar di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang akan diperoleh langsung dilapangan yang diperoleh Sedangkan data sekunder merupakan data yang didapat melalui studi literature dan informasi dari pihak terkait.  Lokasi penelitian adalah beberapa kampung yang melakukan kegiatan budidaya ikan di kabupaten Kepulauan Sangihe yaitu Kampung Pananaru, Kampung Lelipang, Kampung Barangkalang, Kampung Taloarane 1, Kampung Kuma 1, Kampung Kuma, Kampung Utaurano, Kampung Beha, Metode pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian mengambarkan tentang jenis ikan yang dibudidayakan, Potensi lahan dan produksi budidaya, Sumber air, kualitas air, teknik budidaya, sarana dan prasarana, bantuan yang diterima, permintaan pasar. Dari hasil yang diperoleh potensi yang ada berupa lahan, kualitas air dan infrastruktur dapat diberdayakan meningkatkan produksi budidaya ikan.   The purpose of this study is to determine the potential of freshwater fish farming in the Sangihe Islands District. This research uses primary data and secondary data. Primary data is data that will be obtained directly in the field obtained while secondary data is data obtained through literature studies and information from related parties. The research locations are located at several villages that carry out fish farming activities in Sangihe Islands district, namely Pananaru Village, Lelipang Village, Barangkalang Village, Taloarane 1 Village, Kuma 1 Village, Kuma Village, Utaurano Village, Beha Village, The method of selecting samples was done by purposive sampling. The results of the study describe the types of fish being cultivated, land potential and aquaculture production, water sources, water quality, cultivation techniques, facilities and infrastructure, assistance received, market demand. From the results obtained there is potential in the form of land, water quality and infrastructure that can be empowered to increase fish farming production

    Identifikasi Parasit Pada Ikan Kuwe (Caranx spp) yang di Budidayakan di Keramba Jaring Apung Desa Talengen

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis parasit pada ikan kuwe (caranx spp) yang dibudidayakan di keramba jaring apung Desa Talengen. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel ikan kuwe secara acak di keramba jaring apung Desa Talengen dan pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Kelas II Tahuna. Sampel ikan berjumlah 20 ekor. Hasil penelitian menunjukan 7 jenis parasit yang digolongkan dalam (2) dua jenis Protozoa : Trichodina sp dan Chilodonella sp; (1) satu jenis cacing bulat Nemathelminthes : Camallanus sp; (3) tiga cacing pipih Platyhelminthes : Hexostoma sp, Stephanostomum sp dan Scolex sp; (1) satu jenis parasit Arthropoda : Ergasilus sp

    Pengaruh Penambahan Probiotik pada Pakan terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

    Get PDF
    Nila (Oreochromisniloticus) merupakanikan yang tergolong omnivore sehingga bisa mengkonsumsi pakan berupa hewan atau tumbuhan (Saparinto, 2009). Probiotik adalah mikroba positif yang berperan bagi kehidupan ikan, diterapkan untuk menjaga kualitas air dalam kolam atau tambak, mencegah dan mengatasi serangan penyakit pada ikan, meningkatkan efisiensi pakan dan meningkatkan produktivitas ikan sehinggga bisa cepat panen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui laju pertumbuhan benih ikan nila dan kelangsungan hidup ikan nila yang diberi pakan dengan penambahan probiotik. Tahapan penelitian yaitu persiapan wadah, benih ikan nila, probiotik, pakan uji pellet dan pengambilan datapertumbuhan panjang dan berat serta tingkat kelangsungan hidup. Analisa yang dipakai: (1) Analisa pertumbuhan menurut Effendie (1997): Pertumbuhan mutlak berat tubuh = Wt – Wo (gram) dan Pertumbuhan mutlak panjang total = Lt – Lo (cm); Perhitungan sintasan menurut Khairuman dan Amri (2008); Effendie (1997):SR =  Nt/N0 x 100%. Rata-rata laju pertumbuhan mutlak ikan nila yang diberi penambahan probiotiklebih tinggi yaitu berat 6,5 gram panjang 6,4 cm dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan mutlak ikan nila yang diberi tanpa menggunakan probiotik yaitu berat 3,4 gram panjang 3,4 cm. Tingkat keberhasilan hidup ikan nila yang diberi pakan dengan penambahan probiotik mencapai 100% dibandingkan dengan tingkat keberhasilan hidup tanpa menggunakan probiotik yaitu 98%

    Keberhasilan Hidup dan Perubahan Ukuran Tubuh Saat Pemutusan, Penutupan Luka dan Awal Regenerasi Tiga Spesies Teripang Getah (Bohadschia Argus, B. Marmorata dan B. Vitiensis)

    Get PDF
    Budidaya teripang merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi perikanan komoditi ini. Namun kendala utama dalam usaha ini adalah ketersediaan benih dan induk. Adanya kemampuan membelah diri teripang secara alamiah mendorong suatu penelitian untuk mengkaji kemampuan perbanyakan diri dari teripang. Penelitian ini bertujuan : Menentukan keberhasilan hidup dan perubahan ukuran tubuh tiga jenis teripang getah Bohadschia spp saat pemutusan, penutupan luka dan tahap awal regenerasi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode deskriptif ekperimental secara in sittu. Perubahan ukuran tubuh dan keberhasilan hidup setiap jenis dan kedalaman akan dibandingkan satu sama lain. Lokasi penelitian ini di pantai Buwu-Bungalawang Kecamatan Tabukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pengamatan dan pengambilan data mencakup proses fission (pengikatan), serta cutting (pemotongan), proses penutupan luka dan keberhasilan regenerasi. Waktu pengamatan Β± 42 hari terhitung dari tanggal 2 Mei–13 Juni 2015. Sampel teripang getah yang dipilih adalah Bohadschia argus, B. marmorata,dan B.vitiensisdiperoleh melalui penangkapan di alam dengan melakukan penyelaman. Hasil pemutusan bagian tubuh teripang menjadi 2 dan 3 bagian melalui metode pengikatan (fission plane) dan pemotongan (cutting plane) mendapatkan hasil yang berbeda. Metode cutting plane masih lebih baik pemutusannya dibandingkan dengan metode fision. Umumnya di setiap jenis terjadi penurunan jumlah individu dari selesai pemutusan, penutupan luka dan awal regenerasi. Individu baru bagian posterior masih lebih tinggi keberhasilan hidupnya dibandingkan dua bagian tubuh individu baru. Individu baru bagian middle memiliki tingkat keberhasilan hidup yang paling rendah. Perubahan ukuran tubuh tiga jenis teripang getah Bohadschia spp menunjukkan terjadi penyusutan ukuran, baik panjang maupun berat tubuh. Pada saatfission banyak cairan tubuh yang terbuang, organ tubuh yang terpotong dan hilang. Adanya kemampuan melenturkan tubuh pada teripang umumnya, menyebabkan pada saat pemutusan dan pengukuran, panjang tubuh akan berubah menurun. Pada penelitian selanjutnya perlu diperhatikan kondisi teripang sampel pada saat memulai pemutusan. Individu yang sudah stress akibat terlalu lama ditampung dapat menjadipenyebab kegagalan dalam pelaksanaan praktek perbanyakan diri dengan metode pemutusan baik pengikatan maupun pemotongan. Selain itu dalam lanjutan penelitian berikut perlu dilakukan perbandingan kedalaman berbeda dan percobaan pemberian pakan pada sampel yang sudah melakukan regenerasi

    PKM BUDIDAYA SPONS SECARA IN SITU UNTUK PRODUKSI BAHAN AKTIF BERKELANJUTAN & RAMAH LINGKUNGAN DI KELURAHAN ENEPAHEMBANG TAHUNA TIMUR

    Get PDF
    Spons laut merupakan sumber penting molekul-molekul berpotensi medis seperti antibiotik, antikanker, antimalaria, antidiabetik dengan Ara-A (antibiotik) dan Ara-C (antikanker) sebagai contoh obat berbasis spons. Tetapi spons biasanya mengandung bahan bioaktif dalam jumlah sangat terbatas yang sering memicu panen spons secara berlebihan dari alam dan berpotensi merusak lingkungan laut. Beruntung, budidaya spons secara insitu (dikembangkan di lokasi dimana spons itu diambil) telah memperlihatkan hasil positif sehingga berpotensi memberikan solusi untuk produksi bahan bioaktif secara berkelanjutan sekaligus ramah lingkungan. Masalahnya, masyarakat pesisir dan pengambil kebijakan pada umumnya belum mengetahui potensi spons sebagai sumber berbagai sumber berbagai kandidat obat dan pendapatan tambahan yang pada gilirannya dapat bermuara padaperlindungan laut. Sebagai solusi, tim pengusul pertama-tama akan memperkenalkan berbagai potensi farmakologis dan ekonomi spons melalui penyuluhan dan diksusi langsung dengan mitra selain melalui pembekalan teknik-teknik budidaya spons

    Sintasan, Pertumbuhan dan Kondisi Tubuh Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Teluk Talengen Setelah Diaklimatisasi Salinitas dengan Tiga Metode Berbeda

    Get PDF
    Usaha budidaya ikan air tawar di Kabupaten Kepulauan Sangihe sudah cukup lama dan sebagian besar diproduksi dari kolam air tawar. Namun kuantitasnya masih rendah dibandingkan dengan permintaan konsumen. Salah satu upaya produksi ikan nila di kabupaten ini adalah ekstensifikasi perikanan budidaya di wilayah pantai. Penelitian Internal ini bersifat uji coba budidaya laut terhadap salah satu varietas unggulikan nila, yaitu Nila Nirwana tahap pendederan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pertumbuhan berat spesifik, panjang mutlak dan keberhasilan hidup serta pengaruh aklimatisasi ikan nila uji dari air tawar ke air payau sampai salinitas 35 ppt. Selama 13 hari aklimatisasi diperoleh hasil : Pertumbuhan berat spesifik dikategorikan pelan, yaitu antara 0,02 – 0,08 % gram/hari dari berat awal. Perbandingan hasil antar metode aklimatisasi menujukkan ikan nila uji dengan metode pindah lokasi lebih cepat dibandingkan kedua metode aklimatisasi lainnya, yaitu metode sirkulasi perlahan dan metode aklimatisasi ganti air. Perlakuan aklimatisasi dengan metode pindah lokasi ternyata menunjukkan hasil terbaik dengan sintasan mencapai 86 – 100%. Kedua metode aklimatisasi lainnya lebih rendah, yaitu metode ganti air, SR = 42 – 66% dan sirkulasiperlahan, SR = 40 – 68 %. Pertambahan panjang mutlaknya dikategorikan lambat, urutan nilai tertinggi (1) pindah lokasi 0,8 – 2,7 cm; (2) sirkulasi perlahan 0,4 – 1,2 cm; dan (3) ganti air 0,3 – 0,4 cm. Hasil pengujian statistik menunjukkan tidak ada pengaruh aklimatisasi terhadap pertumbuhan ikan uji. Faktor penyebabnya berkaitan dengan waktu pemeliharaan yang singkat, yaitu antara 13 – 14 hari dan dosis pakan tidakbanyak
    corecore