29 research outputs found

    Perancangan Alat Bantu untuk Proses Pewarnaan Rooster

    Full text link
    PT. Sumbertaman Keramika Industri merupakan Perusahaan yang bergerak di industri keramik. Perusahaan ini terletak di Jalan Lumajang Km 5, Probolinggo. Dalam USAhanya untuk dapat semakin berkembang, Perusahaan ini berusaha untuk meningkatkan Kenyamanan, dan kemudahan bagi pekerja. Selama ini, kondisi kerja yang ada kurang dapat memuaskan pekerja. Dari analisis yang dilakukan terhadap kuesioner nordic body map, dan data lain seperti data denyut jantung pekerja serta waktu proses yang digunakan, maka dapat ditemukan permasalahan-permasalahan dalam Perusahaan sehingga dapat dirancang perbaikan untuk pekerja dengan harapan selama bekerja, pekerja merasa nyaman, dan hasil kerja menjadi lebih optimal. Ratarata waktu proses sebelum perbaikan adalah 5,07 menit, setelah perbaikan rata-rata proses menjadi 4,006 menit. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan alat bantu untuk proses pewarnaan ini juga untuk mengurangi bagian-bagian tubuh pekerja yang mengalami keluhan. Sebelum perbaikan bagian-bagian tubuh yang sakit antara lain: bahu kanan, siku kanan, tangan kanan, dan jari kanan dengan intensitas sering, dan selalu. Setelah dilakukan proses perbaikan bagian tubuh yang mengalami keluhan berkurang menjadi bahu kanan, tangan kanan, dan jari tangan kanan dengan intensitas kadang-kadang. Pekerja yang semula hanya mampu menyelesaikan 75 unit dalam 1 hari setelah dilakukan perbaikan pekerja mampu menyelesaikan 95 unit dalam 1 hari

    Perancangan Usulan Tata Letak Gudang Bahan Baku Penunjang di PT. Multi Manao Indonesia

    Full text link
    PT. Multi Manao Indonesia adalah sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang ekspor furniture. Sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang furniture membutuhkan bahan baku penunjang yang beraneka macam. Oleh karena itu gudang bahan baku penunjang tersebut perlu dilakukan penataan agar proses mencari bahan baku yang diminta menjadi lebih mudah. Perbaikan tata letak gudang ini membutuhkan data permintaan, penempatan pada layout awal, dan kebutuhan luas. Untuk merancang tata letak yang baru digunakan prinsip kesamaan (similarity) dan keseringan (popularity). Bahan baku penunjang yang memiliki kesamaan jenis dikelompokkan menjadi satu kelompok. Bahan baku penunjang yang memiliki frekuensi pengambilan besar diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau. Dari hasil perhitungan kebutuhan luas diperoleh perbandingan antara tata letak awal dan usulan adalah penambahan pemakaian kebutuhan luas gudang sampai 12,39%. Penempatan bahan baku penunjang pada tata letak awal berdasarkan kategori jarak tempuh dan frekuensi pengambilan diperoleh penambahan sebesar 4,75% dari bahan baku penunjang keseluruhan pada kategori dekat, pengurangan sebanyak 7,30% dari bahan baku penunjang keseluruhan pada kategori sedang dan penambahan 2,55% dari bahan baku penunjang keseluruhan pada kategori jauh. Secara keseluruhan jarak tempuh pada tata letak usulan untuk proses pengambilan bahan baku penunjang berkurang sebesar 4,77% dari jarak tempuh pada tata letak awal. Untuk mendukung perencanaan tata letak gudang maka dibandingkan antara tata letak awal dan usulan berdasarkan prinsip kesamaan (similarity) dan keseringan (popularity)

    Optimalisasi Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Beban Lentur Genteng Beton dengan Metode Response Surface

    Get PDF
    Genteng beton adalah unsur bangunan yang digunakan untuk atap yang terbuat dari campuran merata antara semen portland, agregat dan air dengan atau tanpa menggunakan pigmen. Produk Genteng di UD X menggunakan bahan baku fly ash yang memiliki keuntungan dapat meningkatkan kekuatan genteng beton. Namun penggunaan fly ash perlu dipertimbangkan kembali karena termasuk dalam Bahan Berbahaya dan Beracun sehingga pengelolaannya memerlukan ijin dan pengawasan khusus. Langkah menghilangkan penggunaan fly ash memerlukan seting parameter ulang untuk komposisi pasir, semen, dan kapur mill terhadap beban lentur genteng beton yang dioptimalkan menggunakan response surface method. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kombinasi level Pasir : Semen : Kapur Mill:Air dengan perbandingan 45 : 32 : 9 :14 akan menghasilkan nilai respon beban lentur sebesar 265.7 Kg. Model optimum antara faktor-faktor yang mempengaruhi nilai beban lentur adalah sebagai berikut : Y = 257.269 + 7.571X1 + 15.852 X2 – 14.580 X1 2 – 7.718 X2 2 – 3.430 X1X

    A Tick from a Prehistoric Arizona Coprolite

    Get PDF
    Ticks have never been reported in archaeological analyses. Here, we present the discovery of a tick from a coprolite excavated from Antelope Cave in extreme northwest Arizona. Dietary analysis indicates that the coprolite has a human origin. This archaeological occupation is associated with the Ancestral Pueblo culture (Anasazi). This discovery supports previous hypotheses that ticks were a potential source of disease and that ectoparasites were eaten by ancient people

    Perancangan Alat Bantu untuk Proses Pewarnaan Rooster

    Get PDF
    PT. Sumbertaman Keramika Industri merupakan perusahaan yang bergerak di industri keramik. Perusahaan ini terletak di Jalan Lumajang Km 5, Probolinggo. Dalam usahanya untuk dapat semakin berkembang, perusahaan ini berusaha untuk meningkatkan kenyamanan, dan kemudahan bagi pekerja. Selama ini, kondisi kerja yang ada kurang dapat memuaskan pekerja. Dari analisis yang dilakukan terhadap kuesioner nordic body map, dan data lain seperti data denyut jantung pekerja serta waktu proses yang digunakan, maka dapat ditemukan permasalahan-permasalahan dalam perusahaan sehingga dapat dirancang perbaikan untuk pekerja dengan harapan selama bekerja, pekerja merasa nyaman, dan hasil kerja menjadi lebih optimal. Ratarata waktu proses sebelum perbaikan adalah 5,07 menit, setelah perbaikan rata-rata proses menjadi 4,006 menit. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan alat bantu untuk proses pewarnaan ini juga untuk mengurangi bagian-bagian tubuh pekerja yang mengalami keluhan. Sebelum perbaikan bagian-bagian tubuh yang sakit antara lain: bahu kanan, siku kanan, tangan kanan, dan jari kanan dengan intensitas sering, dan selalu. Setelah dilakukan proses perbaikan bagian tubuh yang mengalami keluhan berkurang menjadi bahu kanan, tangan kanan, dan jari tangan kanan dengan intensitas kadang-kadang. Pekerja yang semula hanya mampu menyelesaikan 75 unit dalam 1 hari setelah dilakukan perbaikan pekerja mampu menyelesaikan 95 unit dalam 1 hari

    Animal helminths in human archaeological remains: a review of zoonoses in the past

    Full text link

    A Tick From a Prehistoric Arizona Coprolite (Galley Proofs)

    Get PDF
    Ticks have never been reported in archaeological analyses. Here, we present the discovery of a tick from a coprolite excavated from Antelope Cave in extreme northwest Arizona. Dietary analysis indicates that the coprolite has a human origin. This archaeological occupation is associated with the Ancestral Pueblo culture (Anasazi). This discovery supports previous hypotheses that ticks were a potential source of disease and that ectoparasites were eaten by ancient people

    The Finding of \u3ci\u3eEchinostoma\u3c/i\u3e (Trematoda: Digenea) and Hookworm Eggs in Coprolites Collected From a Brazilian Mummified Body Dated 600–1,200 Years Before Present

    Get PDF
    The identification of parasites from ancient cultures expands our list of parasites infective to extant humans. A partially mummified human body from the archeological site of Lapa do Boquete, Minas Gerais State, Brazil, was recently discovered. It was interred between 600 and 1,200 yr ago. Dietary analysis showed that the mummified body was from a society that had a mixed subsistence of agriculture and gathering of wild foods. Coprolites from the body contained numerous helminth eggs. The eggs were identified as those of Echinostoma sp. and hookworm. Hookworm infection in pre-Columbian populations is already established, but this is the first evidence of Echinostoma sp. eggs found in human coprolites. The diagnosis of a true infection, as opposed to false parasitism, is discussed. The possibility of Echinostoma ilocanum infection is discussed, as this is a common species found in humans in the Asiatic region, which could have been introduced in South America in the pre-Columbian period. Alternative possibilities are also considered, including indigenous Brazilian Echinostoma species
    corecore