16 research outputs found

    Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Kima Bajo Kecamatan Wori

    Get PDF
    Air merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia. Kekurangan suplai air bersih akan sangat berpengaruh pada berbagai faktor kehidupan manusia, baik kesehatan, ekonomi, dan lain sebagainya. Sehingga perlu direncanakan suatu sistem penyediaan air bersih.Desa Kima Bajo memiliki potensi mata air, namun tidak dimanfaatkan. Sehingga perlu dibuat suatu Sistem Penyediaan Air Bersih. Sistem jaringan air bersih yang direncanakan yaitu dengan menampung air dari mata air Pongo kemudian dengan menggunakan pompa, air dinaikkan ke reservoir distribusi, selanjutnya air didistribusikan ke penduduk melalui Hidran Umum dengan sistem gravitasi.Debit mata air 87,840 m3/hari akan memenuhi kebutuhan air untuk 10 tahun kedepan sebesar 37,225 m3/hari. Ukuran bak penampung (3x3x3x5)m dan ukuran reservoir distribusi (3x3x5,5)m. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa HDPE. Untuk kalkulasi sistem distribusi perpipaan, menggunakan program Epanet 2.0. Perencanaan ini sesuai dengan tujuan yaitu dapat menyediakan dan memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Kima Bajo

    Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis Garcinia Mangostana L.) Terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Yang Dipapari Asap Rokok

    Full text link
    : Cigarette smoke causes oxidative stress which impact on the quality of spermatozoa. Xanthones in mangosteen rind extract acts as an antioxidant to neutralize free radicals as resistance to oxidative stress. This study aimed to determine the effect of mangosteen rind extract to the quality of spermatozoa of wistar rats that are exposed to cigarette smoke. This research is an experimental approach to post-test only control group design. Samples were 9 wistar rats divided 3 groups: The control group was given exposure to cigarette smoke 1 cigarettes/day, treatment group 1 was given exposure to cigarette smoke 1 cigarettes/day and extract mangosteen rind 10 mg/kg/day, treatment group 2 1 given exposure to cigarette smoke cigarettes/day and mangosteen peel extract 20 mg/kg/day. The treatment was done for 50 days. The result showed that treatment 1 and treatment 2 shows the improvement of the quality of spermatozoa with an average concentration (85.7Ă—105/ml and 76.6Ă—105/ml), average percentage of normal motility (76.76% and 85%), and average percentage of normal morphology (90% and 98.67%). Conclusion: mangosteen rind extract can improve the quality of spermatozoa (concentration and motility) of wistar rats (Rattus norvegicus) that are exposed to cigarette smoke

    Perencanaan Bendung Untuk Daerah Irigasi Sulu

    Get PDF
    Di desa Sulu Kecamataan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan terdapat daerah irigasi yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian daerah. Dalam 3 tahun terakhir sebagian besar dari daerah irigasi tidak lagi diolah oleh petani karena kebutuhan air untuk daerah irigasi sudah tidak mencukupi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya bendung yang menjadi sumber pengambilan air untuk daerah irigasi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah merencanakan bendung baru untuk daerah irigasi Sulu.Langkah awal dalam penelitian ini adalah analisis hidrologi untuk menentukan debit banjir rencana. Hasil analisis debit banjir rencana selanjutnya digunakan untuk perencanaan konstruksi bendung yang meliputi perencanaan dimensi, mercu, kolam olakan, lantai muka, pintu pengambilan dan pintu pembilas. Setelah perencanaan konstruksi bendung, dilakukan kontrol stabilitas bendung terhadap guling, geser, eksentrisitas dan daya dukung tanah.Berdasarkan hasil analisis dan perencanaan bendung diperoleh dimensi bendung dengan tinggi 2,5 m, lebar 64 m, tipe mercu bulat, kolam olakan tipe Vlugter dengan panjang 10 m, panjang lantai muka bendung 25 m, 2 pintu pembilas dengan ukuran masing-masing pintu (2,20m x 2,50m), dan 1 pintu pengambilan dengan ukuran (1,20m x 1,0m) yang terletak di sebelah kiri bendung. Pintu pembilas dan pintu pengambilan konstruksinya menggunakan pintu sorong dari kayu kelas II

    Perencanaan Sistem Drainase Di Kawasan Pusat Kota Amurang

    Full text link
    Kawasan pusat kota Amurang yang terletak di ibukota kabupaten Minahasa Selatan merupakan kawasan yang dipadati oleh fasilitas-fasilitas seperti pertokoan, rumah makan, pasar tradisional, hotel, bank termasuk pemukiman warga. Genangan air yang terjadi setiap kali turun hujan memberikan dampak yang negatif antara lain kerusakan jalan, serta terganggunya aktivitas warga di kawasan tersebut. Untuk menanggulangi masalah genangan yang sering terjadi perlu perencanaan sistem drainase yang baik di kawasan pusat kota. Untuk mengidentifikasi masalah genangan air, dilakukan observasi langsung di daerah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan desain rencana tata letak sistem drainase. Dilakukan analisis hidrologi untuk mendapatkan debit rencana berdasarkan data curah hujan yang telah diperoleh,dilanjutkan dengan analisis hidrolika untuk mencari kapasitas eksisting saluran yang relevan dengan rencana tata letak sistem drainase. Tata letak rencana sistem drainase direncanakan dengan menentukan saluran interceptor di sisi selatan jalan trans Sulawesi terlebih dahulu sehingga pembebanan aliran dari luar lokasi penelitian tidak masuk ke lokasi tinjauan. Dari hasil analisis, perlu dilakukan Perubahan tata letak sistem drainase. Terdapat 48 ruas saluran eksisting yang masih relevan dengan rencana tata letak sistem drainase dan 10 gorong- gorong yang masih sesuai. Untuk saluran eksisting, 9 ruas saluran tidak memenuhi sehingga dilakukan Perubahan dimensi saluran. Sedangkan untuk gorong- gorong terdapat 4 ruas yang tidak memenuhi. Rekomendasi untuk saluran yang baru berjumlah 17 ruas dan 5 gorong- gorong

    Studi Perbandingan Antara Hidrograf Scs (Soil Conservation Service) Dan Metode Rasional Pada DAS Tikala

    Get PDF
    DAS Tikala adalah bagian dari DAS Tondano dimana Perubahan tata guna lahan dan kepadatan penduduk yang semakin meningkat, mengakibatkan erosi dan banjir. Kondisi limpasan yang sesungguhnya perlu dihitung untuk menganalisis kondisi tersebut.Metode Hidrograf SCS memperhitungkan faktor kelompok tanah, tata guna lahan serta kelembapan tanah. Sedangkan Metode Rasional memperhitungkan koefisien pengaliran, intensitas hujan dan luas daerah pengaliran dalam menghitung debit limpasan.Berdasarkan hasil analisis menyimpulkan kesimpulan dengan periode ulang yang digunakan ada perbedaan antara metode hidrograf SCS tanpa dimensi dengan Metode Rasional. Berdasarkan karakteristik DAS dan data-data yang tersedia, serta tataguna lahan pada kondisi saat pengamatan maka metode yang sesuai yaitu metode hidrograf SCS tanpa dimensi

    Business unusual: collective action against bribery in international business

    Get PDF
    Collective action initiatives in which governments and companies make anti-corruption commitments have proliferated in recent years. This apparently prosocial behavior defies the logic of collective action and, given that bribery often goes undetected and unpunished, is not easily explained by principal-agent theory. Club theory suggests that the answer lies in the institutional design of anti-corruption clubs: collective action can work as long as membership has high entry costs, members receive selective benefits, and compliance is adequately policed. This article contributes to the debate by examining how these conditions manifest in the case of anti-corruption clubs in the realm of international business, with particular focus on the international dimension of many initiatives. This vertical aspect of institutional design creates a richer, more complex set of reputational and material benefits for members, as well as allowing for more credible and consistent monitoring and enforcement

    Governing shipping externalities : Baltic ports in the process of SOx emission reduction

    Get PDF
    This paper analyses the debate which has unfolded in the Baltic Sea Region regarding the reduction of sulphur content in vessel fuels, in order to illustrate how tightening environmental regulation challenges traditional forms of maritime governance. Using an interactive governance approach, this study reconstructs the process of sulphur emission reduction as a complex multi-stakeholder interaction in multiple contexts. The empirical investigation has drawn on documentary material from around the Baltic region, including Russia, and has applied the method of qualitative content analysis. The empirical study focuses on two interlinked questions: (1) How sulphur emission reduction policies are being anticipated by maritime industry, in particular by Baltic ports and (2) How port adaptation strategies are tied into Baltic local and energy contexts. Addressing these questions highlights the role of polycentricity in shipping governance and explains how the same universal international regulations can produce varying patterns of governance. The paper concludes that policy-making shall take an account of the fact that the globalized shipping industry is nevertheless locally and sectorally embedded.Peer reviewe
    corecore