79 research outputs found

    HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-40 TAHUN MENGENAI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI SALAH SATU CARA MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI DUSUN SIDODADI

    Get PDF
    Latar Belakang : Angka kejadian kanker payudara di Indonesia masih terbilang tinggi, yaitu sekitar 28,7%. Sebagian besar kasus kanker payudara (60-80%) terdeteksi secara dini. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai salah satu cara mendeteksi dini kanker payudara di Dusun Sidodadi tahun 2016.Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah wanita usia 20-40 tahun yang bertempat tinggal di Dusun Sidodadi Kecamatan Bukit Kemuning. Dengan sampel sebanyak 84 orang. Teknik sampling cluster random sampling. Menggunakan uji statistik uji chi square.Hasil Penelitian : Dari 84 responden penelitian, 17 orang memiliki tingkat pendidikan rendah dan 67 orang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang SADARI didapatkan bahwa 88,1% responden memiliki pengetahuan yang baik dan hanya 11,9% responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Analisis data menggunakan uji chi square menunjukan p-value pada penelitian ini adalah 0,000 (dengan α = 0,1), OR : 0,067, CI : 0,015-0,302.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai salah satu cara mendeteksi dini kanker payudara di Dusun Sidodadi tahun 2016.

    ANALISIS PERBANDINGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU YANG MENGGUNAKAN KB SUNTIK CYCLOFEM DAN DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DI PUSKESMAS PASAR TERUSAN KABUPATEN BATANGHARI JAMBI

    Get PDF
    Latar Belakang: Kontrasepsi suntik terbagi menjadi dua yaitu KB suntik Cyclofem mengandung hormon estrogen dan progesteron yang diberikan setiap bulan dan KB suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung hormon progesteron yang diberikan setiap 3 bulan. Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari kontrasepsi suntik diantaranya efektif, tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak perlu menyimpan obat suntik. Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah adanya peningkatan berat badan 1-5 kg. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perbandingan kenaikan berat badan ibu yang menggunakan KB Suntik Cyclofem dan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di Puskesmas Pasar Terusan Kabupaten Batanghari Jambi.Metode Penelitian: Penelitian Survei Analitik, mengunakan analisa observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah akseptor KB suntik Cyclofem dan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dengan masa penggunaan KB selama 1-2 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Terusan Kabupaten Batanghari Jambi sebanyak 242 orang pada waktu dilakukan penelitian yang memenuhi kriteria penelitian. Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan t-test independent.Hasil Penelitian: Ada perbedaan kenaikan berat badan ibu yang menggunakan KB Suntik Cyclofem dan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di Puskesmas Pasar Terusan Kabupaten Batanghari Jambi dengan p-value = 0,001. Simpulan: Ada perbedaan kenaikan berat badan ibu yang menggunakan KB Suntik Cyclofem dan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di Puskesmas Pasar Terusan Kabupaten Batanghari Jamb

    GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS PADA PENDERITA NEFROPATI DIABETIK DI RSUD ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

    Get PDF
    Latar Belakang : Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristikhiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes sering disebut sebagaimother of diseases karena banyaknya komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Secara garis besar komplikasi dibagimenjadi dua, yaitu komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular.Tujuan Penelitian : Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaanurinalsis pada penderita nefropati diabetik di RSUD Abdul Moeloek bandar lampung tahun 2015.Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah survei deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan sampelberjumlah 195 orang. Penelitian dilakukan pada bulan April 2015.Hasil Penelitian : Mayoritas makroskopis urine penderita nefropati diabetika di RSUD Abdul Moeloek BandarLampung tahun 2015 Dari 60 penderita 19 penderita urine berwarna jernih dan 41 penderita berwarna keruh. 24 penderitamemiliki berat jenis normal dan 36 penderita berat jenis meningkat, 15 penderita berpH asam, 40 penderita berpH normaldan 5 berpH basa, serta 55 penderita bau urine normal dan 5 bau urine keton. sedangkan pada mikroskopis ditemukaneritrosit, silinder, kristal, glukosa dan protein. Hasil pemeriksaan tidak menemukan adanya jamur dan protozoa serta dalamjumlah kecil ditemukan bakteri, keton, bilirubin, urobilinogen dan nitrit.Kesimpulan : Mayoritas makroskopis urine penderita nefropati diabetika di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampungtahun 2015 berwarna jernih dengan berat jenih meningkat ber pH normal serta memiliki bau normal sedangkan padamikroskopis ditemukan eritrosit, silinder, kristal, glukosa dan protein. Hasil pemeriksaan tidak menemukan adanya jamurdan protozoa serta dalam jumlah kecil ditemukan bakteri, keton, bilirubin, urobilinogen dan nitrit

    ANALISIS POLA KUMAN DAN POLA RESISTENSI PADA HASIL PEMERIKSAAN KULTUR RESISTENSI DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT DR. H. ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG PERIODE JANUARI-JULI 2016

    Get PDF
    Resistensi antibiotik merupakan suatu masalah global di negaramaju maupun di negara berkembang, baik yang terjadi di rumah sakit maupun didalam komunitas. Infeksi oleh bakteri yang resisten secara merugikan telah mempengaruhi hasil terapi, biaya terapi, penyebaran penyakit, dan lama sakit. Untuk mengontrol infeksi tersebut, maka diperlukan pengawasan terhadap kuman yangresisten serta diperlukan pengawasan penggunaan antibiotik di rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola kuman dan pola resistensi pada hasil pemeriksaan kultur resistensi antibiotik di laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek periode januari – juli 2016.Penelitian deskriftif dengan pendekatan retrospektif. Pengumpulan data dengan cara mengambil data rekam medik. Analisa data dengan univariat. Dari 764 data hasil pemeriksaan kultur dan uji resistensi di lab mikrobiologi patologi klinik RSUD H. Abdoel Moeloek.Hasil penelitian menunjukkan 308 pertumbuhan bakteri terdiri dari 5 macam bakteri yaitu, Staphylococcus sp, Pseudomonas sp, Klebsiella sp, Proteus sp dan Escherichia coli. Dengan uji sensitifitas antibiotik Meropenem, Ceftazidime, Amoksilin, Ceftriaxone, Tetrasiklin, Sulbaktam-Ampi, Ampisilin, Cefepime, Cefotaxime, Penisilin.Data pola kuman bakteri Staphylococcus sp (43%), Klebsiella sp (21%), Proteus sp (19%), Pseudomonas sp (15%) dan Escherichia coli (2%). Data uji sensitifitas antibiotik yang resisten yaitu, Penisilin (98%), Ampisilin (83%), Amoksilin (78,6%), Cefotaxime (33%), Tetrasiklin (28,6%), Ceftriaxone (22,7%), dan antibiotik yang sensitif yaitu Meropenem (75%)

    HUBUNGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN ANGKA KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS KECAMATAN PADEMANGAN JAKARTA UTARA TAHUN 2010-2014

    Get PDF
    Latar Belakang : Primigravida adalah ibu yang mengalami kehamilan untuk pertama kali. Pada ibu hamil,pemeriksaan kehamilan salah satu usaha untuk menjaga kehamilannya. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kaliselama kehamilan, hal ini dapat mengidentifikasi ibu dengan risiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR adalah bayi barulahir yang berat badannya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. RISKESDAS menunjukkan kejadian BBLR diProvinsi DKI Jakarta dari tahun 2010 sampai 2013 mengalami peningkatan 0,7%.Tujuan : Mengetahui hubungan keteraturan pemeriksaan kehamilan pada ibu primigravida dengan angka kejadianBBLR di Puskesmas Kecamatan Pademangan Jakarta Utara Tahun 2010-2014.Metode : Desain penelitian analitik retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Sample penelitian ini sebanyak97 sampel sesuai kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakandata sekunder, tempat di Puskesmas Kecamatan Pademangan Jakarta Utara tahun 2010-2014. Analisis data menggunakananalisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square.Hasil : Hasil penelitian didapatkan ibu primigravida yang tidak teratur memeriksakan kehamilannya dan melahirkanBBLR sebanyak 32 (71,1%) serta yang melahirkan BBLN sebanyak 13 (28,9%), sedangkan ibu primigravida yang teraturmemeriksakan kehamilannya dan BBLR sebanyak 14 (26,9%) serta yang melahirkan BBLN sebanyak 38 (73,1%). Pada ujichi-square didapatkan p-value = 0,001, OR = 6,681 dan CI = 2,745-16,260Kesimpulan : Adanya hubungan yang bermakna antara keteraturan pemeriksaan kehamilan pada ibu primigravidadengan angka kejadian BBLR dengan p-value = 0,001. Ibu primigravida yang tidak teratur memeriksakan kehamilannyaberisiko melahirkan BBLR 6,681 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu primigravida yang teratur memeriksakankehamilannya

    GAMBARAN FRAKSI HEMOGLOBIN PENDERITA THALASEMIA MENGGUNAKAN METODE ELEKTROPOESIS KAPILER DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022

    Get PDF
    Thalasemia adalah penyakit anemia hemolitik atau penurunan jumlah sel darah merah karena adanya penghancuran sel darah merah secara berlebihan Herediter yang yang diturunkan secara resesif. Di Indonesia, jumlah kasus penyakit thalasemia sebanyak 8.011 pada Mei 2017 meningkat dari tahun 2015 yang berjumlah 7.029 kasus. Menurut WHO pada tahun 2001, 7% penduduk dunia menderita thalasemia, dan diperkirakan antara 300.000 dan 400.000 anak akan lahir dengan thalasemia setiap tahun. Untuk mengetahui gambaran fraksi hemoglobin pada penderita thalasemia menggunakan metode elektroforesis kapiler di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar lampung tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional dan teknik sampling menggunakan total sampling dengan jumlah populasi sebanyak 30 orang penderita thalassemia. Hasil dari uji statistic didapatkan rerata usia 13-25 tahun 11 responden (36,7%), jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan 16 orang (53,3%). Pada thalasemia minor didapatkan rerata kadar HbA (93,8%), HbA2 (3,37%) dan HbF (0,55%). Dan pada thalasemia minor dengan HbE didapatkan rerata kadar HbA (15,0%), HbA2 (4,8%), HbF (22,5%). Pada thalasemia minor paling banyak ditemukan kadar HbA, sedangkan pada thalasemia minor dengan HbE paling banyak ditemukan kadar HbF

    HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

    Get PDF
    Latar Belakang : Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitasdan kuantitas yang baik serta benar. Sarapan adalah suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktivitasbelajar mengajar. Tanpa sarapan seseorang akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa di bawah normal.Hipoglikemia mengakibatkan susah berkonsentrasi dalam belajar. Itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakansumber energi bagi otak. Seseorang yang mempunyai kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari nilai normal,menyebabkan gangguan dalam berkonsentrasi. Untuk bisa mempertahankan daya ingat maupun kemampuanberkonsentrasi diperlukan energi yang tersedia dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungankebiasaan sarapan pagi dan kadar hemoglobin terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswi program studi kedokteranangkatan 2014 universitas malahayati bandar lampung.Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek berjumlah 146 responden pengukuran kadarhemoglobin menggunakan easy touch nesco GHb dan pengukuran konsentrasi menggunakan tes Wechsler AdultIntelligence Scale (WAIS) . Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015. Analisis data menggunakan ujiSpearman dengan program SPSS versi 16.00.Hasil : Responden dengan katakteristik sarapan pagi tertinggi sebanyak 57 orang (39,0%), karakteristik kadarhemoglobin rendah paling banyak 84 orang (57,5%), konsentrasi belajar kurang paling banyak 81 orang (51,5%). Hasil ujiChi-square didapatkan ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi (p = 0,000) dan kadar hemoglobin (p = 0,000)terhadap konsentrasi belajar.Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi (p = 0,000) dan kadar hemoglobin(p = 0,000) terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswi program studi kedokteran angkatan 2014 universitas malahayatibandar lampung

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI CV PRANCIS JAYA DESA MEKARSARI KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN TAHUN 2016

    Get PDF
    Latar belakang : Tenaga kerja bongkar muat 80% hampir mengalami keluhan low back pain dan menyebabkan disabilitas seperti ketidakmampuan untuk bekerja karena sikap kerja yang tidak ergonomis.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada tenaga kerja bongkar muat.Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan secara survei analitik  dengan desain studi cross sectional, sampel berjumlah 90 responden menggunakan teknik total sampling dan pengolahan data menggunakan program SPSS dengan uji korelasi spearmen.Hasil : Distribusi frekuensi tertinggi yaitu usia ≥30 tahun 65 responden (72.2%), IMT normal 77 orang (85.6%), masa kerja ≥5 tahun 62 responden (68.9%), merokok 74 responden (82.2%), sikap kerja melalui REBA resiko sedang 72 responden (80.0%), dan keluhan low back pain 56 responden (62.2%). Hasil uji Spearmen menunjukan ada hubungan antara low back pain (LBP) dengan usia p-value=0.000, IMT p-value=0.014, masa kerja p-value=0.002, merokok p-value=0.001, dan sikap kerja p-value=0.019.Kesimpulan : Ada hubungan antara faktor Usia, Indeks Massa Tubuh (IMT), Masa Kerja, Merokok dan Sikap Kerja dengan keluhan Low Back Pain (LBP) pada Tenaga Kerja Bongkar Muat CV Prancis Jaya Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten Tahun 2016.

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERIMAAN VAKSIN BOOSTER PADA USIA LANJUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG

    Get PDF
    Covid-19 pertama kali ditemukan di Indonesia pada bulan  Maret  2020.  Vaksinasi  menjadi  salah  satu  upaya  preventif  yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menekan jumlah kesakitan akibat covid 19. Lanjut usia merupakan kelompok yang paling rentan  terkena  dampak  penyakit  Covid-19. Beberapa determinan kepatuhan terhadap penerimaan vaksin  Covd-19 diantaranya adalah tingkat Pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan vaksin booster pada usia lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas  Rajabasa Indah  Bandar Lampung Tahun 2023. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sampel sebanyak 161 orang. Analisis data menggunakan Chi Square. Diketahui distribusi  frekuensi penerimaan vaksin mayoritas menerima diberikannya vaksin sebanyak 109 orang (67.7%), tingkat pengetahuan mayoritas baik sebanyak 96 orang (59.6%), sikap  mayoritas positif sebanyak 92 orang (57.1%) dan dukungan keluarga  mayoritas baik sebanyak 110 orang (68.3%).  Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (P-value = 0.001), sikap (P-value = 0.034) dan dukungan keluarga (0.000)  dengan penerimaan vaksin  booster pada usia lanjut

    HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIANKELAINAN KO NGENITAL PADA BAYI BARU LAHIRDI RSU D DR. H. ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

    Get PDF
    Latar Belakang: Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yangtimbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kelainankongenital yaitu faktor gizi ibu selama masa kehamilan. Kekurangan gizi pada ibu akanmenimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin serta dapat menyebabkan kelainan bawaan padajanin. Kelainan ini dapat menimbulkan dampak buruk pada saat setelah lahir atau mengganggutumbuh kembang yang permanen sampai dengan usia dewasa. Data rekam medik RSUDDr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015 jumlah bayi baru lahir dengan kelainankongenital berjumlah 183 (17,24%) dari 1.061 angka kelahiran bayi.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian kelainankongenital pada bayi baru lahir di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015.Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif, desain Case Control dengan pendekatanretrospektif yaitu menggunakan data rekam medik di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek ProvinsiLampung Tahun 2015. Kelompok kasus adalah 88 bayi dengan kelainan kongenital dan 88 bayitanpa kelainan kongenital sebagai kelompok kontrol. Teknik sampling penelitian ini menggunakanSimple Random Sampling. Analisis data menggunakan Uji Chi Square.Hasil: Dari 176 responden bayi baru lahir, terdapat 88 bayi (50%) mengalami kelainan kongenital.Sedangkan untuk status gizi ibu hamil yang kurang baik terdapat 19 responden (10,8%). Dari hasiluji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian kelainankongenital pada bayi baru lahir (p value < α, 0,004 < 0,05) OR= 6,296.Kesimpulan: Ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian kelainan kongenital pada bayibaru lahir di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 201
    corecore