Keberhasilan Hidup dan Perubahan Ukuran Tubuh Saat Pemutusan, Penutupan Luka dan Awal Regenerasi Tiga Spesies Teripang Getah (Bohadschia Argus, B. Marmorata dan B. Vitiensis)

Abstract

Budidaya teripang merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi perikanan komoditi ini. Namun kendala utama dalam usaha ini adalah ketersediaan benih dan induk. Adanya kemampuan membelah diri teripang secara alamiah mendorong suatu penelitian untuk mengkaji kemampuan perbanyakan diri dari teripang. Penelitian ini bertujuan : Menentukan keberhasilan hidup dan perubahan ukuran tubuh tiga jenis teripang getah Bohadschia spp saat pemutusan, penutupan luka dan tahap awal regenerasi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode deskriptif ekperimental secara in sittu. Perubahan ukuran tubuh dan keberhasilan hidup setiap jenis dan kedalaman akan dibandingkan satu sama lain. Lokasi penelitian ini di pantai Buwu-Bungalawang Kecamatan Tabukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pengamatan dan pengambilan data mencakup proses fission (pengikatan), serta cutting (pemotongan), proses penutupan luka dan keberhasilan regenerasi. Waktu pengamatan ± 42 hari terhitung dari tanggal 2 Mei–13 Juni 2015. Sampel teripang getah yang dipilih adalah Bohadschia argus, B. marmorata,dan B.vitiensisdiperoleh melalui penangkapan di alam dengan melakukan penyelaman. Hasil pemutusan bagian tubuh teripang menjadi 2 dan 3 bagian melalui metode pengikatan (fission plane) dan pemotongan (cutting plane) mendapatkan hasil yang berbeda. Metode cutting plane masih lebih baik pemutusannya dibandingkan dengan metode fision. Umumnya di setiap jenis terjadi penurunan jumlah individu dari selesai pemutusan, penutupan luka dan awal regenerasi. Individu baru bagian posterior masih lebih tinggi keberhasilan hidupnya dibandingkan dua bagian tubuh individu baru. Individu baru bagian middle memiliki tingkat keberhasilan hidup yang paling rendah. Perubahan ukuran tubuh tiga jenis teripang getah Bohadschia spp menunjukkan terjadi penyusutan ukuran, baik panjang maupun berat tubuh. Pada saatfission banyak cairan tubuh yang terbuang, organ tubuh yang terpotong dan hilang. Adanya kemampuan melenturkan tubuh pada teripang umumnya, menyebabkan pada saat pemutusan dan pengukuran, panjang tubuh akan berubah menurun. Pada penelitian selanjutnya perlu diperhatikan kondisi teripang sampel pada saat memulai pemutusan. Individu yang sudah stress akibat terlalu lama ditampung dapat menjadipenyebab kegagalan dalam pelaksanaan praktek perbanyakan diri dengan metode pemutusan baik pengikatan maupun pemotongan. Selain itu dalam lanjutan penelitian berikut perlu dilakukan perbandingan kedalaman berbeda dan percobaan pemberian pakan pada sampel yang sudah melakukan regenerasi

    Similar works