105 research outputs found

    Adding Up the Arts: The Great Recession and the Public-Private Debate in the Funding of America\u27s Art and Art Museums

    Get PDF
    The Great Recession dramatically reframed the debate on funding for the arts from a social one to a fiscal one. Instead of social ideology, economics came to the forefront; and fiscal conservatives replaced social conservatives as the loudest voice criticizing government funding for the arts. Under the shadow of an expanding government and staggering national debt, both supporters and critics argue in terms of the economic costs and benefits that the arts impose. These arguments against public funding for the arts are multi-tiered. Critics contend that the government arts agencies are ineffective, that federal arts funding is inefficient, and that government funding as a whole is an unjustified overreach of government. Fiscal conservatives also argue that private philanthropy is sufficient to sustain the arts independently without government involvement. But because public and private funding for the arts respond to recessionary impacts so differently and decreases in private philanthropy impact the arts disproportionately, public arts funding is absolutely justified on an economic basis. With the inclusion of social and political considerations, however, the final conclusion is that neither private nor public funding can or should independently provide a complete solution to the issue

    Peran Penting Perancangan Interior pada Store Based Retail

    Full text link
    Retail business is one of the most dynamic industries that is influenced by social and economic condition of the people, demography and change of life style. No wonder better economical development will cause more shopping centres spread rapidly. In such competitive condition, retailers shall be able to apply proper retail strategies. One of the strategies that may be applied is to plan the proper store interior design. New form and style and creative ideas of the physical condition of stores that may make customers shop conveniently in a store should be taken into consideration. In customers perspective sore atmosphere strongly affects the image of a store and may stimulate customers to enter the store, and then it can be followed by further interaction up to the process of buying

    PERANCANGAN FASILITAS GEDUNG SMPN 3 PETERONGAN JOMBANG DENGAN PENDEKATAN STIMULUS-RESPONSE OLEH SKEMA STUDIO

    Get PDF
    Artikel ini berisi tentang rancangan desain interior fasilitas umum SMP Negeri 3 Peterongan yang berlokasi di Jombang. Sebagai sebuah sekolah dengan latar belakang pondok pesantren maka kaidah-kaidah Agama Islam tercermin di setiap kegiatan pembelajaran maupun aktivitas di dalam sekolah sehingga siswa-siswi dibentuk tidak hanya dari segi akademis saja namun juga dibentuk dalam hal kerohanian guna membentuk pribadi yang cerdas, agamis, berakhlak mulia. SMP Negeri 3 Peterongan juga ditunjuk sebagai sekolah Adiwiyata sehingga banyak terdapat fasilitas area terbuka hijau untuk mengakomodasi berbagai kegiatan yang menunjang sebagai sekolah Adiwiyata. Hal ini yang digunakan oleh Skema Studio sebagai tolok ukur dalam mendesain SMP Negeri 3 Peterongan dengan memperhatikan setiap kegiatan dan sirkulasi siswa-siswi, guru, maupun staf sekolah agar dapat merancang desain dengan pola sirkulasi yang tepat. Dengan mengangkat desain berbasis enviromental behaviour diharapkan mampu menghadirkan desain dengan nuansa alami

    Representasi Pengalaman Spasial di Media Sosial Instagram:: Kasus Koridor Belanja Tradisional Malioboro Yogyakarta

    Get PDF
    This research aimed to examine the representation of a sense of place for a traditional shopping place on social media, both in the form of visual and narrative media. The research object was the Malioboro shopping area as represented on social media posts. The theoretical contribution of this research is as a literature review on the representation of sense of place in the Malioboro shopping area, while the practical contribution of this research is as a reference for policymakers or the government in formulating the development policy of traditional shopping streets on social media. This research was qualitative in nature, with Instagram as the data source. All posts and videos with captions were analyzed to explore the Malioboro Corridor’s physical attributes, social activities, and shared meaning. In conclusion, the three dimensions of a sense of place regarding the local conditions were presented in Instagram content..Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi sense of place koridor   dalam media sosial baik dalam bentuk visual dan narasi. Obyek penelitian adalah kawasan belanja Malioboro dalam tayangan media sosial. Adapun penelitian ini akan memberikan manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis yang akan diperoleh adalah akan memberikan peran sebagai literatur mengenai representasi sense of place Koridor Belanja Malioboro pada media sosial. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini dapat berguna bagi penentu kebijakan atau pemerintah dalam melakukan saran pengembangan traditional shopping street pada media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data media sosial Instagram. Tayangan gambar dan video beserta deskripsinya dianalisis secara mendetail untuk mendapatkan atribut fisik, aktivitas sosial, makna personal dan kolektif yang terdapat pada Koridor Malioboro. Penelitian ini menyimpulkan dimensi-dimensi sense of place telah direpresentasikan dalam konten Instragram

    Pengembangan dan Pemberdayaan Batik Artisan Disabilitas Topeng Malangan Untuk Praktik Keberlanjutan Fashion

    Get PDF
    Berbagai permasalahan di industri fesyen global dan Indonesia memerlukan atensi dan tindakan dari masyarakat, yakni permasalahan pengelolaan limbah, urgensi tanggung jawab sosial pada rantai pasokan industri fesyen secara etis, dan pelestarian budaya pada generasi muda untuk mengembangkan kearifan lokal terutama di Indonesia dengan banyak macam dan ragam wastra. Hadirnya organisasi nirlaba fesyen global dan Indonesia berupaya menangani permasalahanpermasalahan ini dengan bekerja sama mengangkat konsep keberlanjutan fesyen. UNESCO memformulasikan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) melalui United Nations General Assembly pada 2015 yang juga dapat diaplikasikan untuk praktik keberlanjutan fesyen. Mengacu pada 17 sasaran tujuan dari SDGs terdapat hal terkait kesetaraan gender dan mengurangi ketidaksetaraan terlihat pada artisan batik atau tenun di Indonesia. Seperti artisan batik disabilitas Topeng Malangan di Desa Bareng, Kota Malang adalah para pemuda yang masih mengenyam pendidikan di sekolah berkebutuhan khusus melakukan aktivitas membatik sebagai tambahan keahlian. Namun, belum adanya pengembangan spesifik untuk mereka agar dapat memiliki keahlian dan keterampilan menjadi mandiri. Solusinya dengan memberikan pengetahuan baru yaitu pengenalan praktik keberlanjutan fesyen, pengembangan motif batik topeng dan mencapai tujuan disability inclusion serta kesetaraan gender. Pengembangan dan pemberdayaan ini diharapkan dapat memberikan panutan bagi pelaku industri fesyen lainnya agar dapat memberikan kesempatan kewirausahaan kepada artisan penyandang disabilitas

    PERANCANGAN INTERIOR PUSAT OLEH-OLEH DENGAN MENGADOPSI BUDAYA PAPUA OLEH CELINE INTERIOR DESIGN

    Get PDF
    Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Proyek Interior Pusat Oleh-oleh Khas Papua dengan Mengadopsi Budaya Papua oleh Celine Interior Design” berisi tentang rancangan desain arsitektur dan interior sebuah toko oleh-oleh khas Papua dengan pendalaman sense of place yang berlokasi di Manokwari Barat tepatnya di Jl.Jendral Sudirman no.100, Padarni, Manokwari Barat, Kota Manokwari, Papua Barat. Perancangan interior pusat oleh-oleh Papua dengan pendekatan sense of place ini bertujuan untuk menghadirkan interior yang memberikan pengalaman berbeda kepada pengunjung dengan keunikan, nilai-nilai, dan karakteristik khas Papua serta menciptakan lingkungan yang dapat memberikan ikatan emosional terhadap pengunjung atau rasa keterhubungan dengan tempat tersebut. Ruang interior ini akan menjadi sebuah perwujudan dari budaya Papua dengan penerapan elemen-elemen desain termasuk penggunaan motif tradisional, serta penggunaan material alami seperti kayu dan jerami. Pusat oleh-oleh khas Papua ini sebelumnya merupakan toko roti abon gulung yang kemudian ingin melebarkan bisnisnya menjadi pusat oleh-oleh khas Papua pertama di Manokwari. Metode perancangan menggunakan pendekatan desain sense of place yang akan berdampak pada desain secara umum. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan pengamatan terhadap elemen fisik pada potensi site. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan sense of place Papua melalui penjabaran dalam unsur fisik dan sosial pada rancangan interior pusat oleh-oleh Papua, sehingga akan menciptakan harmoni antara budaya dan alamnya

    PERANCANGAN PROYEK INTERIOR SMART SCHOOL DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI BANGUNAN OLEH MOKTIKANANA INTERIOR ARCHITECTURE

    Get PDF
    Fokus pada penilitian ini adalah perancangan interior sekolah menggunakan pendekatan psikologi bangunan, dimana tujuannya selain mendesain ruangan yang memiliki nilai estetika dan kenyamanan juga dapat memberikan efek stimulus yang positif bagi pengguna dan objek penelitan ini. Perancangan interior smart school dengan pendekatan psikologi bangunan merupakan inovasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mengutamakan kesejahteraan psikologis dan perkembangan optimal bagi siswa. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan analisis, pengumpulan data dan studi literatur. Hasil yang didapatkan adalah sebuah konsep ruang dengan menggunakan tren masa kini yaitu 21st Century Learning Experience dimana tidak lagi terpaku pada sistem belajar mengajar “teacher-centered” karena perkembangan edukasi yang kompleks zaman sekarang. 21st Century Learning Experience merupakan tren sistem belajar mengajar yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri, pengajaran dan pembelajaran kolaboratif, media sosial dan permainan untuk pembelajaran. 21st Century Learning Experience juga mencakup seputar sistem mengajar, sistem belajar dan ruang kelas yang terbagi menjadi enam poin utama yang dapat diaplikasikan ke ruang sekolah, yaitu diantaranya (1) collaborative spaces, (2) flexible furnishings, (3) natural lighting, (4) bright colors, (5) tech integration dan (6) hands-on learning. Keenam poin ini dapat menstimulus perilaku belajar yang aktif, kolaboratif dan perilaku positif lainnya seperti meminimalisir curang, stres bahkan kegiatan belajar mengajar yang lebih komunikatif. Selain itu diharapkan juga dapat membentuk rasa keterikatan penggunanya terhadap bangunan

    PERANCANGAN SENSE OF PLACE PROYEK RUMAH KULINER TRADISIONAL MODERN KHAS PONOROGO

    Get PDF
    Dengan adanya riset analisa lingkungan bisnis yang mencakup Industry Forces, Market Forces, Key Trends, serta Macro Economic Forces, maka terdapatlah peluang dan permasalahan yang dihadapi dalam mendirikan usaha. Didirikannya usaha Rumah Kuliner Ponorogo dengan pendekatan sense of place merupakan bentuk dari jawaban permasalahan akan efisiensi dan kelayakan untuk mendapat produk serta fasilitas kuliner khas Ponorogo yang memadai. Hal ini juga tidak lepas dari bentuk solusi akan adanya pandemi yang berlangsung secara global. Tidak hanya menyediakan fasilitas untuk mendapatkan produk kuliner, usaha ini juga dilengkapi dengan penyediaan toko oleh-oleh yang menjual produk kerajinan lokal warga setempat untuk membantu UMKM warga. Proyek Rumah Kuliner Ponorogo merupakan sebuah proyek perancangan fasilitas kuliner yang menawarkan sebuah tempat dengan suasana tradisional yang dikombinasikan dengan suasana modern yang mengikuti tren, namun tetap memiliki ciri khas Ponorogo. Mengingat semakin berkembangnya usaha kuliner dengan suasana café yang modern, harapannya fasilitas kuliner ini dapat tetap mengikuti tren dengan menunjukkan suasana Ponorogo tersendiri yang melekat bagi pengunjungnya. Penerapan konsep dalam Rumah Kuliner Ponorogo terlihat pada tatanan masa bangunan yang diadaptasi dari rumah tradisional Jawa. Ciri khas Ponorogo sendiri terlihat pada ruang interior restoran, seperti adanya dinding mural dengan tokoh-tokoh dalam cerita tari reog, ornament dan dekorasi burung merak yang merupakan bagian dari ikon reog, serta penerapan material mentah seperti kayu, batu bata merah, dan acian pada pelingkup bangunan interior

    Entrepreneurial Community and the Unique Marketing Mix As Social Factors that Create Sense of Place in Lok Baintan Floating Market

    Get PDF
    This study was aimed at exploring the conditions of people with an entrepreneurial spirit or entrepreneurial community, precisely located in Lok Baintan Floating Market. Entrepreneurial community in this Floating Market has a distinctive character which gives color to market existence in term of shaping forming sense of place for the tourism area in Banjarmasin, Borneo. Method used in this study was exploratory qualitative, where the data was obtained from interviewing the head of the local community group, traders, tourists, and local government. The study showed that the Floating Market is distinct not only by its product-based characteristic but also by its service-based in marketing the products, among others, product uniqueness (unique merchandise commodities), price (price and bargaining process), place (located in a river corridor), promotion (a unique way of promotion for both sellers and government support), people (sellers’ ethnicity, lifestyle, and speech style), and physical aspect (selling and buying location in a riverboat which is unique and has a memorable impression). Keywords: Sense of place; Entrepreneurial Community; Marketing Mi
    • …
    corecore