24 research outputs found

    EVALUATION PAVEMENT DISTRESSES USING PAVEMENT CONDITION INDEX

    Get PDF
    Pavement deterioration is resulted by both environmental and structural causes. It is difficult to maintain the road on the same specification that was owned at the opening and problems start to appear represented in the pavement cracks, holes and undulations and so on. Recognizing defects and understanding their causes helps us rate pavement condition and select cost-effective repairs. Periodic inspection is necessary to provide current and useful evaluation data. It is recommended that ratings be updated every year. Maintenance is an essential practice in providing for the long-term performance and the esthetic appearance of an asphalt pavement. The purpose of pavement maintenance is to correct deficiencies caused by distresses and to protect the pavement from further damage. A condition rating of the pavement will help determine what pavement maintenance technique is necessary. A methodology was proposed to investigate the pavement condition; this study focuses on flexible pavement. A manual survey is performed following ASTM D 6433. The pavement is divided into sections. Each section is divided into sample units. The type and severity of sample distress is assessed by visual inspection of the pavement sample units and the quantity of each distress is measured. Typically, this procedure requires a team of at least two engineers. The pavement evaluation results from the manual PCI survey revealed that all sections of road were fair condition. Considered the section of road that surveyed, describing the condition pavement of the all road. The pavement that has been studied at Koums area would seem to require maintenance. Thick overlay (sometimes called surface treating) is needed in a comprehensive pavement

    HUBUNGAN UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA CIREBON

    Get PDF
    Pertambahan jumlah kendaraan bermotor dan peningkatan angka kecelakaan merupakan permasalahan yang perlu dilakukan suatu penelitian. Selain itu pengkajian terhadap tingkat hubungan antara uji berkala kendaraan dengan kecelakaan lalu lintas perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kejadian dan mengendalikan tingkat kecelakaan lalu lintas di Kota Cirebon. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas dan tingkat hubungan antara faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas dengan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kendaraan bermotor wajib uji di Kota Cirebon terutama faktor kondisi teknis dan laik jalan kendaraan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian berdasarkan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara uji berkala kendaraan bermotor dengan kecelakaan lalu lintas di Kota Cirebon (deskriptif korelasi). Kecelakaan lalu lintas di Kota Cirebon selama tahun 2008-2012 terdapat sebanyak 487 kejadian yang disebabkan oleh 111 kendaraan bermotor wajib uji dan 376 kendaraan bermotor tidak wajib uji. Karakteristik kecelakaan setiap tahun cenderung mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Prosentase faktor kondisi teknis dan laik jalan kendaraan bermotor sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas pada kendaraan bermotor wajib uji (22,52%) lebih tinggi daripada kendaraan bermotor tidak wajib uji (20,74%). Prosentase kendaraan bermotor wajib uji yang tidak melakukan uji berkala (31,64%) cukup tinggi dan hampir setengah dari prosentase kendaraan bermotor wajib uji yang diuji berkala (68,36%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor sebagai salah satu bentuk pengawasan terhadap keamanan dan keselamatan transportasi jalan secara teknis terhadap pengoperasian sarana angkutan penumpang umum dan angkutan barang di jalan relatif belum dilaksanakan secara maksimal, baik melalui sosialisasi terhadap pemilik dan pengemudi kendaraaan bermotor maupun upaya yang berkaitan dengan transportasi jalan yang berkeselamatan. Tingkat hubungan antara faktor kondisi teknis dan laik jalan kendaraan bermotor sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas dengan kecelakaan lalu lintas pada kendaraan bermotor wajib uji sebesar 2,583 kali daripada kendaraan bermotor tidak wajib uji sehingga menunjukkan bahwa kinerja sistem uji berkala kendaraan bermotor relatif belum dilakukan secara efektif dalam upaya mengurangi kejadian kecelakaan lalu lintas dan mengendalikan tingkat kecelakaan lalu lintas di Kota Cirebon

    Analisis Kinerja Simpang Dan Ruas Jalan Di Kawasan Jalan Pahlawan, Kota Bandung

    Full text link
    Kebutuhan manusia saat ini semakin meningkat mengikuti perkembangan zaman. Akibatnya, tingkat mobilisasi dan kebutuhan transportasi guna memenuhi kebutuhan tersebut juga mengalami peningkatan. Hal ini mendorong ketersediaan prasarana transportasi yang baik menjadi sebuah keharusan, terutama di kota-kota besar, seperti Kota Bandung. Saat ini, kemacetan dan antrian kendaraan terlihat semakin parah di beberapa titik, terutama di jalan akses masuk dan keluar Kota Bandung, seperti kawasan Jalan Pahlawan. Di kawasan ini terdapat simpang yang menjadi salah satu titik rawan kemacetan, yaitu Simpang Pahlawan. Simpang ini mempengaruhi simpang yang ada di sekitarnya, yakni Pertigaan Brig J. Katamaso dan Perempatan Cisokan.Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja simpang; Simpang Pahlawan, Pertigaan Brig J. Katamso, Perempatan Cisokan dan ruas jalan; Jalan Pahlawan, Jalan Surapati, Jalan PH. H. Mustofa, Jalan Brig J. Katamso, Jalan Cisokan, Jalan Terusan Cisokan. Selain itu, untuk mengembangkan alternatif solusi peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau. Langkah-langkah kerja meliputi; persiapan dan pengamatan pendahuluan, identifikasi masalah, survei dan pengumpulan data, analisis data kondisi eksisting, dan pengembangan alternatif solusi peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan.Kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan tinjauan pada kondisi eksisting tergolong buruk. Nilai derajat kejenuhan kondisi eksisting; ruas Jalan Brig J. Katamso 1,17, Perempatan Cisokan 1,381, Pertigaan Brig J. Katamso 1,372, Simpang Pahlawan berkisar 0,781 – 1,429. Kinerja dan tingkat pelayanan Simpang Pahlawan masih kurang baik meskipun dilakukan optimasi sinyal dengan pengaturan-empat fase, dengan nilai derajat kejenuhan berkisar 0,912 – 0,915.Efektifitas tiap skenario terhadap kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau, dilihat dari nilai derajat kejenuhan:- Skenario 1, yaitu skenario one way di Jalan Brig J. Katamso, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 0,66, Perempatan Cisokan menjadi 0,85, Pertigaan Brig J. Katamso menjadi 0,303. Akan tetapi, kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Surapati, Jalan PH. H. Mustofa, dan Simpang Pahlawan masih buruk.- *Penulis Penanggung Jawab Skenario 2, yaitu pelebaran ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 12 m, pada pendekat Jalan Cisokan sebesar 1.8 m, pada pendekat Jalan Pahlawan (Selatan) sebesar 2.5 m disertai pengaturan dengan APILL di Perempatan Cisokan dan Pertigaan Brig J. Katamso, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 0,66, Perempatan Cisokan berkisar 0,757 – 0,793, Pertigaan Brig J. Katamso berkisar 0,687 – 0,721. Akan tetapi, nilai derajat kejenuhan Simpang Pahlawan masih berkisar 0,800 – 0,890.- Skenario 3, yaitu seperti Skenario 2 ditambah dengan pengadaan overpass melintang pendekat Jalan Surapati dan Jalan PH. H. Mustofa disertai pelebaran ruas jalan tersebut menjadi 15 m, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan di semua simpang dan ruas jalan yang ditinjau. Nilai derajat kejenuhan yang diperoleh dengan skenario ini tidak melebihi batas yang disyaratkan (≀ 0,85), yakni berkisar 0,687 – 0,799.Berdasarkan rekapitulasi hasil evaluasi dan analisis, Skenario 3 dipilih menjadi skenario terbaik untuk peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau. Dengan demikian, untuk tercapainya kinerja dan tingkat pelayanan lokasi tinjauan yang lebih baik adalah dengan merealisasikan Skenario 3.Kebutuhan manusia saat ini semakin meningkat mengikuti perkembangan zaman. Akibatnya, tingkat mobilisasi dan kebutuhan transportasi guna memenuhi kebutuhan tersebut juga mengalami peningkatan. Hal ini mendorong ketersediaan prasarana transportasi yang baik menjadi sebuah keharusan, terutama di kota-kota besar, seperti Kota Bandung. Saat ini, kemacetan dan antrian kendaraan terlihat semakin parah di beberapa titik, terutama di jalan akses masuk dan keluar Kota Bandung, seperti kawasan Jalan Pahlawan. Di kawasan ini terdapat simpang yang menjadi salah satu titik rawan kemacetan, yaitu Simpang Pahlawan. Simpang ini mempengaruhi simpang yang ada di sekitarnya, yakni Pertigaan Brig J. Katamaso dan Perempatan Cisokan.Tugas Akhir ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja simpang; Simpang Pahlawan, Pertigaan Brig J. Katamso, Perempatan Cisokan dan ruas jalan; Jalan Pahlawan, Jalan Surapati, Jalan PH. H. Mustofa, Jalan Brig J. Katamso, Jalan Cisokan, Jalan Terusan Cisokan. Selain itu, untuk mengembangkan alternatif solusi peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau. Langkah-langkah kerja meliputi; persiapan dan pengamatan pendahuluan, identifikasi masalah, survei dan pengumpulan data, analisis data kondisi eksisting, dan pengembangan alternatif solusi peningkatan kinerja dan tingkat pelayanan.Kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan tinjauan pada kondisi eksisting tergolong buruk. Nilai derajat kejenuhan kondisi eksisting; ruas Jalan Brig J. Katamso 1,17, Perempatan Cisokan 1,381, Pertigaan Brig J. Katamso 1,372, Simpang Pahlawan berkisar 0,781 – 1,429. Kinerja dan tingkat pelayanan Simpang Pahlawan masih kurang baik meskipun dilakukan optimasi sinyal dengan pengaturan-empat fase, dengan nilai derajat kejenuhan berkisar 0,912 – 0,915.Efektifitas tiap skenario terhadap kinerja dan tingkat pelayanan simpang dan ruas jalan yang ditinjau, dilihat dari nilai derajat kejenuhan:- Skenario 1, yaitu skenario one way di Jalan Brig J. Katamso, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 0,66, Perempatan Cisokan menjadi 0,85, Pertigaan Brig J. Katamso menjadi 0,303. Akan tetapi, kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Surapati, Jalan PH. H. Mustofa, dan Simpang Pahlawan masih buruk.*Penulis Penanggung Jawab Skenario 2, yaitu pelebaran ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 12 m, pada pendekat Jalan Cisokan sebesar 1.8 m, pada pendekat Jalan Pahlawan (Selatan) sebesar 2.5 m disertai pengaturan dengan APILL di Perempatan Cisokan dan Pertigaan Brig J. Katamso, dapat meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan ruas Jalan Brig J. Katamso menjadi 0,66, Perempatan Cisokan berkisar 0,757 – 0,793, Pertigaan Brig

    Perancangan Ruas Jalan Akses Ke Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas

    Full text link
    Pelindo III in 2015 was to improve the infrastructure in the port of Tanjung Emas in order to enhance the activities of loading and unloading of goods export import, as appropriate based RIP (Port Master Plan) Tanjung Emas Semarang in 2030, as well as to support ARTG. RIP in accordance with the construction of road access to the container terminal is a top priority for improving the infrastructure in ports of Tanjung Emas. Segment planned access road will have to be in the area of container terminal. Planning the access road to the container terminal is planned by the method of Britsh Standard and Highways with a path length of 925 m, which starts from STA 0 + 000 who are on the road coster port of Tanjung Emas and ends at STA 0 + 925 is the area CY1 (Countainer Yard 1) container terminal. Planned traffic lanes 2 lanes one way, without the median, without the shoulder of the road, a width of the road 10 m, side channel 1 m, with a design speed of 60 km/h

    Analisa Kelayakan Pembangunan Jalan Tol Pemalang Batang

    Full text link
    Pemalang – Batang Toll Road construction has been delayed due to land acquisition problems. It would require second feasibility analysis to the present conditions. Methodologies used include : performance evaluation of Pantura using MKJI 1997, analysis of traffic diverted to the toll road using diversion curve, economic feasibility in term of VOC saving, time saving and cost of accident saving; financial feasibility in term of NPV, BCR, IRR, payback period and NPV=0; and sensitivity analysis in term of reduction income, interest rate changes in toll rates, early year income and increase in investment cost. Pemalang – Batang Toll Road economically feasible. VOC saving for category I Rp 23,49; category IIA Rp 39.237,66 and category IIB Rp 52.518,90. Time saving for category I 27.98 minutes, category IIA 45.745 minutes, and category IIB 63.02 minutes. Accident cost can be saved Rp 43.363.019,00/year/km. Pemalang – Batang Toll Road also financially feasible with NPV= Rp 4.301.297.387.339,00; BCR= 1.787; IRR= 23.226%; payback period occurred in 8 years 7 months 16 days and NPV=0 occurred in 13 years 7 months 23 days. Results of sensitivity analysis are reduction income at least 44.032%; early year income in 21 years and the increase in investment cost amounted to 78.763%. Changes interest rate in toll rates did not affect the financial feasibility

    Analisis Tarikan Pasar Babadan Ungaran Kab. Semarang Dan Kinerja Lalu Lintas Jalan Sekitar

    Full text link
    Market as an activity zone trips towing zones. Babadan Market located at Jalan Sudirman, where the market activity zone Babadan Ungaran generate visitor attraction and trip generation in the form of a private car and public transport resulting in congestion. This condition should be corrected in order to get the convenience of shopping at Babadan traditional market and smooth flow of traffic on Soedirman street. For that to know the amount of travel due to the existence of Babadan traditional market. Therefore, we evaluated to determine the performance of Jend. Soedirman street and Raya Baya street with calculations based on the degree of saturation on traffic survey and evaluation of the resistance that occur on the road. Evaluation results show the degree of saturation at Jend. Soedirman street β‰₯ 0.75 so that its necessary treatment. Whereas at Raya Baya street ≀ 0.75 it is still in a safe condition. Planning by reducing the resistance, optimizing pedestrian bridge, reviewing u - turn, and the control of bus bay

    Penerapan Lajur Khusus Sepeda Motor Pada Ruas Jalan Brigjend Sudiarto Semarang

    Full text link
    The high growth of motorcycle on Brigjend Sudiarto Street reaches 2,8% per year and also the proportion of motorcycles that reach more than 50% in the composition of traffic on that street. These conditions decrease the traffic performance, causing accidents and reducing velocity space. The accident rate on these sections is increasing from year to year. One of many strategies to improve traffic performance is by motorcycle lane application. The results of the Q/C analysis on the existing segment one reaches 0.87 and 1.14 for segment 2. Application of motorcycle lane done by widening the road by 1 meter at segment 1 and 2 meters for segment 2. Beside that, in the morning and evening are enforced tidal flow system. Based on the analysis of the motorcycle lane implementation, road performance is improved, shown by the degree of saturation of segment 1 for motorcycle lane is less than 0.53 and for other vehicle lane is less than 0.63, while for segment 2, the Q/C value is less than 0.54 and for other vehicle lane is less than 0.72. It was concluded that the application of the motorcycle lane produce a better performance than the existing condition and can be used for short-term treatment. Motorcycle lane are equipped with bus bay to accommodate public transit

    Analisis Faktor Penurunan Tanah Terhadap Kinerja Automated Rubber Tyred Gantry Pada Terminal Peti Kemas Semarang

    Full text link
    Penurunan tanah yang terjadi di Terminal Peti Kemas Semarang, khususnya pada Container Yard 05 tempat Automated Rubber Tyred Gantry beroperasi menyebabkan sistem operasi ARTG terganggu. Hal tersebut dikarenakan penurunan tanah menyebabkan kemiringan pada ARTG pad. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah untuk memprediksi kapan kemiringan ARTG pad pada tiap blok melewati batas toleransi supaya segera dilakukan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan perhitungan konsolidasi, penurunan tanah pada Container Yard 05 seharusnya berhenti pada 300 sampai 360 hari setelah pekerjaan reklamasi selesai. Namun saat dilakukan pengukuran lapangan di bulan Agustus 2016 dan Maret 2017 masih terdapat penurunan tanah. Berdasarkan data pengukuran lapangan yang ada, dilakukan pendekatan berupa persamaan linear untuk memprediksi kapan masing-masing blok pelayanan ARTG sistemnya terganggu. Diprediksi Blok C akan terganggu sistemnya paling awal, yaitu pada bulan Maret 2017. Blok D akan terganggu sistemnya pada September 2017, kemudian pada bulan Februari 2018, Blok F sistemnya terganggu. Sistem Blok G akan terganggu di bulan April 2018, sedangkan sistem pada blok E diprediksi akan terganggu paling akhir yaitu bulan Juni 2019. Saran yang dapat diberikan ialah saat proses reklamasi, sebelum area reklamasi diberikan perkerasan, derajat konsolidasinya sudah harus mencapai atau mendekati 90%. Dengan demikian tanah yang ditimbun akan lebih stabil saat mulai diberikan beban operasional. Untuk blok yang sistemnya akan terganggu, dapat dilakukan pekerjaan leveling
    corecore