28 research outputs found

    PRELIMINARY STUDIES ON ISOLATION AND SCREENING OF ANTIBIOTIC PRODUCING SYMBIOTIC BACTERIA FROM STARFISH (Protoreaster nodosus) COLLECTED FROM COASTAL AREA TAKALAR REGENCY, INDONESIA

    Get PDF
    Marine organisms are well known for the availability of bioactive compounds which have various biological activities including antibacterial activity. Likewise, their symbiotic bacteria can also produce compounds that have similar activities. The purpose of this study was to isolate and screen the symbiotic bacteria from starfish (Protoreaster nodosus) collected from coastal area Takalar Regency, South Sulawesi, Indonesia. Isolation was carried out by the pour plate method using nutrient agar medium dissolved in sterile seawater. The isolated symbiotic bacteria were purified by using the quadrant method. The pure isolate was culture through submerged fermentation using nutrient broth media enriched with 1% yeast extract and sterile seawater for 7 days. The selected symbiont bacterial isolates were tested for their antibacterial activity against gram-positive and gram-negative bacteria using disc diffusion assays. The results of fermentation were separated from the biomasses and tested for antibacterial activity against Staphylococcus aureus (S. aureus, ATCC 25923), Bacillus subtilis (B. subtilis, ATCC 6633), Salmonella typhi (S. typhi, NCTC 786), and Escherichia coli (E. coli, ATCC 25923). The results of study revealed that four symbiotic bacteria (SB 1T, SB 2T, SB 3T, and SB 4T) were successfully isolated. All the SB isolates have good antibacterial activity against all tested bacterial strains with an average diameter of inhibition zone larger than 11 mm. Among all isolates, isolate SB 4T showed a remarkable size of zones growth inhibition (> 15 mm) against all tested bacterial strains. Thus, the symbiotic bacteria isolated from P. nodosus in this study have a promising broad-spectrum antibacterial activity

    Ethnopharmacology, Phytochemistry and Pharmacological Activity of Geigeria alata

    Get PDF
    One of the plants used frequently in western Sudan to treat a variety of illnesses, including epilepsy, antispasmodic, cough, pneumonia, rheumatism, and intestinal ailments, is Geigeria alata. This plant's roots are frequently employed in the treatment of diabetes. The essential oil of Geigeria alata contains a variety of compounds, including tannins, flavonoids, and alkaloids. The main compounds are trans-3, 5-dicaffeoylquinic acid, chlorogenic acid, and 3, 4, 5-tricaffeoylquinic acid, and they play a significant role in the plant's antioxidant activity. Significant antioxidant, anti-diabetic, anti- tumor, anti-microbial, hematological, neuroprotective, and immune-modulatory actions are all present in Geigeria alata. The present review provides an overview of Ethnopharmacology, Phytochemistry and Pharmacological activity of Geigeria alata

    ANTI-Plasmodium Berghei EKSTRAK DAUN DAN KAYU Lunasia amara Blanco

    Get PDF
    Lunasia amara Blanco merupakan tumbuhan yang biasa digunakan untuk berbagai penyakit secara empiris termasuk pada gejala malaria. Bagian yang paling banyak digunakan adalah kayu dan batangnya. Berdasarkan informasi tersebut telah dilakukan pengujian ekstrak kayu dan daun dari tanaman sanrego ini terhadap Plasmodium berghei yang diinfeksikan pada tikus sebagai model pengujian awal untuk anti-malaria dari bahan alam. Ekstrak kayu dan batang diperoleh dengan menggunakan penyari methanol secara sonikasi. Berbagai konsentrasi digunakan secara peroral pada mencit yang telah terinfeksi oleh P. berghei selama 5 hari menunjukkan ekstrak daun tidak memiliki kemampuan dalam menurunkan parasetemia pada tikus sedangkan ekstrak batang memiliki kemampuan dalam menghambat parasitemia pada konsentrasi 0,5% dengan nilai dosis supresi 50% (SD50) sebesar 595 mg/kg bobot badan mencit. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kayu sanrego memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai bahan obat untuk pengobatan malari

    FRAKSINASI SENYAWA PENGHAMBAT ENZIM α-GLUKOSIDASE DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour) Merr.)

    Get PDF
    Daun sambung nyawa (Gynura procumbens(Lour) Merr) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa yang berpotensi sebagai penghambat enzim α-glukosidase atau sebagai obat antidiabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan senyawa yang memiliki aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan mengetahui jenis kinetika penghambatan berdasarkan grafik Lineweaver-Burk. Pemisahan senyawa berdasarkan tingkat kepolaran pelarut. Uji aktivitas dilakukan pada ekstrak etanol, Fraksi n-heksan fraksi etil asetat dan fraksi air, dan kontrol positif acarbose yang diukur dengan micro plate reader pada panjang gelombang 405 nm. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai IC50 berturut-turut pada ekstrak etanol 6,56 ppm, fraksi n-heksan sebesar 14,97 ppm, fraksi etil asetat 9,33 ppm, fraksi air 13,03 ppm dan acarbose 6,38 ppm serta mekanisme kinetika penghambatan enzim secara uncompetitive.

    FRAKSINASI SENYAWA PENGHAMBAT ENZIM α-GLUKOSIDASE DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour) Merr.)

    Get PDF
    Daun sambung nyawa (Gynura procumbens(Lour) Merr) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa yang berpotensi sebagai penghambat enzim α-glukosidase atau sebagai obat antidiabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan senyawa yang memiliki aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan mengetahui jenis kinetika penghambatan berdasarkan grafik Lineweaver-Burk. Pemisahan senyawa berdasarkan tingkat kepolaran pelarut. Uji aktivitas dilakukan pada ekstrak etanol, Fraksi n-heksan fraksi etil asetat dan fraksi air, dan kontrol positif acarbose yang diukur dengan micro plate reader pada panjang gelombang 405 nm. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai IC50 berturut-turut pada ekstrak etanol 6,56 ppm, fraksi n-heksan sebesar 14,97 ppm, fraksi etil asetat 9,33 ppm, fraksi air 13,03 ppm dan acarbose 6,38 ppm serta mekanisme kinetika penghambatan enzim secara uncompetitive.

    PENGARUH POSISI DAUN PADA TANAMAN SIRSAK (Annona muricata Linn.) DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SECARA IN VITRO

    Get PDF
    Daun Sirsak merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh letak posisi daun dan aktivitas antibakteri. Masing-masing bagian daun sirsak dimaserasi menggunakan etanol 70% menggunakan perbandingan 1:7 kemudian dilanjutkan pengujian antibakteri, analisis kualitatif menggunakan UFLC. Aktivitas antibakteri menggunakan metode Disc Diffusion Kirby-Bauer menggunakan medium MHA dengan waktu inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeroginosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pucuk sirsak yang paling baik aktivitas antibakteri  terdapat pada bagian pucuk yang memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus sebesar 12,73 mm dan Pseudomonas aeruginosa sebesar 11,83 mm

    IDENTIFIKASI SENYAWA MYCOSPORINE-LIKE AMINO ACIDs DARI FRAKSI ETANOL Eucheuma cottonii MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV

    Get PDF
    UV-A merupakan sinar UV yang berpenetrasi paling dalam pada kulit dan dapat menyebabkan kerusakan kulit hingga penuaan dini. Paparan sinar UV-A dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan dermis kulit, pigmentasi dan kanker kulit. Perlindungan kulit terhadap sinar UV-A yaitu dengan menggunakan bahan anti UV-A. Senyawa yang berperan sebagai anti UV-A di alam, salah satunya Mycosporine-like Amino Acids (MAAs). Senyawa ini  terdapat dalam organisme laut seperti cyanobakteri, mikroalga dan makroalga. Eucheuma cottonii merupakan salah satu makroalga merah yang diduga mengandung MAAs. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi senyawa MAAs  dari fraksi etanol Eucheuma cottonii yang diperoleh dari pantai kepulauan Selayar. Sampel dicuci hingga kadar garamnya berkurang, diliofilisasi menggunakan freeze dryer dan diektraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan dengan rotavapor hingga didapatkan ekstrak kering. Ekstrak kemudian difraksinasi dan diidentifikasi menggunakan spektrofotometer UV. Fraksi yang diperoleh sebanyak 6 yang kemudian diidentifikasi menggunakan spektrofotmeter UV dan FT IR. Hasil identifikasi menunjukkan jika senyawa yang terdapat pada fraksi 4 dan 6 tidak menunjukkan adanya senyawa MAAs, sedangkan fraksi 1 dan 3 terdapat senyawa pengotor sehingga tidak dapat dipastikan mengandung senyawa MAAs. Fraksi 2 dan 5 menunjukkan kemungkinan adanya senyawa MAAs. Disimpulkan bahwa fraksi etanol 2 dan 5 dari Eucheuma cottonii kemungkinan mengandung senyawa MAAs

    Screening of Antibacterial and Anticancer Activity of Soft Corals from Togean Islands, Indonesia

    Get PDF
    Soft corals (Octocorallia, Alcyonaceae) have been reported to possess diverse biological activities and unique structural chemistry. This study aims to screen the potential antibacterial and anticancer activity of some soft corals collected from Togean Islands, Central Sulawesi, Indonesia. They were Lobophytum sp, Sarcophyton sp, Sinularia sp 1, and Sinularia sp 2. All dried coral materials were extracted for 3 x 24 h by maceration method using methanol and then evaporated by rotary evaporator to obtain viscous extracts. The determination of antibacterial activity had been performed by well agar diffusion method against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Meanwhile, the cytotoxic activity was performed by MTT method, followed by apoptosis annexin V-FTIC assay agains. Identification for the presence of terpenoids was performed by vacuum p-anisaldehyde-sulphuric acid spraying reagent on thin layer chromatography (TLC). Sinularia sp2 extract have strongly inhibited S. aureus and E.coli with the diameter of inhibition range from 12.76mm and 17.86mm, respectively. Moreover, Sinularia sp2 extract possessed also cytotoxic activity against human breast adenocarcinoma (MCF-7) and colorectal carcinoma (HCT-116) with the IC50 of 46.807 and 47.186 μg/mL, respectively.  Extract Sinularia sp 1 was found to have strongest cytotoxicity on human colon colorectal carcinoma (HCT-116) with the IC50 of < 1.505 μg/mL. Annexin V-FTIC assay clearly exhibited that the apoptosis mechanism is proposed by the extracts of Sinularia sp1 and Sinularia sp 2. Terpenoids were identified on both  extracts suggesting for further purification and isolation for the bioactive terpenoid compounds.

    POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens) TERENKAPSULASI MALTODEXTRIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KADAR MDA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus) JANTAN YANG DIINDUKSI CCl4

    Get PDF
    CCl4 merupakan senyawa yang dapat mengakibatkan toksisitas. Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa antioksidan yang memiliki banyak berpotensi dalam bidang pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antioksidan ekstrak etanol daun sambung nyawa (Gynura procumbens) yang dienkapsulasi maltodextrin terhadap kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus novergicus) jantan yang diinduksi CCl4. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus Wistar jantan yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok 1 (kontrol sehat), kelompok 2 (CCl4), kelompok 3 (CCl4 + ekstrak 150mg/kgBB), dan kelompok 4 (CCl4 + ekstrak 300mg/kgBB). Kadar MDA diperiksa sebelum dan setelah 14 hari perlakuan. Hasil pengujian dimana ekstrak etanol daun sambung nyawa mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, steroid, tanin, dan terpenoid, serta kadar flavonoid total dan polifenol totalnya masing-masing yaitu 0,482% dan 2,12 %. Pengujian awal rata-rata kadar MDA tidak berbeda signifikan. Peningkatan kadar MDA yang signifikan (p<0,05) terjadi setelah perlakuan hari 14. Pemberian ekstrak dosis 150mg/kgBB dan 300mg/kgBB mencegah peningkatan kadar MDA secara signifikan, namun dosis 300mg/kgBB paling efektif menghambat peningkatan kadar MDA. Kesimpulannya bahwa ekstrak etanol daun sambung nyawa terenkapsulasi maltodextrin mampu mencegah peningkatan aktivitas peroksidasi lipid MDA paling baik pada dosis 300mg/kgB

    PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria), RIMPANG BANGLE (Zingiber cassumunar) DAN DAUN PARE (Momordica charantia) TERHADAP KADAR ALT, AST DAN PROFIL HEMATOLOGI TIKUS PUTIH

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak etanol rimpang bangle, rimpang temu putih dan daun pare terhadap kadar ALT, AST dan profil hematologi tikus putih. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 10, 50, 100 mg/100 gBB dan kontrol negatif masing-masing terdiri atas 5 ulangan. Campuran ketiga ekstrak dibuat suspensi menggunakan  NaCMC dan diberikan sekali sehari. Pengamatan dilakukan pada hari ke 29,dengan  sampel darah diambil untuk pengujian kadar ALT, AST dan profil hematologi. Parameter hematologi yang dianalisis meliputi leukosit, eritrosit, hemoglobin (Hgb), hematokrit (Hct), dan platelet (Plt). Hasil penelitian menunjukkan, setelah pemberian kombinasi ketiga ekstrak tersebut terjadi kenaikan nilai ALT untuk dosis 10, 100mg/100 gBB, dan kontrol negatif masing-masing 9,37%, 78,07%, dan 3,21 %, sedangkan untuk dosis 50mg/100 gBB terjadi penurunan sebesar 0,61%. Adapun nilai AST memperlihatkan kenaikan untuk dosis 10, dan 100mg/100 gBB masing-masing sebesar 45,45 % dan 102,31%, sedangkan untuk dosis 50 mg/100 gBB memperlihatkan kenaikan sebesar 28,10% yang mendekati kenaikan nilai kelompok kontrol (37,72%), sehingga dosis terbaik dari kombinasi ketiga ekstrak adalah 50 mg/KgBB.Dosis ini digunakan untuk uji hematologi. Hasil pengujian hematologi memperlihatkan WBC meningkat sebesar 20,41%, RBC menurun sebesar 0,53%, sedangkan jumlah Hgb, Hct dan plt menurun masing–masing sebesar 5,08%, 8,18%, dan 12,41%. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak etanol rimpang temu putih, rimpang bangle dan daun pare tidak memberikan pengaruh pada nilai WBC, RBC, HgB, Hct , namun dapat menurunkan Plt tikus putih hingga berada di bawah normal
    corecore